Angkor Wat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| native_name = អង្គរវត្ត
| native_name_lang = [[bahasa Khmer|Khmer]]
| alternate_name = Nokor Wat
| caption = Sisi depan percandian
| map_type = KambojaCambodia
| relief = 1
| map_caption = Lokasi di Kamboja
| coordinates = {{coord|13|24|45|N|103|52|01|E|type:landmark_region:KH|display=inline,title}}
Baris 12 ⟶ 13:
| altitude_m = 65
| architectural_styles = [[Arsitektur Khmer|Khmer]] (langgam Angkor Wat)
| built = Awal abad ke-12<ref>{{Cite web|last=Editors|first=History com|title=Angkor Wat|url=https://www.history.com/topics/landmarks/angkor-wat|access-date=5 April 2021|website=History.com|language=en}}</ref>
| builder = Diprakarsai Raja [[Suryawarman II]]
| cultures = [[Kerajaan Khmer|Kerajaan Kambujadesa]]
Baris 27 ⟶ 28:
{{Contains special characters}}
 
'''Angkor Wat''' ([[aksara Khmer]]: អង្គរវត្ត, artinya "kota candi" atau "kota percandian")<ref name=Headley77/> adalah bangunan keagamaan (percandian) terbesar di dunia dari segi luas areal<ref name="NG-Photo-AW">{{Cite web|url=http://www.nationalgeographic.org/photo/angkor-wat-cambodia-990/|title=Angkor Wat|last=Society|first=National Geographic|date=1 Maret 2013|website=National Geographic Society|language=en|access-date=23 April 2020|archive-date=2021-02-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20210207145213/https://www.nationalgeographic.org/photo/angkor-wat-cambodia-990/|dead-url=yes}}</ref> karena menempati lahan seluas 162,6 hektar (1,626 &nbsp;km²).<ref name="Guinness">{{cite web|title=Largest religious structure|url=http://www.guinnessworldrecords.com/world-records/largest-religious-structure/|access-date=29 April 2016|work=Guinness World Records}}</ref> Angkor Wat dibangun pada awal abad ke-12 sebagai candi kenegaraan oleh Raja [[Suryawarman II]]<ref name="Higham1">{{cite book |author=Higham, C. |date= 2014 |title= Early Mainland Southeast Asia |location= Bangkok |publisher= River Books Co., Ltd. |isbn= 978-616-7339-44-3 |pages=372, 378–379}}</ref> di [[Yaśodharapura|Yasodarapura]] ([[aksara Khmer]]: យសោធរបុរៈ, sekarang [[Angkor]]), ibu kota [[Kerajaan Khmer|Kerajaan Kambujadesa]].<ref>{{cite book|title=Atlas of the World's Religions|year=2007|url=https://archive.org/details/atlasofworldsrel0000unse|page=[https://archive.org/details/atlasofworldsrel0000unse/page/n96 93]|publisher=Oxford university press}}</ref><ref name="cyark">{{cite web|url=http://www.cyark.org/news/recycling-monuments-the-hinduismbuddhism-switch-at-angkor|title=Recycling Monuments: The Hinduism/Buddhism Switch at Angkor|author=Ashley M. Richter|date=8 September 2009|publisher=[[CyArk]]|access-date=7 Juni 2015}}</ref> Candi pendarmaan Raja Suryawarman II ini pada mulanya adalah candi agama Hindu yang dibaktikan kepada Dewa [[Wisnu]], kemudian dialihfungsikan menjadi candi agama Buddha menjelang akhir abad ke-12.<ref name="cyark" /><ref name=":1" />
 
Sebagai candi paling terawat di situs arkeologi Angkor, Angkor Wat adalah satu-satunya bangunan yang masih difungsikan sebagai pusat kegiatan religius sejak didirikan. Mahakarya [[arsitektur Khmer]] langgam klasik ini merupakan salah satu situs peziarahan utama [[agama Buddha|umat Buddha]] Kamboja maupun umat Buddha dari seluruh penjuru dunia.<ref>{{Cite web|title=Angkor Wat {{!}} Description, Location, History, Restoration, & Facts|url=https://www.britannica.com/topic/Angkor-Wat|access-date=19 Januari 2021|website=Encyclopedia Britannica|language=en}}</ref> Candi ini sudah menjadi [[Lambang-lambang nasional Kamboja|lambang negara Kamboja]],<ref>{{cite web|title=Government : Cambodia|url=https://www.cia.gov/the-world-factbook/countries/cambodia/|work=CIA World Factbook}}</ref> corak hias [[bendera Kamboja]], dan daya tarik wisata utama di Kamboja.<ref>{{cite web|title=Cambodia's Angkor Wat Breaking Records for Visitors Again {{!}} News from Tourism Cambodia|url=http://www.tourismcambodia.com/news/localnews/8637/cambodias-angkor-wat-breaking-records-for-visitors-again.htm|website=Tourism of Cambodia}}</ref> Angkor Wat juga turut berjasa mentransformasi Kamboja menjadi sebuah negara Buddha.<ref name=":1">{{Cite web|title=Angkor Wat|url=http://www.apsaraauthority.gov.kh/?page=detail&menu1=218&menu2=745&menu3=746&ctype=article&id=746&lg=en|access-date=7 Februari 2021|website=www.apsaraauthority.gov.kh|archive-date=2021-10-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20211024123808/http://www.apsaraauthority.gov.kh/?page=detail&menu1=218&menu2=745&menu3=746&ctype=article&id=746&lg=en|dead-url=yes}}</ref>
 
Angkor Wat merupakan perpaduan dua langgam utama bangunan candi Khmer, yakni langgam [[Arsitektur Khmer#Candi gunungan|candi gunungan]] dan langgam [[Arsitektur Khmer#Serambi|candi berserambi]]. Angkor Wat dirancang sebagai lambang [[Meru|Mahameru]], persemayaman para [[Dewa (Hindu)|dewa]] menurut [[kosmologi]] [[mitologi Hindu|Hindu]]-[[Kosmologi Buddha|Buddha]]. Percandian yang dikelilingi [[parit (pertahanan)|waduk]] sepanjang lebih dari 5 kilometer (3 mil)<ref name="Jarus2018">{{cite news |last1=Jarus |first1=Owen |title=Angkor Wat: History of Ancient Temple |url=https://www.livescience.com/23841-angkor-wat.html |access-date=28 Juli 2018 |work=Live Science |publisher=Purch |date=5 April 2018}}</ref> dan dipagari tembok sepanjang 3,6 kilometer (2,2 mil) ini memiliki tiga serambi persegi panjang dengan ketinggian yang berbeda-beda satu sama lain. Di tengah-tengah percandian berdiri lima candi menara dalam tatanan [[kwinkunks|pancayatana]]. Berbeda dari candi-candi Angkor pada umumnya, Angkor Wat dibangun menghadap ke barat. Belum ada kesepakatan di kalangan para ahli mengenai alasan yang melatarbelakangi perbedaan tersebut. Percandian ini dikagumi karena kemegahan tampilan maupun keselarasan tata bangunannya, relief-[[relief#Relief rendah|relief rendah]]nya yang berlimpah ruah, serta arca-arca para [[Buddhabhāva|Buddha]] dan [[Dewata|dewa]] yang terpahat pada dinding-dindingnya.
Baris 36 ⟶ 37:
Nama [[bahasa Khmer|Khmer]] modern untuk percandian ini, yakni Angkor Wat ([[aksara Khmer]]: អង្គរវត្ត) atau Nokor Wat ([[aksara Khmer]]: នគរវត្ត),<ref>Kamus bahasa Khmer, bersumber dari kamus bahasa Khmer institut agama Buddha Kamboja, hlm. 1424, terbit tahun 2007</ref> berarti "kota candi" atau "kota percandian". ''Angkor'' ([[aksara Khmer]]: អង្គរ) adalah lafalan daerah setempat untuk kata ''nokor'' ([[aksara Khmer]]: នគរ), yang berarti "kota" atau "ibu kota". Kata ''nokor'' berasal dari kata ''nagara'' ([[aksara Dewanagari]]: नगर) dalam [[bahasa Sanskerta]] atau bahasa Pali yang berarti "kota".<ref name=Nath>Kamus Bahasa Khmer Chuon Nath (1966, Institut Agama Buddha, Phnom Penh)</ref> ''[[Wat (tempat ibadah)|Wat]]'' ([[aksara Khmer]]: វត្ត) artinya "lingkungan candi", dari kata ''wāṭa'' ([[aksara Dewanagari]]: वाट) dalam bahasa Sanskerta atau bahasa Pali yang berarti "lingkungan".<ref name=Headley77>Cambodian-English Dictionary by Robert K. Headley, Kylin Chhor, Lam Kheng Lim, Lim Hak Kheang, and Chen Chun (1977, Catholic University Press)</ref>
 
Nama aslinya adalah Wrah Wisnuloka atau Parama Wisnuloka ([[aksara Dewanagari]]: परमविष्णुलोक; [[aksara Khmer]]: បរមវិស្ណុលោក, ''Barom Wisnulōk''), yakni nama anumerta Raja Suryawarman II.<ref name=":1"/><ref name="Falser">{{Cite book|last=Falser|first=Michael|url=https://books.google.com/books?id=wjrEDwAAQBAJ&q=Vrah+Visnuloka+Parama+Visnuloka&pg=PA12|title=Angkor Wat – A Transcultural History of Heritage: Jilid 1: Angkor in France. From Plaster Casts to Exhibition Pavilions. Jilid 2: Angkor in Cambodia. From Jungle Find to Global Icon|date=16 Desember 2019|publisher=Walter de Gruyter GmbH & Co KG|isbn=978-3-11-033584-2|language=en|page=12}}</ref><ref>{{Cite web|title=Angkor Wat|url=http://www.apsaraauthority.gov.kh/?page=detail&menu1=218&menu2=745&menu3=746&ctype=article&id=746&lg=en|access-date=7 Februari 2021|website=www.apsaraauthority.gov.kh}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 44 ⟶ 45:
Menurut mitos, Angkor Wat dibangun atas perintah Dewa [[Indra]] untuk dijadikan istana putranya, Preca Ket Mealea.<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=HAZrFhvqnTkC|title=Asiatic Mythology:A Detailed Description and Explanation of the Mythologies of All the Great Nations of Asia|author1= J. Hackin|author2= Clayment Huart|author3= Raymonde Linossier|author4= H. de Wilman Grabowska|author5= Charles-Henri Marchal|author6= Henri Maspero|author7= Serge Eliseev|date=1932|page=194|isbn=978-81-206-0920-4}}</ref> Menurut keterangan musafir Tiongkok dari abad ke-13, [[Zhou Daguan]], ada pihak-pihak yang percaya bahwa Angkor Wat dibangun hanya dalam semalam oleh dewa undagi.<ref>{{cite book|title= A Record of Cambodia: The Land and Its People|author=daguan Zhou|others=Translated by Peter Harris|publisher=Silkworm Books|date=2007}}</ref>
 
Tahap awal perancangan dan pengerjaan Angkor Wat terlaksana pada paruh pertama abad ke-12, pada masa pemerintahan Raja [[Suryawarman II]] (memerintah tahun 1113 sampai kira-kira tahun 1150). Bertolak belakang dengan kebijakan raja-raja pendahulunya yang menganut aliran [[Saiwa]], Suryawarman II membaktikan Angkor Wat kepada Dewa [[Wisnu]]. Percandian ini dibangun untuk digunakan sebagai kuil kenegaraan sekaligus ibu kota kerajaan. Nama asli Angkor Wat tidak diketahui, karena tidak ditemukan [[Stela|yupa prasasti]] maupun prasasti-prasasti lain dari masa pembangunannya yang menyebut-nyebut keberadaan percandian ini, tetapi mungkin saja namanya adalah "Warah Wisnulok", seperti nama dewa yang dipuja di dalamnya. Kegiatan pembangunan tampaknya terhenti tidak lama sesudah sang raja mangkat, terbukti dari sejumlah ukiran [[Relief|relief rendah]] yang belum rampung dikerjakan.<ref name="Ohio">{{cite web |url= http://huntingtonarchive.osu.edu/seasia/angkor.html |title=Angkor Wat, 1113–1150 |access-date=27 April 2008 |publisher=College of the Arts, The Ohio State University |work=The Huntington Archive of Buddhist and Related Art |archive-date=2006-01-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060106041557/http://huntingtonarchive.osu.edu/seasia/angkor.html |dead-url=yes }}</ref> Istilah ''Wrah Wiṣṇuloka'' atau ''Parama Wiṣṇuloka'' secara harfiah berarti "raja yang sudah berpindah ke kahyangan luhur Dewa Wisnu". Istilah tersebut adalah gelar anumerta yang diberikan kepada Suryawarman II dengan maksud mengabadikan kegemilangan dan kenangan akan dirinya.<ref name="Falser"/>
 
Pada tahun 1177, kira-kira 27 tahun sesudah Suryawarman II mangkat, kota Angkor diserbu [[Kerajaan Champa|bangsa Campa]], musuh bebuyutan bangsa Khmer.<ref>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= penerjemah. Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|date= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1 |page=164}}</ref> Kedaulatan negara Kambujadesa dipulihkan raja baru, [[Jayawarman VII]]. Sang raja mendirikan ibu kota dan candi kenegaraan baru beberapa kilometer di sebelah utara Angkor Wat, yakni kota [[Angkor Thom]] dan candi [[Bayon]], yang ia baktikan untuk kepentingan agama Buddha, karena merasa sudah dikecewakan dewa-dewi Hindu. Angkor Wat juga sedikit demi sedikit diubah menjadi sebuah situs agama Buddha, dan banyak ukiran bertema Hindu diganti dengan karya seni agama Buddha.<ref>{{Cite web|title=Angkor Wat {{!}} Description, Location, History, Restoration, & Facts|url=https://www.britannica.com/topic/Angkor-Wat|access-date=7 February 2021|website=Encyclopedia Britannica}}</ref>
Baris 55 ⟶ 56:
}}
 
Menjelang akhir abad ke-12, sedikit demi sedikit Angkor Wat diubah dari sebuah pusat peribadatan agama Hindu menjadi pusat peribadatan [[agama Buddha]]. Fungsi baru ini bertahan sampai sekarang.<ref name="cyark" /> Tidak seperti candi-candi Angkor lainnya, Angkor Wat tidak pernah sepenuhnya ditinggalkan orang, kendati sebagaian besar bangunannya sudah telantar selepas abad ke-16.<ref>Glaize, ''The Monuments of the Angkor Group'' hlm. 59.</ref> Empat belas prasasti dari abad ke-17 yang ditemukan di area Angkor membuktikan bahwa para peziarah Buddha dari [[bangsa Jepang|Jepang]] pernah mendirikan permukiman-permukiman kecil yang berdampingan dengan kampung-kampung pribumi Khmer.<ref name="Nikkei">{{cite web |title =Japanese Diaspora – Cambodia | author = Masako Fukawa | author2 = Stan Fukawa |date = 6 November 2014 | website = Discover Nikkei | url =http://www.discovernikkei.org/en/journal/2014/11/6/japanese-diaspora-cambodia/ | access-date =18 Oktober 2015}}</ref> Para musafir Jepang pada masa itu menyangka Angkor Wat adalah [[Jetawana]], taman [[Siddhartha Gautama|Sang Buddha]] yang sesungguhnya terletak di Kerajaan [[Magadha|Magada]], India.<ref>{{cite journal | title = Au-dela du plan Japonais du XVII siècle d'Angkor Vat, (A XVII century Japanese map of Angkor Wat) |author = Abdoul-Carime Nasir |url =http://aefek.free.fr/iso_album/carteangkor_jetavana.pdf | language =fr |access-date =18 Oktober 2015 | journal =Bulletin de l'AEFEK |archive-date =2015-12-23 |archive-url =https://web.archive.org/web/20151223055631/http://aefek.free.fr/iso_album/carteangkor_jetavana.pdf |dead-url =yes }}</ref> Yang paling terkenal adalah prasasti yang menyebutkan bahwa [[Ukondayu Kazufusa]] merayakan [[Tahun Baru Khmer]] di Angkor Wat pada tahun 1632.<ref>{{cite web | title = History of Cambodia, Post-Angkor Era (1431 – present day) | work = Cambodia Travel | url = http://www.cambodia-travel.com/khmer/post-angkor.htm | access-date = 18 Oktober 2015 | archive-date = 2019-09-11 | archive-url = https://web.archive.org/web/20190911082903/http://www.cambodia-travel.com/khmer/post-angkor.htm | dead-url = yes }}</ref>
 
Salah seorang di antara musafir-musafir Barat pertama yang sampai ke situs Angkor Wat adalah [[António da Madalena]]. Padri [[Portugal|Portugis]] yang berkunjung pada tahun 1586 ini mengungkapkan bahwa Angkor Wat "sungguh bangunan yang luar biasa sampai-sampai mustahil digambarkan lewat tulisan, terutama karena tidak ada satu pun bangunan lain di dunia ini yang menyerupainya. Bangunan ini dilengkapi menara-menara, hiasan-hiasan, dan segala macam keindahan yang dapat dibayangkan manusia."<ref>Higham, ''The Civilization of Angkor'' hlmn. 1–2.</ref>
Baris 62 ⟶ 63:
{{quote|Salah satu di antara kuil-kuil tersebut setanding dengan [[Bait Salomo|Haikal Sulaiman]] dan seakan-akan dibangun oleh seorang [[Michelangelo]] purba, sehingga layaklah kiranya disejajarkan gedung-gedung kita yang paling indah. Kuil ini lebih megah daripada segala peninggalan [[Yunani Kuno|Yunani]] maupun [[Romawi Kuno|Romawi]], dan sayangnya kontras sekali dengan peri kehidupan barbar yang kini menjerat bangsa ini.<ref>Dikutip di dalam [http://www.cambodianview.com/documents/articles/Brief_Presentation.pdf Presentasi singkat dari Yang Mulia Vodano Sophan Seng] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060823131709/http://www.cambodianview.com/documents/articles/Brief_Presentation.pdf |date=23 Agustus 2006 }}</ref>}}
 
Tidak ada bekas-bekas tempat tinggal biasa, rumah-rumah, maupun jejak-jejak permukiman, termasuk perabot masak, senjata, atau barang-barang sandang yang lazim ditemukan di situs-situs kuno. Yang ada hanya monumen-monumen.<ref name="Southeast Asia 1995 hlm. 67-99">''Time Life Lost Civilizations series: Southeast Asia: A Past Regained'' (1995). hlmn. 67–99</ref>
[[File:Expo 1931 Angkor nuit.jpg|thumb|left|Replika Angkor Wat yang seukuran asli di ajang [[Pameran Raya Kolonial Paris]] tahun 1931 ini mempertontonkan keluhuran budaya negara Kamboja yang saat itu menjadi [[Kamboja Prancis|negara protektorat Prancis]]]]
 
Baris 72 ⟶ 73:
|first=Brigitta |last=Kuster |website=transversal.at|access-date=23 April 2020}}</ref>
 
Kamboja mendapatkanberoleh kemerdekaan dari Prancis pada tanggal 9 November 1953, dan sejak saat itu meguasai Angkor Wat. Boleh dikata sejak zaman kolonial sampai dinominasikan sebagai [[Warisan Dunia UNESCO]] pada tahun 1992, Angkor Wat sudah menjadi unsur penting dalam pembentukan konsep modern warisan-budaya-terbangun yang lama-kelamaan mengglobal.<ref>Falser, Michael: Clearing the Path towards Civilization – 150 Years of "Saving Angkor". Dalam: Michael Falser (penyunting) Cultural Heritage as Civilizing Mission. From Decay to Recovery. Springer: Heidelberg, New York, hlmn. 279–346.</ref>
[[File:Bullet holes at angkor wat.jpg|thumb|right|Lubang-lubang bekas peluru yang ditembakkan pasukan Khmer Merah dan pasukan Vietnam di Angkor Wat]]
Kegiatan pemugaran sempat macet akibat meletusnya [[Perang Saudara Kamboja]] dan berkuasanya rezim [[Khmer Merah]] pada era 1970-an dan 1980-an, tetapi kerusakan yang timbul pada kurun waktu tersebut relatif sedikit. Pasukan-pasukan Khmer Merah yang berkemah di situs Angkor Wat mengambil segala macam kayu yang tertinggal di bangunan tersebut untuk dijadikan kayu bakar, dan tembak-menembak di antara pasukan Khmer Merah dan pasukan Vietnam mengakibatkan cacatnya sebuah relief akibat terhujam peluru nyasar. Kerusakan yang lebih besar justru timbul seusai perang, akibat ulah para [[pencurian benda seni|pencuri benda seni]] yang berpangkalan di Muangthai. Pada akhir dasawarsa 1980-an dan awal dasawarsa 1990-an, para pencuri tersebut menggasak hampir semua kepala arca yang dapat diangkut keluar dari situs Angkor Wat, termasuk kepala-kepala arca hasil rekonstruksi.<ref name="Angkor Battle">{{cite magazine|url=https://books.google.com/books?id=9hAteN7ddW0C&q=Angkor+Wat+Khmer+Rouge+war&pg=PA52|title=The Battle of Angkor Wat |magazine=New Scientist|pages=52–57|date=14 October 1989 |author=Russell Ciochon |author2=Jamie James |name-list-style=amp|access-date=22 November 2015}}</ref>
 
Candi ini adalah salah satu lambang penting negara Kamboja, dan merupakan sumber utama kebanggaan nasional yang menjadi unsur penting di dalam hubungan diplomatik Kamboja dengan Prancis, Amerika Serikat, dan Muangthai. Gambar Angkor Wat sudah menjadi bagian dari [[Bendera Kamboja|berbagai versi bendera Kamboja]], mulai dari versi pertama yang diperkenalkan sekitar tahun 1863.<ref>Bendera-Bendera di Dunia, [http://flagspot.net/flags/kh_hstry.html Sejarah Bendera Kamboja]</ref><!-- FromMeskipun ademikian, largerdari historicalsudut andpandang evenhistoris transculturaldan perspective,bahkan however,lintas-budaya theyang templelebih ofluas, candi Angkor Wat didtidak notmenjadi becomesebuah alambang symbolkebanggaan ofnasional nationaldengan pridesendirinya, ''suitetapi generis''terjadi butlewat hadsuatu beenproses inscribedpolitik-budaya intoyang alebih largerbesar politico-culturalsebagai processbagian ofdari French-colonialwarisan heritagesejarah productionkolonial inPrancis, whichkarena thepemerintah originalkolonial templePrancislah siteyang wasmengantarkan presentedAngkor inWat Frenchke colonialpentas anddunia universallewat exhibitionspameran-pameran indunia maupun pameran negeri-negeri jajahan Prancis yang digelar di Paris anddan Marseille betweenantara tahun 1889 andsampai 1937.<ref>Falser, Michael (2011). [http://archiv.ub.uni-heidelberg.de/ojs/index.php/transcultural/article/view/9083 ''Krishna and the Plaster Cast. Translating the Cambodian Temple of Angkor Wat in the French Colonial Period''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120210193009/http://archiv.ub.uni-heidelberg.de/ojs/index.php/transcultural/article/view/9083 |date=2012-02-10 }}.</ref><!--
 
Pada bulan Desember 2015, diumumkan bahwa tim peneliti dari [[Universitas Sydney]] telah menemukan a previously unseen ensemble of buried towers built and demolished pada waktu pembangunan Angkor Wat, as well as a massive structure of unknown purpose on its south side and wooden fortifications. The findings also include evidence of low-density residential occupation in the region, with a road grid, ponds, and mounds. These indicate that the temple precinct, yang dikelilingi waduk dan tembok itu, mungkin tidak hanya digunakan secara eksklusif oleh kalangan elit rohaniwan sebagaimana yang diduga sebelumnya. Tim peneliti menggunakan [[LiDAR]], [[ground-penetrating radar]] and targeted excavation untuk memetakan Angkor Wat.<ref name="sydney">{{cite web | url =http://sydney.edu.au/news-opinion/news/2015/12/09/new-discoveries-redefine-angkor-wat-s-history.html|title=Recent research has transformed archaeologists' understanding of Angkor Wat and its surroundings|publisher=University of Sydney| date=9 December 2015| access-date =10 Desember 2015}}</ref>-->
Baris 168 ⟶ 169:
 
== Kepustakaan ==
* {{cite book | author=Albanese, Marilia |title=The Treasures of Angkor | url=https://archive.org/details/treasuresofangko00unse | location=Vercelli | publisher=Penerbit White Star| date=2006 | type = Sampul kertas | isbn=978-88-544-0117-4}}
* Briggs, Lawrence Robert (1951, cetak ulang tahun 1999). ''The Ancient Khmer Empire''. White Lotus. {{ISBN|974-8434-93-1}}.
* Falser, Michael (2020). ''Angkor Wat – A Transcultural History of Heritage. Jilid 1: Angkor in France. From Plaster Casts to Exhibition Pavilions. Jilid 2: Angkor in Cambodia. From Jungle Find to Global Icon''. Berlin-Boston DeGruyter {{ISBN|978-3-11-033584-2}}
Baris 196 ⟶ 197:
{{Topik Hindu}}
{{Topik Buddhisme}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Buddhisme]]