Cemaran logam pada pangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gita sanita (bicara | kontrib)
k Tingkatan judul
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Jenis logam berat: Bot: Merapikan artikel
 
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
Tanaman pangan di Indonesia merupakan suatu komoditas yang sangat penting dan startegis karena pangan ini merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat untuk melanjukan kehidupan. Pangan ini merupakan sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan dan minuman untuk konsumsi manusia. Ketersediaan pangan dimuka bumi ini merupakan aspek penting dalam mewujudkan ketahanan pangan khususnya di Indonesia karena penyediaan pangan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan konsumsi pangan bagi masyarakat yang ada di Indonesia. Namun tidak sedikit pula timbulnya penyakit yang disebabkan oleh pangan tersebut.
 
{{Multiple issues|
Pangan yang tercemar merupakan pangan yang mengandung bahan beracun, sehingga berbahaya dan dapat merugikan kesehatan manusia. Kualitas makanan atau bahkan bahan makanan yang berasal dari alam tak lepas dari berbagai pengaruh seperti misalnya kondisi lingkungan dan cara pengolahan makanan yang tidak sesuai dapat menjadikan makanan tersebut layak atau tidak layak untuk dimakan. Salah satu penyebab racun yang mengakibatkan makanan tidak layak dimakan ialah karena adanya kandungan logam berat yang melebihi batas maksimum  pada suatu produk pangan. Pangan yang mengandung cemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan tersebut dilarang digunakan dalam proses produksi pangan.
{{wikify}}
{{copyedit}}
{{more footnotes}}
}}
Pangan yang tercemar merupakan pangan yang mengandung bahan beracun, sehingga berbahaya dan dapat merugikan kesehatan manusia. Kualitas makanan ataudan bahkan bahan makanan yang berasal dari alam tak lepas dari berbagai pengaruh seperti misalnya kondisi lingkungan dan cara pengolahan makanan yang tidak sesuai dapat menjadikan makanan tersebut layak atau tidak layak untuk dimakan. Salah satu penyebab racun yang mengakibatkan makanan tidak layak dimakan ialah karena adanya kandungan logam berat yang melebihi batas maksimum  pada suatu produk pangan. Pangan yang mengandung cemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan tersebut dilarang digunakan dalam proses produksi pangan.
 
== Penyebab Timbulnya ==
Salah satu penyebab timbulnya logam berat pada pangan ialah karena terjadinya pencemaran logam berat pada tanah, pencemaran logam berat pada tanah ini terjadi jika konsentrasi logam berat pada tanah ini sudah melebihi ambang batas maksimum logam berat pada tanah sehingga kandungan logam tanah ini akan berpengaruh terhadap kandungan logam pada tanaman yang tumbuh diatasnya. Selain itu akar merupakan organ tanaman yang bersentuhan langsung dengan tanah sehingga akar merupakan organ yang paling awal terpengaruhi sebelum batang, daun, dan buah.
 
Selain itu juga pencemaran logam pada tanaman pangan juga dapat disebabkan melalui pupuk organik yang digunakan dalam pemeliharaan tanaman tersebut, penerapan berbagai bahan organik misalnya pupuk kandang, kompos, dan limbah kota secara tidak langsung berkontribusi pada akumulasi logam berat dalam tanah. Bukan hanya pupuk organik, tetapi pestisida juga dapat menyebabkan kandungan logam berat pada tanaman pangan, penggunaan pupuk dan pestisida kimia dalam pertanian intensif seringkalisering kali dipakai secara berlebihan dan terus menerus sehingga mengakibatkan tanah, air, dan tanaman pangan tercemar oleh logam berat.
 
== Jenis Logamlogam Beratberat ==
Logam berat yang dapat membahayakan tersebut ialah:
 
1.     arsen (As), 
 
2.     kadmium (Cd),
 
3.     timbal (Pb),
 
4.     merkuri (Hg),
 
5.     dan timah (Sn).
 
Logam – logam tersebut merupakan mikroelemen yang terkandung dan berperan penting dalam tubuh manusia. Namun, dalam jumlah atau tingkat tertentu akan menyebabkan keracunan bagi mahluk hidup, sehingga Badan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) membuat aturan untuk batas maksimum bahan logam tersebut agar tidak terjadi keracunan makanan bagi mahluk hidup.
 
== Batas Maksimummaksimum Cemarancemaran Logamlogam ==
Aturan batasan maksimum logam berat tersebut tercantum pada Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) 7387 : 2009 tentang Batasan Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Pada logam arsen (As) batas maksimum cemaran logamnya berkisar antara 0,1-2,0 mg/kg dalam beberapa kategori pangan tertentu.Pada logam kadmium (Cd) berkisar antara 0,003-1,0 mg/kg dalam beberapa kategori pangan tertentu. Pada logam timbal (Pb) berkisar antara 0,005-10,0 mg/kg pada beberapa kategori pangan tertentu. Pada merkuri (Hg) berkisar antara 0,001-1,0 mg/kg dalam beberapa kategori pangan tertentu. Sedangkan pada logam timah (Sn) berkisar antara 40-200,0 mg/kg dalam beberapa kategori pangan tertentu. Dalam batasan maksimum cemaran logam berat dalam pangan tersebut dapat disimpulkan bahwa merkuri merupakan logam berat yang dapat mengabikibatkan keracunan makanan tertinggi walau dalam dosis yang rendah.
 
Baris 32 ⟶ 37:
 
== Referensi ==
<ref>* {{Cite journal|last=Adji Sandra|first=Sukmaning Adji.|date=2008|title=Pencemaran Logam Berat pada Tanah dan Tanaman serta Upaya Menguranginya|url=http://repository.ut.ac.id/7289/1/L0031_18.pdf|journal=}}</ref>
* {{Cite journal|last=Agustina|first=Titin.|date=2014|title=Kontaminasi Logam Berat pada Makanan dan Dampaknya pada Kesehatan|journal=Teknobuga|volume=1|issue=1|pages=53-65}}
 
<ref>* {{Cite journal|last=Farid, A., Romadi, U.|first=Witono, DAbdul.|date=2018|title=Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Petani dalam Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo di Desa Sukosari Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur|url=https://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/19226/14475|journal=Jurnal Penyuluhan|volume=[[14]]|issue=[[1]]|pages=[[27-32]]}}</ref>
* {{Cite journal|last=Hidayat|first=Benny.|date=2015|title=Remediasi Tanah Tercemar Logam Berat dengan Menggunakan Biochar|journal=Jurnal Pertanian Tropik|volume=2|issue=1|pages=51-61}}
 
<ref>* {{Cite journal|last=Logi |first=Maria, C.Carista N. A. I.|first=& dan Kambuno, N.Norma TTiku.|date=2014.|title=Analisis Cemaran Logam Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) dalam tepung terigu dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom.|url=https://www.neliti.com/id/publications/259663/analisis-cemaran-logam-timbal-pb-dan-tembaga-cu-dalam-tepung-terigu-dengan-metod|journal=Jurnal Info Kesehatan.|volume=[[12]]|issue=[[1]].|pages=[[601-605]].}}</ref>
* {{Cite journal|last=Priyadi|first=Sapto|date=2021|title=Good Agricultural Practices Bawang Merah (Allium ascalonicum) dengan Pupuk Kandang Sapi, Tinjauan Keamanan Pangan dari Aspek Cemara Logam Berat|journal=Jurnal Ilmiah AgrinecaI|volume=21|issue=1|pages=20-24}}
 
<ref>* {{Cite web|date=2009|title=Batasan Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan|url=https://sertifikasibbia.com/upload/logam_berat.pdf|website=Standarisasi Nasional Indonesia (SNI)}}</ref>
 
[[Kategori:Logam]]