Paus Pius XII: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k -inuse
k Bot: Mengganti kategori Penduduk asli Roma dengan Tokoh dari Roma
 
(221 revisi perantara oleh 67 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox PopeChristian leader
|type | English name = Pius XIIPope
|English imagename = Pius = [[Berkas:Piusxiib.jpg|200px]]XII
|honorific-prefix = [[Venerabilis]] Paus
| birth_name = Eugenio Maria Giuseppe Giovanni Pacelli
|image = Pius XII with tabard, by Michael Pitcairn, 1951 (retouched).jpg
| term_start = [[2 Maret]] [[1939]]
| term_end imagesize = [[9 Oktober]] [[1958]]
|birth_name predecessor = [[PausEugenio PiusMaria XI|PiusGiuseppe XI]]Giovanni Pacelli
| successor term_start = [[Paus2 YohanesMaret]] XXIII|Yohanes XXIII[[1939]]
|term_end birth_date = [[29 MaretOktober]] [[18761958]]
| birthplace predecessor = [[Roma]],Paus [[ItaliaPius XI|Pius XI]]
|successor = [[Paus Yohanes XXIII|Yohanes XXIII]]
| dead=dead|death_date = {{death date and age|1958|10|9|1876|3|2}}
| deathplace ordination = [[Castel2 GandolfoApril]], [[Italia1899]]
|ordained_by = [[Francesco di Paola Cassetta]]
| other = Pius
|consecration = [[13 Mei]] [[1917]]
|consecrated_by = [[Benediktus XV]]
|cardinal = [[16 Desember]] [[1929]]
|created_cardinal_by = [[Pius XI]]
|birth_date = [[2 Maret]] [[1876]]
|birthplace = [[Roma]], [[Italia]]
|dead=dead|death_date = {{death date and age|1958|10|9|1876|3|2}}
|deathplace = [[Castel Gandolfo]], [[Italia]]
|other = Pius
}}
'''Paus Pius XII''' ([[Bahasa Latin|Latin]]: ''Pius PP. XII''), nama lahir '''Eugenio Maria Giuseppe Giovanni Pacelli''' ({{lahirmati|[[2 MaretRoma]], [[1876Italia]]-|2|3|1876|[[9Castel OktoberGandolfo]], [[1958Italia]]|9|10|1958}}), adalah seorang [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] [[Gereja Katolik Roma]] sejakyang menjabat dari tanggal [[2 Maret]] [[1939]] hingga [[9 Oktober]] [[1958]]. Ia menjabat sebagai paus ke-260.
 
Sebelum terpilih sebagai Sri Paus, Pacelli adalah seorang sekretaris ''[[Sacra Congregatio depro Negotiis Ecclesiasticis Extraordinariis]]'', [[Nuncio Apostolik]], dan [[KardinalSekretariat MenteriNegara LuarTahta NegeriSuci]], di mana ia. bekerjaTugasnya untukadalah membuat perjanjian-perjanjian dengan negara-negara [[Eropa]] dan [[Amerika Latin]], termasuk ''Reichskonkordat'' dengan pihaktokoh Jerman yang terkenal. Masa kepemimpinannya di dalam [[Gereja Katolik Roma]] selama [[Perang Dunia II]] menjadi topik kontroversi sejarah yang berkelanjutan hingga hari ini.
 
Setelah masa perang, Pius XII membantu usaha-usaha pembangunan kembali [[Eropa]], danserta menganjurkan perdamaian dan rekonsiliasiperukunan kembali, termasukyang meliputi pemberian kebijakan-kebijakan yang lunak kepada negara-negara yang hancur akibat perang dan penyatuan Eropa. Gereja yang berkembang subur di [[Barat]] mengalami penindasan keras dan dideportasideportasi massal di [[Timur]]. SebagaiBerkat lambangpenentangannya, protes danserta keterlibatannya dalam pemilihan umum [[Italia]] tahun 1948, ia menjadi terkenal sebagai lawan [[Komunisme]] yang gigih tetapi juga pragmatis. Ia menandatangani tiga puluh ''[[concordat]]'' dan perjanjian diplomatik.
 
Pius XII adalah salah satu dari dua paus (bersama [[Paus Pius IX]]) yang menggunakan ''[[exinfalibilitas cathedrakepausan]] '' [[infalibilitasex kepausancathedra]]'' untuk menjelaskan [[dogma]] [[Maria Diangkat ke Surga|Pengangkatan Tubuh Bunda Maria ke Surga]], seperti yang dinyatakan dalam [[konstitusi apostolik]] ''[[Munificentissimus Deus]]''. [[Magisterium]]nya meliputi hampir 1.000 alamatpidato dan siaran [[radio]]. Ia mengeluarkanmenerbitkan empat puluh satu surat ensiklik, termasuk diantaranyadi antaranya ''[[Mystici Corporis Christi]]'', "Gereja sebagai Tubuh Kristus;", ''[[Mediator Dei]]'' mengenai reformasi liturgi;, dan ''[[Humani Generis Redemptionem]]'' mengenai sifat Gereja terhadap [[teologi]] dan [[evolusi]]. Ia menghilangkanmenghapuskan kemayoritasan orang Italia dalam [[Kolegium para Kardinal]] melalui Konsistorium Agung-nya dipada tahun 1946. Proses kanonisasinya telah sampai pada tahap "yang patut dimuliakan" pada tanggal [[2 September]] [[2000]] sewaktu di masa kepemimpinan [[Paus Yohanes Paulus II]].
 
Pada tahun 1954, Pius XII mulai menderita sakit, yang berlanjut hingga kematiannya pada tahun 1958. Pembalseman tubuhnya ditangani secara salah, dengan efek yang terlihat jelas selama pemakaman. Ia dimakamkan di dalam gua di bawah [[Basilika Santo Petrus]], Vatikan, dan kemudian digantikan oleh [[Paus Yohanes XXIII]].
 
Dalam proses menuju penggelaran [[santo]], kasus untuk [[kanonisasi]]nya dibuka pada tanggal 18 November 1965 oleh [[Paus Paulus VI]] pada sesi akhir [[Konsili Vatikan II]]. Ia diberi gelar [[Hamba Allah]] oleh [[Paus Yohanes Paulus II]] pada tahun 1990, dan [[Paus Benediktus XII]] menyatakannya sebagai [[Venerabilis]] pada tanggal 19 Desember 2009.<ref name="Pitel">{{cite news|url=http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/europe/article6962638.ece|title=Pope John Paul II and Pope Pius XII move closer to sainthood|publisher=The Times|date=19 December 2009|accessdate=25 September 2011|location=London|first=Laura|last=Pitel}}</ref>
 
== Kehidupan awal ==
[[Berkas:Eugenio1882.jpg|120px|thumb|left|Eugenio berusia enam tahun pada tahun 1882]]
 
[[Berkas:Eugenio1882.jpg|120px|jmpl|kiri|Eugenio berusia enam tahun pada tahun 1882]]
Eugenio Pacelli dilahirkan di Roma pada tanggal [[2 Maret]] [[1876]] ke dalam sebuah keluarga bangsawan yang memiliki hubungan sejarah dengan Tahta Kepausan ([[Kebangsawanan Hitam]] atau dalam Bahasa Italia ''aristocrazìa nera''). Kakeknya, Marcantonio Pacelli, adalah Pembantu Sekretaris di Kementerian Keuangan Kepausan<ref>Pollard, 2005, hal. 70.</ref> dan kemudian menjadi Sekretaris Kementerian Dalam Negeri pada era kekuasaan [[Paus Pius IX]] dari tahun 1851 hingga tahun 1870. Sang kakek juga merupakan pendiri surat kabar Vatikan, ''[[L'Osservatore Romano]]'' pada tahun 1861.<ref>Marchione, 2004, hal. 1.</ref> Saudara sepupu Eugenio, [[Ernesto Pacelli]], adalah penasehat penting masalah keuangan bagi [[Paus Leo XIII]]. Ayahnya, Filippo Pacelli, adalah rektor [[Sacra Rota Romana]]; dan saudaranya, Francesco Pacelli, menjadi pengacara hukum sekuler, yang dihargai atas perannya dalam perundingan [[Perjanjian Lateran]] tahun 1929, yang mengakhiri perselisihan antara [[Tahta Suci]] dan Pemerintahan Italia. Pada usia dua belas tahun, Eugenio menyatakan keinginannya untuk menjadi imam daripada menjadi seorang pengacara.
 
[[Berkas:Pacellihighschool.jpg‎|160px|thumb|right|Eugenio Pacelli pada tahun 1896]]
Eugenio Pacelli dilahirkan di [[Roma]] pada tanggal [[2 Maret]] [[1876]]. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki hubungan sejarah dengan Tahta Kepausan ([[Kebangsawanan Hitam]] atau dalam Bahasa Italia ''aristocrazìa nera''). Kakeknya, Marcantonio Pacelli, adalah Pembantu Sekretaris di Kementerian Keuangan Kepausan<ref>Pollard, 2005, hal. 70.</ref> yang kemudian menjadi Sekretaris Kementerian Dalam Negeri pada era kekuasaan [[Paus Pius IX]] dari tahun 1851 hingga tahun 1870. Sang kakek juga merupakan pendiri surat kabar Vatikan, ''[[L'Osservatore Romano]]'', pada tahun 1861.<ref>Marchione, 2004, hal. 1.</ref> Saudara sepupu Eugenio, [[Ernesto Pacelli]], adalah penasihat penting masalah keuangan bagi [[Paus Leo XIII]]. Ayahnya, Filippo Pacelli, adalah rektor [[Sacra Rota Romana]]; dan saudaranya, Francesco Pacelli, menjadi [[pengacara]] hukum sekuler, yang dihargai atas perannya dalam perundingan [[Perjanjian Lateran]] tahun 1929, yang mengakhiri perselisihan antara [[Tahta Suci]] dan Pemerintah Italia. Pada usia dua belas tahun, Eugenio menyatakan keinginannya untuk menjadi imam daripada menjadi seorang pengacara.
Setelah menyelesaikan sekolah dasar, Pacelli menerima pendidikan sekolah menengah di Institut Visconti.<ref name="marchione64">Marchione, 2005, hal. 64.</ref> Pada tahun 1894, di usia delapan belas tahun, ia masuk Seminari Almo Capranica untuk memulai pendidikan menjadi imam dan kemudian berkuliah di [[Universitas Kepausan Gregoriana]] dan Institut Appolinare di [[Universitas Kepausan Lateran]].<ref name="marchione64"/> Pada tahun 1895-1896, ia mempelajari bidang [[filsafat]] di [[Universitas Roma La Sapienza]].<ref name="marchione64"/> Di tahun 1899, ia menerima gelar sarjana di bidang [[teologi]] dan di bidang ''utroque iure'' (Hukum Sipil dan [[Hukum Kanon]]).<ref name="marchione64"/> Di seminari, ia memperoleh dispensasi khusus untuk tinggal di rumahnya dan tidak tinggal di pondokan seminari karena alasan kesehatan.<ref name="marchione64"/>
[[Berkas:Pacelliordenado.jpg|160px|jmpl|ka|Eugenio Pacelli pada tahun 1896]]
Setelah menamatkan pendidikan di sekolah dasar, Pacelli mengenyam pendidikan sekolah menengah di [[Institut Visconti]].<ref name="marchione64">Marchione, 2005, hal. 64.</ref> Pada tahun 1894, di usianya yang kedelapan belas tahun, ia masuk Seminari Almo Capranica untuk memulai pendidikan menjadi imam dan kemudian berkuliah di [[Universitas Kepausan Gregoriana]] dan Institut Appolinare di [[Universitas Kepausan Lateran]].<ref name="marchione64" /> Pada tahun 1895–1896, ia mempelajari [[filsafat]] di [[Universitas Roma La Sapienza]].<ref name="marchione64" /> Pada tahun 1899, ia menerima gelar sarjana dalam bidang [[teologi]] dan dalam bidang ''utroque iure'' (Hukum Perdata dan [[Hukum Kanon]]).<ref name="marchione64" /> Di seminari, ia memperoleh dispensasi khusus untuk tinggal di rumahnya dan tidak tinggal di pondokan seminari karena alasan kesehatan.<ref name="marchione64" />
 
== Karier di gereja ==
 
=== Menjadi Imam dan Monsinyur ===
Eugenio ditahbiskan menjadi seorang imam pada Hari Minggu [[Paskah]] tanggal [[2 April]] [[1899]] oleh Uskup [[Francesco di Paola Cassetta]] - wakil wali Gereja Roma dan seorang kerabat keluarga - dan menerima tugas pertamanya sebagai imam pembantu di Chiesa Nuova, dimana ia pernah menjadi seorang putra altar disana.<ref name="marchione193">Marchione, 2000, hal. 193.</ref> Pada tahun 1901 ia masuk ''Congregatio de Negotiis Ecclesiasticis Extraordinariis'' dimana ia menjadi ''minutante'' atas rekomendasi [[Vincenzo Kardinal Vannutelli|Kardinal Vannutelli]], kerabat keluarganya yang lain.<ref name="marchione193"/>
[[Berkas:pacelliordained.jpg|160px|thumb|upright|Pacelli pada hari pentahbisannya, 2 April 1899]]
 
Eugenio ditahbiskan menjadi seorang imam pada Hari Minggu [[Paskah]] tanggal [[2 April]] [[1899]] oleh Uskup [[Francesco di Paola Cassetta]]—wakil wali Gereja Roma dan seorang kerabat keluarga—dan menerima tugas pertamanya sebagai imam pembantu di Chiesa Nuova (ia pernah menjadi putra altar di tempat ini).<ref name="marchione193">Marchione, 2000, hal. 193.</ref> Pada tahun 1901 ia masuk ''Congregatio de Negotiis Ecclesiasticis Extraordinariis''. Pada kongregasi tersebut, Eugenio menjadi ''minutante'' atas anjuran [[Vincenzo Kardinal Vannutelli|Kardinal Vannutelli]], kerabat keluarganya yang lain.<ref name="marchione193" />
Pada tahun 1904, Pacelli menjadi seorang bendahara Tahta Kepausan dan di tahun 1905 ia menjadi seorang ''moonsignor'' atau imam tinggi domestik.<ref name="marchione193"/> Dari tahun 1904 hingga 1916, Romo Pacelli membantu Kardinal Pietro Gasparri dalam kodifikasi (penyusunan) Hukum Kanon bersama ''Congregatio de Negotiis Ecclesiasticis Extraordinariis''.<ref name="marchione10">Marchione, 2004, hal. 10.</ref> Ia juga ditunjuk oleh [[Paus Leo XIII]] untuk menyampaikan belasungkawa Vatikan secara pribadi kepada [[Edward VII dari Britania Raya]] setelah wafatnya Ratu [[Victoria]].<ref name="marchione9">Marchione, 2004, hal. 9.</ref> Pada tahun 1908 ia menjabat sebagai wakil Vatikan dalam Kongres Ekaristi Internasional di London<ref name="marchione9"/> dimana ia bertemu dengan [[Winston Churchill]].<ref>Dalin, 2005, hal. 47.</ref> Pada tahun 1911, ia mewakili [[Tahta Suci]] di pentahbisan [[Raja George V]].<ref name="marchione10"/>
 
DiPada tahun 1908 dan 19111904, Pacelli menolakmenjadi jabatanseorang profesorbendahara dalamTahta bidangKepausan Hukumdan Kanonpada ditahun sebuah1905 universitasia didiberi [[Roma]] dan digelar [[Catholicmonsinyur|prelat University di Amerika Serikatdomestik]].<ref Pacelliname="marchione193" menjadi/> sekretarisDari pembantutahun di1904 tahunhingga 19111916, ajun-sekretarisPacelli dimembantu tahunKardinal 1912Pietro (sebuahGasparri posisidalam yangkodifikasi ia terima di masa kepemimpinan(penyusunan) [[PausHukum Pius XKanon]] dan mempertahankannya di masa kepemimpinan [[Paus Benediktus XV]]) dan menjadi sekretarisbersama ''Congregatio de Negotiis Ecclesiasticis Extraordinariis'' di tahun 1914 meneruskan Gasparri yang sebelumnya diangkat menjadi Kardinal Menteri Luar Negeri Tahta Suci.<ref name="marchione10">Marchione, 2004, hal. 10.</ref> SebagaiIa sekretaris,juga Pacelliditunjuk menyelseaikanoleh perjanjian[[Paus dua-pihakLeo (konkordat) dengan [[SerbiaXIII]] empatuntuk harimenyampaikan sebelumbelasungkawa BangsawanVatikan Tinggisecara (''Archduke'')pribadi kepada [[FranzEdward FerdinandVII dari AustriaBritania Raya]] dibunuhsetelah diwafatnya Ratu [[SarajevoVictoria dari Britania Raya|Victoria]].<ref name="marchione9">DalinMarchione, 20052004, hal. 489.</ref> SelamaPada [[Perangtahun Dunia1908 I]],ia Pacellimenjabat mempertahankansebagai registrasiwakil Vatikan atasdalam tahananKongres perang.Ekaristi DiInternasional tahundi 1915London<ref ianame="marchione9" melakukan/> perjalanantempat keia Winabertemu untukdengan membantu[[Winston MonsinyurChurchill]].<ref>Dalin, Scapinelli2005, -hal. Duta47.</ref> GerejaPada Katoliktahun di1911, Winaia - dalam usaha perundingannya denganmewakili [[FranzTahta JosephSuci]] Idi daripentahbisan Austria]] mengenaiRaja [[ItaliaGeorge V]].<ref>Levillain, 2002,name="marchione10" hal. 1211.</ref>
 
Pada tahun 1908 dan 1911, Pacelli menolak jabatan profesor dalam bidang Hukum Kanon di sebuah universitas di [[Roma]] dan di [[The Catholic University of America]]. Pacelli menjadi sekretaris pembantu pada tahun 1911, ajun-sekretaris pada tahun 1912 (sebuah posisi yang ia terima pada masa kepemimpinan [[Paus Pius X]], dan mempertahankannya pada masa kepemimpinan [[Paus Benediktus XV]]) dan menjadi sekretaris ''Congregatio de Negotiis Ecclesiasticis Extraordinariis'' pada tahun 1914—menggantikan Gasparri yang sebelumnya diangkat menjadi Kardinal Sekretaris Negara.<ref name="marchione10" /> Sebagai seorang sekretaris, Pacelli menyelesaikan perjanjian dua-pihak (konkordat) dengan [[Serbia]] empat hari sebelum Adipati Agung [[Franz Ferdinand dari Austria]] dibunuh di [[Sarajevo]].<ref>Dalin, 2005, hal. 48.</ref> Selama [[Perang Dunia I]], Pacelli mengurus pendaftaran tahanan perang [[Vatikan]]. Pada tahun 1915 ia melakukan perjalanan ke Wina untuk membantu Monsinyur Scapinelli—Duta Gereja Katolik di Wina—dalam usaha perundingannya dengan [[Franz Joseph I dari Austria]] mengenai [[Italia]].<ref>Levillain, 2002, hal. 1211.</ref>
 
=== Menjadi Uskup Agung dan Nuncio Apostolik ===
[[Paus Benediktus XV]] mengangkat Pacelli sebagai [[Nuncio Apostolik]] untuk [[Bavaria]] pada tanggal 23 April 1917, mentahbiskannya sebagai Uskup titulartituler Sardis, dan kemudian segera mengangkatnya menjadi [[Uskup Agung]] di [[Kapel Sistina]] pada tanggal 13 Mei 1917, pada hari yang sama [[Santa Perawan Maria]] dipercaya menampakkan diri untuk pertama kali pada tiga anak penggembala di [[Fatima]], [[Portugal]]. Setelah pentahbisannya, Eugenio Pacelli berangkat ke [[Bavaria]].
 
==== InisiatifIkhtiar perdamaian Vatikan ====
SemenjakKarena tiadanya Nuncio untuk [[Prusia]] atau [[Jerman]] pada waktu itu, Pacelli menjadi Nuncio untuk seluruh Kekaisaran Jerman demi alasan kepraktisan. Setelah tiba di Munich[[München]], ia langsung menyampaikan inisiatifikhtiar Tahta Kepausan untuk mengakhiri perang kepada Pemerintah Jerman.<ref>Emma Fatoni, ''Germania e Santa sede, Le Nunziature di Pacelli tra la Grande Guerra e la Republica de Weimar'', Societa Editrice il Mulino, Bologna, Italia, 1992, hal.45-85)</ref> Ia bertemu dengan Raja [[Ludwig III]] pada tanggal 29 Mei 1917, dan kemudian dengan [[Kaiser Wilhelm II]] dan Kanselir Bethmann-Hollweg, yang menanggapi inisiatifikhtiar tersebut dengan positif.<ref name="marchione11">Marchione, 2004, p. 11.</ref> Pacelli melihat "untuk pertama kalinya prospek nyata bagi perdamaian".<ref>Burkhart Schneider,''Pio XII. Pace, Opera della Giustizia'', Edizione Paolini, Roma, 1984, hal.16</ref> Sayangnya, Bethmann-Hollweg dipaksa untuk mengundurkan diri dan Pemerintahan Tinggi Jerman, yang mengharapkan kemenangan militer, menunda jawaban Jerman atas inisiatifikhtiar tersebut hingga tanggal 20 September 1917. Pacelli sangat kecewa dan tertekan akibat hal ini semenjakkarena jawaban [[Jerman]] tersebut ternyata tidak mengikut-sertakanmengikutsertakan beberapa konsesi yang mereka janjikan sebelumnya.<ref>Burkhart Schneider, Pio XII. Pace, Opera della Giustizia, Edizione Paolini, Roma, 1984, hal.17</ref> Di sisa masa perang, ia mengkonsentrasikan dirinya pada usaha-usaha kemanusiaan [[Paus Benediktus XV]].<ref>Ronald Ryschlak, Hitler the War and the Pope, Genesis Press, Columbus MS, USA, 2000, hal.6;</ref>
 
Setelah perang berakhir, dipada tahun 1919, selama masa Republik Soviet Bavaria yang pendek umurnya, Pacelli merupakan salah satu dari sedikit diplomat asing yang bertahan di [[MunichMünchen]]. Menurut Pascalina Lehnert, yang secara pribadi ada di sana waktu itu, Pacelli dengan tenang menghadapi sebuah kelompok kecil kaum revolusioner Spartasis yang telah memasuki bangunan keduataankedutaan besar secara paksa untuk merampas mobilnya. Pacelli menyarankan mereka untuk meninggalkan bangunan yang merupakan teritori [[Tahta Suci]], yang dibalas oleh orang-orang tersebut bahwa mereka hanya mau pergi dengan mobilnya. Pacelli yang sebelumnya telah memerintahkan pemutusan aliran ''starter'' mobilnya, mengijinkanmengizinkan mobil tersebut untuk diderek dan dibawa pergi, hanya setelah ia diberitahu bahwa Pemerintah Bavaria telah berjanji untuk mengembalikan mobil tersebut sesegera mungkin nantinya.<ref>Lehnert, 15-16</ref> Beberapa versi dari insiden ini dan insiden-insiden berikutnya terdengar lebih seru, namun menurut cerita para saksi di proses beatifikasinya di Vatikan, kebanyakan versi-versi lain tersebut adalah hasil imajinasi belaka.<ref>Peter Gumpel, perbincangan 9 Oktober 1994</ref> Pandangan umum mungkin juga tidak terlalu memperhatikan hubungan baiknya dengan politisipolitikus sosialis seperti Friedrich Ebert dan Philipp Scheidemann, dan negosiasi-negosiasi rahasianya yang berkepanjangan dengan [[Uni Soviet]]. "Pacelli terlalu pandai untuk menjadi terusik dengan insiden semacam itu," kata seorang duta Bavaria di Vatikan.<ref>Bayrisches Geheimes Staatsarchiv München, Bayrische Gesandtschaft beim Päpstlichen Stuhl, 1919, Faszikel 967, 139,167</ref>
 
[[Berkas:Pp121957a.jpg|jmpl|200px|ka|Eugenio Pacelli pada tahun 1922.]]
Di malam [[Adolf Hitler]] melancarkan gerakan [[Beer Hall Putsch]]-nya, Franz Matt, satu-satunya anggota kabinet Bavaria yang tidak hadir di Bürgerbräu Keller, ternyata sedang makan malam bersama dengan Pacelli dan Michael Cardinal von Faulhaber. Diplomat [[Amerika Serikat]] Robert Murphy yang waktu itu berada di Munich menulis bahwa "semua duta asing di [[Munich]], termasuk Nuncio Pacelli, yakin bahwa karier politik Hitler telah habis dengan penuh cela di tahun 1924. Ketika saya mengangkat cerita ini untuk mengingatkan Sri Paus tentang bagian kecil sejarah ini (di tahun 1945), ia tertawa dan berkata: Aku tahu apa yang kamu maksud - [[infalibilitas kepausan]]. Jangan lupa, waktu itu aku hanyalah seorang Monsinyur."
 
Pada malam saat [[Adolf Hitler]] melancarkan gerakan [[Bierkeller Putsch]]-nya, Franz Matt, satu-satunya anggota kabinet Bavaria yang tidak hadir di Bürgerbräu Keller, ternyata sedang makan malam bersama dengan Pacelli dan Michael Cardinal von Faulhaber.<ref>Schmidt, Lydia. (2000). ''Kultusminister Franz Matt (1920–1926): Schul-, Kirchen- und Kunstpolitik in Bayern nach dem Umbruch von 1918''. CH Beck. ISBN 3-406-10707-9</ref> Diplomat [[Amerika Serikat]] Robert Murphy yang waktu itu berada di München menulis bahwa "semua duta asing di [[München]], termasuk Nuncio Pacelli, yakin bahwa karier politik Hitler telah habis dengan penuh cela pada tahun 1924. Ketika saya mengangkat cerita ini untuk mengingatkan Sri Paus tentang bagian kecil sejarah ini (pada tahun 1945), ia tertawa dan berkata: Aku tahu apa yang kamu maksud—[[infalibilitas kepausan]]. Jangan lupa, waktu itu aku hanyalah seorang Monsinyur."<ref>Robert Murphy ''Diplomat among Warriors'' Doubleday, Garden City,N.Y. 1964, p.205</ref>
 
==== Nuncio pertama di Berlin ====
Beberapa tahun kemudian ia diangkat menjadi Nuncio untuk Jerman, dan setelah menyelesaikan sebuah konkordat dengan Bavaria (23 Juni 1920), Nunciature Apostolik Tahta Suci dipindahkan ke Berlin (tahun 1925). Banyak staf Pacelli di MunichMünchen ikut bersamanya hingga akhir hidupnya, termasuk penasehatnyapenasihatnya Robert Leiber dan Suster Pascalina Lehnert - pembantuLehnert—pembantu rumah tangga, teman, dan penasihat Pacelli selama 41 tahun.
 
Di Berlin, Pacelli adalah Pemimpin dari Korps Diplomatik dan aktif dalam kegiatan-kegiatan diplomatik dan sosial. Di sana ia bertemu dengan orang-orang terkenal seperti [[Albert Einstein]], Adolf von Harnack, Gustav Stresemann, Clemens August Graf von Galen, dan Konrad Cardinal von Preysing. Dua nama terakhir ia angkat menjadi kardinal pada tahun 1946. Ia bekerja sama dengan Imam Jerman Ludwig Kaas, yang dikenal atas pengetahuannya yang dalam mengenai hubungan antar Gereja dan Negara serta aktif secara politik di Partai Tengah.<ref>Ludwig Volk ''Das Reichskonkordat vom 20. Juli 1933'' ISBN 3-7867-0383-3.</ref> Ketika berada di Jerman ia menikmati pekerjaannya sebagai seorang imam. Ia melakukan perjalanan ke seluruh daerah di Jerman, menghadiri Katholikentag (Pertemuan Nasional Umat Katolik), dan memberikan sekitar 50 khotbah dan pidato kepada masyarakat Jerman.<ref>Ludwig Kaas, ''Eugenio Pacelli, Erster Apostolischer Nuntius beim Deutschen Reich,'' Gesammelte Reden, Buchverlag Germania, Berlin, 1930</ref>
 
==== Negosiasi dengan Uni Soviet (1925–1927) ====
Di Berlin, Pacelli adalah Pemimpin dari Korps Diplomatik dan aktif di kegiatan-kegiatan diplomatik dan sosial. Di sana ia bertemu dengan orang-orang terkenal seperti [[Albert Einstein]], Adolf von Harnack, Gustav Stresemann, Clemens August Graf von Galen, dan Konrad Cardinal von Preysing. Dua nama terakhir ia angkat menjadi kardinal pada tahun 1946. Ia bekerja sama dengan Imam Jerman Ludwig Kaas, yang dikenal atas pengetahuannya yang dalam mengenai hubungan antar Gereja dan Negara dan yang aktif secara politik di Partai Tengah. Ketika berada di Jerman ia menikmati pekerjaannya sebagai seorang imam. Ia melakukan perjalanan ke seluruh daerah di Jerman, menghadiri Katholikentag (Pertemuan Nasional Umat Katolik), dan memberikan sekitar 50 khotbah dan pidato kepada masyarakat Jerman.
 
Di [[Jerman]] pasca-perang, Pacelli terutama berusaha menjelaskan hubungan antara Gereja dan Negara, namun dengan ketiadaan duta besar Tahta Kepausan di [[Moskwa]], Pacelli juga bekerja dalam pengurusan hubungan diplomatik antara [[Vatikan]] dengan [[Uni Soviet]]. Ia merundingkan pengiriman makanan bagi Rusia, negara tempat Gereja ditindas. Ia bertemu dengan wakil-wakil Uni Soviet termasuk Menteri Luar Negeri [[Georgi Chicherin]], yang menolak semua bentuk pendidikan keagamaan serta pentahbisan imam dan uskup, namun menawarkan persetujuan tanpa hal-hal yang penting bagi Gereja maupun Vatikan.<ref>(Hansjakob Stehle, Die Ostpolitik des Vatikans, Piper, München, 1975, hal.139-141</ref> "Sebuah percakapan yang sangat tinggi kelasnya antara dua orang yang sangat pintar seperti Pacelli dan Chicherin, yang tampak saling tidak menyukai pihak yang lain," demikian catatan salah seorang yang hadir di sana. Di samping sikap pesimistis [[Vatikan]] dan kurangnya kemajuan yang jelas, Pacelli meneruskan negosiasi-negosiasi rahasia dengan pihak Uni Soviet sampai [[Paus Pius XI]] memerintahkan agar semua negosiasi tersebut dihentikan pada tahun 1927.
==== Negosiasi dengan Uni Soviet (1925-1927) ====
Di [[Jerman]] paska-perang, Pacelli terutama beusaha menjelaskan hubungan antara Gereja dan Negara. Namun dengan ketiadaan duta besar Tahta Kepausan di [[Moskow]], Pacellli juga bekerja dalam pengurusan hubungan diplomatik antara [[Vatikan]] dengan [[Uni Soviet]]. Ia merundingkan pengiriman makanan bagi Rusia, di negara dimana Gereja ditindas. Ia bertemu dengan wakil-wakil Uni Soviet termasuk Menteri Luar Negeri [[Georgi Chicherin]], yang menolak semua bentuk pendidikan keagamaan, pentahbisan imam dan uskup, namun menawarkan persetujuan tanpa hal-hal yang penting bagi Gereja maupun Vatikan. "Sebuah percakapan yang sangat tinggi kelasnya antara dua orang yang sangat pintar seperti Pacelli dan Chicherin, yang tampak saling tidak menyukai pihak yang lain," demikian catatan salah seorang yang hadir disana. Disamping sikap pesimistis [[Vatikan]] dan kurangnya kemajuan yang jelas, Pacelli meneruskan negosiasi-negosiasi rahasia dengan pihak Uni Soviet sampai [[Paus Pius XI]] memerintahkan agar semua negosiasi tersebut dihentikan di tahun 1927.
 
==== Pacelli dan Republik Weimar ====
Pacelli mendukung Koalisi Weimar dengan Partai Demokrat Sosial dan partai-partai liberal. Walaupun ia memiliki hubungan yang baik dengan wakil-wakil Partai Tengah seperti Marx dan Kaas, ia tidak mengikut-sertakan Partai Tengah dalam urusannya dengan Pemerintah Jerman. Pacelli mendukung aktivitas diplomatik Jerman yang ditujukan pada penolakan berbagai bentuk hukuman dari mantan-mantan musuh yang sekarang di pihak yang menang. Ia menghalangi usaha-usaha Perancis untuk pemisahan gereka di wilayah Saar, mendukung penunjukan pejabat Tahta Kepausan bagi Danzig dan membantu proses reintegrasi para imam yang diusir dari [[Polandia]]. Pacelli sangat kritis terhadap kebijaksanaan Jerman mengenai reparasi keuangan, yang dianggapnya tak bisa dibayangkan dan kekurangan unsur realitas di dalamnya. Ia menyesalkan kembalinya William, Putra Mahkota Jerman, dari pengasingan sebagai penyebab ketidak-stabilan situasi di negara tersebut. Setelah terjadinya sabotase-sabotase Jerman terhadap tentara pendudukan Perancis di Lembah Ruhr di tahun 1923, media Jerman memberitakan adanya konflik antara Pacelli dan Pemerintah Jerman. Vatikan mengutuk tindakan-tindakan tersebut terhadap Perancis di Ruhr.
 
Pacelli mendukung Koalisi Weimar dengan Partai Demokrat Sosial dan partai-partai liberal. Walaupun ia memiliki hubungan yang baik dengan wakil-wakil Partai Tengah seperti Marx dan Kaas, ia tidak mengikutsertakan Partai Tengah dalam urusannya dengan Pemerintah Jerman.<ref>Rudolf Morsey, Eugenio Pacelli als Nuntius in Deutschland, in Herbert Schambeck, Pius XII. Duncker &Humblot, Berlin, hal. 131.</ref> Pacelli mendukung aktivitas diplomatik Jerman yang ditujukan pada penolakan berbagai bentuk hukuman dari mantan-mantan musuh yang sekarang di pihak yang menang. Ia menghalangi usaha-usaha Prancis untuk pemisahan gereja di wilayah Saar, mendukung penunjukan pejabat Tahta Kepausan bagi Danzig, dan membantu proses reintegrasi para imam yang diusir dari [[Polandia]].<ref>Rudolf Morsey, Eugenio Pacelli als Nuntius in Deutschland, in Herbert Schambeck, Pius XII. Duncker &Humblot, Berlin, hal. 121.</ref> Pacelli sangat kritis terhadap kebijakan Jerman mengenai perbaikan keuangan, yang dianggapnya tak bisa dibayangkan dan kekurangan unsur realitas di dalamnya.<ref>Karl Heinz Harbeck, ''Akten der Reichskanzlei. Das Kabinett Cuno'', Boppard, 1968, hal. 544.</ref> Ia menyesalkan kembalinya William, Putra Mahkota Jerman, dari pengasingan dan menganggap hal itu sebagai penyebab ketidak-stabilan situasi di negara tersebut. Setelah terjadinya sabotase-sabotase Jerman terhadap tentara pendudukan Prancis di Lembah Ruhr pada tahun 1923, media Jerman memberitakan adanya konflik antara Pacelli dan Pemerintah Jerman. Vatikan mengutuk tindakan-tindakan terhadap Prancis tersebut di Ruhr.<ref>Emma Fatoni, ''Germania e Santa Sede, Le Nunziature di Pacelli tra la Grande Guerra e la Republica de Weimar'', Societa Editrice il Mulino, Bologna, Italia, 1992, p. 265f.</ref>
Ketika ia kembali ke [[Roma]] pada tahun 1929, pujian datang bertubi-tubi kepadanya dari umat [[Katolik]] maupun [[Protestan]] yang saat itu menjadi orang yang lebih terkenal dibandingkan kardinal atau uskup Jerman manapun - dua pihak yang sebagian besar tidak ia ikut-sertakan dalam negosiasi dan urusan dengan Pemerintah Jerman.
 
Ketika ia kembali ke [[Roma]] pada tahun 1929, pujian datang bertubi-tubi kepadanya dari umat [[Katolik]] maupun [[Protestan]]. Saat itu, ia menjadi orang yang lebih terkenal dibandingkan kardinal atau uskup Jerman manapun<ref>Nikolaus Junk, ''Im Kampf Zwischen Zwei Epochen'', Mainz 1973, hal. 381.</ref>—dua pihak yang sebagian besar tidak ia ikut sertakan dalam negosiasi dan urusan dengan Pemerintah Jerman.
=== Menjadi Kardinal Menteri Luar Negeri dan Camerlengo ===
Pacelli diangkat menjadi seorang kardinal pada tanggal 16 Desember 1929 oleh Paus Pius XI, dan beberapa bulan kemudian, pada tanggal 7 Februari 1930, Paus Pius XI mengangkatnya sebagai Kardinal Menteri Luar Negeri. Di tahun 1935, Kardinal Pacelli diberi gelar sebagai [[Camerlengo]] [[Gereja Katolik Roma]].
 
=== Menjadi Kardinal Sekretaris Negara dan Camerlengo ===
Sebagai Kardinal Menteri Luar Negeri, Pacelli menandatangani konkordat dengan beberapa negara seperti Baden (1932), [[Austria]] (1933), [[Jerman]] (1933), [[Yugoslavia]] (1935), dan [[Portugal]] (1940). [[Perjanjian Lateran]] dengan [[Italia]] (1929) selesai dibuat sebelum Pacelli menjadi Menteri Luar Negeri. Semua konkordat ini memungkinkan Gereja Katolik untuk mengorganisasi kelompok-kelompok kepemudaan, membuat penunjukan-penunjukan pejabat gereja, menjalankan sekolah, rumah sakit dan berbagai organisasi sosial, atau bahkan melaksanakan pelayanan-pelayanan keagamaan. Perjanjian-perjanjian ini memastikan bahwa [[Hukum Kanon]] diterima dalam beberapa ruang lingkup (seperti keputusan gereja mengenai pembatalan pernikahan).
 
Pacelli diangkat menjadi seorang kardinal pada tanggal 16 Desember 1929 oleh Paus Pius XI, dan beberapa bulan kemudian, pada tanggal 7 Februari 1930, Paus Pius XI mengangkatnya sebagai Kardinal Sekretaris Negara. Pada tahun 1935, Kardinal Pacelli diberi gelar sebagai [[Camerlengo]] [[Gereja Katolik Roma]].
Ia banyak melakukan kunjungan diplomatik di seluruh Eropa dan Amerika, termasuk sebuah kunjungan panjang ke [[Amerika Serikat]] di tahun 1936 dimana ia bertemu dengan Charles Coughlin dan [[Franklin D. Roosevelt]], yang menunjuk seorang duta pribadi (tanpa memerlukan persetujuan Senat) bagi Tahta Suci pada bulan Desember 1939, mendirikan kembali tradisi diplomatik yang putus sejak tahun 1870 ketika Sri Paus kehilangan kekuasaan atas hal-hal sekuler.
 
Sebagai Kardinal Sekretaris Negara, Pacelli menandatangani konkordat dengan beberapa negara seperti Baden (1932),<ref>Kent, 2002, hal. 24.</ref> [[Austria]] (1933), [[Jerman]] (1933), [[Yugoslavia]] (1935), dan [[Portugal]] (1940). [[Perjanjian Lateran]] dengan [[Italia]] (1929) selesai dibuat sebelum Pacelli menjadi Menteri Luar Negeri. Semua konkordat ini memungkinkan Gereja Katolik untuk mengorganisasi kelompok-kelompok kepemudaan, membuat penunjukan-penunjukan pejabat gereja, menjalankan sekolah, rumah sakit, dan berbagai organisasi sosial, atau bahkan melaksanakan pelayanan-pelayanan keagamaan. Perjanjian-perjanjian ini memastikan bahwa [[Hukum Kanon]] diterima dalam beberapa ruang lingkup (seperti keputusan gereja mengenai pembatalan pernikahan).<ref>Fahlbusch, Erwin (ed.). Bromiley, Geoffrey W. (trans.). (2005). ''The Encyclopedia of Christianity''. ISBN 0-8028-2416-1</ref>
Pacelli menduduki jabatan sebagai [[Legatus Pontificius]] dalam [[Kongres Ekaristi Internasional]] di [[Buenos Aires]], [[Argentina]], pada tanggal 10-14 Oktober 1934, dan di [[Budapest]], [[Hungaria]], tanggal 25-30 Mei 1938.
 
Ia banyak melakukan kunjungan diplomatik di seluruh Eropa dan Amerika, termasuk sebuah kunjungan panjang ke [[Amerika Serikat]] pada tahun 1936. Dalam kunjungan tersebut ia bertemu dengan Charles Coughlin dan [[Franklin D. Roosevelt]], yang menunjuk seorang duta pribadi (tanpa memerlukan persetujuan Senat) bagi Tahta Suci pada bulan Desember 1939, mendirikan kembali tradisi diplomatik yang putus sejak tahun 1870 ketika Sri Paus kehilangan kekuasaan atas hal-hal sekuler.<ref>Dalin, 2005, hal. 58–59.</ref>
Beberapa ahli sejarah menganggap bahwa Pacelli, sebagai Kardinal Menteri Luar Negeri, menghalangi [[Paus Pius XI]] (yang hampir meninggal dunia saat itu) untuk mengutuk peristiwa ''Kristallnacht'' di Jerman pada bulan November 1938, ketika ia diberitahu akan peristiwa itu oleh Nuncio Berlin. Surat ensiklik [[Paus Pius XI]] berjudul ''[[Humani Generis Unitas]]'' ("Mengenai Persatuan Umat Manusia"), yang telah siap untuk dikeluarkan pada bulan September 1938 (menurut dua penerbit surat ensiklik tersebut dan sumber-sumber lainnya) tidak dikirimkan ke [[Vatikan]] oleh Sekretaris Jenderal [[Yesuit]] Wlodimir Ledochowski. Surat tersebut mengandung sebuah pengutukan yang terbuka dan jelas terhadap kolonialisme, rasisme dan [[antisemitisme]], namun juga mengandung tuduhan yang keras kepada kaum [[Yahudi]] dan elemen-elemen antiyudaisme. Beberapa ahli sejarah menilai bahwa Pacelli yang mengetahui keberadaan surat ensiklik ini hanya setelah wafatnya Paus Pius XI tidak mengumumkannya secara resmi sebagai Paus. Namun, ia menggunakan sebagian dari surat ensiklik tersebut di dalam surat ensikliknya pada saat ia ditahbiskan sebagai Sri Paus, ''[[Summi Pontificatus]]'', yang ia sebut "Mengenai Persatuan Umat Manusia."
 
Pacelli menduduki jabatan sebagai [[Legatus Pontificius]] dalam [[Kongres Ekaristi Internasional]] di [[Buenos Aires]], [[Argentina]], pada tanggal 10-14 Oktober 1934, dan di [[Budapest]], [[Hungaria]], tanggal 25-30 Mei 1938.<ref>Marchione, 2002, hal. 22.</ref>
Berbagai pandangannya mengenai Gereja dan masalah-masalah kebijakan selama masa tugasnya sebagai Kardinal Menteri Luar Negeri dipublikasikan oleh [[Vatikan]] pada tahun 1939. Salah satu hal yang paling penting diantara lima puluh pidatonya adalah ulasannya mengenai masalah hubungan Gereja dan negara di [[Budapest]] tahun 1938.
 
Beberapa ahli sejarah menganggap bahwa Pacelli, sebagai Kardinal Sekretaris Negara, menghalangi [[Paus Pius XI]] (yang hampir meninggal dunia saat itu<ref>Phayer, 2000, hal. 3.</ref>) untuk mengutuk peristiwa ''[[Kristallnacht]]'' di Jerman pada November 1938,<ref>Walter Bussmann, 1969, "Pius XII an die deutschen Bischöfe", ''Hochland'' 61, hal. 61–65</ref> ketika ia diberitahu akan peristiwa itu oleh Nuncio Berlin.<ref name="gutman1136">Gutman, Israel, Encyclopedia of the Holocaust, hal. 1136.</ref> Surat ensiklik [[Paus Pius XI]] berjudul ''[[Humani Generis Unitas]]'' ("Mengenai Persatuan Umat Manusia"), yang telah siap untuk diterbitkan pada bulan September 1938 (menurut dua penerbit surat ensiklik<ref>Passelecp, Suchecky hal.113-137</ref> tersebut dan sumber-sumber lainnya) tidak dikirimkan ke [[Vatikan]] oleh Sekretaris Jenderal [[Yesuit]] Wlodimir Ledochowski.<ref name="tablet">Hill, Roland. 1997, August 11. "[http://www.thetablet.co.uk/articles/6576/ The lost encyclical] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170630070259/http://www.thetablet.co.uk/articles/6576/ |date=2017-06-30 }}." ''The Tablet''.</ref><ref>January 28,1939, eleven days before the death of Pope Pius XI, author a disappointed Gundlach informs to author La Farge,."It cannot continue like this" The text has not been forwarded to the Vatican. He had talked to the American assistant to Father General, who promised to look into the matter in December 1938, but did not report back.Passelecp, Suchecky. hal. 121.</ref> Surat tersebut mengandung sebuah pengutukan yang terbuka dan jelas terhadap kolonialisme, rasisme, dan [[antisemitisme]], namun juga mengandung tuduhan yang keras kepada kaum [[Yahudi]] dan elemen-elemen antiyudaisme.<ref name="tablet" /><ref>[[Humani Generis Unitas]]</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.adl.org/main_Interfaith/nostra_aetate.htm?Multi_page_sections=sHeading_4 |title=Salinan arsip |access-date=2015-03-06 |archive-date=2012-10-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121030133305/http://www.adl.org/main_Interfaith/nostra_aetate.htm?Multi_page_sections=sHeading_4 |dead-url=yes }}</ref> Beberapa ahli sejarah menilai bahwa Pacelli yang mengetahui keberadaan surat ensiklik ini hanya setelah wafatnya Paus Pius XI tidak mengumumkannya secara resmi sebagai Paus,<ref>On March 16, four days after coronation, Gundlach informs LaFarge, that the documents were given to Pius XI shortly before his death, but that the new Pope had sofar no opportunity to learn about it. Passelecp, Suchecky. hal. 126.</ref> namun ia menggunakan sebagian dari surat ensiklik tersebut di dalam surat ensikliknya pada saat ia ditahbiskan sebagai Sri Paus, ''[[Summi Pontificatus]]'', yang ia sebut "Mengenai Persatuan Umat Manusia."<ref>ENCYCLICAL OF POPE PIUS XII ON THE UNITY OF HUMAN SOCIETY TO OUR VENERABLE BRETHREN: THE PATRIARCHS, PRIMATES, ARCHBISHOPS, BISHIOPS, AND OTHER ORDINARIES IN PEACE AND COMMUNION WITH THE APOSTOLIC SEE (AAS 1939).</ref>
 
Berbagai pandangannya mengenai Gereja dan masalah-masalah kebijakan selama masa tugasnya sebagai Kardinal Sekretaris Negara diterbitkan oleh [[Vatikan]] pada tahun 1939. Salah satu hal yang paling penting di antara lima puluh pidatonya adalah ulasannya mengenai masalah hubungan Gereja dan negara di [[Budapest]] tahun 1938.<ref>Eugenio Cardinal Pacelli ''Discorsi E Panegirici 1931–1938'' Tipografia Poliglotta Vaticana, 1939</ref>
 
=== ''Reichskonkordat'' ===
''Reichskonkordat'' adalah sebuah bagian integral dari empat konkordat yang diselesaikan Pacelli atas nama Vatikan terhadap negara-negara bagian Jerman. konkordat bagi negara-negara bagian ini diperlukan karena konstitusi negara Jerman Federalis [[Weimar]] memberikan kekuasaan kepada tiap-tiap negara bagian di bidang pendidikan dan kebudayaan, dua hal yang menjadi perhatian kebijaksanaan [[Vatikan]]. Sebagai ''Nuncio'' [[Bavaria]], Pacelli sukses merundingkannya dengan Pemerintah Bavaria di tahun 1925. Ia berharap konkordat dengan negara bagian Bavaria yang Katolik menjadi model untuk wilayah lainnya di [[Jerman]]. [[Prusia]] menunjukkan ketertarikan dalam berunding hanya setelah adanya konkordat dengan Bavaria. Namun, Pacelli menerima kondisi yang kurang menguntungkan bagi Gereja di dalam konkordat dengan [[Prusia]] tahun 1929, yang tidak meliputi masalah-masalah pendidikan. Sebuah konkordat dengan Negara Bagian Jerman [[Baden]] diselesaikan oleh Pacelli pada tahun 1932 setelah ia kembali ke Roma. Disana ia juga merundingkan sebuah konkordat dengan [[Austria]] pada tahun 1933. Sebanyak 16 konkordat dan perjanjian dengan negara-negara [[Eropa]] diselesaikan dalam periode sepuluh tahun (1922-1932).
 
''Reichskonkordat'' adalah sebuah bagian yang tak terpisahkan dari empat konkordat yang diselesaikan Pacelli atas nama Vatikan terhadap negara-negara bagian Jerman. Konkordat bagi negara-negara bagian ini diperlukan karena konstitusi negara Jerman Federalis [[Weimar]] memberikan kekuasaan kepada tiap-tiap negara bagian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dua hal yang menjadi perhatian kebijaksanaan [[Vatikan]]. Sebagai ''Nuncio'' [[Bavaria]], Pacelli berhasil merundingkannya dengan Pemerintah Bavaria pada tahun 1925. Ia berharap konkordat dengan negara bagian Bavaria yang Katolik menjadi model untuk wilayah lainnya di [[Jerman]].<ref>Ludwig Volk, Die Kirche in den deutschsprachigen Ländern in: ''Handbuch der Kirchengeschichte, Band VII'', hal. 539.</ref> [[Prusia]] menunjukkan ketertarikan untuk berunding hanya setelah adanya konkordat dengan Bavaria, namun Pacelli menerima kondisi yang kurang menguntungkan bagi Gereja di dalam konkordat dengan [[Prusia]] tahun 1929, yang tidak meliputi masalah-masalah pendidikan. Sebuah konkordat dengan Negara Bagian Jerman [[Baden]] diselesaikan oleh Pacelli pada tahun 1932 setelah ia kembali ke Roma. Di sana ia juga merundingkan sebuah konkordat dengan [[Austria]] pada tahun 1933.<ref>Ludwig Volk, Die Kirche in den deutschsprachigen Ländern in: ''Handbuch der Kirchengeschichte, Band VII'', hal. 539-544.</ref> Sebanyak 16 konkordat dan perjanjian dengan negara-negara [[Eropa]] diselesaikan dalam periode sepuluh tahun (1922–1932).<ref>Konkordat-konkordat tersebut adalah: Latvia 1922, Bavaria 1925, Poland 1925, France I., 1926, France II. 1926, Lithuania 1927, Czechoslovakia 1928, Portugal I 1928, Italy I1929, Italy II 1929, Portugal II 1929, Rumania I1927, Prussia 1929, Rumania II 1932, Baden 1932, Germany 1933, Austria 1933. Lihat P.Joanne M.Restrepo Restrepo SJ. ''Concordata Regnante Sanctissimo Domino Pio PP.XI. Inita'' PontificiaUniversita Gregoriana, Roma, 1934.</ref>
''Reichskonkordat'' yang ditandatangani pada tanggal 20 Juli 1933 antara Jerman dan Tahta Suci, adalah suatu hal yang penuh kontroversi sejak awal walau perjanjian ini merupakan bagian dari kebijaksanaan Vatikan secara garis besar. Hal ini masih menjadi konkordat paling penting yang dibuat oleh Pacelli. Perjanjian ini diperdebatkan bukan karena isinya (yang masih berlaku hingga hari ini) namun karena waktu pembuatannya. Sebuah konkordat nasional dengan Jerman merupakan tujuan utama Pacelli sebagai Menteri Luar Negeri karena ia berharap untuk memperkuat kedudukan legal Gereja disana. Pacelli yang mengenal kondisi Jerman dengan baik, menekankan (1) perlindungan terhadap asosiasi-asosiasi Katolik, (2) kebebasan bagi pendidikan dan sekolah-sekolah Katolik, dan (3) kebebasan publikasi.
 
''Reichskonkordat'' yang ditandatangani pada tanggal 20 Juli 1933 antara Jerman dan Tahta Suci adalah suatu hal yang penuh kontroversi sejak awal, meskipun perjanjian ini merupakan bagian dari kebijaksanaan Vatikan secara keseluruhan. Perjanjian ini masih menjadi konkordat paling penting yang dibuat oleh Pacelli. Perjanjian ini diperdebatkan bukan karena isinya (yang masih berlaku hingga hari ini), namun karena waktu pembuatannya. Sebuah konkordat nasional dengan Jerman merupakan tujuan utama Pacelli sebagai Menteri Luar Negeri karena ia berharap untuk memperkuat kedudukan legal Gereja di sana. Pacelli, yang mengenal kondisi Jerman dengan baik, menekankan (1) perlindungan terhadap perkumpulan-perkumpulan Katolik, (2) kebebasan bagi pendidikan dan sekolah-sekolah Katolik, dan (3) kebebasan penerbitan.<ref>Ludwig Volk, Die Kirche in den deutschsprachigen Ländern in: ''Handbuch der Kirchengeschichte, Band VII'', hal. 546,547.</ref>
Sebagai ''nuncio'' disana selama era 1920-an, usahanya ternyata gagal untuk mendapatkan persetujuan dengan Jerman terhadap perjanjian semacam itu. Antara tahun 1930-1933 ia mencoba untuk memulai perundingan dengan wakil-wakil penerus pemerintahan Jerman, namun karena penentangan partai-partai Protestan dan Sosialis, ketidak-stabilan pemerintahan nasional dan prioritas pemerintahan negara-negara bagian untuk melindungi status otonomi mereka Pacelli gagal mencapai tujuan ini. Khususnya, kesangsian mengenai kontribusi adanya denominasi-denominasi agama dan karya-karya rohaniwan di dalam angkatan bersenjata menghalangi persetujuan apapun di tingkat nasional walaupun pembicaraan mengenai hal ini sempat terjadi di musim dingin tahun 1932.
 
Sebagai ''nuncio'' di sana selama era 1920-an, usahanya ternyata gagal untuk mendapatkan persetujuan dengan Jerman terhadap perjanjian semacam itu. Antara tahun 1930–1933 ia mencoba untuk memulai perundingan dengan wakil-wakil penerus pemerintahan Jerman, namun Pacelli gagal mencapai tujuan ini karena penentangan partai-partai Protestan dan Sosialis, ketidak-stabilan pemerintahan nasional, dan prioritas pemerintahan negara-negara bagian untuk melindungi status otonomi mereka. Khususnya, kesangsian mengenai kontribusi adanya denominasi-denominasi agama dan karya-karya rohaniwan di dalam angkatan bersenjata menghalangi persetujuan apa pun di tingkat nasional walaupun pembicaraan mengenai hal ini sempat terjadi pada musim dingin tahun 1932.<ref>Ludwig Volk ''Das Reichskonkordat vom 20. Juli 1933'', hal. 34f., 45–58.</ref><ref>Klaus Scholder "The Churches and the Third Reich" volume 1: terutama Part 1, chapter 10; Part 2, chapter 2</ref>
[[Adolf Hitler]] diangkat menjadi Kanselir pada tanggal 30 Januari 1933 dan segera mencoba mendapatkan rasa hormat dunia internasional atas dirinya dan mencoba menyingkirkan lawan-lawan politik dalam negeri dari pihak Gereja dan Partai Tengah Katolik. Ia mengirim Wakil Kanselir-nya [[Franz von Papen]], seorang bangsawan Katolik dan mantan anggota Partai Tengah, ke Roma untuk menawarkan perundingan mengenai ''Reichskonkordat''. Atas nama Kardinal Parcelli, Uskup Ludwig Kaas, pemimpin Partai Tengah yang ramah, merundingkan rancangan-rancangan pertama mengenai kondisi-kondisi perjanjian dengan Papen. konkordat tersebut akhirnya ditanda-tangani oleh Pacelli atas nama [[Vatikan]] dan oleh von Papen atas nama Jerman pada tanggal 20 Juli dan diratifikasi pada tanggal 10 September 1933.
 
[[Adolf Hitler]] diangkat menjadi Kanselir pada tanggal 30 Januari 1933 dan segera mencoba mendapatkan rasa hormat dunia internasional atas dirinya serta mencoba menyingkirkan lawan-lawan politik dalam negeri dari pihak Gereja dan Partai Tengah Katolik. Ia mengirim Wakil Kanselir-nya [[Franz von Papen]], seorang bangsawan Katolik dan mantan anggota Partai Tengah, ke Roma untuk menawarkan perundingan mengenai ''Reichskonkordat''.<ref>Volk, hal. 98–101. Feldkamp, 88–93.</ref> Atas nama Kardinal Parcelli, Uskup Ludwig Kaas, pemimpin Partai Tengah yang ramah, merundingkan rancangan-rancangan pertama mengenai kondisi-kondisi perjanjian dengan Papen.<ref>Volk, hal. 101,105.</ref> Konkordat tersebut akhirnya ditanda-tangani oleh Pacelli atas nama [[Vatikan]] dan oleh von Papen atas nama Jerman pada tanggal 20 Juli dan diratifikasi pada tanggal 10 September 1933.<ref>Volk, hal. 254.</ref>
Antara tahun 1933 dan 1939, Pacelli mengeluarkan 55 protes atas pelanggaran ''Reichskonkordat''. Yang paling terkenal ialah pada awal tahun 1937 Pacelli meminta beberapa kardinal Jerman, termasuk Michael Cardinal von Faulhaber, untuk membantunya menulis sebuah protes atas pelanggaran Nazi terhadap ''Reichskonkordat''; Surat ini nantinya menjadi surat ensiklik Paus Pius XI berjudul ''Mit Brennender Sorge''. Surat ensiklik tersebut, yang mengutuk pandangan yang "meninggikan ras, atau masyarakat, atau negara, atau suatu bentuk khusus dari negara ... di atas nilai-nilai dasar mereka dan mempertuhankan mereka (pandangan-pandangan ini) ke tahap menjadi barang pujaan berhala", ditulis dalam Bahasa Jerman, bukan Bahasa Latin seperti biasanya, dan dibacakan di gereja-gereja Jerman pada Hari Minggu Palma tahun 1937. Pada tanggal 10 Juni 1941 ia mengomentari berbagai permasalahan dengan ''Reichskonokordat'' dalam sepucuk surat kepada Uskup Passau di Bavaria: "Sejarah ''Reichskonkordat'' menunjukkan bahwa pihak yang lain tidak memiliki prasyarat paling dasar untuk menerima kebebasan dan hak Gereja sedikitpun, yang tanpanya Gereja tidak akan bisa hidup dan berkarya, meski dengan adanya perjanjian-perjanjian formal sekalipun".
 
Antara tahun 1933 dan 1939, Pacelli mengeluarkan 55 protes atas pelanggaran ''Reichskonkordat''. Yang paling terkenal ialah pada awal tahun 1937 Pacelli meminta beberapa kardinal Jerman, termasuk Michael Cardinal von Faulhaber, untuk membantunya menulis sebuah protes atas pelanggaran Nazi terhadap ''Reichskonkordat''; Surat ini nantinya menjadi surat ensiklik Paus Pius XI berjudul ''Mit Brennender Sorge''. Surat ensiklik tersebut, yang mengutuk pandangan yang "meninggikan ras, atau masyarakat, atau negara, atau suatu bentuk khusus dari negara … di atas nilai-nilai dasar mereka dan mempertuhankan mereka (pandangan-pandangan ini) ke tahap menjadi barang pujaan berhala", ditulis dalam Bahasa Jerman, bukan Bahasa Latin seperti biasanya, dan dibacakan di gereja-gereja Jerman pada Hari [[Minggu Palma]] tahun 1937.<ref>Phayer 2000, hal. 16; Sanchez 2002, hal. 16–17.</ref> Pada tanggal 10 Juni 1941, ia mengomentari berbagai permasalahan dengan ''Reichskonokordat'' dalam sepucuk surat kepada Uskup Passau di Bavaria: "Sejarah ''Reichskonkordat'' menunjukkan bahwa pihak yang lain tidak memiliki prasyarat paling dasar untuk menerima kebebasan dan hak Gereja sedikitpun, yang tanpanya Gereja tidak akan bisa hidup dan berkarya, meski dengan adanya perjanjian-perjanjian formal sekalipun".<ref>74.A lEveque de Passau, in "Lettres de Pie XII aux Eveques Allemands 1939–1944, Libreria Editrice Vaticana, 1967, hal.416</ref>
 
== Masa kepausan ==
 
=== Pemilihan dan pentahbisan ===
[[Paus Pius XI]] wafat pada tanggal 10 Februari 1939. Beberapa ahli sejarah telah memperkirakan bahwa [[konklaf]] yang akan diadakan untuk memilih penerus Sri Paus akan menghadapi sebuah pilihan besar antara calon yang memiliki kemampuan diplomatis atau yang memiliki kehidupan spiritual yang kuat, dan para kardinal melihat pengalaman diplomatik Pacelli, terutama dengan Jerman, sebagai salah satu faktor yang membawa pemilihannya sebagai Sri Paus berikutnya pada tanggal 2 Maret 1939, pada hari ulang tahun ke-63-nya, setelah hanya satu hari berembuk dan tiga kali pengisian kartu pemilihan. Ia menjadi Kardinal Menteri Luar Negeri pertama yang terpilih menjadi Sri Paus semenjak [[Paus Klemens IX]] pada tahun 1667. Ia juga menjadi salah satu dari dua pria yang pernah menjabat sebagai ''Camerlengo'' tepat sebelum terpilih sebagai paus (yang lainnya adalah [[Paus Leo XIII]]). Pentahbisannya diadakan tanggal 12 Maret 1939.
 
[[Paus Pius XI]] wafat pada tanggal 10 Februari 1939. Beberapa ahli sejarah telah memperkirakan bahwa [[konklaf]] yang akan diadakan untuk memilih penerus Sri Paus akan menghadapi sebuah pilihan besar antara calon yang memiliki kemampuan diplomatis atau yang memiliki kehidupan spiritual yang kuat. Para kardinal melihat pengalaman diplomatik Pacelli, terutama dengan Jerman, sebagai salah satu faktor yang membawa pemilihannya sebagai Sri Paus berikutnya pada tanggal 2 Maret 1939, pada hari ulang tahun ke-63-nya, setelah hanya satu hari berembuk dan tiga kali pengisian kartu pemilihan.<ref>Michael F. Feldkamp ''Pius XII und Deutschland'' ISBN 3-525-34026-5.</ref><ref>Dalin, 2005, hal. 69–70</ref> Ia menjadi Kardinal Sekretaris Negara pertama yang terpilih menjadi Sri Paus semenjak [[Paus Klemens IX]] pada tahun 1667.<ref>Catholic Forum. [http://www.catholic-forum.com/saints/pope0260.htm Pope Pius XII] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060424052820/http://www.catholic-forum.com/saints/pope0260.htm |date=2006-04-24 }}.</ref> Ia juga menjadi salah satu dari dua pria yang pernah menjabat sebagai ''Camerlengo'' tepat sebelum terpilih sebagai paus (yang lainnya adalah [[Paus Leo XIII]]). Pentahbisannya diadakan tanggal 12 Maret 1939.
Pacelli mengambil gelar kepausan yang sama dengan pendahulunya, sebuah gelar yang hanya digunakan oleh paus-paus orang Italia. Ia pernah berkata, "Saya memanggil diri saya Pius; seluruh hidup saya berada di bawah kepemimpinan Paus dengan nama ini, namun (saya memakai nama ini) khususnya sebagai tanda terima kasih saya pada [[Paus Pius XI]]."
 
Pacelli mengambil gelar kepausan yang sama dengan pendahulunya, sebuah gelar yang hanya digunakan oleh paus-paus orang Italia. Ia pernah berkata, "Saya memanggil diri saya Pius; seluruh hidup saya berada di bawah kepemimpinan Paus dengan nama ini, namun (saya memakai nama ini) khususnya sebagai tanda terima kasih saya pada [[Paus Pius XI]]."<ref>Pius XII, quoted in Joseph Brosch, Pius XII, Lehrer der Wahrheit, Kreuzring, Trier,1968, hal.45</ref>
 
Pada tanggal 15 Desember 1937, selama konsistorium-nya yang terakhir (berada di dalam pertemuan [[Kolegium para Kardinal]] yang bukan [[konklaf]]), Paus Pius XI memberikan isyarat yang cukup jelas kepada para kardinal bahwa ia berharap Pacelli menjadi penerusnya dengan ucapan "Ia berada diantaradi antara kalian".<ref>“Medius vestrum stetit quem vos nescetis. Everybody knew what the pope meant". Domenico Cardinale Tardini, Pio XII, Tipografia Poliglotta Vaticana, 1960, hal.105</ref><ref>Lehnert, Pascalina Ich durfte Ihm Dienen,Erinnerungen an Papst Pius XII. Naumann, Würzburg, 1986, hal.57</ref> Ia pernah berkata: "Apabila hari ini Sri Paus meninggal dunia, kalian akan mendapatkan paus baru esok harinya karena Gereja hidup terus. Adalah merupakan tragedi yang lebih besar apabila Kardinal Pacelli yang meninggal dunia karena ia hanya ada satu. Saya berdoa tiap hari agar Tuhan mengirimkan orang yang lain (seperti Pacelli) ke tengah-tengah kita, namun hingga hari ini, hanya ada satu (Pacelli) di dunia ini."<ref>Pascalina Lehnert, Ich durfte Ihm Dienen, Erinnerungen an Papst Pius XII. Naumann, Würzburg, 1986,hal. 49</ref>
 
Setelah pemilihannya, Paus Pius XII menyebutkan tiga sasarannya sebagai Sri Paus:<ref>Domenico Cardinale Tardini, Pio XII, Tipografia Poliglotta Vaticana, 1960,
hal.75</ref>
# Sebuah terjemahan baru Kidung Mazmur yang dikumandangkan tiap hari oleh rohaniwan/wati dan para imam, agar mereka lebih dapat menghargai keindahan dan kekayaan Kitab Perjanjian Lama. Terjemahan ini diselesaikan pada tahun 1945.
# Sebuah penjelasan mengenai dogma tentang pengangkatan tubuh ke surga. Hal ini mengakibatkan banyaknya penelitian ke dalam sejarah Gereja dan konsultasi dengan berbagai keuskupan di seluruh dunia. Dogma ini dinyatakan pada bulan November 1950.
# Meningkatkan usaha-usaha ekskavasipenggalian arkeologi di bawah Basilika Santo Petrus di Roma untuk memastikan apakah Santo Petrus benar-benar dimakamkan disanadi sana, atau apakah Gereja telah terjebak dalam kebohongan iman selama lebih dari 1500 tahun. Hal ini adalah sebuah hal yang penuh kontroversi karena kemungkinan nyata dari sebuah peristiwa memalukan yang luar biasa, dan juga karena kekhawatiran dalam masalah teknis karena usaha ekskavasipenggalian ini akan dilakukan di bawah altar utama, dekat dengan pilar-pilar Bernini dari altar kepausan dan yang merupakan penopang utama dari ''cupola'' (kubah) [[Michelangelo]].<ref>Domenico Cardinale Tardini, Pio XII, Tipografia Poliglotta Vaticana, 1960, hal.76</ref> Hasil pertama mengenai makam Santo Petrus dipublikasikanditerbitkan pada tahun 1950.<ref>Domenico Cardinale Tardini, ''Pio XII'', Tipografia Poliglotta Vaticana, 1960, hal. 76.</ref>
 
=== Pengangkatan pejabat gereja ===
Setelah pemilihannya, ia mengangkat Lugi Cardinal Maglione menjadi penerusnya sebagai Pewrdana Menteri. Maglione, seorang diplomat [[Vatikan]] yang berpengalaman, telah mendirikan kembali hubungan-hubungan diplomatik dengan [[Swiss]] dan untuk waktu yang lama menjadi ''nuncio'' di Paris, Perancis. Walau demikian, Maglione tidak menggunakan pengaruh pendahulunya dalam melakukan tugasnya sebagai Menteri Luar Negeri.
 
Setelah pemilihannya, ia mengangkat Lugi Cardinal Maglione menjadi penerusnya sebagai Sekretaris Negara. Maglione, seorang diplomat [[Vatikan]] yang berpengalaman, telah mendirikan kembali hubungan-hubungan diplomatik dengan [[Swiss]] dan untuk waktu yang lama menjadi ''nuncio'' di Paris, Prancis. Walau demikian, Maglione tidak menggunakan pengaruh pendahulunya dalam melakukan tugasnya sebagai Menteri Luar Negeri.
Sebagai paus, Pacelli tetap berhubungan dekat dengan Monsinyur Montini (yang kelak menjadi [[Paus Paulus VI]]) dan Domenico Tardini. Setelah wagatnya Maglione di tahun 1944, Paus Pius XII membiarkan posisi tersebut kosong dan mengangkat Tardini sebagai kepala bagian urusan luar negeri dan Montini sebagai kepala bagian urusan dalam negeri. Tardini dan Montini terus mengabdi di jabatan mereka hingga tahun 1953 ketika Paus Pius XII memutuskan untuk mengangkat mereka menjadi kardinal - sebuah kehormatan yang ditolak oleh mereka berdua. Mereka kemudian diangkat menjadi Pro-Sekretaris, sebuah jabatan yang memberikan hak pada mereka untuk mengenakan Tanda Kehormatan Keuskupan. Tardini terus menjadi pejabat dekat Sri Paus hingga wafatnya Paus Pius XII, sementara Mantini menjadi Uskup Agung Milan, setelah wafatnya Alfredo Ildefonso Schuster.
 
Sebagai paus, Pacelli tetap berhubungan dekat dengan Monsinyur Montini (yang kelak menjadi [[Paus Paulus VI]]) dan Domenico Tardini. Setelah wagatnya Maglione pada tahun 1944, Paus Pius XII membiarkan posisi tersebut kosong dan mengangkat Tardini sebagai kepala bagian urusan luar negeri dan Montini sebagai kepala bagian urusan dalam negeri.<ref>Congregation of Extraordinary Ecclesiastical Affairs and Congregation of Ordinary Affairs</ref> Tardini dan Montini terus mengabdi di jabatan mereka hingga tahun 1953 ketika Paus Pius XII memutuskan untuk mengangkat mereka menjadi kardinal—suatu kehormatan yang ditolak oleh mereka berdua.<ref>Domenico Cardinale Tardini, Pio XII, Tipografia Poliglotta Vaticana, 1960, hal.157</ref> Mereka kemudian diangkat menjadi Pro-Sekretaris, sebuah jabatan yang memberikan hak pada mereka untuk mengenakan Tanda Kehormatan Keuskupan.<ref>Guilio Nicolini, Il Cardinale Domenico Tardini, Padova, 1980, ISBN 88-7026-340-1; hal.313</ref> Tardini terus menjadi pejabat dekat Sri Paus hingga wafatnya Paus Pius XII, sementara Mantini menjadi Uskup Agung Milan setelah wafatnya Alfredo Ildefonso Schuster.
Paus Pius XII perlahan tapi pasti mengurangi monopoli Pemerintah [[Italia]] terhadap [[Kuria Romawi]]. Ia mengangkat penasehat-penasehat [[Yesuit]] dari [[Jerman]] dan [[Belanda]]: Robert Leiber, Augustin Bea, dan Sebastian Tromp. Ia juga mendukung pengangkatan orang Amerika seperti Francis Spellman dari peran kecil menjadi memiliki peran yang besar di dalam Gereja. Setela [[Perang Dunia II]], Paus Pius XII mengangkat lebih banyak pejabat gereja yang bukan orang Italia dibandingkan dengan paus-paus sebelum dirinya: orang Amerika seperti Joseph P. Hurley sebagai pejabat kedutaan besar Tahta Suci di [[Belgrade]], Gerald P. O'Hara sebagai ''nuncio'' bagi [[Rumania]], dan Monsinyur Aloisius Joseph Muench sebagai ''nuncio'' bagi Jerman. Untuk pertama kalinya, banyak orang-orang muda dari [[Eropa]], [[Asia]] dan [[Amerika]] "dididik dan dilatih di dalam berbagai kongregasi dan jebatan administrasi di [[Vatikan]] untuk pelayanan-pelayanan mereka nantinya di seluruh dunia".
 
Paus Pius XII perlahan tetapi pasti mengurangi monopoli Pemerintah [[Italia]] terhadap [[Kuria Romawi]]. Ia mengangkat penasihat-penasihat [[Yesuit]] dari [[Jerman]] dan [[Belanda]]: Robert Leiber, Augustin Bea, dan Sebastian Tromp. Ia juga mendukung pengangkatan orang Amerika seperti Francis Spellman dari peran kecil menjadi memiliki peran yang besar di dalam Gereja.<ref>In the State Department he had actively supported “foreigners”, for example Francis Spellman, the American monsignor, whom he consecrated himself as the first American Bishop in the Vatican curia. Spellman had organized and accompanied Pacelli's American journey and arranged a meeting with President Roosevelt. Only 30 days after his coronation, on April 12 1939, Pope Pius XII named Spellman as archbishop of New York. ((For many interesting details see the authorized biography of Cardinal Spellman: Robert I. Gannon The Cardinal Spellman Story, Doubleday Company, New York, 1962</ref> Setela [[Perang Dunia II]], Paus Pius XII mengangkat lebih banyak pejabat gereja yang bukan orang Italia dibandingkan dengan paus-paus sebelum dirinya: orang Amerika seperti Joseph P. Hurley sebagai pejabat kedutaan besar Tahta Suci di [[Belgrade]], Gerald P. O'Hara sebagai ''nuncio'' bagi [[Rumania]], dan Monsinyur Aloisius Joseph Muench sebagai ''nuncio'' bagi Jerman. Untuk pertama kalinya, banyak orang-orang muda dari [[Eropa]], [[Asia]] dan [[Benua Amerika|Amerika]] "dididik dan dilatih di dalam berbagai kongregasi dan jabatan administrasi di [[Vatikan]] untuk pelayanan-pelayanan mereka nantinya di seluruh dunia".<ref>Oscar Halecki, James Murray, Jr. Pius XII, Eugenio Pacelli, Pope of Peace; hal.370</ref>
 
=== Konsistorium ===
Hanya dua kali dalam masa kepemimpinannya Paus Pius XII mengadakan konsistorium untuk memilih kardinal-kardinal baru; sangat berlawanan dengan [[Paus Pius XI]] yang mengadakan tujuh belas kali pertemuan itu dalam periode tujuh belas tahun. Paus Pius XII memilih untuk tidak mengangkat kardinal-kardinal baru selama Perang Dunia II, menyebabkan jumlah para kardinal menyusut menjadi 38 (Kardinal Denis Dougherty menjadi satu-satunya kardinal di masa Paus Pius XII yang masih hidup). Konsistorium pertama diadakan pada tanggal 18 Februari 1946 - yang kemudian dikenal sebagai Konsistorium Agung - menghasilkan pengangkatan jumlah kardinal terbanyak di sebuah konsistorium dalam sejarah gereja: 32 kardinal baru, hampir 50% dari jumlah [[Kolegium para Kardinal]], dan mencapai batas terbanyak menurut hukum gereja, yakni tujuh puluh kardinal. Konsistorium Paus Pius XII pada tahun 1946 ini, dengan tetap menjaga jumlah terbanyak Kolegium para Kardinal di angka 70, mengangkat kardinal-kardinal dari [[China]], [[India]], [[Timur Tengah]] dan menambah jumlah kardinal dari Amerika, sehingga secara proporsi mengurangi pengaruh kardinal Italia dialam kolegium tersebut.
 
Hanya dua kali dalam masa kepemimpinannya Paus Pius XII mengadakan konsistorium untuk memilih kardinal-kardinal baru; sangat berlawanan dengan [[Paus Pius XI]] yang mengadakan tujuh belas kali pertemuan itu dalam periode tujuh belas tahun. Paus Pius XII memilih untuk tidak mengangkat kardinal-kardinal baru selama Perang Dunia II, menyebabkan jumlah para kardinal menyusut menjadi 38 (Kardinal Denis Dougherty menjadi satu-satunya kardinal pada masa Paus Pius XII yang masih hidup). Konsistorium pertama diadakan pada tanggal 18 Februari 1946—yang kemudian dikenal sebagai Konsistorium Agung—menghasilkan pengangkatan jumlah kardinal terbanyak di sebuah konsistorium dalam sejarah gereja: 32 kardinal baru, hampir 50% dari jumlah [[Kolegium para Kardinal]], dan mencapai batas terbanyak menurut hukum gereja, yakni tujuh puluh kardinal.<ref>(previously [[Pope Leo X|Leo X]]'s elevation of thirty-one cardinals in 1517 had held this title). [[Pope John Paul II|John Paul II]] would later surpass this number on [[February 21]] [[2001]], elevating forty-four cardinals. By that time, the limit had been suspended and over 120 Cardinals existed.</ref> Konsistorium Paus Pius XII pada tahun 1946 ini, dengan tetap menjaga jumlah terbanyak Kolegium para Kardinal di angka 70, mengangkat kardinal-kardinal dari [[Cina]], [[India]], [[Timur Tengah]], dan menambah jumlah kardinal dari Amerika, sehingga secara proporsi mengurangi pengaruh kardinal Italia dalam kolegium tersebut.<ref>Oscar Halecki, James Murray, Jr. Pius XII, Eugenio Pacelli, Pope of Peace, hal. 371.</ref>
Pada konsistorium keduanya pada tanggal 12 Januari 1953, telah diantisipasi bahwa pejabat dekat Sri Paus, Monsinyur Domenico Tardini dan Monsinyur Montini akan diangkat menjadi kardinal. Paus Pius XII memberi tahu para kardinal yang telah berkumpul bahwa kedua orang tersebut mulanya berada di daftar teratasnya, namun mereka berdua menolak tawaran tersebut dan sebagai gantinya mereka diberikan kenaikan jabatan lainnya.
 
Pada konsistorium keduanya pada tanggal 12 Januari 1953, telah diantisipasi bahwa pejabat dekat Sri Paus, Monsinyur Domenico Tardini dan Monsinyur Montini akan diangkat menjadi kardinal.<ref>Levillain, 2002, hal. 1136.</ref> Paus Pius XII memberi tahu para kardinal yang telah berkumpul bahwa kedua orang tersebut mulanya berada di daftar teratasnya,<ref>Pio XII, La Allocuzione nel consistorio Segreto del 12 Gennaio 1953 in Pio XII, Discorsi e Radiomessagi di Sua Santita, Vatican City, 1953, 455</ref> namun mereka berdua menolak tawaran tersebut dan sebagai gantinya mereka diberikan kenaikan jabatan lainnya.<ref>Tardini later thanked him for not appointing him. The Pope replied with a smile: Monsignore mio, you thank me, for not letting me do what I wanted to do” I replied, yes Holy Father, I thank you for everything you have done for me, but even more, what you have not done for me. The Pope smiled.'' In Domenico Cardinale Tardini, Pio XII, Tipografia Poliglotta Vaticana, 1960 157</ref>
Dua konsistorium tahun 1946 dan 1953 mengakhiri masa 500 tahun dimana orang-orang Italia menjadi mayoritas di dalam [[Kolegium para Kardinal]]. Dengan beberapa perkecualian, para uskup dan kardinal Italia menerima perubahan ini dengan positif; tidak terdapat protes atau penentangan terbuka terhadap usaha-usaha internasionalisasi ini.
 
Dua konsistorium tahun 1946 dan 1953 mengakhiri masa 500 tahun saat orang-orang Italia menjadi mayoritas di dalam [[Kolegium para Kardinal]].<ref>Tobin, Greg. (2003). ''Selecting the Pope: Uncovering the Mysteries of Papal Elections''. Barnes & Noble Publishing. ISBN 0-7607-4032-1. hal. xv-xvi, 143.</ref> Dengan beberapa pengecualian, para uskup dan kardinal Italia menerima perubahan ini dengan positif; tidak terdapat protes atau penentangan terbuka terhadap usaha-usaha internasionalisasi ini.<ref>For example Padellaro:“Church history will memorize with special letters the secret conclave of 1946, and the cosmopolitan Pius XII, who called men of all races into the Senate of the Church" Nazareno Padellaro, Pio XII Torino, 1956, p. 484</ref>
Sebelumnya, di tahun 1945, [[Paus Pius XII]] telah menghapuskan prosedur [[konklaf]] kepausan yang rumit, yang dulunya dibuat dengan tujuan untuk menjamin kerahasiaan dan untuk menghalangi para kardinal untuk memilih dirinya sendiri. Sebagai gantinya, prosedur yang baru menambah jumlah suara mayoritas untuk memilih Sri Paus baru dari dua-per-tiga jumlah [[Kolegium para Kardinal]] menjadi dua-per-tiga ditambah satu.
 
Sebelumnya, pada tahun 1945, Paus Pius XII telah menghapuskan prosedur [[konklaf]] kepausan yang rumit, yang dulunya dibuat dengan tujuan untuk menjamin kerahasiaan dan untuk menghalangi para kardinal memilih dirinya sendiri. Sebagai gantinya, prosedur yang baru menambah jumlah suara mayoritas untuk memilih Sri Paus baru dari dua-per-tiga jumlah [[Kolegium para Kardinal]] menjadi dua-per-tiga ditambah satu.
 
== Reformasi gereja ==
 
=== Reformasi liturgi ===
Dalam surat ensikliknya ''[[Mediator Dei]]'', Paus Pius XII menghubungkan liturgi dengan kehendak terakhir Kristus:
"Tapi adalah kehendak-Nya bahwa ibadah yang Ia dirikan dan lakukan selama hidup-Nya di bumi akan selalu berlanjut selamanya tanpa henti. Karena Ia tidak meninggalkan umat manusia menjadi yatim piatu. Ia masih menawarkan kita bantuan dari perantaraan-Nya yang penuh kuasa dan tidak pernah gagal, bertindak sebagai "pembela kita di hadapan Allah Bapa". Ia membantu kita melalui Gereja-Nya dimana Ia berkuasa sepanjang jaman; melalui Gereja yang Ia dirikan, tahbiskan dan sahkan selama-lamanya dimana Ia mendirikan "pilar-pilar kebenaran" dan penyebar rahmat, dan yang melalui pengorbanan-Nya di kayu salib."
 
Dalam surat ensikliknya, ''[[Mediator Dei]]'', Paus Pius XII menghubungkan liturgi dengan kehendak terakhir Kristus:
Oleh karenanya, Gereja, menurut Paus Pius XII, memiliki tujuan yang sama dengan Kristus sendiri, yakni mengajari semua manusia tentang kebenaran, dan mempersembahkan kepada Tuhan persembahan yang baik dan layak. Dengan cara ini, Gereka membentuk kembali persatuan antara Sang Pencipta dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Persembahan di altar, sesuai dengan apa yang pernah dilakukan Kristus sendiri, menghantarkan dan menebarkan rahmat kudus dari Kristus kepada para anggota di dalam sebuah Tubuh Keilahian.
"Tapi adalah kehendak-Nya bahwa ibadah yang Ia dirikan dan lakukan selama hidup-Nya di bumi akan selalu berlanjut selamanya tanpa henti. Karena Ia tidak meninggalkan umat manusia menjadi yatim piatu. Ia masih menawarkan kita bantuan dari perantaraan-Nya yang penuh kuasa dan tidak pernah gagal, bertindak sebagai 'pembela kita di hadapan Allah Bapa'. Ia membantu kita melalui Gereja-Nya tempat Ia berkuasa sepanjang zaman; melalui Gereja yang Ia dirikan, tahbiskan dan sahkan selama-lamanya, tempat Ia mendirikan 'pilar-pilar kebenaran' dan penyebar rahmat, dan yang melalui pengorbanan-Nya di kayu salib."<ref>AAS, 1947, Mediator Dei, 18</ref>
 
Oleh karenanya, Gereja, menurut Paus Pius XII, memiliki tujuan yang sama dengan Kristus sendiri, yakni mengajari semua manusia tentang kebenaran dan mempersembahkan kepada Tuhan persembahan yang baik dan layak. Dengan cara ini, Gereja membentuk kembali persatuan antara Sang Pencipta dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya.<ref>AAS, 1947, ''Mediator Dei'', p. 19.</ref> Persembahan di altar, sesuai dengan apa yang pernah dilakukan Kristus sendiri, menghantarkan dan menebarkan rahmat kudus dari Kristus kepada para anggota di dalam sebuah Tubuh Keilahian.<ref>AAS 1947, ''Mediator Dei'', hal. 31.</ref>
Liturgi menuntut partisipasi dari para umat. Paus Pius XII menolak secara tegas praktek-praktek devosi Katolik pribadi dan dalam hati yang semakin menyebar yang dilakukan oleh para umat selama Misa Kudus. Menurutnya, mereka memisahkan umat "dari pengorbanan di altar, dan dari aliran tenaga Ilahi yang mengalir dari kepala (yakni pemimpin misa) ke anggota-anggota tubuhnya (yakni para umat)". Ibadah Katolik mempersembahkan Pengakuan Iman Katolik dan Keberadaan Harapan dan Amal kepada Tuhan
 
Liturgi menuntut partisipasi dari para umat. Paus Pius XII menolak secara tegas praktik-praktik devosi Katolik pribadi dan dalam hati yang semakin menyebar yang dilakukan oleh para umat selama Misa Kudus. Menurutnya, mereka memisahkan umat "dari pengorbanan di altar dan dari aliran tenaga Ilahi yang mengalir dari kepala (yakni pemimpin misa) ke anggota-anggota tubuhnya (yakni para umat)". Ibadah Katolik mempersembahkan Pengakuan Iman Katolik dan Keberadaan Harapan dan Amal kepada Tuhan.<ref>AAS, 1947, ''Mediator Dei'', 47</ref>
Reformasi Liturgi Paus Pius XII yang berjumlah banyak menunjukkan dua karakteristik. Pembaruan dan penemuan kembali tradisi-tradisi liturgi tua, seperti pengenalan kembali upacara Malam Paskah, dan sebuah suasana yang lebih tertata di dalam bangunan-bangunan gereja. Penggunaan bahasa daerah didukung oleh Paus Pius XII, suatu hal yang menjadi bahan perdebatan hangat waktu itu. Ia menambah jumlah kebaktian-kebaktian yang tanpa menggunakan Bahasa Latin, terutama di negara-negara dimana kegiatan misi Katolik sedang berkembang. Pelaksanaan Sakramen Kudus di dalam gereja juga harus selalu dilakukan di altar utama yang berada di tengah gereja. Gereja juga selayaknya memajang benda-benda religius, namun tidak dipenuhi dengan benda-benda yang tidak penting atau bahkan dengan benda-benda yang merusak keagungan gereja. Karya-karya seni suci modern harus tetap menimbulkan rasa hormat dan menggambarkan semangat masa kini. Para imam diperbolehkan memimpin upacara pernikahan tanpa Misa Kudus. Mereka juga boleh memimpin [[Sakramen Krisma]] dalam situasi-situasi tertentu yang sebelumnya hanya para Uskup yang berhak mengadakannya.
 
Reformasi Liturgi Paus Pius XII yang berjumlah banyak menunjukkan dua karakteristik. Pembaruan dan penemuan kembali tradisi-tradisi liturgi tua, seperti pengenalan kembali upacara Malam Paskah dan suatu suasana yang lebih tertata di dalam bangunan-bangunan gereja. Penggunaan bahasa daerah didukung oleh Paus Pius XII, suatu hal yang menjadi bahan perdebatan hangat waktu itu. Ia menambah jumlah peribadatan yang tidak menggunakan Bahasa Latin, terutama di negara-negara tempat kegiatan misi Katolik sedang berkembang. Pelaksanaan Sakramen Kudus di dalam gereja juga harus selalu dilakukan di altar utama yang berada di tengah gereja.<ref>AAS, 1957, hal. 425.</ref> Gereja juga selayaknya memajang benda-benda religius dan tidak dipenuhi dengan benda-benda yang tidak penting atau bahkan dengan benda-benda yang merusak keagungan gereja.<ref>AAS, 1952, pp. 542-546</ref> Karya-karya seni suci modern harus tetap menimbulkan rasa hormat dan menggambarkan semangat masa kini. Para imam diperbolehkan memimpin upacara pernikahan tanpa Misa Kudus. Mereka juga boleh memimpin [[Sakramen Krisma]] dalam situasi-situasi tertentu yang sebelumnya hanya berhak diadakan oleh para Uskup.<ref>AAS, 1946, pp. 349-354</ref>
 
=== Reformasi hukum kanon ===
Reformasi Hukum Kanon (Latin:, ''Corpis Iuris Canonici'' (CIC)''), bertujuan untuk melakukan desentralisasi kekuasaan dan meningkatkan kebebasan Gereja yang bersatu. Dalam undang-undang dasarnya yang baru, para Patriark Gereja Ortodoks Timur diangkat hampir tanpa campur tangan Roma (''CIC Orientalis'', 1957),. demikianDemikian juga Hukum Pernikahan Gereja Ortodoks Timur (''CIC Orientalis'', 1949), hukum sipil (''CIC Orientalis'', 1950), hukum-hukum yang mengatur organisasi-organisasi religius (''CIC Orientalis'', 1952), hukum hal milik (''CIC Orientalis'', 1952), dan hukum-hukum lainnya. Semua reformasi dan tulisan Paus Pius XII ditujukan untuk membuat tradisi Oriental Timur sebagai bagian yang sama di dalam tubuh ilahi Kristus, seperti yang dijelaskan di dalam surat ensiklik ''[[Mystici Corporis]]''. {{fact}}
 
=== Para imam dan rohaniwan/wati ===
Dengan undang-undang apostolik ''[[Sedis Sapientiae]]'', Paus Pius XII menambahkan ilmu-ilmu sosial, sosiologi, psikologi dan psikologi sosial ke dalam pelatihan calon imam masa depan. Paus Pius XII menekankan kebutuhan untuk secara sistematis menganalisa kondisi psikis para calon imam untuk memastikan bahwa mereka mampu hidup selibat dan penuh pelayanan. Paus Pius XII menambahkan satu tahun lagi ke dalam masa formasi teologi para calon imam. Ia juga mengikut-sertakan satu tahun pastoral sebagai masa pengenalan nyata ke karya-karya keparokian.
 
Dengan undang-undang apostolik ''[[Sedis Sapientiae]]'', Paus Pius XII menambahkan ilmu-ilmu sosial, sosiologi, psikologi, dan psikologi sosial ke dalam pelatihan calon imam masa depan. Paus Pius XII menekankan kebutuhan untuk secara sistematis menganalisis kondisi psikis para calon imam untuk memastikan bahwa mereka mampu hidup selibat dan penuh pelayanan. Paus Pius XII menambahkan satu tahun lagi ke dalam masa formasi teologi para calon imam. Ia juga mengikut-sertakan satu tahun pastoral sebagai masa pengenalan nyata terhadap karya-karya keparokian.<ref>AAS, 1956, hal. 357.</ref>
Intisari dari pesan Paus Pius XII kepada semua rohaniwan/wati adalah mengajak mereka untuk selalu mereformasi diri sendiri dan untuk selalu melakukan tindakan heroisme Kristen. Artinya adalah untuk hidup lebih baik secara spiritual dibandingan orang awam dan menjadi contoh hidup dari kebajikan Kristen. Di saat dunia sekuler jatuh kembali kepada hedonisme, pilihan lain umat Katolik adalah kesucian dari, khususnya, para imam dan rohaniwan/wati. Norma-norma ketat yang mengatur hidup mereka bertujuan untuk membuat mereka menjadi model kesempurnaan seorang Kristiani bagi orang awam, demikian tulisannya di dalam ''[[Menti Nostrae]]''. Para uskup didorong untuk mencontoh orang suci seperti Bonifasius dan [[Paus Pius X]]. Para imam didorong untuk menjadi contoh hidup dari cinta Kristus dan pengorbanan-Nya.
 
Intisari dari pesan Paus Pius XII kepada semua rohaniwan/wati adalah mengajak mereka untuk selalu mereformasi diri sendiri dan untuk selalu melakukan tindakan heroisme Kristen. Artinya adalah untuk hidup lebih baik secara spiritual dibandingan orang awam dan menjadi contoh hidup dari kebajikan Kristen. Pada saat dunia sekuler jatuh kembali kepada hedonisme, pilihan lain umat Katolik adalah kesucian dari, khususnya, para imam dan rohaniwan/wati. Norma-norma ketat yang mengatur hidup mereka bertujuan untuk membuat mereka menjadi model kesempurnaan seorang Kristiani bagi orang awam, demikian tulisannya di dalam ''[[Menti Nostrae]]''.<ref>AAS, 1950, hal. 657</ref> Para uskup didorong untuk mencontoh orang suci seperti Bonifasius dan [[Paus Pius X]].<ref>AAS 1954 313</ref> Para imam didorong untuk menjadi contoh hidup dari cinta Kristus dan pengorbanan-Nya.<ref>AAS 1957 272</ref>
 
== Teologi ==
{{main|Teologi Paus Pius XII}}
Paus Pius XII menjabarkan iman Katolik di dalam 41 surat ensiklik dan hampir 1000 pesan dan amanat selama masa kepemimpinannya yang lama. ''[[Mediator Dei]]'' memperjelas keanggotaan dan partisipasi di dalam Gereja, Surat ensiklik ''[[Divino Afflante Spiritu]]'' membuka pintu bagi penelitian kitab suci. Namun magisterium-nya jauh lebih luas dan sulit untuk dirangkum. Dalam banyak amanatnya, ajaran Katolik memiliki hubungan dengan berbagai aspek kehidupan, pendidikan, obat-obatan, politik, perang dan perdamaian, kehidupan para orang suci, Bunda Maria Bunda Allah, hal-hal abadi dan masa kini. Secara teologis, Paus Pius XII memperinci keberadaan kekuasaan pengajaran Gereja. Ia juga memberikan kebebasan baru di dalam penyelidikan teologis.
Paus Pius XII menjabarkan iman Katolik di dalam 41 surat ensiklik dan hampir 1000 pesan dan amanat selama masa kepemimpinannya yang lama. ''[[Mediator Dei]]'' memperjelas keanggotaan dan partisipasi di dalam Gereja, Surat ensiklik ''[[Divino Afflante Spiritu]]'' membuka pintu bagi penelitian kitab suci, namun magisterium-nya jauh lebih luas dan sulit untuk dirangkum. Dalam banyak amanatnya, ajaran Katolik memiliki hubungan dengan berbagai aspek kehidupan, pendidikan, obat-obatan, politik, perang dan perdamaian, kehidupan para orang suci, Bunda Maria Bunda Allah, serta hal-hal abadi dan masa kini. Secara teologis, Paus Pius XII memperinci keberadaan kekuasaan pengajaran Gereja. Ia juga memberikan kebebasan baru di dalam penyelidikan teologis.
 
=== Orientasi teologi ===
 
[[Berkas:Pacelli12.jpg|thumb|right|200px|Pius XII]]
[[Berkas:Pope Pius XII in Throne.jpg|jmpl|ka|200px|Pius XII pada tahun 1939]]
 
==== Penelitian kitab suci ====
 
Surat ensiklik ''[[Divino Afflante Spiritu]]'', terbit tahun [[1943]],<ref>AAS, 1943, hal. 297.</ref> menekankan peran Kitab Suci. Paus Pius XII memberikan kebebasan kepada penelitian kitab suci yang banyak dibatasi sebelumnya. Ia mendorong teolog Kristen untuk melihat kembali versi asli [[kitab suci]] yang ditulis dalam [[Bahasa Yunani]] dan [[Ibrani]]. Memperhatikan kemajuan di dunia [[arkeologi]], surat ensiklik tersebut mengubah surat ensiklik [[Paus Leo XIII]], yang hanya menyarankan untuk kembali ke naskah asli untuk memecahkan masalah makna yang berbeda-beda dalam kitab suci [[Bahasa Latin]]. Surat ensiklik tersebut menuntut pengertian yang lebih mendalam lagi mengenai sejarah dan tradisi Yahudi. Surat tersebut menuntut para uskup di seluruh Gereja untuk mulai mengadakan pelajaran kitab suci bagi orang awam. Sri Paus juga meminta orientasi ulang dari ajaran dan pendidikan Katolik, dengan lebih banyak mendasarkan diri pada kitab suci dalam kotbah-kotbah dan petunjuk-petunjuk rohani.<ref>AAS, 1943, hal. 305.</ref>
Surat ensiklik ''[[Divino Afflante Spiritu]]'', terbit tahun [[1943]],<ref>AAS, 1943, hal. 297.</ref> menekankan peran Kitab Suci. Paus Pius XII memberikan kebebasan kepada penelitian kitab suci yang banyak dibatasi sebelumnya. Ia mendorong teolog Kristen untuk melihat kembali versi asli [[kitab suci]] yang ditulis dalam [[Bahasa Yunani]] dan [[Bahasa Ibrani|Ibrani]]. Memperhatikan kemajuan dalam bidang [[arkeologi]], surat ensiklik tersebut mengubah surat ensiklik [[Paus Leo XIII]], yang hanya menyarankan untuk kembali ke naskah asli untuk memecahkan masalah makna yang berbeda-beda dalam kitab suci [[Bahasa Latin]]. Surat ensiklik tersebut menuntut pengertian yang lebih mendalam lagi mengenai sejarah dan tradisi Yahudi. Surat tersebut menuntut para uskup di seluruh Gereja untuk mulai mengadakan pelajaran kitab suci bagi orang awam. Sri Paus juga meminta orientasi ulang dari ajaran dan pendidikan Katolik, dengan lebih banyak mendasarkan diri pada kitab suci dalam khotbah-khotbah dan petunjuk-petunjuk rohani.<ref>AAS, 1943, hal. 305.</ref>
 
==== Peran teologi ====
 
Kebebasan untuk melakukan penyelidikan teologis tidak diberikan kepada semua aspek teologi. Menurut Paus Pius XII, teolog yang dipekerjakan oleh Gereja menjadi para pembantu dalam pengajaran jaran-ajaran resmi Gereja, dan bukan pengajaran pemikiran-pemikiran pribadi mereka. Mereka bebas untuk melibatkan diri dalam penelitian empiris - suatu hal yang didukung penuh oleh Gereja - namun di masalah-masalah moralitas dan agama mereka tunduk kepada otoritas pengajaran Gereja, [[Magisterium]]. Kedudukan teologi yang paling mulia adalah untuk menunjukkan bagaimana sebuah doktrin yang dirumuskan oleh Gereja terdapat di dalam sumber-sumber wahyu, dalam sebuah pengertian yang telah ditetapkan oleh Gereja.<ref>Pius XII, Enc. Humani Generis, 21</ref> Kumpulan iman aslinya tidak diinterpretasikan bagi tiap umat maupun teolog, tapi hanya bagi otoritas pengajaran Gereja.<ref>''[[Humani Generis]]'', hal. 21.</ref>
Kebebasan untuk melakukan penyelidikan teologis tidak diberikan kepada semua aspek teologi. Menurut Paus Pius XII, teolog yang dipekerjakan oleh Gereja menjadi para pembantu dalam pengajaran ajaran-ajaran resmi Gereja dan bukan pengajaran pemikiran-pemikiran pribadi mereka. Mereka bebas untuk melibatkan diri dalam penelitian empiris—suatu hal yang didukung penuh oleh Gereja—namun dalam masalah-masalah moralitas dan agama mereka tunduk kepada otoritas pengajaran Gereja, [[Magisterium]]. Kedudukan teologi yang paling mulia adalah untuk menunjukkan bagaimana sebuah doktrin yang dirumuskan oleh Gereja terdapat di dalam sumber-sumber wahyu, dalam sebuah pengertian yang telah ditetapkan oleh Gereja.<ref>Pius XII, Enc. Humani Generis, 21</ref> Kumpulan iman aslinya tidak diinterpretasikan bagi tiap umat maupun teolog, tetapi hanya bagi otoritas pengajaran Gereja.<ref>''[[Humani Generis]]'', hal. 21.</ref>
 
=== Mariologi dan dogma pengangkatan tubuh ke surga ===
 
[[Berkas:Tizian 041.jpg|right|thumb|200px|Pada 1 November 1950, Pius XII mendefinisikan dogma pengangkatan (''Assunta'' karya [[Titian]] (1516-18)).]]
[[Berkas:Tizian 041.jpg|ka|jmpl|200px|Pada 1 November 1950, Pius XII mendefinisikan dogma pengangkatan (''Assunta'' karya [[Titian]] (1516–18)).]]
Sebagai seorang anak muda dan dalam kehidupan selanjutnya, Eugenio Pacelli adalah seorang pengikut [[Sang Perawan Maria]] yang rajin. Paus Pius XII yang dikonsekrasi pada tanggal [[13 Mei]] [[1917]], hari yang sama di saat Bunda [[Maria Ratu Fatima]] dipercaya menampakkan dirinya untuk pertama kalinya, menyucikan dunia melalui [[Hati Kudus Maria]] tahun [[1942]], sesuai dengan "rahasia" kedua Bunda Maria Ratu Fatima. (Jenazah Paus Pius XII nantinya juga dimakamkan di dalam ruang bawah tanah [[Basilika Santo Petrus]] pada hari parayaan Bunda Maria Bunda Fatima pada tanggal [[13 Oktober]] [[1958]]).
Sebagai seorang anak muda dan dalam kehidupan selanjutnya, Eugenio Pacelli adalah seorang pengikut [[Sang Perawan Maria]] yang rajin. Paus Pius XII yang [[konsekrasi|dikonsekrasi]] pada tanggal [[13 Mei]] [[1917]], hari yang sama saat Bunda [[Maria Ratu Fatima]] dipercaya menampakkan dirinya untuk pertama kalinya, menyucikan dunia melalui [[Hati Kudus Maria]] tahun [[1942]], sesuai dengan "rahasia" kedua Bunda Maria Ratu Fatima. (Jenazah Paus Pius XII nantinya juga dimakamkan di dalam ruang bawah tanah [[Basilika Santo Petrus]] pada hari perayaan Bunda Maria Bunda Fatima pada tanggal [[13 Oktober]] 1958).
 
Pada tanggal [[1 November]] [[1950]], Paus Pius XII menjelaskan dogma tentang pengangkatan tubuh ke surga:
 
:"Oleh kekuasaan Tuhan kita [[Yesus Kristus]], Rasul Suci Petrus dan Paulus, dan oleh kekuasaan kami sendiri, kami menyatakan, mengumumkan, dan menetapkan hal berikut sebagai sebuah dogma yang diwahyukan oleh Allah: bahwa Bunda Allah yang suci, [[Sang Perawan Maria]], setelah menjalani kehidupan duniawinya, tubuh dan jiwanya diangkat ke keagungan surgawi."<ref>AAS, 1950, hal. 753.</ref>
 
Dogma mengenai pengangkatan tubuh [[Sang Perawan Maria]] ke surga adalah puncak teologi Paus Pius XII. Dalam pernyataan dogmatis ini, kalimat "setelah menjalani kehidupan duniawinya" membiarkan pertanyaan tak terjawab apakah [[Sang Perawan Maria]] meninggal sebelum tubuhnya diangkat ke surga atau dirinya diangkat ke surga sebelum kematiannya; kedua kemungkinan ini dibiarkan ada. Pengangkatan tubuh Maria ke surga adalah rahmat Tuhan kepada Maria sebagai Bunda Allah. Sebagaimana Maria menyelesaikan perjalanan hidupnya sebagai sebuah contoh luar biasa bagi umat manusia, pandangan mengenai rahmat pengangkatan tubuh ke surga ditawarkan kepada seluruh umat manusia.
 
Dogma ini didahului dengan surat ensiklik tahun 1946, ''[[Deiparae Virginis Mariae]]'', yang meminta semua uskup Katolik untuk menyatakan opini mereka mengenai perumusan sebuah dogma akantentang [[Sang Perawan Maria]]. Pada tanggal 8 September 1953, surat ensiklik ''[[Fulgens Corona]]'' mengumumkan tahun 1954 sebagai Tahun Maria, sebagai perayaan seratus tahun lahirnya Dogma Pembuahan Suci (''Immaculate Conception'').<ref>AAS 1953, 577</ref> Dalam surat ensiklik ''[[Ad Caeli Reginam]]'' ia mengumumkan secara resmi perayaan dan gelar Ratu bagi Maria.<ref>AAS 1954, 625</ref> ''[[Mystici Corporis]]'' merangkum [[Mariologi]] Paus Pius XII.<ref name = "EMCC-110">Pius XII, Enc. Mystici Corporis Christi, 110</ref>
 
=== Ajaran-ajaran sosial ===
 
[[Berkas:PiusXIISaluspopuli.jpg|left|thumb|300px|Pengangkatan [[Salus Populi Romani]] oleh Paus Pius XII tahun 1954]]
[[Berkas:PiusXIISaluspopuli.jpg|kiri|jmpl|300px|Pengangkatan [[Salus Populi Romani]] oleh Paus Pius XII tahun 1954]]
 
==== Teologi medis ====
 
Paus Pius XII memberikan banyak pidato kepada para pekerja dan peneliti medis.<ref>Pio XII, ''Discorsi Ai Medici'' compiles 700 pages of specific addresses.</ref> Ia memberikan amanat kepada para dokter, perawat, dan bidan memperinci semua aspek mengenai hak dan harga diri para pasien, tanggung-jawab medis, implikasi moral dari penyakit-penyakit psikis, dan penggunaan obat-obatan untuk sakit jiwa. Ia juga mengangkat topik seperti penggunaan obat-obatan bagi orang-orang dengan sakit yang tak tersembuhkan, berdusta dalam dunia medis di dalam kasus penyakit-penyakit yang parah, dan hak-hak anggota keluarga untuk mengambil keputusan menolak saran ahli medis. Paus Pius XII seringkali menunjukkan cara-cara baru dalam menghadapi topik-topik seperti yang disebutkan sebelumnya. Oleh karenanya ia adalah orang pertama yang menetapkan bahwa penggunaan obat penghilang rasa sakit bagi pasien dengan sakit yang tak tersembuhkan dapat dibenarkan, bahkan apabila hal ini justru akan memperpendek masa hidup pasien tersebut, sejauh memperpendek masa hidup orang bukan menjadi tujuan diberikannya obat tersebut.<ref>[http://www.papalencyclicals.net/Pius12/P12PSYCH.HTM Pope Pius XII, The Moral Limits of Medical Research and Treatment].</ref>
Paus Pius XII memberikan banyak pidato kepada para pekerja dan peneliti medis.<ref>Pio XII, ''Discorsi Ai Medici'' compiles 700 pages of specific addresses.</ref> Ia memberikan amanat kepada para dokter, perawat, dan bidan yang memperinci semua aspek mengenai hak dan harga diri para pasien, tanggung-jawab medis, implikasi moral dari penyakit-penyakit psikis, dan penggunaan obat-obatan untuk sakit jiwa. Ia juga mengangkat topik seperti penggunaan obat-obatan bagi orang-orang dengan sakit yang tak tersembuhkan, berdusta dalam dunia medis di dalam kasus penyakit-penyakit yang parah, dan hak-hak anggota keluarga untuk mengambil keputusan menolak saran ahli medis. Paus Pius XII sering kali menunjukkan cara-cara baru dalam menghadapi topik-topik seperti yang disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, ia adalah orang pertama yang menetapkan bahwa penggunaan obat penghilang rasa sakit bagi pasien dengan sakit yang tak tersembuhkan dapat dibenarkan, bahkan apabila hal ini justru akan memperpendek masa hidup pasien tersebut, sejauh memperpendek masa hidup orang bukan menjadi tujuan diberikannya obat tersebut.<ref>[http://www.papalencyclicals.net/Pius12/P12PSYCH.HTM Pope Pius XII, The Moral Limits of Medical Research and Treatment] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100821200244/http://www.papalencyclicals.net/Pius12/P12PSYCH.HTM |date=2010-08-21 }}.</ref>
 
==== Keluarga dan seksualitas ====
 
Paus Pius XII mengembangkan sebuah teologi keluarga yang mendalam, mengangkat masalah-masalah dalam peran keluarga, pembagian tugas dalam rumah tangga, pendidikan anak-anak, penyelesaian konflik, dilema-dilema keuangan rumah tangga, masalah-masalah psikologis, penyakit, perawatan generasi yang lebih tua, pengangguran, kesucian dan kebajikan pernikahan, doa bersama, diskusi religius dan masih banyak lagi. Dalam tujuan ilahi sepenuhnya dari kehidupan berkeluarga, ia secara penuh menerima Metode Kalender sebagai sebuah bentuk bermoral dari keluarga berencana, walaupun dalam situasi-situasi yang terbatas di dalam konteks keluarga.<ref name="midwives">Dua pidato pada [[29 Oktober]] [[1951]], dan [[26 November]] [[1951]]: ''Moral Questions Affecting Married Life'': Addresses given to the Italian Catholic Union of midwives [[29 Oktober]] [[1951]], dan [[26 November]] [[1951]] to the National Congress of the Family Front and the Association of Large Families, National Catholic Welfare Conference, Washington, DC. Text of the speeches available from [http://www.ewtn.com/library/PAPALDOC/P511029.HTM EWTN] or [http://www.catholicculture.org/library/view.cfm?recnum=3462 CatholicCulture.org]</ref>
Paus Pius XII mengembangkan sebuah teologi keluarga yang mendalam, mengangkat masalah-masalah dalam peran keluarga, pembagian tugas dalam rumah tangga, pendidikan anak-anak, penyelesaian konflik, dilema-dilema keuangan rumah tangga, masalah-masalah psikologis, penyakit, perawatan generasi yang lebih tua, pengangguran, kesucian dan kebajikan pernikahan, doa bersama, diskusi religius, dan masih banyak lagi. Dalam tujuan ilahi sepenuhnya dari kehidupan berkeluarga, ia secara penuh menerima Metode Kalender sebagai sebuah bentuk bermoral dari keluarga berencana, walaupun dalam situasi-situasi yang terbatas di dalam konteks keluarga.<ref name="midwives">Dua pidato pada [[29 Oktober]] [[1951]], dan [[26 November]] 1951: ''Moral Questions Affecting Married Life'': Addresses given to the Italian Catholic Union of midwives [[29 Oktober]] 1951, dan [[26 November]] 1951 to the National Congress of the Family Front and the Association of Large Families, National Catholic Welfare Conference, Washington, DC. Text of the speeches available from [http://www.ewtn.com/library/PAPALDOC/P511029.HTM EWTN] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101206084012/http://www.ewtn.com/library/PAPALDOC/P511029.HTM |date=2010-12-06 }} or [http://www.catholicculture.org/library/view.cfm?recnum=3462 CatholicCulture.org]</ref>
 
==== Teologi dan ilmu pengetahuan ====
 
Bagi Paus Pius XII, [[ilmu pengetahuan]] dan [[agama]] adalah saudara dari surga, manifestasi yang berbeda dari kebenaran ilahi, yang tidak mungkin bisa saling menyanggah satu dengan yang lain dalam jangka panjang.<ref>Discorsi E Radiomessaggi di sua Santita Pio XII, Vatican City, 1940, p407; Discorsi E Radiomessaggi di sua Santita Pio XII, Vatican City, 1942, hal.52; Discorsi E Radiomessaggi di sua Santita Pio XII, Vatican City, 1946,hal.89Discorsi E Radiomessaggi di sua Santita Pio XII, Vatican City, 1951, hal.28.221.413.574 </ref> Mengenai hubungan mereka, penasehatnya Profesor Robert Leiber menulis: "Paus Pius XII sangat berhati-hati untuk tidak menutup pintu manapun terlalu dini. Ia sangat tegas dalam hal ini dan menyesali adanya kasus Galileo."<ref>Robert Leiber, Pius XII Stimmen der Zeit, November 1958 in Pius XII. Sagt, Frankfurt 1959, hal.411 </ref>
Bagi Paus Pius XII, [[ilmu pengetahuan]] dan [[agama]] adalah saudara dari surga, manifestasi yang berbeda dari kebenaran ilahi, yang tidak mungkin bisa saling menyanggah satu dengan yang lain dalam jangka panjang.<ref>Discorsi E Radiomessaggi di sua Santita Pio XII, Vatican City, 1940, p407; Discorsi E Radiomessaggi di sua Santita Pio XII, Vatican City, 1942, hal.52; Discorsi E Radiomessaggi di sua Santita Pio XII, Vatican City, 1946,hal.89Discorsi E Radiomessaggi di sua Santita Pio XII, Vatican City, 1951, hal.28.221.413.574</ref> Mengenai hubungan mereka, penasihatnya Profesor Robert Leiber menulis: "Paus Pius XII sangat berhati-hati untuk tidak menutup pintu manapun terlalu dini. Ia sangat tegas dalam hal ini dan menyesali adanya kasus Galileo."<ref>Robert Leiber, Pius XII Stimmen der Zeit, November 1958 in Pius XII. Sagt, Frankfurt 1959, hal.411</ref>
[[Berkas:Piusxii.jpg|right|230px|thumb|Tanda tangan Pius XII]]
[[Berkas:Piusxii.jpg|ka|230px|jmpl|Tanda tangan Pius XII]]
 
==== Evolusi ====
Pada tahun 1950, Paus Pius XII mengumumkan secara resmi ''[[Humani Generis]]'' yang mengakui bahwa evolusi mungkin menjelaskan asal-usul biologis kehidupan manusia dengan lebih tepat, namun di saat yang sama mengkritik pihak-pihak yang menggunakan teori evolusi ini sebagai sebuah agama, yang "dengan tidak berhati-hati dan tidak bijaksana menganggap bahwa evolusi... menjelaskan asal-usul dari semua hal". Umat Katolik harus percaya bahwa jiwa manusia diciptakan oleh Tuhan. Semenjak jiwa adalah suatu zat spiritual, jiwa tidak dilahirkan melalui transformasi benda-benda duniawi, namun diciptakan langsung oleh Tuhan, daripadanya hadir keunikan khusus tiap manusia."<ref> Pius XII, Enc. Humani Generis, 36</ref> Lima puluh tahun kemudian, [[Paus Yohanes Paulus II]], sembari menyatakan bahwa bukti-bukti ilmiah saat ini tampak lebih mendukung teori evolusi, menegaskan kembali penjelasan Paus Pius XII mengenai jiwa manusia: "Bahkan apabila tubuh manusia berasal dari benda-benda hidup yang telah ada sebelumnya, jiwa spiritual tetap secara spontan diciptakan oleh Tuhan".<ref>www.catholic.net/RCC/Periodicals/Inside/01-97/creation.html </ref>
 
Pada tahun 1950, Paus Pius XII mengumumkan secara resmi ''[[Humani Generis]]'' yang mengakui bahwa evolusi mungkin menjelaskan asal usul biologis kehidupan manusia dengan lebih tepat, namun pada saat yang sama mengkritik pihak-pihak yang menggunakan teori evolusi ini sebagai sebuah agama, yang "dengan tidak berhati-hati dan tidak bijaksana menganggap bahwa evolusi... menjelaskan asal usul dari semua hal". Umat Katolik harus percaya bahwa jiwa manusia diciptakan oleh Tuhan. Karena jiwa adalah suatu zat spiritual, jiwa tidak dilahirkan melalui transformasi benda-benda duniawi, namun diciptakan langsung oleh Tuhan, daripadanya hadir keunikan khusus tiap manusia."<ref>Pius XII, Enc. Humani Generis, 36</ref> Lima puluh tahun kemudian, [[Paus Yohanes Paulus II]], sembari menyatakan bahwa bukti-bukti ilmiah saat ini tampak lebih mendukung teori evolusi, menegaskan kembali penjelasan Paus Pius XII mengenai jiwa manusia: "Bahkan apabila tubuh manusia berasal dari benda-benda hidup yang telah ada sebelumnya, jiwa spiritual tetap secara spontan diciptakan oleh Tuhan".<ref>http://www.catholic.net/RCC/Periodicals/Inside/01-97/creation.html</ref>
=== Surat ensiklik, tulisan dan amanat ===
Paus Pius XII mengeluarkan 41 surat ensiklik selama masa kepemimpiannya, - jumlah yang lebih banyak dari apa yang dihasilkan oleh semua penerusnya di masa lima puluh tahun terakhir - disamping banyak tulisan dan amanat lainnya. Masa kepausan Pius XII adalah yang pertama dalam sejarah Vatikan yang menerbitkan pidato dan amanat Sri Paus ke dalam berbagai bahasa daerah secara sistematis. Hingga saat itu semua dokumen kepausan diterbitkan khususnya dalam Bahasa Latin di dalam ''Acta Apostolicae Sedis'' sejak tahun 1909. Oleh karena memiliki nilai koleksi yang tinggi, dan ketakutan akan pendudukan Vatikan oleh angkatan bersenjata ([[Wehrmacht]]) [[Jerman]], tidak semua dokumen masih ada hingga hari ini.<ref> Communication, Father Robert Graham, SJ, [[10 November]] [[1992]] </ref> Pada tahun 1944, sebagian dokumen kepausan dibakar atau dirubah isinya untuk menghindari penemuan dari angkatan bersenjata Jerman. Karena dengan tegas ia menyatakan bahwa dirinya sendiri harus meninjau kembali semua tulisan-tulisannya sebelum dipublikasikan untuk menghindari kesalah-pahaman, beberapa tulisan dan amanat Paus Pius XII tidak memperoleh kesempatan untuk dipublikasikan atau terkadang hanya muncul sekali di dalam surat kabar harian Vatikan, [[Osservatore Romano]].
 
=== Surat ensiklik, tulisan, dan amanat ===
[[Berkas:Galg gem.jpg|left|160px|thumb|[[Gemma Galgani]] dikanonisasi tahun 1940 oleh Pius XII]]
 
Paus Pius XII mengeluarkan 41 surat ensiklik selama masa kepemimpinannya,—jumlah yang lebih banyak dari apa yang dihasilkan oleh semua penerusnya pada masa lima puluh tahun terakhir—di samping banyak tulisan dan amanat lainnya. Masa kepausan Pius XII adalah yang pertama dalam sejarah Vatikan yang menerbitkan pidato dan amanat Sri Paus ke dalam berbagai bahasa daerah secara sistematis. Hingga saat itu, semua dokumen kepausan diterbitkan khususnya dalam Bahasa Latin di dalam ''Acta Apostolicae Sedis'' sejak tahun 1909. Karena memiliki nilai koleksi yang tinggi dan karena ketakutan akan pendudukan Vatikan oleh angkatan bersenjata ([[Wehrmacht]]) [[Jerman]], tidak semua dokumen masih ada hingga hari ini.<ref>Communication, Father Robert Graham, SJ, [[10 November]] [[1992]]</ref> Pada tahun 1944, sebagian dokumen kepausan dibakar atau diubah isinya untuk menghindari penemuan oleh angkatan bersenjata Jerman. Karena dengan tegas ia menyatakan bahwa dirinya sendiri harus meninjau kembali semua tulisan-tulisannya sebelum diterbitkan untuk menghindari kesalah-pahaman, beberapa tulisan dan amanat Paus Pius XII tidak memperoleh kesempatan untuk diterbitkan atau kadang-kadang hanya muncul sekali di dalam surat kabar harian Vatikan, [[L'Osservatore Romano]].
Beberapa surat ensiklik ditujukan kepada Gereja-gereja Oriental. ''[[Orientalis Ecclesiae]]'' diterbitkan pada tahun 1944 pada hari perayaan wafatnya [[Sirilius dari Alexandria]] 15 abad yang lalu, seorang suci yang dikenal baik di Gereja Ortodoks maupun di Gereja Latin. Paus Pius XII meminta doa untuk pengertian yang lebih baik dan persatuan semua Gereja ini. ''[[Orientales Omnes]]'', terbit tahun 1945 pada ulang tahun ke-350 pertemuan kembali kedua Gereja, adalah sebuah panggilan untuk mendoakan persatuan yang terus menerus dari [[Gereja Katolik Ruthenia]], yang terancam keberadaannya akibat penindasan pihak pemerintah [[Uni Soviet]]. ''[[Sempiternus Rex]]'' diterbitkan tahun 1951 pada ulang tahun ke-15 [[Konsili Khalsedon|Konsili Ekumenis Khalsedon]]. Surat ensiklik ini meliputi sebuah panggilan bagi masyarakat oriental yang percaya pada monofisitisme (paham bahwa Kristus hanya memiliki satu sifat dasar, yaitu bersifat ilahi) untuk kembali kepada Gereja Katolik.
 
[[Berkas:Galg gem.jpg|kiri|160px|jmpl|[[Gemma Galgani]] dikanonisasi tahun 1940 oleh Pius XII]]
''[[Orientales Ecclesias]]'' diterbitkan pada tahun 1952 dan ditujukan kepada Gereja-gereja Oriental, memprotes penindasan pengikut Stalin yang terus-menerus kepada Gereja. Beberapa [[Surat Apostolik|surat-surat apostolik]] dikirimkan ke para uskup di Timur. Pada tanggal [[13 Mei]] [[1956]], Paus Pius XII memberikan amanat pada semua uskup dari Ritus Timur. Maria, Bunda Allah, menjadi topik surat-surat ensiklik kepada masyrakat Rusia di dalam ''[[Fulgens Corona]]'' dan topik sebuah surat kepausan bagi masyarakat Rusia.<ref>''Orientalis Ecclesiae'', AAS, 1944, hal. 129.</ref><ref>''Orientales Omnes'', AAS, 1946, hal. 33-63.</ref><ref>''Sempiternus Rex'', AAS, 1951, hal. 625-644.</ref><ref>''Orientales Ecclesiae''. AAS, 1953, hal. 5-15.</ref><ref>Apostolic Letters to the bishops in the East. AAS, 1956, hal. 260-264.</ref><ref>''Fulgens Corona'', AAS, 1953, hal. 577-593.</ref><ref>Papal letter to the People of Russia, AAS, 1952, hal. 505-511.</ref>
 
Beberapa surat ensiklik ditujukan kepada Gereja-gereja Oriental. ''[[Orientales Ecclesias]]'' diterbitkan pada tahun 1944 pada hari perayaan wafatnya [[Sirilius dari Alexandria]] 15 abad yang lalu, seorang suci yang dikenal baik di Gereja Ortodoks maupun di Gereja Latin. Paus Pius XII meminta doa untuk pengertian yang lebih baik dan persatuan semua Gereja ini. ''[[Orientales Omnes]]'', terbit tahun 1945 pada ulang tahun ke-350 pertemuan kembali kedua Gereja, adalah sebuah panggilan untuk mendoakan persatuan yang terus menerus dari [[Gereja Katolik Ruthenia]], yang terancam keberadaannya akibat penindasan pihak pemerintah [[Uni Soviet]]. ''[[Sempiternus Rex]]'' diterbitkan tahun 1951 pada ulang tahun ke-15 [[Konsili Khalsedon|Konsili Ekumenis Khalsedon]]. Surat ensiklik ini meliputi sebuah panggilan bagi masyarakat oriental yang percaya pada monofisitisme (paham bahwa Kristus hanya memiliki satu sifat dasar, yaitu bersifat ilahi) untuk kembali kepada Gereja Katolik.
 
''[[Orientales Ecclesias]]'', diterbitkan pada tahun 1952 dan ditujukan kepada Gereja-gereja Oriental, memprotes penindasan pengikut Stalin yang terus-menerus kepada Gereja. Beberapa [[Surat Apostolik|surat-surat apostolik]] dikirimkan ke para uskup di Timur. Pada tanggal [[13 Mei]] [[1956]], Paus Pius XII memberikan amanat pada semua uskup dari Ritus Timur. Maria, Bunda Allah, menjadi topik surat-surat ensiklik kepada masyarakat Rusia di dalam ''[[Fulgens Corona]]'' dan topik sebuah surat kepausan bagi masyarakat Rusia.<ref>''Orientales Ecclesias'', AAS, 1944, hal. 129.</ref><ref>''Orientales Omnes'', AAS, 1946, hal. 33-63.</ref><ref>''Sempiternus Rex'', AAS, 1951, hal. 625-644.</ref><ref>''Orientales Ecclesias''. AAS, 1953, hal. 5-15.</ref><ref>Apostolic Letters to the bishops in the East. AAS, 1956, hal. 260-264.</ref><ref>''Fulgens Corona'', AAS, 1953, hal. 577-593.</ref><ref>Papal letter to the People of Russia, AAS, 1952, hal. 505-511.</ref>
 
== Kanonisasi dan beatifikasi ==
Paus Pius XII mengkanonisasimelakukan [[kanonisasi]] banyak orang suci, termasuk diantaranyadi antaranya [[Paus Pius X]] dan [[Maria Goretti]]. Ia melakukan [[beatifikasi]] [[Paus Innosensius XI]]. Kanonisasi pertamanya adalah dua orang wanita: pendiri sebuah ordo wanita, [[Mary Euphrasia Pelletier]], dan seorang gadis cilik, [[Gemma Galgani]]. Pelletier memperoleh reputasi karena keberhasilannya membuka jalan-jalan baru bagi organisasi-organisasi amal Katolik, membantu orang-orang yang bermasalah dengan hukum, yang selama ini tidak terurus oleh sistem negara maupun oleh Gereja. Galgani adalah seorang gadis yang kurang diketahui khalayak umum, namun kebajikannya menjadi contoh bagi semua orang lewat kanonisasinya.<ref>Pascalina Lehnert, ''Pius XII, Ich durfte ihm dienen,'' Würzburg, 1982, hal. 163</ref>
 
== Perang Dunia II ==
Masa kepemimpinan Puas Pius XII dimulai tak lama sebelum [[Perang Dunia II]]. Selama masa perang, Sri Paus menjalankan kebijaksanaan netralitas seperti yang dilakukan oleh [[Paus Benediktus XV]] selama [[Perang Dunia I]].
 
Masa kepemimpinan Paus Pius XII dimulai tak lama sebelum [[Perang Dunia II]]. Selama masa perang, Sri Paus menjalankan kebijaksanaan netralitas seperti yang dilakukan oleh [[Paus Benediktus XV]] selama [[Perang Dunia I]].
Pada bulan April 1939, setelah penyerahan diri Charles Maurras kepada [[Tahta Suci]] dan intervensi Karmel dari Lisieux, Paus Pius XII mengakhiri larangan yang ditetapkan oleh pendahulunya atas Action Française, sebuah organisasi yang dinilai oleh beberapa penulis sebagai organisasi yang sangat antisemit dan antikomunis.
 
Pada bulan April 1939, setelah penyerahan diri Charles Maurras kepada [[Tahta Suci]] dan intervensi Karmel dari Lisieux, Paus Pius XII mengakhiri larangan yang ditetapkan oleh pendahulunya atas Action Française, sebuah organisasi yang dinilai oleh beberapa penulis sebagai organisasi yang sangat antisemit dan antikomunis.<ref>Friedländer, Saul, 1997, ''Nazi Germany and the Jews: The Years of Persecution'', New York: HarperCollins, hal. 223.</ref><ref name="McInerny-p49">McInerny, 2001, hal. 49.</ref>
 
DiPada tahun 1939, Sri Paus mempekerjakan seorang [[kartografer]] (pembuat peta) Yahudi bernama Roberto Almagia untuk memperbaiki peta-peta tua di [[Perpustakaan Vatikan]]. Almagia telah berada di Universitas Roma sejak tahun 1915, namun dikeluarkan dari institusi itu setelah munculnya undang-undang anti-Yahudi pada tahun 1938 yang diprakarsai oleh [[Benito Mussolini]]. Pengangkatan Sri Paus atas dua orang [[Yahudi]] bagi Akademi Ilmu Pengetahuan Vatikan dan juga penunjukan Almagia diberitakan oleh [[New York Times]] dalam edisi 11 November 1939 dan edisi 10 Januari 1940.<ref>McInerny, 2001, hal. 47.</ref>
 
Selama masa agresi [[Uni Soviet]] atas [[Finlandia]], yang dikenal sebagai Perang Musim Dingin, Paus Pius XII mengutuk serangan Uni Soviet tersebut dalam sebuah pidato di Vatikan pada tanggal 26 Desember 1939. Beberapa waktu kemudian ia menyumbangkan sebuah doa yang ia tandatanganitanda tangani dan segel atas nama [[Finlandia]].<ref>[http://www.mil.fi/perustietoa/talvisota_eng/timer-30.html Finnish Defence Forces – The Winter War 1939–1940] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080715234546/http://www.mil.fi/perustietoa/talvisota_eng/timer-30.html |date=2008-07-15 }} Diakses pada 9-5-2007.</ref>
 
Pada tanggal 18 Januari 1940, setelah lebih dari 15.000 warga sipil Polandia terbunuh, Paus Pius XII berkata dalam sebuah siaran radio: "Penciptaan kengerian dan perbuatan kejam yang sangat keterlaluan dan tidak dapat dibenarkan yang dilakukan terhadap orang-orang yang tidak berdaya dan yang menjadi tuna wisma telah dibuat menjadi bukti yang nyata oleh pengakuan-pengakuan saksi-saksi mata yang tidak dapat dibantah."<ref>Gilbert, Martin, The Second World War, hal. 40.</ref>
 
Setelah Jerman menginvasi Negara-negara Rendah ([[Belanda]], [[Belgia]] dan negara-negara kecil di sekitarnya) selama tahun 1940, Paus Pius XII mengirimkan pernyataan simpati kepada Ratu Belanda, Raja Belgia, dan BangswanAdipati TinggiAgung [[LuxembourgLuksemburg]]. Ketika Mussolini mengetahui adanya peringatan dan telegram simpati dari Vatikan ini, ia menganggap hal-hal itu sebagai penghinaan pribadi kepada dirinya dan memerintahkan duta besarnya di Vatikan untuk mengirimkan surat protes resmi, menuduh Paus Pius XII telah berpihak melawan sekutu Italia, Jerman. Menteri Luar Negeri Mussolini menyatakan bahwa Paus Pius XII telah "siap untuk membiarkan dirinya dideportasi ke kamp konsentrasi, daripada melakukan apa pun yang berlawanan dengan hati nuraninya."<ref>Dalin, David G. ''The Myth of Hitler's Pope: How Pope Pius XII Rescued Jews from the Nazis''. Regnery Publishing. Washington, 2005. ISBN 0-89526-034-4. hal. 76.</ref>
 
Pada musim semi 1940, sekelompok jenderal Jerman yang berusaha untuk menggulingkan Hitler dan berdamai dengan [[Inggris]] mendekati Paus Pius XII, yang berperan sebagai salah seorang perunding antara Inggris dan komplotan yang gagal ini.<ref>Prof. John S. Conway: The Vatican, the Nazis and Pursuit of Justice.</ref>
 
DiPada bulan April 1941, Paus Pius XII melakukan pertemuan pribadi dengan [[Ante Pavelić]], pemimpin negara [[Kroasia]] yang baru saja diproklamasikan (daripada melakukan pertemuan diplomatik yang diharapkan oleh Pavelić). Paus Pius XII dikritik atas pertemuannya dengan Pavelić ini: sebuah surat pendek Kementerian Luar Negeri [[Inggris]] yang tidak bernama menyebut Paus Pius XII sebagai "pengecut moralitas terbesar dipada masa kini".<ref>Mark Aarons and John Loftus ''Unholy Trinity'' hal. 71–2</ref> Vatikan tidak mengakui secara resmi rezim Pavelić. Paus Pius XII tidak mengutuk pengusiran dan pemaksaan konversi ke agama Katolik yang dilakukan oleh rezim Pavelić pada orang-orang [[Serbia]];<ref>Israel Gutman (ed.) ''Encyclopedia of the Holocaust'' vol 2 hal. 739</ref> namun [[Tahta Suci]] secara tegas menolak pemaksaan perpindahan afamaagama yang dilakukan oleh rezim Pavelić dalam sebuah memorandum tertanggal 25 Januari 1942, dari Kementerian Dalam Negeri Vatikan kepada Kedutaan [[Yugoslavia]].<ref>Ronald Rychlak, Hitler, the War, and the Pope, hal. 414–15, note 61.</ref>
 
Pada tahun 1941, Paus Pius XII menginterpretasimenafsirkan ''[[Divini Redemptoris]]'', surat ensiklik [[Paus Pius XI]], yang melarang umat Katolik membantu kaum Komunis, sebagai hal yang tidak berlaku bagi pemberian bantuan militer kepada [[Uni Soviet]] dalam [[Perang Dunia II]] ([[Uni Soviet]] berada di pihak yang sama dengan negara-negara lain yang menentang [[Nazi]] [[Jerman]] dan Fasis Italia). InterpretasiPenafsiran ini mengakhiri penentangan umat Katolik Amerika atas aturan ''Lend-Lease'' dengan Uni Soviet yang diadakan oleh Pemerintah Amerika Serikat.<ref>Mary Ball Martinez. 1993. "Pope Pius XII and the Second World War". ''Journal of Historical Review''. v. 13.</ref> (Aturanaturan ''Lend-Lease'' ini adalah sebuah program dimanasaat negara pemberi bantuan militer, seperti [[Amerika Serikat]] dan [[Inggris]], mendapatkan fasilitas instalasi militer sebagai balasannya di negara-negara yang dibantu secara militer tersebut.)
 
Pada bulan Maret tahun 1942, Paus Pius XII mengadakan hubungan diplomatik dengan [[Kekaisaran Jepang]] dan menerima Duta Besar Ken Harada, yang memegang jabatan tersebut hingga akhir masa perang.<ref>[http://www.time.com/time/printout/0,8816,777719,00.html] Di{{Webarchive|url=https://archive.today/20120912094654/http://www.time.com/time/printout/0,8816,777719,00.html |date=2012-09-12 }} [http://select.nytimes.com/gst/abstract.html?res=FA0E15FE3D5E167B93C5AB1788D85F468485F9].</ref> bulanPada Mei 1942, Kazimierz Papée, Duta Besar [[Polandia]] untuk Vatikan, mengeluhkan bahwa Paus Pius XII telah gagal untuk mengutuk gelombang kejahatan dan kekejaman yang belakangan terjadi di [[Polandia]]. Ketika Kardinal MenteriSekretaris Luar NegeriNegara Maglione menjawab bahwa Vatikan tidak dapat mencatat tiap-tiap kejahatan yang terjadi, Papée berkata, "ketika sesuatu telah terkenal kejahatannya, bukti-bukti tidak diperlukan lagi".<ref>Report by the Polish Ambassador to the Holy See on the Situation in German-occupied Poland, Memorandum No. 79, [[29 Mei]] 1942, Myron Taylor Papers, NARA.</ref>
 
Siaran-siaran radio Hari Natal Paus Pius XII yang terkenal yang disiarkan pada tahun 1941 dan 1942 (yang terakhir disiarkan dalam waktu lebih dari 45 menit karena terdiri atas 26 halaman dan lebih dari 50005.000 kata) masih menjadi sebuah "penangkal petir" dalam perdenatanperdebatan mengenai Paus Pius XII selama Perang Dunia II, terutama mengenai ''Holocaust''.<ref>Rittner and Roth, 2002, hal. 4.</ref> Dalam siaran radio Natalnya tahun 1941, ia menyerukan suatu tatanan dunia yang baru yang ditandai dengan hidupnya perdamaian Kristiani. Mayoritas amanat tahun 1942 membicarakan secara umum mengenai hak-hak asasi manusia dan masyarakat yang beradab; pada bagian paling akhir amanatnya, Paus Pius XII tampak beralih untuk membicarakan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi saat itu, walaupun tidak secara khusus, merujuk pada "semua yang selama perang telah kehilangan tanah airnya dan, walau tidak bersalah, telah terbunuh atau menjadi kehilangan segala sesuatunya hanya karena status kewarganegaraan dan asal-usulnya".<ref name="gutman1137">Gutman, Israel, Encyclopedia of the Holocaust, hal. 1137.</ref> Editorial [[New York Times]] menilai Paus Pius XII sebagai "sebuah suara kesepian di dalam kesunyian dan kegelapan yang menyelimuti Eropa Hari Natal ini" dipada tahun 1941<ref>''New York Times''. [[December 25]], [[1941]]. "The Pope's Message." hal. 24.</ref> dan "suara kesepian yang berteriak keras dari kesunyian sebuah benua" dipada tahun 1942.<ref>''New York Times''. [[December 25]], 1942. "The Pope's Verdict." hal. 16.</ref>
 
Setelah perang mulai mendekati masa akhirnya dipada tahun 1945, Paus Pius XII menganjurkan kebijaksanaan yang lunak dari para pemimpin negara-negara sekutu sebagai sebuah usaha untuk menghindari apa yang ia nilai sebagai kesalahan-kesalahan yang terjadi pada akhir [[Perang Dunia I]].<ref>Kent, 2002, hal. 87–100.</ref>
 
== Holocaust ==
Paus Pius XII membuat sebuah persetujuan - secarapersetujuan—secara resmi disetujui tanggal 23 Juni 1939 - dengan1939—dengan Presiden BrazilBrasil Getúlio Vargas untuk mengeluarkan 30003.000 visa bagi "umat Katolik yang bukan bangsa Arya"., Namun,namun selama delapan belas bulan berikutnya, badan ''Conselho de Imigração e Colonização (CIC)'' di [[BrazilBrasil]] terus memperketat batasan-batasan dalam pengeluaranpenerbitan visa - termasukvisa—termasuk di dalamnya adalah menuntut pengadaan surat baptis yang dikeluarkanditerbitkan sebelum tahun 1933, transfer uang dalam jumlah yang besar ke ''Banco do Brasil'', dan persetujuan dari Kantor Propaganda BrazilBrasil di [[Berlin]] - yang—yang berujung pada pembatalan program ini empat belas bulan kemudian setelah hanya kurang dari 10001.000 visa yang dikeluarkanditerbitkan, di tengah-tengah kecurigaan atas "tindak-tanduk yang tidak benar" (contohnya terus melakukan praktekpraktik-praktekpraktik agama Yahudi) diantaradi antara mereka yang menerima visa.<ref name="gutman1136" /><ref>Lesser, Jeffrey. 1995. ''Welcoming the Undesirables: Brazil and the Jewish Question''. University of California Press. hal. 151–168.</ref>
 
Kardinal MenteriSekretaris Luar NegeriNegara [[Luigi Maglione]] menerima sebuah permintaan dari Pemimpin Rabbi [[Palestina]] Isaac Herzog di Musim Semi 1940 agar [[Tahta Suci]] bersedia menjadi wakil orang-orang Yahudi Lithuania yang akan dideportasi ke Jerman<ref name="gutman1136" /> untuk merubahmengubah kebijaksanaan Pemerintah [[Lithuania]] tersebut. Paus Pius XII memanggil [[Joachim von Ribbentrop]], Menteri Luar Negeri [[Jerman]], pada tanggal 11 Maret 1940, dan berulang kali memprotes tindak Jerman atas perlakuannya terhadap orang-orang Yahudi.<ref name="McInerny-p49" />
 
Pada tahun 1941, Kardinal Theodor Innitzer dari [[Wina]] memberi tahu Paus Pius XII mengenai pendeportasian orang-orang Yahudi di [[Wina]].<ref name="gutman1137" /> Tak lama kemudian ketika ditanya oleh Jenderal Besar [[Philipe Pétain]] dari [[PerancisPrancis]] apakah [[Vatikan]] keberatan atas hukum-hukunhukum yang anti-Yahudi, Paus Pius XII menjawab bahwa Gereja mengutuk antimitisme namun tidak akan berkomentar terhadap aturan-aturan tertentu.<ref name="gutman1137" /> Hal lain yang hampir sama, ketika pemerintahan boneka Pétain mengadopsi "Undang-undang Yahudi", Duta Besar Vichy-PerancisPrancis (atau negara PerancisPrancis pada masa penjajahan Nazi Jerman) bagi Vatikan, Léon Bérard, diberitahu apabilabahwa legislasi tersebut tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Katolik.<ref name="Perl-p200">Perl, William, The Holocaust Conspiracy, hal. 200.</ref> Valerio Valeri, ''nuncio'' untuk [[PerancisPrancis]] menjadi sangat malu ketika ia mengetahui hal ini secara publik dari Pétain<ref>Phayer, 2000, hal. 5.</ref> dan secara pribadi memeriksa kebenaran informasi tersebut pada Kardinal MenteriSekretaris Luar NegeriNegara Maglione<ref>Michael R. Marrus and Robert O. Paxton, 1981, ''Vichy France and the Jews'', New York: Basic Books, hal. 202.</ref> yang membenarkan posisi Vatikan tersebut.<ref>Delpech, ''Les Eglises et la Persécution raciale'', hal. 267.</ref> Pada bulan September 1941, Paus Pius XII menentang Undang-undang Yahudi di [[SlovakiaSlowakia]],<ref>John F. Morley, 1980, ''Vatican Diplomacy and the Jews during the Holocaust, 1939–1943'', New York: KTAV, hal. 75.</ref> yang, tidak seperti Undang-undang di Vichy, melarang pernikahan campur antara orang Yahudi dan non-Yahudi. Pada bulan Oktober 1941 Harold Tittman, seorang delegasi [[Amerika Serikat]] untuk Vatikan, meminta Sri Paus untuk mengutuk kekejaman yang menimpa orang-orang Yahudi; Paus Pius XII menjawab bahwa Vatikan berkeinginan untuk tetap "netral",<ref>Perl, William, The Holocaust Conspiracy, hal. 206.</ref> menegaskan kembali kebijaksanaan netralitas yang diambil oleh Paus Pius XII semenjak September 1940.<ref name="Perl-p200" />
 
Pada tahun 1942, seorang diplomat [[SlovakiaSlowakia]] melapor Paus Pius XII bahwa orang-orang Yahudi SlovakiaSlowakia sedang dikirim ke kamp-kamp konsentrasi.<ref name="gutman1137" /> Pada tanggal 11 Maret 1942, beberapa hari sebelum pengiriman pertama dijadwalkan untuk berangkat, seorang diplomat di [[Bratislava]] melaporkan ke Vatikan: "SeyaSaya telah diyakinkan bahwa rencana kejam ini merupakan hasi karya Perdana Menteri ([[Vojtech Tuka]]), yang menyetujui rencana ini .... ia berani-beraninya berkata kepada saya - seseorangsaya—seseorang yang sering memamerkan iman Katoliknya - bahwaKatoliknya—bahwa ia tidak melihat sesuatu yang tidak berperikemanusiaan atau yang tidak Kristiani di dalam rencana tersebut ... pendeportasian 80.000 orang ke Polandia adalah sama saja dengan menghukum mati sebagian besar dari mereka". Vatikan kemudian memprotes Pemerintah SlovakiaSlowakia, bahwa Vatikan "menyesalkan tindakan-tindakan ini yang sangat menyakiti hak asasi manusia seseorang, hanya karena ras mereka."<ref>Lapide, 1980, hal. 139.</ref>
 
Pada tanggal 18 September 1942, Paus Pius XII menerima surat dari Monsinyur Montini (yang nantinya menjadi [[Paus Paulus VI]]) yang mengatakan bahwa "pembunuhan masalmassal orang-orang Yahudi telah mencapai pada proporsi dan bentuk yang sangat menakutkan".<ref Diname="gutman1137" /> Pada bulan yang sama, Myron Taylor, duta [[Amerika Serikat]] untuk Vatikan, memperingatkan Paus Pius XII bahwa "wibawa moral" Vatikan sedang dirusak akibat sikap diamnya terhadap kekejaman-kekejaman yang terjadi di [[Eropa]] - sebuah—sebuah peringatan yang juga dikumandangkan secara bersama oleh duta-duta dari [[Inggris]], [[BrazilBrasil]], [[Uruguay]], [[Belgia]], dan [[Polandia]].<ref>Phayer, Kardinal2000, Menterihal. 27–28.</ref> Kardinal LuarSekretaris NegeriNegara menjawab bahwa isu-isu mengenai genosida belum bisa dibuktikan.<ref>Israel DiPocket Library, Holocaust, hal. 133; Gutman, Israel, Encyclopedia of the Holocaust, hal. 1137.</ref> Pada bulan Desember 1942, ketika Tittman bertanya kepada Kardinal Menteri LuarSekretaris NegeriNegara Maglione apakah Paus Pius XII akan mengeluarkan pernyataan yang sama dengan pernyataan negara-negara sekutu "Kebijaksanaan Jerman mengenai Pemusnahan Ras Yahudi", Maglione menjawab bahwa Vatikan "tidak bisa mengutukk secara publik mengutuk kekejaman-kekejaman tertentu di depan umum".<ref>Hilberg, Raul, The Destruction of the European Jews, hal. 315.</ref>
 
Pada akhir tahun 1942, Paus Pius XII menyarankan para uskup [[Jerman]] dan [[Hungaria]] bahwa bersuara menentang pembunuhan masalmassal di wilayah timur akan memiliki keuntungan dari segi politik.<ref>Israel Pocket Library, Holocaust, hal. 136.</ref> Pada tanggal 7 April 1943, Monsinyur Tardini, salah satu penasehatpenasihat terdekat Paus Pius XII, memberitahu Sri Paus bahwa adalah suatu hal yang menguntungkan secara politik untuk melakukan langkah-langkah membantu orang-orang [[Yahudi]] dari [[SlovakiaSlowakia]] setelah masa perang.<ref>Actes et documents du Saint Siège relatifs à la Seconde Guerre mondiale / éd. par Pierre Blet, Angelo Martini, Burkhart Schneider. 7 April 1943</ref>
 
Pada bulan Januari 1943, Paus Pius XII sekali lagi menolak untuk secara publik mengutuk kekejaman [[Nazi]] terhadap orang-orang Yahudi, setelah adanya permintaan dari Władysław Raczkiewicz, Presiden Pemerintahan [[Polandia]] di pembuangan, dan Uskup Konrad von Preysing dari [[Berlin]].<ref>Israel Pocket Library, Holocaust, hal. 134.</ref> Pada tanggal 26 September 1943, setelah [[Jerman]] menduduki [[Italia]] bagian utara, pejabat-pejabat Nazi memberikan waktu 36 jam bagi para pemimpin Yahudi di [[Roma]] untuk menyetorkan 50 kilogram emas (atau yang setara dengannya) kepada Nazi dengan ancaman Nazi akan menyandera 300 orang apabila hal tersebut tidak terpenuhi. Pemimpin Rabbi di Roma saat itu, Israel Zolli, menulis dalam bukunya bahwa ia diutus untuk pergi ke Vatikan untuk mencari bantuan.<ref>Eugenio Zolli. ''Before the Dawn''. Reissued in 1997 as ''Why I Became a Catholic''.</ref> [[Vatikan]] menawarkan bantuan dalam bentuk pinjaman 15 kilogram emas, namun ternyata tawaran ini tidak diperlukan lagi ketika orang-orang Yahudi menerima perpanjangan waktu.<ref>Israel Pocket Library, Holocaust, hal. 133.</ref> Tak lama kemudian, ketika deportasi dari [[Italia]] tidak bisa dihindarkan lagi, 477 orang [[Yahudi]] disembunyikan di dalam Vatikan sendiri dan 4.238 orang lainnya dilindungi di berbagai biara di [[Roma]].
 
Pada tanggal 30 April 1943, Paus Pius XII menulis kepada Uskup von Preysing di [[Berlin]]: "Kami memberikan tugas kepada oarapara imam yang bekerja di lapangan untuk menentukan bila dan hingga pada derajat mana bahaya tindakan balas dendam dan berbagai bentuk penindasan akan terjadi dengan pernyataan gereja ... ''ad maiora mala vitanda'' (untuk menghindari hal yang lebih parah) ... untuk selalu berhati-hati. DisinilahDi sinilah terletak salah satu alasan mengapa kita menahan diri kita sendiri dalam amanat-amanat kita; pengalaman yang terjadi dengan adanya amanat Sri Paus pada tahun 1942 yang kami ijinkanizinkan untuk disampaikan kepada semua umat, membenarkan opinipendapat kami sejauh yang bisa kami lihat ... Tahta Suci telah melakukan segala sesuatu di dalam kemampuannya melalui bantuan-bantuan amal, finansialkeuangan dan moral, tak termasuk jumlah uang yang sangat besar yang telah kami gunakan dalam bentuk mata uang Amerika untuk biaya-biaya para imigran".<ref>Surat Pius XII pada 30 April 1943 untuk Uskup Berlin, Graf von Preysing, diterbitkan dalam "Documentation catholique" tanggal 2 Februari 1964.</ref>
 
Pada tanggal 28 Oktober 1943, Ernst von Weizsäcker, Duta Besar Jerman bagi [[Vatikan]], mengirimkan telegram ke Berlin yang berisi: "... Sri Paus masih belum terpengaruh untuk mengutuk secara resmi pendeportasian orang-orang Yahudi dari [[Roma]]. Dengan anggapan bahwa pihak Jerman tidak akan mengambil langkah-langkah yang lebih jauh lagi terhadap orang-orang Yahudi di Roma, pertanyaan mengenai hubungan kita dengan pihak Vatikan bisa dianggap selesai".<ref>Berel Lang. [http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m0411/is_4_50/ai_82469822/pg_2 "Not Enough" vs. "Plenty": Which did Pius XII do?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071215063244/http://findarticles.com/p/articles/mi_m0411/is_4_50/ai_82469822/pg_2 |date=2007-12-15 }}. ''Judaism''. Fall 2001. dan [http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/anti-semitism/piusdef.html "Jewish Virtual Library: 860,000 Lives Saved – The Truth About Pius XII and the Jews"]</ref>
 
DiPada bulan Maret 1944, melalui ''nuncio'' Tahta Kepausan di [[Budapest]], Angelo Rotta mendesak Pemerintah [[Hungaria]] untuk melunakkan perlakuannya terhadap orang-orang Yahudi.<ref name="gutman1138">Gutman, Israel, Encyclopedia of the Holocaust, hal. 1138.</ref> Protes-protes ini, bersama dengan protes yang sama dari Raja [[Swedia]], [[Palang Merah Internasional]], [[Amerika Serikat]], dan [[Inggris]], mengakibatkan penghentian deportasi pada tanggal 8 Juli 1944.<ref>Gilbert, Martin, The Holocaust, hal. 701.</ref> Juga dipada tahun 1944, Paus Pius XII menyerukan kepada 13 Pemerintahpemerintah negara-negara [[Amerika Latin]] untuk menerima "paspor darurat", walau hal ini membutuhkan intervensi dari Departemen Dalam Negeri [[Amerika Serikat]] agar negara-negara ini menerima dokumen semacam itu.<ref>Perl, William, The Holocaust Conspiracy, hal. 176.</ref>
 
Ketika pihak gereja memindahkan 6.000 anak-anak Yahudi di [[Bulgaria]] ke [[Palestina]], Kardinal MenteriSekretaris Luar NegeriNegara Maglione menegaskan kembali bahwa [[Tahta Suci]] bukanlah pendukung [[Zionisme]].<ref name="gutman1138" />
 
DiPada bulan Agustus 2006 beberapa kutipan dari catatan pribadi seorang biarawati dari Biara ''Santi Quattro Coronati''<ref>{{cite web |last = Baglioni |first = Pina |title = 30Days – The Holy Father orders… |publisher = [[30Days]] |date = [[August 2006]] |url = http://www.30giorni.it/us/articolo.asp?id=11035 |accessdate = 2006-11-02 |archive-date = 2007-09-27 |archive-url = https://web.archive.org/web/20070927014011/http://www.30giorni.it/us/articolo.asp?id=11035 |dead-url = yes }}</ref> yang telah berusia 60 tahun diterbitkan di media [[Italia]], menyatakan bahwa Paus Pius XII memerintahkan biara-biara di Roma untuk menyembunyikan orang-orang Yahudi selama [[Perang Dunia II]].<ref>{{cite news |last = Davies|first = Bess Twiston|title = Faith news – Comment – Times Online|publisher = The Times|date = 2006-08-19|url = http://www.timesonline.co.uk/article/0,,3933-2319147.html|accessdate = 2006-11-02 }}</ref>
 
== Pasca-Perang Dunia II ==
=== Kebijakan gereja setelah masa perang ===
Kebijakan Gereja setelah [[Perang Dunia II]] dari kepemimpinan Paus Pius XII memfokuskan pada bantuan material bagi [[Eropa]] yang tercabik-cabik oleh perang, sebuah gerakan internasionalisasi internal [[Gereja Katolik Roma]], serta pembangunan hubungan-hubungan diplomatik seluruh dunia-nya. Surat ensikliknya, ''[[Evangelii Praecones]]'' dan ''[[Fidei Donum]]'' yang diterbitkan tanggal [[2 Juni]] 1951 dan [[21 April]] [[1957]], memberikan hak yang lebih besar bagi misi-misi Katolik untuk mengambil keputusan sendiri. Banyak misi-misi ini yang kemudian menjadi keuskupan-keuskupan yang berdiri sendiri. Paus Pius XII menuntut pengakuan terhadap kebudayaan-kebudayaan lokal sebagai sesuatu yang sejajar dengan kebudayaan Eropa.<ref>Audience for the directors of mission activities in 1944 A.A.S., 1944, hal. 208.</ref><ref>''[[Evangelii Praecones]]''. hal. 56.</ref> Melanjutkan garis kebijakan pendahulunya, Paus Pius XII mendukung pembentukan administrasi lokal di dalam urusan-urusan gereja: pada tahun 1950, hierarki gereja di Afrika Barat menjadi berdiri sendiri; pada tahun 1951 di [[Afrika Selatan]]; dan tahun 1953 di Afrika Timur Britania. [[Finlandia]], [[Burma]], dan Afrika Prancis menjadi keuskupan-keuskupan yang berdiri sendiri tahun 1955.
[[Berkas:Popepiusx.jpg|170px|thumb|right|Pada 29 Mei 1954, tiga tahun setelah [[beatifikasi]]nya, Paus Pius XII meng[[kanonisasi]] Paus Pius X. Kanonisasi ini merupakan kanonisasi Paus pertama sejak tahun 1712]]
 
Kebijakan Gereja setelah [[Perang Dunia II]] dari kepemimpinan Paus Pius XII memfokuskan pada bantuan material bagi [[Eropa]] yang tercabik-cabik oleh perang, sebuah gerakan internasionalisasi internal [[Gereja Katolik Roma]] dan pembangunan hubungan-hubungan diplomatik seluruh dunia-nya. Surat ensikliknya, ''[[Evangelii Praecones]]'' dan ''[[Fidei Donum]]'' yang dikeluarkan tanggal [[2 Juni]] [[1951]] dan [[21 April]] [[1957]] memberikan hak yang lebih besar bagi misi-misi Katolik untuk mengambil keputusan sendiri, dimana banyak misi-misi ini yang menjadi keuskupan-keuskupan yang berdiri sendiri. Paus Pius XII menuntut pengakuan terhadap kebudayaan-kebudayaan lokal sebagai sesuatu yang sejajar dengan kebudayaan Eropa.<ref>Audience for the directors of mission activities in 1944 A.A.S., 1944, hal. 208.</ref><ref>''[[Evangelii Praecones]]''. hal. 56.</ref> Melanjutkan garis kebijakan pendahulunya, Paus Pius XII mendukung pembentukan administrasi lokal di dalam urusan-urusan gereja: pada tahun 1950, hierarki gereka di Afrika Barat menjadi berdiri sendiri; pada tahun 1951 di [[Afrika Selatan]]; dan tahun 1953 di Afrika Timur Britania. [[Finlandia]], [[Burma]] dan Afrika Perancis menjadi keuskupan-keuskupan yang berdiri sendiri tahun 1955.
 
=== Penindasan di Eropa Timur ===
Meski Gereja berkembang di dunia Barat dan di kebanyakan negara-negara yang berkembang, Gereja menghadapi penindasan serius di dunia Timur. Rezim-rezim komunis di [[Albania]], [[Bulgaria]], dan [[Rumania]] hampir-hampir membasimembasmi [[Gereja Katolik Roma]] di negara-negara mereka.{{fact}}
 
=== Hubungan dengan Rusia ===
Hubungan yang sulit antara Vatikan dengan [[Uni Soviet]], atau [[Rusia]], bermula dari [[Revolusi Rusia]] tahun 1917 dan berlanjut terus hingga masa kepemimpinan Paus Pius XII. Situasi ini mempengaruhimemengaruhi hubungan dengan [[Gereja Ortodoks]] pula. Gereja-gereja Oriental Katolik dibasmi di sebagian besar [[Uni Soviet]] selama era pemerintahan [[Joseph Stalin]] dan para penerusnya. Penindasan terhadap gerejaGereja terus berlangsung selama masa kepemimpinan Paus Pius XII ini.{{fact}}
 
=== Hubungan dengan TiongkokCina ===
Hubungan antara [[Tahta Suci]] dengan [[Republik Rakyat Tiongkok]] tahun 1939-19581939–1958 bermula dengan penuh harapan ketika [[Vatikan]] mengakui keabsahan ritus TiongkokCina dalam Gereja yang telah berlangsung lama dipada tahun 1939, pengangkatan kardinal Tiongkok pertama dipada tahun 1946, dan pembentukan sebuah hierarki gerejaGereja lokal di TiongkokCina. Hubungan ini berakhir dengan penindasan dan pembasmian nyata terhadap Gereja Katolik dipada awal dasawarsa 1950-an, dan berdirinya Asosiasi Umat Katolik Patriotik Tiongkok dipada tahun 1957, sebuah organisasi Gereja Katolik yang tidak diakui oleh Vatikan.{{fact}}
 
=== Kontroversi anak-anak yatim-piatu Yahudi ===
Pada tahun 2005, ''[[Corriere della Sera]]'' menerbitkan sebuah dokumen bertanggal [[20 November]] [[1946]] dengan topik anak-anak Yahudi yang dibaptis di [[PerancisPrancis]] masa perang. Dokumen tersebut memerintahkan agar anak-anak yang telah dibaptis, bila yatim-piatu, harus dipelihara di tempat-tempat asuh Katolik dan menyatakan bahwa keputusan tersebut "telah disetujui oleh Sri Paus". ''Nuncio'' [[Paus Yohanes XXIII|Angelo Roncalli]] (yang nantinya akan menjadi [[Paus Yohanes XXIII]], dan diberikanmendapat penghargaan olehdari Yad Vashem - organisasiVashem—organisasi Israel yang menjaga peringatan atas [[holocaust]] - sebagai—sebagai Yang Berbudi DiantaraDi Antara Semua Bangsa) mengabaikan berita ini.<ref>Jerusalem Report, ([[7 Februari]] [[2005]]).</ref> [[Abe Foxman]], direktur nasional organisasi [[Liga Anti-Defamasi]] - sebuah—sebuah organisasi perlindungan kaum Yahudi di Amerika Serikat - yangSerikat—yang dirinya sendiri pernah dibaptis dan mengalami perseteruan perwalian setelahnya, menyerukan penghentian secepatnya terhadap proses beatifikasi Paus Pius XII hingga semua [[Arsip Rahasia Vatikan]] dan catatan pembaptisan yang relevan dibuka.<ref>Anti-Defamation League. [http://www.adl.org/Interfaith/adl_vatican.asp ADL to Vatican: Open Baptismal Records and Put Pius Beatification on Hold] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090104082209/http://www.adl.org/Interfaith/adl_vatican.asp |date=2009-01-04 }}. [[13 Januari]] [[2005]].</ref> Dua orang cendekiawan Italia, Matteo Luigi Napolitano dan Andrea Tornielli, memastikan bahwa memorandum tersebut adalah asli., Namunnamun mereka juga menyampaikan bahwa apa yang diungkapkan oleh ''Corriere della Sera'' tidak pada tempatnya, semenjakkarena dokumen tersebut berasal dari Gereja Katolik PerancisPrancis, bukannyabukan dari arsip Vatikan, dan hanya membatasi diri pada masalah anak-anak tanpa sanak saudara yang seharusnya diserahkan kepada organisasi-organisasi Yahudi.<ref>Dimitri Cavalli. [http://www.theamericanmag.com/article.php?show_article_id=387 Pius's Children] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080527035037/http://www.theamericanmag.com/article.php?show_article_id=387 |date=2008-05-27 }}. ''The American''. [[1 April]] [[2006]].</ref>
 
== Masa tua, wafat dan warisan ==
=== Tahun-tahun terakhir Paus Pius XII ===
[[Berkas:Papa Pio XII Braga.png||thumbjmpl|140px|leftkiri|Patung Pius XII di [[Braga, Portugal|Braga]], [[Portugal]]]]
Tahun-tahun terakhir masa kepemimpinan Paus Pius XII dimulai dipada akhir tahun 1954 dengan sebuah penyakit yang berlangsung lama, dimanahingga ia sempat memikirkan untuk mengundurkan diri. Setelah itu, perubahan dalam kebiasaan bekerjanya menjadi terlihat jelas. Sri Paus menghindari upacara-upacara, kanonisasi, dan konsistorium yang memakan waktu lama, serta menunjukkan kebimbangan dalam masalah-masalah pribadi. Selama tahun-tahun terkahir masa kepemimpinannya, Paus Pius XII menunda-nunda pengangkatan pejabat-pejabat di [[Vatikan]] dan terlihat semakin susah untuk menjatuhkan hukuman kepada para pembantu dan pejabat seperti [[Riccardo Galeazzi-Lisi]], yang setelah banyak melakukan hal-hal yang negatif akhirnya dikeluarkan dari jabatannya dalam melayani Sri Paus dipada tahun-tahun terakhirnya., Namunnamun, dengan gelarnya, ia berhasil masuk ke tempat tinggal Sri Paus dan mengambil foto Sri Paus yang sedang sekarat dan menjualnya ke majalah-majalah [[PerancisPrancis]].<ref>Schneider, hal. 80.</ref>
 
Paus Pius XII seringkalisering kali mengangkat imam-imam muda menjadi uskup, seperti [[Julius Döpfner]] (35 tahun) dan [[Karol Wojtyla]] (38 tahun), orang-orang terakhir yang diangkatnya dipada tahun 1958. Ia dengan tegas menolak percobaan pastoral, seperti apa yang disebut "[[imam-pekerja]]", yakni para imam yang juga bekerja penuh di pabrik-pabrik dan bergabung dengan partai-partai politik dan serikat buruh. Ia terus-menerus membela tradisi teologi [[Thomisme]] sebagai sesuatu yang berharga untuk direformasi terus, dan sebagai paham yang lebih superior dibandingkan dengan paham aliran modern seperti [[Fenomenologi]] atau [[Eksistensialisme]].<ref>Lihat ''[[Humani Generis]]''.</ref>
 
=== Sakit hingga wafat ===
Semenjak jatuh sakit tahun 1954, Paus Pius XII menyampaikan berbagai pesan kepada masyarakat dan kelompok awam dalam topik-topik yang sangat beraneka ragam yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Sering kali ia berbicara di depan para peserta pertemuan-pertemuan ilmiah menjelaskan ajaran-ajaran Kristiani dalam hubungannya dengan penemuan-penemuan ilmiah terbaru. Terkadang ia menjawab pertanyaan-pertanyaan moral tertentu yang diajukan kepadanya. Kepada asosiasi-asosiasi profesional, ia menjelaskan etika menjalankan pekerjaan yang relevan dengan asosiasi-asosiasi tersebut dalam hubungannya dengan ajaran-ajaran Gereja.
[[Berkas:Tomb of Pius XII.jpg|thumb|right|180px |''Makam Maria'': A [[Madonna and Child]], added by [[Pope John XXIII|John XXIII]], hangs over the tomb of Pius XII.]]
Semenjak jatuh sakit tahun 1954, Paus Pius XII menyampaikan berbagai pesan kepada masyarakat dan kelompok awam dalam topik-topik yang sangat beraneka ragam yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Seringkali ia berbicara di depan para peserta pertemuan-pertemuan ilmiah menjelaskan ajaran-ajaran Kristiani dalam hubungannya dengan penemuan-penemuan ilmiah terbaru. Terkadang ia menjawab pertanyaan-pertanyaan moral tertentu yang diajukan kepadanya. Kepada asosiasi-asosiasi profesional ia menjelaskan etika menjalankan pekerjaan yang relevan dengan asosiasi-asosiasi tersebut dalam hubungannya dengan ajaran-ajaran Gereja.
 
Sebelum tahun 1955, [[Pacelli]] bekerja sama selama bertahun-tahun dengan [[Giovanni Battista Montini]]. Sri Paus tidak memiliki satu asisten penuh untuk dirinya sendiri. [[Robert Leiber]] terkadangkadang-kadang membantu dirinya mengenai pidato dan publikasinyaterbitannya. [[Augustine Bea]] menjadi imam yang menerima pengakuan dosanya secara pribadi. Bunda [[Pascalina Lehnert]] adalah pengurus rumah tangga dan asistennya selama empat puluh tahun. [[Domenico Tardini]] bisa jadi adalah orang yang paling dekat dengannya yang bisa menjadi asisten pribadinya, namun hal ini tidak pernah secara resmi terjadi.
 
Paus Pius XII wafatmeninggal dunia pada tanggal [[9 Oktober]] [[1958]] di [[Castel Gandolfo]], tempat tinggal resmi Tahta Kepausan selama [[Musim Panas]]. Ketika jenazahnya memasuki kota [[Roma]] sebagai bagian dari proses pemakamannya, penduduk Roma berkumpul membentuk kumpulan penduduk Roma terbesar saat itu. Penduduk Roma berkabung atas meninggalnya paus "mereka", seseorang yang lahir di kota itu dan terutama seseorang yang menjadi pahlawan dipada masa perang.<ref>Pascalina Lehnert, Ich durfte ihm dienen, hal.197</ref> Surat wasiat Paus Pius XII dipublikasikanditerbitkan segera setelah wafatnya. Alasan kanonisasi Paus Pius XII dibuka pada tanggal [[18 November]] [[1965]] oleh [[Paus Paulus VI]]. Pada tanggal [[2 September]] [[2000]], dalam masa kepemimpinan [[Paus Yohanes Paulus II]], Paus Pius XII dianugerahi gelar Yang Dimuliakan.
 
== Pandangan, interpretasipenafsiran dan penelitian ilmiah ==
=== Pandangan semasa hidupnya ===
Selama masa perang, Sri Paus banyak dipuji secara luas. Contohnya, [[Majalah TIME]] memberikan penghargaan kepada Paus Pius XII dan [[Gereja Katolik]] atas "perjuangannya melawan totalitarianisme secara lebih terbuka, lebih tulus, lebih tegas, dan lebih lama dibandingkan kekuatan-kekuatan terorganisasi lainnya".<ref>Time. [[16 Agustus]] 1943.</ref> Selama masa perang ia juga dipuji lewat ulasan editorial di surat kabar [[New York Times]] atas penentangannya terhadap antisemitsimeantisemitisime dan agresi [[Nazi]].<ref>New York Times [[25 Desember]] 1941 dan [[25 Desember]] 1942 [http://www.catholicleague.org/pius/nyt_editorials.html]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Beberapa karya tulis dipada masa itu juga menggemakan suara yang sama, termasuk buku ''Pius XII: Eugenio Pacelli, Paus Perdamaian'' (1954) yang ditulis oleh sejarawan [[Polandia]] Oskar Halecki dan "Potret Pius XII" (1949) karya Nazareno Padellaro.
 
Banyak orang Yahudi yang secara terbuka berterima- kasih kepada Sri Paus atas pertolongannya. Salah stusatu contohnya adalah [[Pinchas Lapide]], seorang teolog Yahudi dan diplomat [[Israel]] bagi Milan dipada era tahun 1960-an, yang memperkirakan bahwa Paus Pius XII "sangat berperan dalam penyelamatan minimal 700.000, mungkin bisa mencapai 860.000, orang Yahudi dari kepastian kematian di tangan Nazi".<ref>Lapide, Three Popes and the Jews, 1967, dikutip di Dalin, 2005, hal. 11.</ref> Beberapa ahli sejarah mempertanyakan angka-angka yang sering disebutkan ini, yang Lapide hitung dengan cara "mengurangi semua pengakuan pertolongan yang dilakukan oleh pihak-pihak non-Katolik yang masuk akal dari jumlah total orang Yahudi Eropa yang selamat dari Holocaust.<ref>Lapide, 1967, hal. 269.</ref> Cendekiawan Katolik Kevin Madigan menilai hal ini dan pujian lainnya dari para pemimpin terkemuka Yahudi, termasuk diantaranyadi antaranya [[Golda Meir]], sebagai sesuatu yang kurang tulus dan hanya sebagai suatu usaha untuk memastikan penagkuanpengakuan Vatikan atas Negara [[Israel]].<ref>Kevin Madigan. [http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_9_118/ai_71949687/pg_2 Judging Pius XII, page 2] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071219195644/http://findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_9_118/ai_71949687/pg_2 |date=2007-12-19 }}. ''Christian Century''. [[14 Maret]] 2001.</ref>
 
Paus Pius XII juga dikiritikdikritik dipada masa hidupnya. Salah satu contohnya, Leon Poliakov, lima tahun setelah [[Perang Dunia II]], menulis bahwa Paus Pius XII diam-diam adalah pendukung undang-undang antisemit di PerancisPrancis Vichy, menjulukinya "kurang jujur" dibandingkan [[Paus Pius XI]], mungkin karena "kecintaannya pada Jerman", atau karena adanya harapan bahwa Hitler akan mengalahkan Rusia yang komunis.<ref>Leon Poliakov. November 1950. "The Vatican and the 'Jewish Question': The Record of the Hitler Period — and After." ''Commentary'' 10: 439–449.</ref> Uskup [[Carlos Duarte Costa]], pengkritik lama kebijaksanaan Paus Pius XII selama masa perang dan penentang kebijakan selibat bagi para imam dan diakuinya [[Misa Tridentine]], di-[[ekskomunikasi]] oleh Paus Pius XII pada tanggal 2 Juli 1945.<ref>Redmile, Robert David. 2006. ''The Apostolic Succession and the Catholic Episcopate in the Christian Episcopal''. Xulon Press. ISBN 1-60034-516-6. hal. 247.</ref>
 
Pada tanggal 21 September 1945, sekretaris jenderal Dewan Yahudi Dunia, Dr. Leon Kubowitzky, menyampaikan sejumlah uang kepada Sri Paus "sebagai pengakuan atas karya Tahta Suci dalam menyelamatkan orang-orang Yahudi dari penindasan kaum [[Fasis]] dan [[Nazi]]".<ref>McInernny, 2001, hal. 155.</ref>
 
Setelah masa perang, di Musim Gugur tahun 1945, Harry Greenstein dari [[Baltimore]], seorang teman dekat Kepala Rabbi Herzog dari [[Yerusalem]], menyampaikan kepada Sri Paus betapa berterima-kasihnyaberterimakasihnya orang-orang [[Yahudi]] atas semua hal yang telah Sri Paus lakukan demi mereka. "Satu-satunya penyesalan saya," jawab Sri Paus, "adalah tidak mampu untuk menyelamatkan orang Yahudi dalam jumlah yang lebih banyak."<ref>McInernny, Ralph, The Defamation of Pius XII, 2001.</ref>
 
=== Sang Deputi ===
Pada tahun 1963, sebuah drama karya Rolf Hochhuth berjudul "Der Stellvertreter. Ein christliches Trauerspiel" (Sang Deputi, sebuah tragedi Kristen) menggambarkan Paus Pius XII sebagai seorang hipokritmunafik yang tinggal diam atas terjadinya holocaust. Buku-buku seperti "A Question of Judgment" (1963, Sebuah Pertanyaan mengenai Pertimbangan) karya Dr. Joseph Lichten ditulis sebagai balasan terhadap "Sang Deputi" dan membela tindakan-tindakan Sri Paus selama masa perang. Lichten menyebut kritik apapunapa pun terhadap tindakan Sri Paus dipada masa Perang Dunia II sebagai "sebuah paradoks yang mengherankan" dan berkata "tidak ada satu orang pun yang membaca catatan tindakan-tindakan Paus Pius XII atas nama orang-orang Yahudi yang bisa menyetujui tuduhan Hochhuth".<ref>Lichten, 1963, ''[http://www.catholicleague.org/piusxii_and_the_holocaust/quesjud5.htm A Question of Judgement] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060725005932/http://www.catholicleague.org/piusxii_and_the_holocaust/quesjud5.htm |date=2006-07-25 }}''.</ref> Karya-karya ilmiah yang kritis seperti "The Catholic Church and Nazi Germany" (1964, Gereja Katolik dan Nazi Jerman) karya Guenter Lewy juga mengikuti jejak publikasiterbitan "Sang Deputi". Pada tahun 2002, drama ini diadaptasi menjadi sebuah film berjudul "Amen".
 
=== ''Actes'' ===
Akibat kontroversi dari "Sang Deputi", pada tahun 1964 [[Paus Paulus VI]] mengijinkanmengizinkan para cendekiawan [[Yesuit]] untuk meneliti arsip-arsip Departemen Dalam Negeri Vatikan, yang biasanya tidak dibuka selama tujuh puluh lima tahun. ''Actes et Documents du Saint Siège relatifs à la Seconde Guerre Mondiale'' (Tindakan-tindakan dan Dokumen-dokumen dari Sri Paus selama [[Perang Dunia II]]) diterbitkan dalam sebelas jilid antara tahun 1965 dan tahun 1981. Jilid-jilid ini diterbitkan oleh Angelo Martini, Burkhart Schneider, Robert Graham, dan Pierre Blet. Pierre menerbitkan sebuah rangkuman dari sebelas jilid ini.<ref>Pierre Blet Pius XII and the Second World War, Paulist Press, 1999</ref> Keempatnya, dengan Robert Graham yang paling sering, menerbitkan artikel-artikel dan buku-buku berdasarkan topik ini.
 
=== Paus milik Hitler ===
Pada tahun 1999, buku "Hitler's Pope" (Paus milik Hitler) karya John Cornwell mengkritik Paus Pius XII karena tidak cukup melakukan atau menyuarakan penentangan terhadap holocaust. Cornwell menilai bahwa seluruh karier Paus Pius XII sebagai ''nuncio'' untuk [[Jerman]], Kardinal MenteriSekretaris Luar NegariNegara, dan Paus ditandai dengan sebuah keinginan yang besar untuk meningkatkan dan memusatkan kekuasaan Tahta Kepausan, dan ia menempatkan lebih rendah penentangannya terhadap Nazi dibandingkan tujuannya tersebut. Ia lebih lanjut menilai bahwa Paus Pius XII adalah antisemit dan akibatnya ia tidak terlalu peduli dengan nasib orang-orang Yahudi Eropa.<ref>Phayer, 2000, hal. xii-xiii.</ref>
 
Karya Cornwell merupakan karya pertama yang menelaah pengakuan-pengakuan dari proses beatifikasi Paus Pius XII dan juga banyak dokumen dari masa ''nuncio'' Pacelli yang baru saja dibuka sesuai dengan aturan tujuh puluh lima tahun arsip-arsip Kesekretariatan Negara [[Vatikan]].<ref>Sanchez, 2002, hal. 34.</ref> Cornwell menyimpulkan bahwa "kegagalan Pacelli untuk menanggapi besarnya kekejaman kasus holocaust lebih dari hanya sebuah kegagalan pribadi. Hal ini adalah juga kegagalan dari Tahta Kepausan dan kebudayaan Katolik yang besar".
 
Karya Cornwell ini menerima banyak pujian maupun kritik. Kebanyakan pujian bagi Cornwell berpusat pada pernyataannya bahwa dirinya adalah seorang umat Katolik yang mencoba untuk "membersihkan" Paus Pius XII dengan karyanya.<ref>Sanchez, 2002.</ref> Karya-karya tulis seperti "Under His Very Windows: The Vatikan and the Holocaust in Italy" (2000, Di Bawah Jendelanya Sendiri: Vatikan dan Holocaust di Italia) karya Susan Zuccotti dan "The Catholic Church and the Holocaust, 1930-1965" (2000, Gereja Katolik dan HoloccaustHolocaust Tahun 1930-19651930–1965) sangat kritis baik terhadap Cornwell maupun terhadap Paus Pius XII.
 
Segi ilmiah dari karya Cornwell menerima banyak kritik. Salah satu contoh, Kenneth L. Woodward menyatakan dalam ulasannya mengenai buku Cornwell tersebut di majalah [[Newsweek]] bahwa "terdapat kesalahan mengenai fakta dan ketidak-tahuan mengenai konteks sejarah hampir di setiap halamannya".<ref>Kenneth L. Woodward. ''The Case Against Pius Xii'', ''Newsweek''. [[27 September]] [[1999]]. http://www.newsweek.com/id/89597</ref> Cornwell sendiri memberikan masukan yang lebih membingungkan mengenai tindakan Paus Pius XII dalam sebuah wawancara tahun 2004. dimana iaIa menyatakan bahwa "Paus Pius XII memiliki cakupan tindakan yang sangat sempit sehingga adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk menilai alasan dari kebisuannya selama masa perang".<ref>[http://www.economist.com/books/displayStory.cfm?story_id=3471137 For God's sake]. ''The Economist''. 9 Desember 2004.</ref> Paling belakangan, buku "The Myth of Hitler's Pope" (Mitos mengenai Paus milik Hitler) karya Rabbi David Dalin menilai bahwa para pengkritik Paus Pius XII adalah orang-orang Katolik liberal dan orang-orang bekas Katolik yang "mengeksploitasi tragedi orang-orang Yahudi selama Holocaust untuk membantu mengembangkan agenda politik mereka sendiri untuk memaksakan perubahan dalam Gereja Katolik masa kini" dan bahwa Paus Pius XII nyatanya bertanggung-jawabberjasa atas penyelamatan hidup beribu-ribu orang Yahudi.<ref>Dalin, 2005, hal. 3.</ref>
 
=== ICJHC ===
Pada tahun 1999, dalam sebuah usaha untuk mengakhiri kontroversi ini, [[Vatikan]] membentuk International Catholic-Jewish Historical Commission (ICJHC) atau Komisi Sejarah Katolik-Yahudi Internasional, sebuah badan yang terdiri atas tiga orang cendekiawan [[Yahudi]] dan tiga orang cendekiawan [[Katolik]] untuk menyelidiki peran Gereja semasa Holocaust. Pada tahun 2001, ICJHC menerbitkan penemuan awalnya yang menimbulkan beberapa pertanyaan mengenai cara [[Vatikan]] berurusan dengan [[Holocaust]], berjudul "The Vatican dan the Holocaust: A Preliminary Report" (Vatikan dan Holocaust: Sebuah Laporan Awal).<ref name="ICJHC">ICJHC, 2000.</ref>
 
Komisi ini menemukan dokumen-dokumen yang merujuk dengan jelas bahwa Paus Pius XII sadar akan penganiayaan anti-Yahudi yang meluas pada tahun 1941–1942, dan mereka mencurigai bahwa pihak Gereja mungkin terpengaruh untuk tidak membantu imigrasi orang-orang Yahudi dari ''nuncio'' di [[Chili]] dan wakil Tahta Kepausan di [[Bolivia]] yang mengeluhkan "invasi orang-orang Yahudi" ke negara-negara mereka, tempat orang-orang Yahudi ini terlibat di dalam "transaksi bisnis yang tidak jujur, aksi-aksi kekerasan, tindakan-tindakan tidak bermoral, dan bahkan sikap tidak hormat kepada agama".<ref name="ICJHC" />
Pada tahun 1999, dalam sebuah usaha untuk mengakhiri kontroversi ini, [[Vatikan]] membentuk International Catholic-Jewish Historical Commission (ICJHC) atau Komisi Sejarah Katolik-Yahudi Internasional, sebuah badan yang terdiri atas tiga orang cendekiawan [[Yahudi]] dan tiga orang cendekiawan [[Katolik]] untuk menyelidiki peran Gereja semasa Holocaust. Pada tahun 2001, ICJHC menerbitkan penemuan awalnya yang menimbulkan beberapa pertanyaan mengenai cara [[Vatikan]] berurusan dengan [[Holocaust]], berjudul "The Vatican dan the Holocaust: A Preliminary Report" (Vatikan dan Holocaust: Sebuah Laporan Awal).
 
ICJHC mengajukan 47 pertanyaan mengenai cara Gereja berurusan dengan Holocaust, meminta agar dokumen-dokumen yang belum pernah diterbitkan kepada publik sebelumnya dikeluarkan agar mereka bisa meneruskan pekerjaan mereka. Karena tidak memperoleh izin tersebut, komisi ini dibubarkan pada bulan Juli 2001 tanpa pernah mengeluarkan satu laporan akhir pun. Tak puas dengan penemuan-penemuan ini, Dr. Michael Marrus, salah satu dari tiga orang Yahudi anggota komisi tersebut, menyatakan bahwa komisi mereka "bertubrukan dengan sebuh tembok batu … seharusnya akan menjadi sesuatu yang sangat membantu apabila memiliki dukungan dari [[Tahta Suci]] mengenai masalah ini".<ref>Melissa Radler. "Vatican Blocks Panel's Access to Holocaust Archives." ''The Jerusalem Post''. [[24 Juli]] 2001.</ref>
Komisi ini menemukan dokumen-dokumen yang merujuk dengan jelas bahwa Paus Pius XII sadar akan penganiayaan anti-Yahudi yang meluas di tahun 1941-1942, dan mereka mencurigai bahwa pihak Gereja mungkin terpengaruh untuk tidak membantu imigrasi orang-orang Yahudi dari ''nuncio'' di [[Chile]] dan wakil Tahta Kepausan di [[Bolivia]] yang mengeluhkan "invasi orang-orang Yahudi" ke negara-negara mereka, dimana orang-orang Yahudi ini terlibat di dalam "transaksi bisnis yang tidak jujur, aksi-aksi kekerasan, tindakan-tindakan tidak bermoral, dan bahkan sikap tidak hormat kepada agama".
 
ICJHC mengajukan 47 pertanyaan mengenai cara Gereja berurusan dengan Holocaust, meminta agar dokumen-dokumen yang belum pernah diterbitkan kepada publik sebelumnya dikeluarkan agar mereka bisa meneruskan pekerjaan mereka. Karena tidak memperoleh ijin tersebut, komisi ini dibubarkan pada bulan Juli 2001 tanpa pernah mengeluarkan satu laporan akhir pun. Tak puas dengan penemuan-penemuan ini, Dr. Michael Marrus, salah satu dari tiga orang Yahudi anggota komisi tersebut, menyatakan bahwa komisi mereka "bertubrukan dengan sebuh tembok batu ... seharusnya akan menjadi sesuatu yang sangat membantu apabila memiliki dukungan dari [[Tahta Suci]] mengenai masalah ini".
 
== Catatan kaki ==
{{reflist|23}}
 
== Referensi ==
<div class="references-small">
 
=== Pustaka utama ===
* ''Acta Apostolicae Sedis'' (AAS). 1939-19581939–1958. Vatican City.
* {{it}} Angelini, Fiorenzo. 1959. ''Pio XII, Discorsi Ai Medici''. Rome.
* Claudia, M. 1955. ''Guide to the Documents of Pope Pius XII''. Westminster, Maryland.
* ''Pio XII, Discorsi e Radio Messaggi di Sua Santita Pio XII''. 1939-19581939–1958. Vatican City. 20 vol.
* Roosevelt, Franklin D.; Myron C. Taylor, ed. ''Wartime Correspondence Between President Roosevelt and Pope Pius XII''. Prefaces by Pius XII and [[Harry Truman]]. Kessinger Publishing (1947, reprinted, 2005). ISBN 1-4191-6654-9
* {{de}} Utz, A. F., and Gröner, J. F. (eds.). ''Soziale Summe Pius XII'' 3 vol.
* [[Israel Zolli|Zolli, Israel]]. 1997. ''Before the Dawn''. Roman Catholic Books (Reprint edition). ISBN 0-912141-46-8. Also see [http://www.amazon.com/gp/reader/0912141468 Amazon Online Reader]
 
=== Pustaka kedua ===
 
*[[John Cornwell (penulis)|Cornwell, John]]. 1999. ''[[Hitler's Pope|Hitler's Pope: The Secret History of Pius XII]]''. Viking. ISBN 0-670-87620-8. Also see [http://www.amazon.com/gp/reader/0140296271 Amazon Online Reader].
* [[John Cornwell (penulis)|Cornwell, John]]. 1999. ''[[Hitler's Pope]]: The Secret History of Pius XII''. Viking. ISBN 0-670-87620-8. Also see [http://www.amazon.com/gp/reader/0140296271 Amazon Online Reader].
*[[Richard Cushing|Cushing, Richard]]. 1959. ''Pope Pius XII''. Paulist Press.
* [[Richard Cushing|Cushing, Richard]]. 1959. ''Pope Pius XII''. Paulist Press.
* [[David G. Dalin|Dalin, Rabbi David G]]. 2005. ''[[The Myth of Hitler's Pope]]: How Pope Pius XII Rescued Jews from the Nazis''. Regnery. ISBN 0-89526-034-4.
* Falconi, Carlo. 1970 (translated from the 1965 Italian edition). ''The Silence of Pius XII''. Boston: Little, Brown, and Co. ISBN 0-571-09147-4
* [[Michael F. Feldkamp|Feldkamp, Michael F.]] ''Pius XII und Deutschland''. Göttingen: Vandenhoeck & Ruprecht. ISBN 3-525-34026-5.
* [[Saul Friedländer|Friedländer, Saul]]. 1966. ''Pius XII and the Third Reich: A Documentation''. New York: Alfred A Knopf. ISBN 0-374-92930-0
* Gallo, Patrick J., ed. 2006. ''Pius XII, The Holocaust and the Revisionists''. London: McFarland & Company, Inc., Publishers. ISBN 0-7864-2374-9
* Goldhagen, Daniel. 2002. "A Moral Reckoning - The role of the Catholic Church in the Holocaust and Its Unfulfilled Duty of Repair". Little, Brown ISBN 0 316 724467
* Gutman, Israel (ed.). 1990. ''[[Encyclopedia of the Holocaust]]'', vol. 3. New York: Macmillan Publishing Company. ISBN 0-02-864529-4
* Halecki, Oskar. 1954. ''Pius XII: Eugenio Pacelli: Pope of peace''. Farrar, Straus and Young. {{OCLC|775305}}
* Hatch, Alden, and Walshe, Seamus. 1958. ''Crown of Glory, The Life of Pope Pius XII''. New York: Hawthorne Books.
* [[International Catholic-Jewish Historical Commission|ICJHC]]. 2000. [http://www.jcrelations.net/en/?id=759 ''The Vatican and the Holocaust: A Preliminary Report]''.
* [[Peter Kent|Kent, Peter]]. 2002. ''The Lonely Cold War of Pope Pius XII: The Roman Catholic Church and the Division of Europe, 1943–1950.'' Ithaca: McGill-Queen's University Press. ISBN 0-7735-2326-X
* Lapide, Pinchas 1980. ''The Last Three Popes and the Jews''. London:Souvenir Press.
* Levillain, Philippe. 2002. ''The Papacy: An Encyclopedia''. Routledge (UK). ISBN 0-415-92228-3
* Lewy, Guenter. 1964. ''The Catholic Church and Nazi Germany''. New York: McGraw-Hill. ISBN 0-306-80931-1
* Marchione, Sr. Margherita. 2000. ''Pope Pius XII: Architect for Peace''. Paulist Press. ISBN 0-8091-3912-X
* Marchione, Sr. Margherita. 2002. ''Consensus and Controversy: Defending Pope Pius XII''. Paulist Press. ISBN 0-8091-4083-7
* Marchione, Sr. Margherita. 2002. ''Shepherd of Souls: A Pictorial Life of Pope Pius XII''. Paulist Press. ISBN 0-8091-4181-7
* Marchione, Sr. Margherita. 2004. '' Man of Peace: An Abridged Life of Pope Pius XII''. Paulist Press. ISBN 0-8091-4245-7
* McDermott, Thomas. 1946. ''Keeper of the Keys'' -''A Life of Pope Pius XII''. Milwaukee: The Bruce Publishing Company.
* McInerney, Ralph. 2001. ''The Defamation of Pius XII''. St Augustine's Press. ISBN 1-890318-66-3
* Murphy, Paul I. and Arlington, R. Rene. 1983. ''La Popessa: The Controversial Biography of Sister Pasqualina, the Most Powerful Woman in Vatican History''. New York: Warner Books Inc. ISBN 0-446-51258-3
* {{it}} Padellaro, Nazareno. 1949. ''Portrait of Pius XII''. Dutton; 1st American ed edition (1957). {{OCLC|981254}}
* Paul, Leon. 1957. ''The Vatican Picture Book'' - ''A Picture Pilgrimage''. New York: Greystone Press.
* Phayer, Michael. 2000. ''The Catholic Church and the Holocaust, 1930–1965''. Indianapolis: Indiana University Press. ISBN 0-253-33725-9.
* Pollard, John F. 2005. ''Money and the Rise of the Modern Papacy: Financing the Vatican, 1850–1950''. Cambridge University Press.
* Pfister, Pierre. 1955. ''PIUS XII'' - ''The Life and Work of a Great Pope''. New York: Thomas Y. Crowell Company.
* Ritner, Carol and Roth, John K. (eds.). 2002. ''Pope Pius XII and the Holocaust''. New York: Leicester University Press. ISBN 0-7185-0275-2
* Rychlak, Ronald J. 2000. ''Hitler, the War, and the Pope''. Our Sunday Visitor. ISBN 0-87973-217-2. Also see [http://www.amazon.com/gp/reader/0879732172 Amazon Online Reader]
* Sánchez, José M. 2002. ''Pius XII and the Holocaust: Understanding the Controversy''. Washington D.C.: Catholic University of America Press. ISBN 0-8132-1081-X
* Scholder, Klaus. 1987. ''The Churches and the Third Reich''. London.
* Volk, Ludwig. 1972. ''Das Reichskonkordat vom 20. Juli 1933''. [[Mainz]]: Matthias-Grünewald-Verlag. ISBN 3-7867-0383-3.
* Zuccotti, Susan. 2000. ''Under his very Windows, The Vatican and the Holocaust in Italy''. New Haven and London: Yale University Press. ISBN 0-300-08487-0
</div>
 
== Pranala luar ==
{{wikiquoteWikiquote}}
=== Umum ===
* [http://www.vatican.va/holy_father/pius_xii/ Paus Pius XII di situs resmi Vatikan]
* [http://www.newoxfordreview.org/briefly.jsp?did=1105-briefly Penilaian New Oxford ''The Pius War'' oleh Joseph Bottum] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080504010749/http://www.newoxfordreview.org/briefly.jsp?did=1105-briefly |date=2008-05-04 }}
* [http://www.us-israel.org/jsource/anti-semitism/pius.html Paus Pius XII dan Holocaust - Perpustakaan Virtual Yahudi]
* [http://www.saintpetersbasilica.org/Grottoes/Pius%20XII/Tomb%20of%20Pius%20XII.htm Makam Pius XII]
* [http://www.pacelli-edition.de/ Critical Online Edition of the Nuncial Reports of Eugenio Pacelli (1917–1929)]
 
=== Dokumen resmi ===
* [http://www.jcrelations.net/en/?id=759 October 2000 Report] of the International Catholic-Jewish Historical Commission, [http://www.jcrelations.net/en/?id=1770 notice of Commission suspending work]
* [http://www.newadvent.org/library/docs_ss33co.htm Complete Text of the Concordat between the Vatican and the Third Reich]
 
=== Pro -Pius ===
* [http://soli.inav.net/~jfischer/oct98/ronaldrychlak.html The Holy See vs. the Third Reich] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/19990507052459/http://soli.inav.net/~jfischer/oct98/ronaldrychlak.html |date=1999-05-07 }}
* [http://academics.smcvt.edu/pcouture/jewish_historian_praises_pius_xi.htm Jewish Historian Praises Pius XII]
* [http://catholiceducation.org/articles/religion/re0040.html Did Pius XII Remain Silent?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090116140400/http://catholiceducation.org/articles/religion/re0040.html |date=2009-01-16 }}
* [http://www.catholicculture.org/docs/doc_view.cfm?recnum=2830 Cornwell's Cheap Shot at Pius XII]
* [http://www.catholicleague.org/pius/piusnyt/bio.htm Pius XII and the Jews: The War Years, as reported by the New York Times] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20030228011955/http://www.catholicleague.org/pius/piusnyt/bio.htm |date=2003-02-28 }}
* [http://www.catholicleague.org/pius/dalinframe.htm Righteous Gentile: Pope Pius XII and the Jews] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050113093855/http://www.catholicleague.org/pius/dalinframe.htm |date=2005-01-13 }} Rabbi David Dalin, Ph. D.
* [http://www.holycross.edu/departments/history/vlapomar/hiatt/piusXII.htm Holy Cross' ''Pius XII and the Holocaust''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090216202547/http://www.holycross.edu/departments/history/vlapomar/hiatt/piusXII.htm |date=2009-02-16 }}
=== Anti Pius ===
*[http://www.tenc.net/vatican/hitlersp.htm Cornwell's "Hitler's Pope" - excerpt published by Vanity Fair]
*[http://www.nytimes.com/books/00/06/11/reviews/000611.11rortyt.html Review of "Papal Sin"] by Gary Wills in the New York Times Book Review
=== Campuran ===
*[http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_9_118/ai_71949687 Menilai Pius XII] dari Christian Century oleh Kevin Madigan
 
=== Anti-Pius ===
{{
* [http://www.tenc.net/vatican/hitlersp.htm Cornwell's "Hitler's Pope" - excerpt published by Vanity Fair]
Paus
* [http://www.nytimes.com/books/00/06/11/reviews/000611.11rortyt.html Review of "Papal Sin"] by Gary Wills in the New York Times Book Review
| Pendahulu = [[Paus Pius XI|Pius XI]]
| Penerus = [[Paus Yohanes XXIII|Yohanes XXIII]]
| tahun = [[1939]] – [[1958]]
}}
{{Daftar Paus}}
 
=== Campuran ===
{{Link FA|en}}
* [http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_9_118/ai_71949687 Menilai Pius XII] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071229104146/http://findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_9_118/ai_71949687 |date=2007-12-29 }} dari Christian Century oleh Kevin Madigan
 
{{Paus
[[Kategori:Kelahiran 1876|Pius 12]]
|Pendahulu = [[Kategori:KematianPaus Pius 1958XI|Pius 12XI]]
|Penerus = [[Paus Yohanes XXIII|Yohanes XXIII]]
[[Kategori:Paus|Pius 12]]
|tahun = 1939–1958
[[Kategori:Paus Italia|Pius 12]]
}}
[[Kategori:Pemimpin politik Perang Dunia II|Pius 12]]
{{Daftar Paus}}
[[Kategori:Pemimpin Perang Dingin|Pius 12]]
{{lifetime|1876|1958|Pius XII, Paus}}
[[Kategori:Diplomat Tahta Suci]]
[[Kategori:Penduduk asli Roma|Pius 12]]
[[Kategori:Beata|Pius 12]]
[[Kategori:Paus Pius XII|*]]
 
[[Kategori:Pemimpin agama Katolik]]
[[az:XII Piy]]
[[Kategori:Paus]]
[[be:Пій XII, папа рымскі]]
[[bgKategori:ПийPaus XIIItalia]]
[[Kategori:Pemimpin politik Perang Dunia II]]
[[ca:Pius XII]]
[[Kategori:Pemimpin Perang Dingin]]
[[cs:Pius XII.]]
[[cyKategori:PabDiplomat PïwsTakhta XIISuci]]
[[daKategori:PaveTokoh Piusdari 12.Roma]]
[[deKategori:Pius XII.Beata]]
[[en:Pope Pius XII]]
[[eo:Pio la 12-a]]
[[es:Pío XII]]
[[et:Pius XII]]
[[eu:Pio XII.a]]
[[fi:Pius XII]]
[[fr:Pie XII]]
[[ga:Pápa Pius XII]]
[[gl:Pío XII, papa]]
[[he:פיוס השנים עשר]]
[[hr:Pio XII.]]
[[hu:XII. Piusz pápa]]
[[io:Pius 12ma]]
[[it:Papa Pio XII]]
[[ja:ピウス12世 (ローマ教皇)]]
[[jv:Paus Pius XII]]
[[ka:პიუს XII]]
[[ko:교황 비오 12세]]
[[la:Pius XII]]
[[mr:पोप पायस बारावा]]
[[nds:Pius XII.]]
[[nl:Paus Pius XII]]
[[nn:Pave Pius XII]]
[[no:Pius XII]]
[[oc:Piu XII]]
[[pam:Papa Pius XII]]
[[pl:Papież Pius XII]]
[[pms:Pio XII]]
[[pt:Papa Pio XII]]
[[qu:Piu XII]]
[[ro:Papa Pius al XII-lea]]
[[ru:Пий XII (папа римский)]]
[[simple:Pope Pius XII]]
[[sk:Pius XII.]]
[[sl:Papež Pij XII.]]
[[sq:Papa Pio XII]]
[[sv:Pius XII]]
[[sw:Papa Pius XII]]
[[th:สมเด็จพระสันตะปาปาปิอุสที่ 12]]
[[tl:Pío XII]]
[[uk:Пій XII]]
[[vec:Papa Pio XII]]
[[war:Papa Pío XII]]
[[zh:庇護十二世]]