Pakistan Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{noref}}
{{disputed}}
{{ethnic group|
|image=
|caption=
|group=
|poptime= 40.000-45.000.000
|popplace= [[Medan]], [[Jakarta]], [[Semarang]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], dan [[Surabaya]]
|rels= [[Berkas:Star and Crescent.svg|18px]] [[Islam]]
|langs= Terutama: [[bahasa Gujarati|Gujarati]] • [[bahasa Indonesia|Indonesia]]<br>Juga: [[bahasa Urdu|Urdu]] • [[bahasa Sindhi|Sindhi]] • [[bahasa Punjabi|Punjabi]] • [[bahasa Pashtun|Pashtun]] • [[bahasa Arab|Arab]] • [[daftar bahasa di Indonesia|bahasa daerah]] lainnya di Indonesia Inggris
|related= [[India
}}
'''
== Sejarah Kedatangan ==
Baris 16 ⟶ 18:
Masa ini adalah masa kedatangan para [[datuk]] dari [[Walisongo]] yang dipelopori oleh keluarga besar [[Syekh Jamaluddin Akbar]] dari [[Gujarat]], Ia besama putra-putra ber[[dakwah]] jauh ke seluruh pelosok [[Asia Tenggara]] hingga [[Nusantara]] dengan strategi utama menyebarluaskan [[Islam]] melalui [[pernikahan]] dengan penduduk setempat utamanya dari kalangan istana-istana [[Hindu]].
* '''Tahun 1880-an'''
Pada tahun [[1877]] pelabuhan [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]], [[Jakarta Utara]] mulai dibangun secara [[modern]], selanjutnya KPM (''Koninklijke Paketvaart Maatschappij''), sebuah perusahaan pelayaran [[Belanda]] dioperasikan tahun [[1888]] dengan rute [[Eropa]]–[[Hindia Belanda]], sehingga memungkinkan orang-orang dari [[orang India|India]], [[orang Pakistan|Pakistan]], [[Bangsa Arab|Arab Yaman]] atau [[Bangsa Arab|Arab Mesir]], melakukan [[migrasi]] ke [[Nusantara]] secara berangsur-angsur mulai tahun [[1870]] hingga setelah tahun [[1888]].
Gelombang kedatangan suku Pakistan dengan berbondong-bondong ke [[Nusantara]] sekitar tahun [[1880]]-an. Tidak seperti [[Syeh Jamaluddin Akbar]] dengan strategi menyebarkan agama [[Islam]] dengan menikahi penduduk setempat, pada abad ini strategi menyebarkan [[Islam]] sambil berdagang di [[Nusantara]]. Kaum pendatang ini tidak banyak melakukan [[kawin]] campur dengan penduduk [[pribumi-Nusantara]], tetapi sebagian juga melakukan [[kawin]] campur dengan penduduk [[pribumi-Nusantara]].
Baris 35 ⟶ 37:
Ketika mereka berkomunikasi dengan keluarga dekat bahasa Pakistan masih sering mereka gunakan misalnya nala yang berarti enak, paitan yang berarti pergi dan soru yang artinya makan.<br />
Kamus Bahasa Dialek Khoja :
Enak (Nala), Tidak Enak (Nalailik), Kecil (Korcil), Banyak/Besar (Meto), Buang Air Besar (Maedan), Buang Air Kecil (Maedan Tani), Habis (Pocuk) Uang (Sali), Hutang (Kardan), Makan (Soru), Tidur (Tonggre), Bohong/Menipu (Cempli), Nasi (Arsi), Lapar (Pesgi), Orang (Per), Melihat (Pakeran), Kerja (Suhul), Mahal (Micem), Murah (Malio), Gila/Edan (Paiti), Pergi (Paetan), Nikah (Zuat), Anak (Pole), dll.
=== Tradisi ===
Tradisi yang masih melekat hingga saat ini<br />
==== Malam pacar ====
Malam pacar adalah malam yang dilakukan oleh keluarga dari mempelai putri, sebelum menjalankan akad nikah. Malam itu biasanya diisi dengan menghias tangan mempelai putri dengan menggunakan hena (kutek pacar). Setelah acara itu selesai dilanjutkan dengan tari-tarian oleh gadis-
Malam pacar juga diiringi dengan acara pembacaan doa-doa islam dan pengajian yang dilangsung dipimpin oleh seorang pemuka agama.
Setelah acara malam pacar selesai dilanjutkan dengan acara ijab yang hanya dihadiri oleh keluarga mempelai pria dan para kaum laki-laki yang merupakan teman dari mempelai laki-laki hingga acara ijab selesai sedangkan mempelai wanita berada dikamar.<br />
Baris 64 ⟶ 66:
* [[Korea-Indonesia]]
* [[Tionghoa-Indonesia]]
{{India Indonesia}}
{{Uncategorized|date=Februari 2023}}
|