Sinta Nuriyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(25 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Multiple issues|{{resume}}{{primary source}}{{refimprove}}}}{{Infobox officeholder
{{Infobox Officeholder
|name = Sinta Nuriyah
|image = Sinta Nuriyah during the International Conference on Feminism, 2016-09-23 02.jpg
Baris 7:
|order = ke-4
|president = [[Abdurrahman Wahid]]
|vicepresident = [[Megawati Soekarnoputri]]
|term_start = 20 Oktober 1999
|term_end = 23 Juli 2001
|predecessor = [[Hasri Ainun Habibie]]
|successor = [[Taufiq Kiemas]] (sebagai Bapak Negara)
|birth_date = {{Birth date and age|df=yes|1948|3|8}}
|birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Jombang]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]m
|death_date =
|death_place =
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
|spouse = [[Abdurrahman Wahid]]
|relations = [[Wahid Hasyim]] (ayah mertua)<br>[[Salahuddin Wahid]] (adik ipar)
|children = Alissa Qotrunnada <br /> [[Yenny Wahid|Zannuba Ariffah Chafsoh]]<br /> Anita Hayatunnufus<br /> Inayah Wulandari
|parents =
|education = [[Syariat Islam]] (S1) di [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta]]<br />[[Kajian perempuan]] (S2) di [[Universitas Indonesia]]
|alma_mater =
|occupation = {{hlist|[[Aktivis]] pemberdayaan perempuan Islam|penulis|wartawan}}
|profession =
|religion = [[Islam]]
|signature = Sign Sinta Nuriyah.png
|website =
|footnotes =
}}
[[Honoris Causa|Dr. (H.C)]]. [[Doktoranda|Dra.]] [[Hajjah|Hj.]] '''Sinta Nuriyah Wahid''', [[Magister|M.Hum]] ({{lahirmati|[[Jombang]]|8|3|1948}}) adalah [[istri]] dari [[Daftar Presiden Indonesia|Presiden Indonesia keempat]] [[Abdurrahman Wahid]]. Ia menjadi [[Ibu Negara Indonesia]] keempat dari tahun [[1999]] hingga tahun [[2001]].<ref name=":0">[[Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia]]: [http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/family/idx.asp?box=detail_family&from_box=list_family&id_family=6&hlm=1&presiden=gusdur&search_ruas=&search_keyword=&submenu=family&activation_status= Sinta Nuriyah]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{cite book |title=Gender, Islam, and democracy in Indonesia |last=Robinson |first=Kathryn May |page=76 |year=2009 |publisher=[[Taylor & Francis]] |isbn=978-0-415-41583-5 }}</ref> Ia adalah satu-satunya mantan pasangan kepala negara Indonesia yang masih hidup hingga hari ini, setelah meninggalnya Ani Yudhoyono dan pada [[Joko Widodo#Kepresidenan|masa pemerintahan Joko Widodo]] .<ref name=":0" />
 
== Riwayat Hidup ==
Sinta lahir di [[Kabupaten Jombang]] pada tahun 1948 sebagai putri sulung dari 18 bersaudara.<ref name=NYT2017>{{cite news|last1=Emont|first1=Jon|title=A Former First Lady Presses On for a Tolerant, Feminist Islam|url=https://www.nytimes.com/2017/04/07/world/asia/indonesia-transgender-islam-sinta-nuriyah.html|accessdate=14 April 2017|work=[[The New York Times]]|date=8 April 2017|page=A6}}</ref> Ia disekolahkan di pesantren. Pada usia 13 tahun, ia jatuh cinta dengan Wahid, gurunya di pesantren. Karena bapaknya, seorang penulis kaligrafi profesional, enggan menyetujui pernikahan mereka, Wahid pergi menuntut ilmu di luar negeri. Ketika Wahid melamar untuk kedua kalinya dari [[Baghdad]], Sinta menerima dan menikahinya tiga tahun sebelum Wahid pulang ke Indonesia. Kakek Wahid menjadi pengganti mempelai pria dalam upacara pernikahan mereka.<ref name=NYT2017/>
 
Setelah Wahid pulang tahun 1971, barulah mereka meresmikan pernikahan secara hukum. Kemudian Sinta lulus S1 di bidang hukum [[syariah]]. Ia membantu menghidupi keempat anaknya dengan membuat dan menjual permen.<ref name=NYT2017/>
 
Pada tahun 1992, Sinta menjadi korban kecelakaan mobil yang melumpuhkan separuh tubuhnya. Ia menjalani terapi fisik selama satu tahun agar dapat menggerakkan lengannya. Namun sejak saat itu, ia harus beraktivitas menggunakan kursi roda. Ia kemudian melanjutkan S2 di bidang [[kajian perempuan]] di [[Universitas Indonesia]]. Staf universitas membawa Sinta ke lantai empat gedung universitas menggunakan tandu.<ref name=NYT2017/>
 
Sejak suaminya dimakzulkan, Sinta menjadi aktivis pendukung Islam moderat. Ia memulai tradisi buka puasa lintas agama pada bulan [[Ramadan]].<ref>{{cite news|title=Ex-first lady holds ‘sahur’ with marginalized people for RI unity|url=http://www.thejakartapost.com/news/2015/06/29/ex-first-lady-holds-sahur-with-marginalized-people-ri-unity.html|work=[[The Jakarta Post]]|date=29 June 2015}}</ref> Ia memuji keberanian Gubernur DKI Jakarta, [[Basuki Tjahaja Purnama]], dan menyebut bahwa [[poligami]] selama ini tidak adil.<ref name=NYT2017/> [[Banser]] mengamankan setiap kegiatan-kegiatannya karena ia sering mendapat ancaman dari beberapa orang.<ref name=NYT2017/>
Baris 43 ⟶ 42:
* Ibu Negara RI ke 4
* Ketua Yayasan Puan Amal Hayati
* Ketua beberapa organisasi pemberdayaan perempuan Indonesia
* Wartawan
 
== Pendidikan ==
* Sekolah Rakyat (SR) Jombang
* MM (Madrasah Muallimat) Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang
* Strata Satu (S1) Fakultas Syariah [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta|IAIN Sunan Kalijaga]] Yogyakarta
* Strata Dua (S2) Program Kajian Wanita Program Pascasarjana [[Universitas Indonesia]] Jakarta
 
== Pengalaman, aktivitas, dan organisasi ==
* Tenaga pengajar di Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar,Jombang
* Tenaga pengajar di [[Universitas Hasyim Asy'ari|Universitas Hasyim Asy’ari]], Tebuireng, Jombang
* Tenaga Pengajar di [[Universitas Darul 'Ulum|Universitas Darul Ulum]], Rejoso, Jombang
* Jurnalis Majalah Keluarga Zaman tahun 1980-1985
* Wartawan [[Majalah Matra]]
Baris 70 ⟶ 71:
* Forum Kajian Kitab Kuning (FK3): Wajah Baru Relasi Suami-Istri “Telaah Kitab ‘Uqud Al Lujjayn”, (LKiS Yogyakarta: 2001)
 
== Karier dan Perjuanganperjuangan ==
Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid memang telah memiliki pemikiran yang kritis dan perhatian sangat besar terhadap kondisi perempuan di Indonesia sejak remaja. Sejak awal ia telah melihat betapa peran dan kedudukan perempuan masih banyak yang direndahkan, utamanya di komunitas masyarakat Islam. 
 
Shinta Nuriyah melihat adanya penafsiran yang masih bias gender terhadap kondisi perempuan dalam ajaran Agama Islam. Kondisi ini mengakibatkan adanya anggapan di sebagian masyarakat bahwa kedudukan perempuan tidak setara dengan laki-laki. Padahal menurutnya, perempuan adalah tokoh sentral dalam kehidupan umat manusia, karena mengemban tugas suci, melahirkan, dan mendidik anak manusia. Hal ini yang mendorong Shinta Nuriyah pada tahun 2001 mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati, dengan tujuan agar bisa lebih efektif dalam berjuang membela hak dan membebaskan kaum perempuan dari belenggu ketertindasan dan keterbelakangan. Kata ‘Puan’ itu sendiri adalah kepanjangan dari Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
 
Padahal menurutnya, perempuan adalah tokoh sentral dalam kehidupan umat manusia, karena mengemban tugas suci, melahirkan, dan mendidik anak manusia.
 
Hal ini yang mendorong Shinta Nuriyah pada tahun 2001 mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati, dengan tujuan agar bisa lebih efektif dalam berjuang membela hak dan membebaskan kaum perempuan dari belenggu ketertindasan dan keterbelakangan.
 
Kata ‘Puan’ itu sendiri adalah kepanjangan dari Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
 
Meski Shinta Nuriyah berangkat dan memperoleh pendidikan dari Pesantren Tambak Beras, sebagai pesantren yang dihormati dan sangat berpengaruh di Jombang, namun oleh kedua orangtuanya ia dididik untuk berani berpikir terbuka dan kritis. Suatu kondisi yang jarang ditemui di lingkungan pesantren tradisional saat itu.
Baris 91 ⟶ 86:
Shinta Nuriyah yang telah menuntaskan program Pasca Sarjana Studi Kajian Wanita dari [[Universitas Indonesia]] ini, ingin mengedukasi masyarakat bahwa Islam tidak menempatkan kedudukan perempuan dibawah laki-laki, seperti yang selama ini dipersepsikan oleh sebagian masyarakat muslim.
 
Shinta Nuriyah, yang dahulu juga berperan sebagai partner utama diskusi suaminya tentang banyak hal, Almarhum [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]]; meyakini bahwa masalah persamaan gender adalah masalah serius yang perlu mendapat perhatian besar dari kita semua. Hal ini mengingat bahwa perempuan adalah seorang ibu yang menjadi muara/oase dari perjalanan panjang peradaban umat manusia.
 
Hal ini mengingat bahwa perempuan adalah seorang ibu yang menjadi muara/oase dari perjalanan panjang peradaban umat manusia.
 
Menurut ibu dari empat orang anak yang berfikiran progresif ini; perempuan jelas memiliki peran yang tak tergantikan dan sangat terhormat dalam masyarakat, sehingga sudah selayaknya perempuan memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang tidak berbeda dengan laki-laki.
 
== Penghargaan ==
=== Tanda kehormatan ===
 
* [[Berkas:Bintang Republik Indonesia Adipradana rib.svg|55px]] [[Bintang Republik Indonesia Adipradana]] – 2011<ref>{{Cite web|date=10 Agustus 2011|title=Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 1959–sekarang|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|publisher=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2023-09-28|archive-date=2023-08-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20230811152121/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|dead-url=no}}</ref>
* Penghargaan dari The Purnomo Yusgiantoro Center dalam PYC Award 2019 berupa Apreciation: In Recognition of Your Mutual Cooperation with PYC (2019)
* Piagam penghargaan dari [[Kongres Wanita Indonesia]] (Kowani) sebagai Ibu Bangsa (2018)
* Masuk daftar 100 orang tokoh paling berpengaruh di Dunia versi [[Time|Majalah Time]], dalam kategori tokoh pejuang perempuan dan kaum minoritas (2018)
* Memperoleh penghargaan Internasional, sebagai 11 Perempuan Paling Berpengaruh versi Harian [[The New York Times|New York Times]] (2017)
* Piagam Penghargaan dari Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-Pancasila) sebagai Tokoh Penggiat Sosial (2017)
* Piagam Penghargaan dari Menteri Sosial RI sebagai Pelopor Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (GAUN) untuk Penyandang Disabilitas (2015)
* Lifetime Achievement Award dari Media Rakyat Merdeka Online sebagai Pejuang Perempuan dan Kaum Minoritas (2013)
* Penghargaan dari Kakorlantas Polri sebagai Pelopor Keselamatan Lalu Lintas (2013)
* Soka Women's College Comendation of Friendship dari Soka Women's College Universitas Soka sebagai Pejuang Perempuan (2012)
* Bintang Jasa Adipradana dari Negara Republik Indonesia sebagai Pendamping Presiden Abdurrahman Wahid dan Pejuang Kemanusiaan (2011)
 
== Referensi ==
Baris 125 ⟶ 109:
{{Abdurrahman Wahid}}
 
[[Kategori:Tokoh dari Jombang]]
[[Kategori:Pasangan Presiden Indonesia]]
[[Kategori:AbdurrahmanAktivis Wahidhak perempuan Indonesia]]
[[Kategori:TokohAktivis Jawakesetaraan Timurgender Indonesia]]
[[Kategori:Aktivis pemberdayaan perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Feminis Indonesia]]
[[Kategori:Penulis feminis]]
[[Kategori:Penulis wanita Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Alumni IAIN Sunan Kalijaga]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:Tokoh dariNahdlatul JombangUlama]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh perempuandari indonesiaJombang]]
[[Kategori:FeminisAbdurrahman Wahid]]