|relatedto=[[Salat]]; [[Kristen]], [[Ortodoks]], [[Doa]]
}}
'''Salat Tujuh Waktu''' ([[bahasa Arab]]: ''As-Sab’u ash-Shalawat'') adalah salah satu ritual atau tata ibadahibadat [[Kristen]] dalam [[Gereja Ritus Timur]], khususnya di dalam [[Gereja Ortodoks]]. Liturgi [[salat]] ini terus dilakukan di gereja-gerejakekristenan [[Arab]], sebagaimana juga terdapat dalam tradisi [[Gerejaritus Katolik Roma]]latin dengan nama "''[[Brevir]]''" atau "''[[Officium Divinum|De Liturgia Horanum]]''". Hampir seluruh [[Gereja Ritus Timur|Gereja-gereja di Timur]] masih melaksanakan "Salat Tujuh Waktu" (As-Sab’u ash-Shalawat)ibadat ini. Dalam gereja-[[gereja Ortodoks]] jam-jam salatdoa ([[bahasa Aram]]: ''‘iddana tselota''; [[bahasa Arab]]: ''sa’atush salat'') ini masih dipertahankan tanpa putus sebagai doa-doa baik kaum [[imam]] ([[klerus]]) maupun untuk umat (awam).<ref name=noorsena/>
== Pemakaian kata "Salat" dalam agama Kristen ==
== Istilah Tselota, Salat dan Shalawat ==
Kata Arab "''salat''" berasal dari [[bahasa Aram]] "''tselota''" . Contoh kata ini misalnya terdapat pada {{Alkitab|Kisah Para Rasul 2:42}} dalam teks ''[[Pesyita]]'', yaitu terjemahan kuno Alkitab dalam bahasa Aram/Suryani: "''waminin hu bsyulfana dshliha wmishtautfin hwo batselota wbaqtsaya deukaristiya''" (''Mereka bertekun dalam pengajaran para Rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu menjalankan <u>salat-[[salat]]</u> dan merayakan [[Ekaristi]] atau "Khidmat al-Quddus"'').<ref>Lihat [[Kisah Para Rasul 2]]</ref> Dalam Alkitab bahasa Arab, kedua ibadah itu disebut: "''kasril khubzi wa shalawat''" (memecah-mecahkan roti dan melaksanakan salat-salat). Dua corak ibadah ini merupakan pelaksanaan kedua corak ibadah [[Yahudi]]: "'''Mahzor dan Siddur'''". ''Mahzor'' ialah perayaan besar yang diselenggarakan 3 kali dalam setahun di kota suci Yerusalem. Kata yang diterjemahkan "perayaan", dalam [[bahasa Ibrani]] adalah: '''''Hag''''' (yang seakar dengan kata Arab: ''[[Haji|Hajj]]'' ). Ketujuh ibadah sakramental, khususnya "''Qurbana de Qaddisa''" ([[Ekaristi]]/[[Perjamuan Kudus]]) yang meneruskan ibadah ''Hag'', maupun "Salat tujuh waktu" non-sakramental, dapat dilacak asal-usulnya dari ''Siddur'' [[Yahudi]].<ref name=noorsena>Bambang Noorsena. "Shalat Tujuh Waktu" (Dalam Kristen Orthodoks Syria). Penerbit: Studia Syriaca Orhodoxia.</ref>
Kata bahasa Aram ''Tselota'' merupakan ''nomen actionis'', yang berarti "''ruku’''" atau "perbuatan membungkukkan badan". Dari bentuk kata ''Tselota'' inilah, bahasa Arab melestarikannya menjadi kata ''Salat''.
=== Salat Sa’at al-Awwal ===
Salat jam pertama, kira-kira pukul 06.00 pagi, sebanding dengan "''Salat subuh atau salat fajrfajar (صلاة صبح/صلاة فجر)''" dalam Islam. Disebutdisebut juga Salat Subuh dalam gereja Suriah, atau Salat Bakir (Salat bangun tidur) dalam gereja Koptik. Dalam Gereja Barat (Katolik) disebut '''Prime''' (Latin: ''hora prime'' 'jam pertama'). Ibadat ini dalam Gereja Barat dibedakan dengan '''Matin''' (Latin: ''matutinum'' 'waktu fajar') yang dilaksanakan saat matahari terbit/subuh. (Matin di kemudian hari lebih dikenal dengan sebutan '''Lauds''' (lihat Salat as-Satar di bawah).)
Disebutkan dalam [[1 Samuel]] 1:19 tentang salat di awal pagi ini.
=== Salat Sa’at ats-Tsalitsah ===
'''Terce''' (Latin: ''hora tertia'' 'jam ketiga'), jatuh kira-kira sejajar dengan pukul 09.00 pagi, sebanding dengan "''Salat Duha(صلاة ضحى)''" dalam Islam. Salat pada jam ketiga ini, karena memperingati Penyaliban Al-Masih ({{Alkitab|Markus 15:25}}), dan turunnya Roh Kudus atas para muridNya ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 2:15}}).
=== Salat Sa’at as-Sadisah ===
'''Sexte''' (Latin: ''hora sexta'' 'jam keenam'), yang bertepatan pada jam 12.00 siang. Rasul [[Petrus]] melaksanakannya ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 10:9}}). Raja [[Daud]] juga mengenal salat tengah hari ([[bahasa Ibrani]]: "Tsohorayim" ). Waktu salat ini dapat sejajar dengan "''Salat Dzuhur(صلاة ظهر)''" dalam Islam. Pada waktu inilah kegelapan melanda kawasan itu mulai jam 12, sewaktu "Ia {[[Yesus]]} telah disalibkan" ({{Alkitab|Markus 15:33}}).
=== Salat Sa’at at-Tasi’ah ===
'''None''' (Latin: ''hora nona'' 'jam kesembilan'), kira-kira pukul tiga petang menurut hitungan modern (pukul 15.00), atau sejajar dengan "''Salat ‘Ashar(صلاة عصر)''" dalam Islam. Rasulrasul-rasul dengan tekun mengikuti Salat yang dikenal orang Yahudi sebagai "''Minhah''" ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 3:1, 10:30}}). Dalam {{Alkitab|Lukas 23:44-46}} dikisahkan bahwa kegelapan meliputi seluruh daerah itu, dan tirai [[Bait Suci Kedua|Baitul Maqdis]] terbelah dua, lalu [[Yesus]] menyerahkan nyawa-Nya.
=== Salat Sa’at al-Ghurub ===
Dalam Gereja Katolik dikenal dengan '''Vesper''' (ibadah sore/senja/Magrib). Waktunya bersamaan dengan terbenamnya matahari, sebanding dengan "''Salat maghrib(صلاة مغرب)''" dalam Islam. Kirakira-kira pukul 06.00 petang (18:00) menurut waktu Indonesia. Salat ini untuk mengingatkan kita pada diturunkannya tubuh [[Isa]] [[Al-Masih]] ([[Yesus]] [[Kristus]]) dari kayu salib, lalu dikafani dan dibaringkan serta diberi rempah-rempah (''ruttabat hadza ash-salatu tadkara li-nuzulu jasada as-sayid al-Masih min ‘ala ash-shalib wa takafiniyat wa wadha’ al-hanuthan ‘alaih'').
=== Salat al-Naum ===
Shalat al-Naum ("saat berangkat tidur"), kira-kira sejajar dengan "''salat ‘Isya(صلاة عشاء)''" dalam Islam. Gereja Katolik menyebut salat ini '''Complin''' (Latin: ''Completorium'' 'penutup'). Tradisi liturgis Kristiani menghubungkan salat malam ini "untuk mengingat berbaringnya Junjungan kita al-Masih dalam kubur" (''ruttabat tadzkara li-wadla’a as-sayid al-Masih fi al-qubr'').
=== Salat as-Satar ===
Setelah Konsili Vatikan II ibadat tengah malam (Matin) kini disebut "Ibadat Bacaan" (Latin ''officium lectionis'') dan waktu pelaksanaannya dapat digeser kapan saja sepanjang hari.
== Ibadah Salat sebelum Islam dalam pandangan Islam ==
Adanya ibadah salat bagi umat Yahudi dan Kristen adalah sesuatu yang dibenarkan menurut akidah Islam. Karena menurut keyakinan umat islam semua Nabi melaksanakan salat atas perintah Allah. Jadi Salat tidak khusus bagi Nabi Muhammad dan umatnya saja. Salat dalam Islampun telah dilakukan sejak awal diutusnya Nabi Muhammad, dan baru diwajibkan di lima waktu setelah terjadinya peristiwa [[Isra dan mikraj]]. Dalam Isra' mi'raj tersebut disebutkan bahwa Nabi Muhammad salat terlebih dahulu di Al-Aqsha sebelum naik kelangit dan berjumpa para Nabi. Nabi Muhammad juga bertemu Nabi Musa dan dia menceritakan banyaknya jumlah salat yang dilakukan bani Israel dalam sehari, kemudian Nabi Muhammad atas nasihat Nabi Musa kembali kepada Allah untuk meminta keringanan jumlah salat wajib bagi umatnya sehingga menjadi lima waktu saja dalam sehari. Maka salat di selain lima waktu tersebut (seperti Salat Dhuha, Salat Malam, dll) hukumnya adalah sunnah (tambahan) saja.
Didalam Al-Qur'an juga disiratkan akan salat yang dilakukan Nabi-Nabi sebelum Islam, misalnya [[Ishak]] dan [[Ya'kub]] [[As.]]:
{{quote|"''Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.''"| Al-Qur'an Surah Al-Anbiya':72-73<ref>http://quran.com/21/72-73</ref>}}
Juga disebutkan pula di dalam Al-Qur'an perintah Salat kepada yang selainnya, pada Ismail [[As.]] <ref>http://quran.com/19/54-55</ref>, pada [[Isa]] [[As.]] <ref>http://quran.com/19/30-31</ref>, pada Bani Israil <ref>http://quran.com/2/83</ref>, seluruh Ahlul Kitab <ref>http://quran.com/2/3-4</ref> bahkan para malaikat<ref>http://quran.com/7/206</ref>.
Salat di dalam Al-Qur'an terkadang hanya disebut sebagai berdiri, rukuk atau sujud saja<ref>http://quran.com/3/43</ref>, akan tetapi sesungguhnya maksudnya adalah salat itu sendiri secara keseluruhan (satu kesatuan) mencakup berdiri, rukuk dan sujudnya, mulai dari takbir hingga salamnya. Pada awal mulanya salat umat muslim berkiblat ke [[Al-Aqsha]] (Baitul Maqdis) di [[Yerusalem]] sebelum akhirnya diperintah Allah untuk berpindah kiblat ke bangunan yang didirikan nabi Ibrahim dan Ismail yaitu Masjid Al-Haram [[Ka'bah]] <ref>http://quran.com/2/144</ref>.
== Lihat pula ==
|