Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(185 revisi perantara oleh 79 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox former country
|
| native_name = <small>{{native name|jv|ꦏꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤꦤ꧀ ꦢꦼꦩꦏ꧀}}<br>{{Script/Arabic|کسلطانن دمق}} ([[abjad Pegon|Pegon]])<br>{{native name|id|Kesultanan Demak}}</small>
| image_coat = MUS Koin Sultan Pangeran Raden Fatah.png
| coa_size = 200px
| symbol_type = Koin [[Raden Patah]], kemungkinan dicetak sekitar abad ke-15 hingga ke-16, Koin ini dipamerkan di [[Museum Numismatik Sumatera]] di [[Medan]].<br>Depan'': سلطان دمق فقرن الفـَـاتح'' (Sultan Demak Pangeran al-Fatih (Raden Patah)),<br>Belakang: ''محمد صل وسلم عليه'' ([[selawat]]); keduanya ditulis dalam aksara [[aksara Perso-Arab|Perso-Arab]].<ref>{{cite web |title=Mata Uang Picis Demak Abad ke-15 |url=https://www.laduni.id/post/read/70210/mata-uang-picis-demak-abad-ke-15.html |website=Laduni.id |access-date=11 March 2024}}</ref>
| status = Negara bawahan [[Majapahit]]<br>(1475–1478)<br>Negara berdailat<br>(1478–1546)
| image_map = Demak Sultanate conquests and expeditions.svg
| image_map_alt =
| image_map_caption = Jangkauan operasi militer Demak yang diketahui hingga masa pemerintahan Sultan Trenggana (1521–1546)
| common_name = Demak
|
*[[Prawoto, Sukolilo, Pati|Prawoto]] (1546–1547)
*[[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] (1547–1554)
| status = [[Kesultanan]]
| era = [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|Penyebaran Islam di Jawa]]
|
| established_date1 = <!-- Tidak diketahui dengan tepat -->
|
| year_start = 1481/1482{{efn|Tahun Saka 1400 (1478 M) adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (''sirna ilang kertaning bhumi''), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, [[H.J. de Graaf|De Graaf]] menyatakan bahwa cerita itu tidak dapat diandalkan dan menjelaskan bahwa Majapahit setidaknya masih bertahan hingga 1527 M.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=8}} Meskipun demikian, [[Thomas Stamford Raffles|Raffles]] menulis dalam bukunya yang terkenal, [[Sejarah Pulau Jawa|''The History of Java'']], bahwa Kesultanan Demak secara tradisional berdiri pada tahun Saka 1403 (1481 M).{{Sfn|Raffles|1817|p=143}} Ricklefs juga menulis dengan mengutip sebuah [[babad]] bahwa Majapahit runtuh pada Saka 1400, Demak berdiri pada Saka 1403, dan runtuh pada Saka 1500 (1578 M).{{Sfn|Ricklefs|2008|p=70-71}}}}
|
|
|
|
|
| s1 = Kesultanan Pajang
| s2 = Kesultanan
|
[[Bahasa Melayu]] sebagai bahasa perdagangan
|
| leader1 = [[Raden Patah]]
| year_leader1 =
| leader2 = [[
| year_leader2 =
| leader3 = [[
| year_leader3 =
| leader4 = [[
| year_leader4 = 1521-1546 {{Sfn|Babad tanah jawi|1947}}{{efn|Trenggana sepertinya memerintah Demak dua kali.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}}}
| leader5 = [[Sunan Prawoto]]
| year_leader5 = 1546–1547
|
| footnotes = {{notelist}}
|
|
| s4 = Kerajaan Kalinyamat
| year_leader6 = 1547 - 1554
| leader6 = [[Arya Penangsang]]
| event1 = Ekspedisi ke [[Melaka Portugis]]
| date_event1 = 1512, 1521
| event3 = Penaklukkan [[Sunda Kelapa]]
| date_event3 = 1527
| flag_caption =
| image_coat =
| s5 =
| flag_s5 =
| flag_s2 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Katoenen banier met Arabische kalligrafie TMnr 5663-1.svg
| flag_s3 = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| flag_p1 = Naval flag of Majapahit Kingdom.svg
| s6 =
| flag_s6 =
| s7 =
| flag_s7 =
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
'''Kesultanan Demak''' atau '''
Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri kekuasaan Majapahit dan [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|penyebaran Islam di Jawa]].{{Sfn|Ooi|2004|p=864}} Sepanjang awal hingga pertengahan abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan [[Trenggana]]. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di [[Jawa|Pulau Jawa]] hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh [[Islam]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=71}} Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah [[Sunda Kelapa]], yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan [[Kerajaan Sunda]]. Hubungan aliansinya dengan [[Imperium Portugal]] sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang dipimpin oleh [[Fatahillah]] melancarkan serangan sukses ke Sunda Kelapa yang memukul mundur Portugal dan Sunda. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi [[Jayakarta]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}} Di luar Jawa, Demak memiliki kekuasaan atas [[Jambi]] dan [[Palembang]] di Sumatra bagian timur.{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}
Kerajaan mulai mengalami kemunduran ketika Trenggana terbunuh dalam perang melawan [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] pada 1546. [[Sunan Prawoto]] kemudian naik takhta menggantikannya, tetapi dibunuh pada 1547 oleh suruhan [[Arya Panangsang]], penguasa [[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] yang ingin menjadi raja Demak.{{Sfn|Raffles|1817|pp=153-154}} Perang perebutan takhta segera terjadi dan berakhir dengan dibunuhnya Arya Penangsang oleh [[Hadiwijaya dari Pajang|Joko Tingkir]], penguasa [[Pajang, Laweyan, Surakarta|Pajang]], sebagai hukuman. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang, tempat kekuasaannya. Dengan demikian Kerajaan Demak berakhir dengan didirikannya [[Kesultanan Pajang]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=9}}
== Toponomi ==
Demak bermula dari pemukiman yang bernama [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]. Pemukiman ini aslinya adalah hutan yang dibuka oleh Raden Patah setelah ia berguru pada [[Sunan Ampel]] dan menjadi menantunya. Di hutan tersebut, terdapat rumput [[gelagah]] yang baunya wangi. Karena itu, tempat tersebut juga dikenal dengan nama Glagahwangi.{{Sfn|Ramelan|1997|p=54}}
Ada beberapa usul mengenai asal usul nama Demak. Menurut [[Poerbatjaraka]], namanya berasal dari [[bahasa Jawa]] yaitu ''delemak'' yang berarti "rawa". Menurut [[Hamka]], namanya berasal dari [[bahasa Arab]] yaitu ''dimak'' yang berarti "mata air" (atau "air mata"). Menurut sejarawan lainnya, yaitu Sutjipto Wiryosuparto, namanya berasal dari sebuah kata dalam [[bahasa Kawi]] yang berarti "hadiah" atau "pusaka".{{Sfn|Amar|1996|p=14}}
== Sejarah ==
=== Pendirian ===
Asal usul Kerajaan Demak tidak diketahui dengan jelas. Kota Demak tampaknya didirikan pada perempat akhir abad ke-15 oleh seorang [[Muslim]], kemungkinan besar seorang [[Tionghoa]] yang bernama "Cek Ko-po". Anaknya mungkin adalah orang yang oleh [[Tomé Pires]] dalam ''[[Suma Oriental]]''-nya sebut sebagai "Pate Rodim".{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}
Cerita tradisional [[Kesultanan Mataram|Mataram]] yang lebih populer menceritakan bahwa Demak didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja Majapahit terakhir {{Sfn|Ricklefs|2008|p=70}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=7}} Meskipun sejarawan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|T.G.Th. Pigeaud]] dan [[H. J. de Graaf]] menyatakan bahwa ceritanya tidak dapat dipercaya, mereka menyimpulkan bahwa nenek moyang para penguasa Demak tampaknya merupakan seorang pendatang Muslim asal Tiongkok yang pertama kali mendarat di [[Gresik]] dan kemudian menetap di Demak.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|pp=6-7}}
<!--
Pada masa pemerintahan [[Wikramawardhana]] dari [[Majapahit]], selama tahun 1405 hingga 1433, [[Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat|serangkaian ekspedisi angkatan laut]] [[Dinasti Ming]] yang dipimpin oleh [[Cheng Ho]], seorang laksamana Tiongkok Muslim, tiba di Jawa.{{Sfn|Cœdès|1968|p=241-242}} Ekspedisi ini mendukung berdirinya [[Kesultanan Melaka]] pada paruh pertama abad ke-15,{{Sfn|Ricklefs|2008|p=22}} kemudian membantu berdirinya komunitas Muslim Tionghoa, Arab, dan Melayu di pantai utara Jawa seperti [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kabupaten Demak|Demak]], [[Kabupaten Tuban|Tuban]], dan [[Ampel, Semampir, Surabaya|Ampel]]. Dengan demikian Islam mulai mendapatkan pijakan di pantai utara Jawa.
-->
=== Masa Pati Unus ===
{{utama|Invasi Kerajaan Demak ke Malaka}}
==== Di bawah Trenggana ====
[[Trenggana]] berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut [[Sunda Kelapa]] dari [[Pajajaran]] serta menghalau tentara [[Portugis]] yang akan mendarat di sana (1527),
Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan [[ Salah seorang panglima perang [[Demak]] waktu itu adalah [[Fatahillah]], pemuda asal [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] ([[Sumatra]]), yang juga menjadi menantu raja [[Trenggana]]. Sementara [[Maulana Hasanuddin]] putra [[Sunan Gunung Jati]] diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan ''Banten Girang''. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan [[kesultanan Banten|Banten]] sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan [[Sunan Kudus]] merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke [[Kudus]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=}} === Kemunduran ===
Suksesi raja Demak ketiga tidak berlangsung mulus, terjadi persaingan panas antara
(anak [[Trenggana]]) Puncak dari peristiwa ini [[Arya Penangsang]] dibunuh oleh [[Sutawijaya]]
== Ekonomi ==
Baris 90 ⟶ 108:
| photo3a = MDDS 06.0001 Koin Cina 01.jpg
| spacing = 2
| size =
}}|caption=Contoh koin yang pernah digunakan di<br>Kesultanan Demak: Koin lokal
[[Tomé Pires]] pada abad ke-16 mencatat bahwa komoditas utama yang menjadi ekspor Demak adalah [[beras]], [[rempah-rempah]], dan buah-buahan. Tujuan ekspor komoditas tersebut adalah [[Kesultanan Melaka|Melaka]] dan [[Maluku]] yang diangkut dengan [[Djong (kapal)|jung]] dan [[Pangajava|penjajap]]. Pires juga mencatat bahwa Demak telah menjadi tempat penimbunan [[padi]] yang berasal dari daerah-daerah pertanian di sekitarnya. Peranannya dalam menjadi pusat kegiatan ekonomi pertanian semakin penting setelah keruntuhan [[Juwana]] pada 1513. Selain itu, [[perbudakan]] juga disebut Pires sebagai salah satu komoditas Demak, tetapi tidak diketahui apakah perdagangan budak masih terjadi pada masa itu. Demak juga melakukan kegiatan impor berupa hewan-hewan dan [[pakaian]] dari Melaka, [[Gujarat]], dan [[Benggala]].{{Sfn|Ramelan|1997|pp=64-70}}
Sistem perekonomian Demak juga didukung dengan penggunaan mata uang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah [[Berita Tiongkok]] dari awal abad ke-15 menyebutkan bahwa mata uang [[tembaga]] dari Tiongkok umum digunakan sebagai mata uang di Jawa. Pires juga mencatat demikian, dan selain itu mencatat bahwa mata uang Portugis juga dikenal dan disukai oleh orang Jawa. Terdapat juga mata uang lokal Jawa, yang disebut Pires sebagai ''tumdaya'' atau ''tael''.{{Sfn|Ramelan|1997|pp=70-71}}
==
=== Daftar Sultan ===
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
! No.
! Sultan
! Mulai Jabatan
! Akhir Jabatan
! Jabatan <br> Sebelumnya
! Termuat Dalam
|-
|1.
|[[Raden Patah]]
| 1478
| 1504
|Adipati Demak
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|2.
|[[Trenggana]]
|1505
|1518
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|3.
| [[Pati Unus]]
| 1518
| 1521
|Adipati Jepara
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|4.
|[[Trenggana]]
|1521
|1546
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|5.
|[[Sunan Prawoto]]
|1546
|1547
|
|*[[Babad Tanah Jawi]]*[[kronik Tiongkok]]
|-
|6.
|[[Arya Penangsang]]
|1547
|1554
|Adipati Jipang
|[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Panglima Perang ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Sunan Ngudung]]||Panglima Perang Ke-I
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Kudus]]||Panglima Perang Ke-II
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Pati Unus]]||Panglima Perang Ke-III
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Fatahillah]]||Panglima Perang Ke-IV
||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Kepala Daerah ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Pati Unus]]||Adipati Jepara ( [[Kabupaten Jepara]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ratu Kalinyamat]]||Adipati Kalinyamat ( [[Kabupaten Jepara]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pengging]]||Adipati Pengging ([[Kabupaten Boyolali]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Joko Tingkir]]||Adipati Pajang ( [[Kota Surakarta]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Arya Panangsang]]||Adipati Jipang ([[Kabupaten Blora]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Raden Kusen]] ||Adipati Terung ([[Kabupaten Sidoarjo]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pandan Arang]]||Adipati Pandanaran I ( [[Kota Semarang]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Bayat]]||Adipati Pandanaran II ( [[Kota Semarang]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Menteri dan Staf ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan
|-
|[[Sunan Giri]] ||Mufti ( Pemimpin Fatwa )
|-
|[[Sunan Kudus]] ||Qadhi ( Hakim ) & Panglima Perang ( Senopati )
|-
|[[Sunan Kalijaga]]
||Penasihat
|}
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Soko Guru Mesjid Demak " - panoramio.jpg|Bagian dalam [[Masjid Agung Demak]] yang
Berkas:Masjid Agung Demak.jpg|[[Masjid Agung Demak]] yang dibangun pada akhir abad ke-15 dan merupakan salah satu peninggalan bersejarah Kesultanan Demak.
</gallery>
Baris 109 ⟶ 251:
== Lihat pula ==
* [[Kesultanan Pajang]]
* [[Kerajaan Kalinyamat|Kesultanan Kalinyamat]]
* [[Wali Songo]]
* [[Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis]]
== Referensi ==
{{Reflist|2}}
=== Daftar pustaka ===
*
*babad Tanah Jawi,Mulai dari Nabi Adam sampai Tahun 1647.(terj.).2007.Yogyakarta:narasi
*{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|date=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires and the book of Francisco Rodrigues|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=|pages=|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=
*{{Cite book|last=Pigeaud|first=Theodoor Gautier Thomas|last2=De Graaf|first2=Hermanus Johannes|date=1976|url=https://www.loc.gov/item/2020715346/|title=Islamic states in Java 1500-1700 : eight Dutch books and articles by H. J. de Graaf|location=Den Haag|publisher=Martinus Nijhoff|isbn=978-90-04-28700-6|doi=10.1163/9789004287006|ref=harv|author-link=Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|author-link2=H. J. de Graaf|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ooi|first=Keat Gin|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=QKgraWbb7yoC|title=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-57607-770-2|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Raffles|first=Thomas Stamford|date=1817|url=https://gutenberg.org/files/49843/49843-h/49843-h.htm|title=The History of Java
*{{Cite book|last=Ramelan|first=Wiwin Djuwita|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=bQfmCgAAQBAJ|title=Kota Demak Sebagai Bandar Dagang di Jalur Sutra|location=
*{{Cite book|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=
* <!-- {{Cite book|last=[[M.C. Ricklefs|Ricklefs]]|first=[[M.C. Ricklefs|Merle Calvin]]|date=2008|url=https://archive.org/details/m.-c.-ricklefs-a-history-of-modern-indonesia-since-c.-1200-red-globe-press-2008/page/4/mode/2up|title=A History of Modern Indonesia since c. 1200 (E-Book version)|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=|edition=4|pages=|url-status=live}} -->
{{Kerajaan di Jawa}}
|