Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Db84x (bicara | kontrib)
Klaim pendirian kembali kesultanan: alasan mengapa pemerintah Indonesia mengakui eksistensi kesultanan Demak, Kesultanan Demak merupakan mitra yang bisa diandalkan oleh pemerintah dalam hal pelestarian budaya dan sering pula membantu proses sosialasasi program pemerintah ke masyarakat.
Tag: Dikembalikan
Daeng Hanif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(178 revisi perantara oleh 79 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
<!-- Diharapkan jika menyunting templat yang disubstitusikan gunakan mode penyuntingan sumber -->
{{Infobox former country
| native_nameconventional_long_name = ''Karajan Islam ing Demak''<br>''NagariKesultanan Demak''
| native_name = <small>{{native name|jv|ꦏꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤꦤ꧀ ꦢꦼꦩꦏ꧀}}<br>{{Script/Arabic|کسلطانن دمق}} ([[abjad Pegon|Pegon]])<br>{{native name|id|Kesultanan Demak}}</small>
| conventional_long_name = Kesultanan Demak
| image_coat = MUS Koin Sultan Pangeran Raden Fatah.png
| coa_size = 200px
| symbol_type = Koin [[Raden Patah]], kemungkinan dicetak sekitar abad ke-15 hingga ke-16, Koin ini dipamerkan di [[Museum Numismatik Sumatera]] di [[Medan]].<br>Depan'': سلطان دمق فقرن الفـَـاتح'' (Sultan Demak Pangeran al-Fatih (Raden Patah)),<br>Belakang: ''محمد صل وسلم عليه'' ([[selawat]]); keduanya ditulis dalam aksara [[aksara Perso-Arab|Perso-Arab]].<ref>{{cite web |title=Mata Uang Picis Demak Abad ke-15 |url=https://www.laduni.id/post/read/70210/mata-uang-picis-demak-abad-ke-15.html |website=Laduni.id |access-date=11 March 2024}}</ref>
| status = Negara bawahan [[Majapahit]]<br>(1475–1478)<br>Negara berdailat<br>(1478–1546)
| image_map = Demak Sultanate conquests and expeditions.svg
| image_map_alt =
| image_map_caption = Jangkauan operasi militer Demak yang diketahui hingga masa pemerintahan Sultan Trenggana (1521–1546)
| common_name = Demak
| iso3166codecapital = omit*[[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]] (1478–1546)
*[[Prawoto, Sukolilo, Pati|Prawoto]] (1546–1547)
| status = Kesultanan
*[[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] (1547–1554)
| era = [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|Penyebaran Islam di Jawa]]
| status = [[Kesultanan]]
| established_event1 = Berdirinya Kadipaten Bintara
| era = [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|Penyebaran Islam di Jawa]]
| established_date1 = 1460-an/1470-an
| event_startestablished_event1 = MelepaskanBerdirinya diriKadipaten dari [[Majapahit]]Bintoro
| established_date1 = <!-- Tidak diketahui dengan tepat -->
| year_start = 1478/1479{{efn-lr|Tahun ini adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (''sirna ilang kertaning bhumi''), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, [[H.J. de Graaf|De Graaf]] menyatakan bahwa cerita itu tidak dapat diandalkan dan Majapahit saat itu masih bertahan setidaknya hingga 1527.{{Sfn|De Graaf|1976|p=8}} Meskipun demikian, [[Thomas Stamford Raffles|Raffles]] menulis dalam bukunya, ''The History of Java'', bahwa sekitar tahun itu (atau mungkin tahun-tahun selanjutnya), Demak menyatakan berdiri sendiri dan lepas dari Majapahit.{{Sfn|Raffles|1817|p=143}}}}
| event_end event_start = Dibunuhnya [[Arya Penangsang]]Pendirian
| year_start = 1481/1482{{efn|Tahun Saka 1400 (1478 M) adalah waktu yang biasa diceritakan secara tradisional untuk menandakan kejatuhan Majapahit (''sirna ilang kertaning bhumi''), atau tepatnya ibu kotanya. Namun, [[H.J. de Graaf|De Graaf]] menyatakan bahwa cerita itu tidak dapat diandalkan dan menjelaskan bahwa Majapahit setidaknya masih bertahan hingga 1527 M.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=8}} Meskipun demikian, [[Thomas Stamford Raffles|Raffles]] menulis dalam bukunya yang terkenal, [[Sejarah Pulau Jawa|''The History of Java'']], bahwa Kesultanan Demak secara tradisional berdiri pada tahun Saka 1403 (1481 M).{{Sfn|Raffles|1817|p=143}} Ricklefs juga menulis dengan mengutip sebuah [[babad]] bahwa Majapahit runtuh pada Saka 1400, Demak berdiri pada Saka 1403, dan runtuh pada Saka 1500 (1578 M).{{Sfn|Ricklefs|2008|p=70-71}}}}
| year_end = 1554
| event_post event_end = PemindahanPerpindahan kekuasaan ke [[KerajaanKesultanan Pajang|Pajang]]
| date_post year_end = 1581/15821554
| p1 event_post = Majapahit
| flag_p1 date_post = Flag of the Majapahit Empire.svg
| s1p1 = Majapahit
| s1 = Kesultanan Pajang
| s2 = Kesultanan BantenCirebon
| s3 = KerajaanKesultanan KalinyamatBanten
| flag_s2common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa =Kuno]] (selanjutnya berkembang Flagmenjadi ofbahasa theJawa Sultanatemodern ofseperti Banten.svgsekarang)
[[Bahasa Melayu]] sebagai bahasa perdagangan
| image_map =
| government_type = [[Monarki absolut]] [[Kesultanan|Islam]]
| image_map_caption =
| capital = [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]
| common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang)
| government_type = [[Monarki absolut]] [[Kesultanan|Islam]]
| title_leader = <!-- Sultan, tapi butuh referensi lebih banyak -->
| leader1 = [[Raden Patah]]
| year_leader1 = 1478–15181478–1504
| leader2 = [[Pati UnusTrenggana]]
| year_leader2 = 1518-15211505–1518
| leader3 = [[TrengganaPati Unus]]
| year_leader3 = 1521-1546{{efn-lr|Trenggana tampaknya menjadi raja Demak selama dua kali.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}}}}1518–1521
| leader4 = [[Sunan PrawotoTrenggana]]
| year_leader4 = 1521-1546 {{Sfn|Babad tanah jawi|1947}}{{efn|Trenggana sepertinya memerintah Demak dua kali.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}}}
| year_leader4 = 1546-1547
| religionleader5 = [[IslamSunan Prawoto]]
| footnotesyear_leader5 = {{notelist-lr}}1546–1547
| religion = [[Islam]] (resmi)
| footnotes = {{notelist}}
| map_width = 285px
| today = {{flag|Indonesia}}
| s4 = Kerajaan Kalinyamat
| year_leader6 = 1547 - 1554
| leader6 = [[Arya Penangsang]]
| event1 = Ekspedisi ke [[Melaka Portugis]]
| date_event1 = 1512, 1521
| event3 = Penaklukkan [[Sunda Kelapa]]
| date_event3 = 1527
| flag_caption =
| image_coat =
| s5 =
| flag_s5 =
| flag_s2 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Katoenen banier met Arabische kalligrafie TMnr 5663-1.svg
| flag_s3 = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| flag_p1 = Naval flag of Majapahit Kingdom.svg
| s6 =
| flag_s6 =
| s7 =
| flag_s7 =
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
 
'''Kesultanan Demak''' atau '''KesultananKerajaan Demak''' adalah kerajaan [[Islam]] pertama di [[Suku Jawa|Jawa]] yang didirikanberdiri pada perempat akhir abad ke-15 di [[Kabupaten Demak|Demak]]. Demak sebelumnya menjadimerupakan kadipaten yang tunduk pada[[Kadipaten]] [[Majapahit]] (yang telah melemah saat itu sudah mengalami kemunduran) untuk beberapa tahun sebelum hubunganmelepaskan merenggangdiri. danBerdasarkan akhirnyacerita melepaskantradisional diriJawa, padakerajaan perempatini akhirdidirikan abadoleh ke-15[[Raden Patah]], yang merupakan keluarga dinasti [[Majapahit]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=3970}}{{Sfn|Raffles|1817|p=127}}
 
Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri kekuasaan Majapahit dan [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|penyebaran Islam di Jawa]].{{Sfn|Ooi|2004|p=864}} Sepanjang awal hingga pertengahan abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan [[Trenggana]]. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di [[Jawa|Pulau Jawa]] hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh [[Islam]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=71}} Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah [[Sunda Kelapa]], yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan [[Kerajaan Sunda]]. Hubungan aliansinya dengan [[Imperium Portugal]] sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang dipimpin oleh [[Fatahillah]] melancarkan serangan sukses ke Sunda Kelapa yang memukul mundur Portugal dan Sunda. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi [[Jayakarta]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}} Di luar Jawa, Demak memiliki kekuasaan atas [[Jambi]] dan [[Palembang]] di Sumatra bagian timur.{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}
Menurut cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja [[Majapahit]] yang terakhir dan seorang putri raja dari Tiongkok.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}} Setelah jatuhnya Majapahit, [[Wali Songo]] menempatkan Raden Patah sebuah pemerintahan dan memberinya gelar ''Panembahan Jimbun''.{{Sfn|Raffles|1817|p=143}}
 
Kerajaan mulai mengalami kemunduran ketika Trenggana terbunuh dalam perang melawan [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] pada 1546. [[Sunan Prawoto]] kemudian naik takhta menggantikannya, tetapi dibunuh pada 1547 oleh suruhan [[Arya Panangsang]], penguasa [[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] yang ingin menjadi raja Demak.{{Sfn|Raffles|1817|pp=153-154}} Perang perebutan takhta segera terjadi dan berakhir dengan dibunuhnya Arya Penangsang oleh [[Hadiwijaya dari Pajang|Joko Tingkir]], penguasa [[Pajang, Laweyan, Surakarta|Pajang]], sebagai hukuman. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang, tempat kekuasaannya. Dengan demikian Kerajaan Demak berakhir dengan didirikannya [[Kesultanan Pajang]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=9}}
Kesultanan ini memainkan peran penting dalam keruntuhan Majapahit dan [[Penyebaran Islam di Nusantara#Jawa Tengah dan Jawa Timur|penyebaran Islam di Jawa]].{{Sfn|Ooi|2004|p=864}} Sepanjang setengah awal abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan [[Trenggana]]. Pada masanya, Demak melakukan banyak penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di [[Jawa|Pulau Jawa]] hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh oleh [[Islam]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}} Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah [[Sunda Kelapa]], yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan [[Kerajaan Sunda|Kesultanan Sunda]]. Hubungan aliansinya dengan [[Imperium Portugal]] sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang dipimpin oleh [[Fatahillah]] melancarkan serangan ke Sunda Kelapa. Serangan itu sukses sehingga Portugal dikalahkan dan Sunda mundur ke pedalaman. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi [[Jayakarta]].{{Sfn|Ooi|2004|p=410}}
 
== Toponomi ==
Kesultanan Demak tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran ketika Trenggana terbunuh dalam perang melawan [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] pada 1546. [[Sunan Prawoto|Sunan Prawata]] kemudian naik takhta menggantikannya, tetapi dibunuh pada 1547 oleh suruhan [[Arya Panangsang]], Adipati [[Jipang, Cepu, Blora|Jipang]] yang ingin menjadi raja Demak.{{Sfn|Raffles|1817|pp=153-154}} Perang perebutan takhta segera terjadi dan berakhir dengan dibunuhnya Arya Penangsang oleh [[Hadiwijaya dari Pajang|Joko Tingkir]], Adipati [[Pajang, Laweyan, Surakarta|Pajang]] saat itu, sebagai hukuman. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke [[Kesultanan Pajang|Pajang]], dimana ia mendirikan kerajaan baru di tempatnya yang bernama [[Kesultanan Pajang]].{{Sfn|De Graaf|1976|p=9}}{{Sfn|Ooi|2004|p=410}}
Demak bermula dari pemukiman yang bernama [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]. Pemukiman ini aslinya adalah hutan yang dibuka oleh Raden Patah setelah ia berguru pada [[Sunan Ampel]] dan menjadi menantunya. Di hutan tersebut, terdapat rumput [[gelagah]] yang baunya wangi. Karena itu, tempat tersebut juga dikenal dengan nama Glagahwangi.{{Sfn|Ramelan|1997|p=54}}
 
== Toponimi ==
Demak bermula dari pemukiman yang bernama [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]. Pemukiman ini aslinya adalah hutan yang dibuka oleh Raden Patah setelah ia berguru pada [[Sunan Ampel]] dan menjadi menantunya. Di hutan tersebut, terdapat rumput [[gelagah]] yang baunya wangi. Karena itu, tempat tersebut juga dikenal dengan nana Glagahwangi.{{Sfn|Ramelan|1997|p=54}}
 
Ada beberapa usul mengenai asal usul nama Demak. Menurut [[Poerbatjaraka]], namanya berasal dari [[bahasa Jawa]] yaitu ''delemak'' yang berarti "rawa". Menurut [[Hamka]], namanya berasal dari [[bahasa Arab]] yaitu ''dimak'' yang berarti "mata air" (atau "air mata"). Menurut sejarawan lainnya, yaitu Sutjipto Wiryosuparto, namanya berasal dari sebuah kata dalam [[bahasa Kawi]] yang berarti "hadiah" atau "pusaka".{{Sfn|Amar|1996|p=14}}
 
== Sejarah ==
=== Pendirian ===
{{Refimprove section|date=Juni 2021}}
Asal usul Kerajaan Demak tidak diketahui dengan jelas. Kota Demak tampaknya didirikan pada perempat akhir abad ke-15 oleh seorang [[Muslim]], kemungkinan besar seorang [[Tionghoa]] yang bernama "Cek Ko-po". Anaknya mungkin adalah orang yang oleh [[Tomé Pires]] dalam ''[[Suma Oriental]]''-nya sebut sebagai "Pate Rodim".{{Sfn|Cortesão|1944|p=154-155}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=69}}
 
Cerita tradisional [[Kesultanan Mataram|Mataram]] yang lebih populer menceritakan bahwa Demak didirikan oleh [[Raden Patah]], anak raja Majapahit terakhir {{Sfn|Ricklefs|2008|p=70}}{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|p=7}} Meskipun sejarawan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|T.G.Th. Pigeaud]] dan [[H. J. de Graaf]] menyatakan bahwa ceritanya tidak dapat dipercaya, mereka menyimpulkan bahwa nenek moyang para penguasa Demak tampaknya merupakan seorang pendatang Muslim asal Tiongkok yang pertama kali mendarat di [[Gresik]] dan kemudian menetap di Demak.{{Sfn|Pigeaud|De Graaf|1976|pp=6-7}}
=== Pembentukan ===
<!--
Asal usul Demak tidak diketahui dengan pasti meskipun tampaknya didirikan oleh kemungkinan besar seorang Tionghoa Muslim bernama [[Cek Ko-po]]. Kemungkinan besar putranya adalah orang yang oleh [[Tomé Pires]] dalam ''[[Suma Oriental]]''-nya dijuluki Jim Bun "[[Raden Patah]]", dan meninggal sekitar tahun 1518 lalu digantikan oleh Pate Rodim, mungkin dimaksudkan "Badruddin atau "Kamaruddin) yang dikenal sebagai Pati Unus yang bertakhta th sampai tahun 1521, orang Jepara yang menjadi menantu R. Fatah.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=38}} Adik Rodim, yang bernama [[Trenggana]] bertakhta dari tahun 1521 sampai 1546. Sementara pada masa [[Trenggana]] sekitar tahun 1527 ekspansi militer Kesultanan Demak berhasil menundukkan Majapahit.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=39}}
Pada masa pemerintahan [[Wikramawardhana]] dari [[Majapahit]], selama tahun 1405 hingga 1433, [[Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat|serangkaian ekspedisi angkatan laut]] [[Dinasti Ming]] yang dipimpin oleh [[Cheng Ho]], seorang laksamana Tiongkok Muslim, tiba di Jawa.{{Sfn|Cœdès|1968|p=241-242}} Ekspedisi ini mendukung berdirinya [[Kesultanan Melaka]] pada paruh pertama abad ke-15,{{Sfn|Ricklefs|2008|p=22}} kemudian membantu berdirinya komunitas Muslim Tionghoa, Arab, dan Melayu di pantai utara Jawa seperti [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kabupaten Demak|Demak]], [[Kabupaten Tuban|Tuban]], dan [[Ampel, Semampir, Surabaya|Ampel]]. Dengan demikian Islam mulai mendapatkan pijakan di pantai utara Jawa.
-->
 
=== Masa Pati Unus ===
Berdasarkan [[Babad Tanah Jawi]], pendiri Kesultanan Demak adalah Raden Fatah atau Praba atau Raden Bagus Kasan (Hasan) memiliki gelar Jin Bun (gelar Tiongkok) sering disebut juga Senapati Jinbun atau Panembahan Jinbun bergelar Sultan Syah Alam Akbar Al-Fatah. (1455-1518) Memerintah Kesultanan Demak tahun 1475 - 1518.
 
<!-- Informasi di bawah ini berasal dari buku The History of Java dan sedang dipersiapkan referensinya
 
Raden Fatah merupakan anak Raja Wilwatikta (Majapahit versi orientalis Belanda) bernama Brawijaya V yang lahir di Kota Palembang dari istri (selir) bernama Siu Ban Ci (menurut Purwaka Caruban Nagari) Brawijaya V berdarah Tionghoa putri dari Kyai Batong (Tan Go Hwat), Karena istri Brawijaya V Ratu Dwarawati cemburu maka Siu Ban Ci hijrah ke Palembang bersama Ario Damar yang merupakan anak dari Brawijaya III, yang akhirnya dinikahi oleh Ario Damar dan melahirkan anak Raden Kusen. Saat Ciu Ban Ci hijrah ke Palembang sedang hamil anak dari Brawijaya V dan melahirkan Raden Fatah di Kota Palembang. Gelar lengkap Raden Fatah Senapati Jimbun Abdurahman Penembahan Palembang Sayidin Panatagama Sultan Syah Alam Akbar Al-Fatah. -->
=== Ekspedisi dan penaklukkan ===
==== Di bawah Pati Unus ====
{{utama|Invasi Kerajaan Demak ke Malaka}}
Demak di bawah [[Pati Unus]] adalah Demak yang berwawasan [[nusantara]]. Visi besarnya adalah menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim yang besar. Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan [[Portugis]] di [[Malaka]]. Kemudian beberapa kali ia mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis di Malaka.{{Sfn|Cortesão|1944|p=}}
 
==== Di bawah Trenggana ====
[[Trenggana]] berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut [[Sunda Kelapa]] dari [[Pajajaran]] serta menghalau tentara [[Portugis]] yang akan mendarat di sana (1527), juga menaklukkan hampir seluruh Pasundan/Jawa Barat (1528 - 1540) serta wilayah-wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur seperti Tuban (1527), Madura (1528), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527 - 15291527–1529), Kediri (1529), Malang (1529 - 1545), dan [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]], kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau JawaMalang (1529 - 1546)1529–1545.

Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan [[PasuruanPanarukan, Situbondo]], dan kemudian digantikan oleh [[Sunan Prawoto]]. Dengan demikian Demak belum menyentuh wilayah [[Kerajaan Blambangan]].

Salah seorang panglima perang [[Demak]] waktu itu adalah [[Fatahillah]], pemuda asal [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] ([[Sumatra]]), yang juga menjadi menantu raja [[Trenggana]]. Sementara [[Maulana Hasanuddin]] putra [[Sunan Gunung Jati]] diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan ''Banten Girang''. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan [[kesultanan Banten|Banten]] sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan [[Sunan Kudus]] merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke [[Kudus]].{{Sfn|Ricklefs|2008|p=}}
 
=== Kemunduran ===
Suksesi raja Demak ketiga tidak berlangsung mulus, terjadi persaingan panas antara P.[[Pangeran Surowiyoto]] (atau Pangeran Sekar) dan [[Trenggana]] yang berlanjut dengan di bunuhnya P.Pangeran Surowiyoto oleh [[Sunan Prawoto]]
(anak [[Trenggana]]),. peristiwaPeristiwa ini terjadi di tepi sungai saat [[Surowiyoto]] pulang dari Masjid sehabis sholat Jum'at. Sejak peristiwa itu [[Surowiyoto]] (Sekar) dikenal dengan sebutan Sekar Sedo Lepen yang artinya sekar gugur di sungai. Pada tahun [[1546]] [[Trenggana]] wafat dan tampuk kekuasaan dipegang oleh [[Sunan Prawoto]], anak [[Trenggana]], sebagai raja Demak keempat, akan tetapi pada tahun [[1547]] [[Sunan Prawoto]] dan isterinya dibunuh oleh Rungkud pengikut [[P.Pangeran Arya Penangsang]], putra [[Pangeran Surowiyoto]] (Sekar). [[P.Pangeran Arya Penangsang]] adalah Adipati Jipang pada waktu itu, Adipati Arya Penangsang adalah murid terkasih dari Sunan Kudus. Diceritakan bahwa Pengikut [[Arya Penangsang]] juga membunuh [[Pangeran Hadiri]], penguasa Jepara /atau Kalinyamat (Suami [[Ratu Kalinyamat]]). Hal ini menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi [[P.Pangeran Arya Penangsang]], salah satunya adalah menantu Sultan Trenggono [[JakaJoko Tingkir]] (atau Sultan Hadiwijaya).
 
Puncak dari peristiwa ini [[Arya Penangsang]] dibunuh oleh [[Sutawijaya]] anak angkat Joko Tingkir yang tergabung dalam Pasukan Pajang saat menyerang Jipang. Dengan terbunuhnya [[Arya Penangsang]], maka berakhirlah era [[Kesultanan Demak]]. [[JakaJoko Tingkir]] (Hadiwijaya) memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan [[Kerajaan Pajang| atau Kesultanan Pajang]]. Usia kerajaan ini tidak panjang yaitu hanya berumur 79 tahun.
 
== Ekonomi ==
Baris 83 ⟶ 108:
| photo3a = MDDS 06.0001 Koin Cina 01.jpg
| spacing = 2
| size = 255250
}}|caption=Contoh koin yang pernah digunakan di<br>Kesultanan Demak: Koin lokal yang tidak<br>diketahui namanyaDemak (atas), <br>koin [[Melaka Portugis|Melaka<br>Portugis]] (tengah), dan koin <br>[[Dinasti Ming]]<br> (bawah).}}
[[Tomé Pires]] pada abad ke-16 mencatat bahwa komoditas utama yang menjadi ekspor Demak adalah [[beras]], [[rempah-rempah]], dan buah-buahan. Tujuan ekspor komoditas tersebut adalah [[Kesultanan Melaka|Melaka]] dan [[Maluku]] yang diangkut dengan [[Djong (kapal)|jung]] dan [[Pangajava|penjajap]]. Pires juga mencatat bahwa Demak telah menjadi tempat penimbunan [[padi]] yang berasal dari daerah-daerah pertanian di sekitarnya. Peranannya dalam menjadi pusat kegiatan ekonomi pertanian semakin penting setelah keruntuhan [[Juwana]] pada 1513. Selain itu, [[perbudakan]] juga disebut Pires sebagai salah satu komoditas Demak, tetapi tidak diketahui apakah perdagangan budak masih terjadi pada masa itu. Demak juga melakukan kegiatan impor berupa hewan-hewan dan [[pakaian]] dari Melaka, [[Gujarat]], dan [[Benggala]].{{Sfn|Ramelan|1997|pp=64-70}}
 
Sistem perekonomian Demak juga didukung dengan penggunaan mata uang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah [[Berita Tiongkok]] dari awal abad ke-15 menyebutkan bahwa mata uang [[tembaga]] dari Tiongkok umum digunakan sebagai mata uang di Jawa. Pires juga mencatat demikian, dan selain itu mencatat bahwa mata uang Portugis juga dikenal dan disukai oleh orang Jawa. Terdapat juga mata uang lokal Jawa, yang disebut Pires sebagai ''tumdaya'' atau ''tael''.{{Sfn|Ramelan|1997|pp=70-71}}
 
== Daftar Sultan dan Pejabat ==
= Klaim pendirian kembali kesultanan ==
{{Tak akurat-bagian}}Berawal dari tugas keluarga besar Raden Suminto Joyo Kusumo sejak tahun 1986 untuk mengurus [[Makam Astana Gedhong Kenep]], Raden Sumito mendirikan Yayasan Keraton Glagahwangi Dhimak pada tahun 1999. Seiring dengan perkembangan waktu untuk memperlancar kegiatan perawatan Makam Astana Gedhong Kenep yang sejak tahun 2006 dimasukan sebagai cagar budaya, maka didirikan Paguyuban Ahli Waris Sinuhun Agung Cokro Joyokusumo alias Pangeran Dhimak pada 22 maret 2007.<ref>{{cite web|url=http://koranborgol.com/article/155836/raden-suminto-di-komplek-kami-tidak-ada-ajaran-aliran-sesat.html |title=Raden Suminto :Di Komplek Kami Tidak Ada Ajaran Aliran Sesat}}</ref> Kiprah Raden Sumito menjaga budaya jawa mendapat pengakuan dengan pengukuhan beliau sebagai Sultan Demak oleh Perkumpulan Sultan Raja Nusantara dan dianugrahi gelar Duli Yang Maha Mulia Kanjeng Sri Suryo Alam pada tanggal 7 oktober 2009 di Kuala Lumpur, Malaysia.
 
=== Daftar Sultan ===
Beberapa kiprah kerajaan Demak hingga mendapat pengakuan dari pemerintah republik Indonesia
 
* Merupakan partisipan aktif kegiatan pelestarian budaya nusantara.<ref>{{cite web|url=https://perpusbungkarno.perpusnas.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=106:kunjungan-kementerian-luar-negeri-ke-upt-perpustakaan-proklamator-bung-karno&catid=39:acara |title=Pameran Naskah Klasik Nusantara Untuk Melestarikan Warisan Budaya Indonesia}}</ref><ref>{{cite web|url=https://suaramerdekasolo.com/2019/08/05/https-suaramerdekasolo-com-2019-08-05-rekor-pameran-keris-terbanyak-dipecahkan-di-indonesia/ |title=Rekor Pameran Keris Terbanyak Dipecahkan Di Indonesia}}</ref><ref>{{cite web|url=https://lpmperspektif.com/2015/09/16/naskah-kuno-terpanjang-di-dunia-dipamerkan-di-ub/ |title=Naskah Kuno Terpanjang di Dunia Dipamerkan di UB}}</ref><ref>{{cite web|url=https://jateng.tribunnews.com/2020/12/22/sultan-suryo-alam-dan-kpaa-begug-poernomosidi-mewisuda-siswa-medharsabda-pranatacara-tkb. |title=Sultan Suryo Alam dan KPAA Begug Poernomosidi Mewisuda Siswa Medharsabda-Pranatacara TKB}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.enimtv.com/2021/06/21/bantu-pugar-makam-keluarga-raden-fatah-kapolda-sumsel-dan-kapolres-lahat-dapat-penghargaan/ |title=Bantu Pugar Makam Keluarga Raden Fatah, Kapolda Sumsel dan Kapolres Lahat Dapat Penghargaan}}</ref>
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
* Mendukung sosialisasi program pemerintah ke masyarakat.<ref>{{cite web|url=https://republika.co.id/berita/nasional/umum/16/03/27/o4op7p354-14-kerajaan-senusantara-deklarasikan-perjanjian-adat-indonesia-bersatu |title=14 Kerajaan se-Nusantara Deklarasikan Perjanjian Adat Indonesia Bersatu}}</ref>
|-
! No.
! Sultan
! Mulai Jabatan
! Akhir Jabatan
! Jabatan <br> Sebelumnya
! Termuat Dalam
|-
|1.
|[[Raden Patah]]
| 1478
| 1504
|Adipati Demak
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|2.
|[[Trenggana]]
|1505
|1518
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|3.
| [[Pati Unus]]
| 1518
| 1521
|Adipati Jepara
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|4.
|[[Trenggana]]
|1521
|1546
|
|*[[Babad Tanah Jawi]] *[[Suma Oriental]]
|-
|5.
|[[Sunan Prawoto]]
|1546
|1547
|
|*[[Babad Tanah Jawi]]*[[kronik Tiongkok]]
|-
|6.
|[[Arya Penangsang]]
|1547
|1554
|Adipati Jipang
|[[Babad Tanah Jawi]]
|}
 
=== Daftar Panglima Perang ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Sunan Ngudung]]||Panglima Perang Ke-I
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Kudus]]||Panglima Perang Ke-II
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Pati Unus]]||Panglima Perang Ke-III
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Fatahillah]]||Panglima Perang Ke-IV
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Kepala Daerah ===
 
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Pati Unus]]||Adipati Jepara ( [[Kabupaten Jepara]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ratu Kalinyamat]]||Adipati Kalinyamat ( [[Kabupaten Jepara]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pengging]]||Adipati Pengging ([[Kabupaten Boyolali]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Joko Tingkir]]||Adipati Pajang ( [[Kota Surakarta]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Arya Panangsang]]||Adipati Jipang ([[Kabupaten Blora]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Raden Kusen]] ||Adipati Terung ([[Kabupaten Sidoarjo]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pandan Arang]]||Adipati Pandanaran I ( [[Kota Semarang]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Sunan Bayat]]||Adipati Pandanaran II ( [[Kota Semarang]] )
 
||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
 
=== Daftar Menteri dan Staf ===
 
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan
|-
|[[Sunan Giri]] ||Mufti ( Pemimpin Fatwa )
|-
|[[Sunan Kudus]] ||Qadhi ( Hakim ) & Panglima Perang ( Senopati )
|-
|[[Sunan Kalijaga]]
||Penasihat
|}
 
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Soko Guru Mesjid Demak " - panoramio.jpg|Bagian dalam [[Masjid Agung Demak]] yang terdaatterdapat ''saka guru'' atau empat tiang kayu utama. Masjid ini dibangun dengan arsitektur Vernakular Jawa.
Berkas:Masjid Agung Demak.jpg|[[Masjid Agung Demak]] yang dibangun pada akhir abad ke-15 dan merupakan salah satu peninggalan bersejarah Kesultanan Demak.
</gallery>
Baris 104 ⟶ 251:
== Lihat pula ==
* [[Kesultanan Pajang]]
* [[Kerajaan Kalinyamat|Kesultanan Kalinyamat]]
* [[Wali Songo]]
* [[Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis]]
 
== Referensi ==
{{Reflist|2}}
 
=== Catatan kaki ===
<references />
 
=== Daftar pustaka ===
*
* {{Cite book|last=Amar|first=Imron Abu|year=1996|url=https://catalogue.leidenuniv.nl/primo-explore/fulldisplay?vid=UBL_V1&lang=en_US&docid=UBL_ALMA21238785340002711&context=L|title=Sejarah Ringkas Kerajaan Islam Demak|location=[[Kabupaten Kudus|Kudus]]|publisher=Menara Kudus|ref=harv|url-status=live}}
*babad Tanah Jawi,Mulai dari Nabi Adam sampai Tahun 1647.(terj.).2007.Yogyakarta:narasi
*{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|date=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires and the book of Francisco Rodrigues|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=|pages=|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=De GraafCœdès|first=Hermanus JohannesGeorge|date=19761968|url=https://wwwopenresearch-repository.locanu.govedu.au/itemhandle/20207153461885/115188|title=IslamicThe Indianized states inof JavaSoutheast 1500-1700 : eight Dutch books and articles by H. J. de GraafAsia|location=[[Den Haag]]Honolulu|publisher=MartinusUniversity Nijhoff|isbn=978-90-04-28700-6of Hawaii Press|editor-last=PigeaudVella|editor-first=T.Walter G. ThF.|editor-link=Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|doi=10.1163/9789004287006|ref=harv|author-link=H. J. de Graaf|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Pigeaud|first=Theodoor Gautier Thomas|last2=De Graaf|first2=Hermanus Johannes|date=1976|url=https://www.loc.gov/item/2020715346/|title=Islamic states in Java 1500-1700 : eight Dutch books and articles by H. J. de Graaf|location=Den Haag|publisher=Martinus Nijhoff|isbn=978-90-04-28700-6|doi=10.1163/9789004287006|ref=harv|author-link=Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|author-link2=H. J. de Graaf|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ooi|first=Keat Gin|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=QKgraWbb7yoC|title=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-57607-770-2|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Raffles|first=Thomas Stamford|date=1817|url=https://gutenberg.org/files/49843/49843-h/49843-h.htm|title=The History of Java, v. 1-2|location=[[London]]|publisher=John Murray|edition=2|ref=harv|author-link=Thomas Stamford Raffles|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ramelan|first=Wiwin Djuwita|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=bQfmCgAAQBAJ|title=Kota Demak Sebagai Bandar Dagang di Jalur Sutra|location=[[Jakarta]]|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI|editor-last=Rahardjo|editor-first=Supratikno|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=0AAdBQAAQBAJuk-Edtb-m6kC|title=ASejarah History ofIndonesia Modern Indonesia Since C.12001200–2008|location=Jakarta|publisher=PalgravePenerbit MacmillanSerambi|isbn=9789789790241152|editor-1-137-05201last=Nugraha|editor-8first=Mohammad Sidik|pages=|translator-last=Tim Penerjemah Serambi|ref=harv|url-status=live|author-link=Merle Calvin Ricklefs}}
* <!-- {{Cite book|last=[[M.C. Ricklefs|Ricklefs]]|first=[[M.C. Ricklefs|Merle Calvin]]|date=2008|url=https://archive.org/details/m.-c.-ricklefs-a-history-of-modern-indonesia-since-c.-1200-red-globe-press-2008/page/4/mode/2up|title=A History of Modern Indonesia since c. 1200 (E-Book version)|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=|edition=4|pages=|url-status=live}} -->
 
{{Kerajaan di Jawa}}
{{Kerajaan di Jawa}}<!-- Pranala tentang Walisongo sbg keturunan Cina tidak relevan untuk artikel ini, sementara disembunyikan....
[[Kategori:Kesultanan di Nusantara]]
* [http://www.mangucup.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=756 Walisongo itu Cino!], mangucup.org, on Saturday, February 26, 2005 - 04:58 PM.
[[Kategori:Sayyid]]
* [http://www.jstor.org/view/00219118/di973668/97p0164a/4 Journal of Asian Studies, Vol. 30, No. 1, p. 9]:
*:Serat Kanda, the more important of the two (Rama Kling and Kakawin) has incorporated may Muslims legends and tales. Nabi Adam of Mecca has taken the place of Visnu or Siva in the story.
* Asvi Warman Adam, [http://www.mesias.8k.com/asvi2.htm Wali Songo Berasal dari Cina?], MESSIAS, Sumber: Kompas, Selasa, 12 Februari 2002.
* Asvi Warman Adam, [http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=187382&kat_id=16 Babad Tionghoa Muslim], Republika, Senin, 14 Februari 2005 -->
[[Kategori:Kesultanan Demak]]
[[Kategori:Kerajaan Islam]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Demak]]
[[Kategori:Kerajaan di Jawa Tengah|Demak]]