Literalisme biblis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(64 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Topik Alkitab}}
'''Literalisme biblis''' atau '''biblisisme''' adalah istilah yang
Istilah ini juga mengacu kepada [[metode gramatis-historis]], yakni salah satu teknik [[hermeneutika|hermeneutis]] yang berusaha menyingkap makna suatu teks dengan tidak semata-mata mempertimbangkan kata-kata gramatisnya, tetapi mempertimbangkan pula aspek-aspek sintaksisnya, latar belakang kebudayaan dan kesejarahannya, serta ragam sastranya. Metode historis-gramatis menitikberatkan aspek referensial dari kata-kata di dalam suatu teks tanpa menafikan relevansi aspek-aspek kesastraan, ragam sastra, maupun majas-majas di dalam teks itu (misalnya majas perumpamaan, majas alegori, majas simile, dan majas metafora).<ref>{{Cite book | edition = Revisi dan penambahan | publisher = Moody Press | isbn = 0-8024-2187-3 | page = [https://archive.org/details/dispensationalis0000ryri/page/224 224] | last = Ryrie | first = Charles Caldwell | title = Dispensationalism | location = Chicago | year = 1995 | url-access = registration | url = https://archive.org/details/dispensationalis0000ryri/page/224 }} hlm. 81</ref> Metode ini tidak selamanya melahirkan kebulatan mufakat atas satu tafsir tunggal dari sebuah ayat. Pendekatan hermeneutis terhadap Alkitab ala [[fundamentalisme Kristen|Kristen fundamentalis]] dan [[Evangelikalisme|injili]] ini dipakai secara luas di kalangan umat Kristen fundamentalis,<ref>{{Cite journal| title=Beyond Biblical Literalism and Inerrancy: Conservative Protestants and the Hermeneutic Interpretation of Scripture| first=John |last=Bartkowski | journal=Sociology of Religion | volume=57 | issue=3 |pages=259–272 | year=1996 |doi=10.2307/3712156| jstor=3712156}}</ref> kontras dengan [[metode kritis-historis]] yang dipakai di kalangan [[agama Yahudi|Yahudi]] arus utama dan Kristen
== Latar belakang ==
Kalangan fundamentalis dan injili kadang-kadang menyebut
Menurut hasil jajak pendapat yang dilakukan lembaga [[Gallup (perusahaan)|Gallup]] pada tahun 2011, "tiga dari sepuluh warga Amerika Serikat menafsirkan Alkitab secara harfiah, katanya karena Alkitab sungguh-sungguh adalah firman Allah. Hasil tersebut sama dengan hasil jajak pendapat Gallup selama dua dasawarsa terakhir, tetapi lebih rendah daripada rasio dasawarsa 1970-an dan 1980-an. 49% dari pluralitas warga Amerika Serikat mengatakan bahwa Alkitab adalah [[inspirasi Alkitab|firman yang diilhamkan]] Allah tetapi tidak boleh dipahami secara harfiah
== Sejarah ==
{{see also|Kanon Alkitab|Deuterokanonika}}
[[
Penghargaan yang tinggi terhadap pustaka-pustaka keagamaan di dalam
Karena sudah terbiasa membaca dan menafsirkan [[sastra Yunani Kuno|susastra Helenistis]], [[Bapa Gereja]] [[Origenes]] (184-253
[[
[[
"III.
Literalisme biblis pertama kali dipermasalahkan pada abad ke-18,<ref>
{{cite book
| last1 = Wood
Baris 33:
| isbn = 9780975543559
| access-date = 2013-12-15
| quote = Sebelum abad kedelapan belas, para pujangga Gereja tidak menyadari masalah-masalah kesejarahan kritis dari teks Alkitab. ... Sesudah Abad Pencerahan, muncul pertanyaan tentang mungkinkah seorang teolog yang serius menekuni bidangnya dapat percaya bahwa Alkitab melaporkan sejarah yang sungguh-sungguh terjadi.
}}</ref>
{{cite web
|url=http://www.notesfromtheroad.com/neotropics/soberania_17.html
|title=biblical Literalism History
|access-date=2013-12-15
|quote=Karen Armstrong, salah seorang sejarawan agama liberal yang paling populer dan masih hidup mengemukakan dalam tulisannya bahwa, 'sebelum zaman modern, baik umat Yahudi, Kristen, maupun Muslim menikmati tafsir-tafsir kitab suci yang sangat alegoris. Firman Allah itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi dengan satu tafsir saja. Keranjingan akan kebenaran harfiah adalah salah satu produk revolusi ilmiah, manakala nalar mencapai hasil-hasil yang sedemikian spektakulernya sehingga mitologi tidak lagi dianggap sebagai jalan yang sah menuju pengetahuan.'
|url-status=dead
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131215060317/http://www.notesfromtheroad.com/neotropics/soberania_17.html
|archive-date=
}}</ref>
==
[[
Di dalam ''[[Pernyataan Chicago tentang Kenirsalahan Alkitab]]'',<ref name=Chicago2>[http://www.spurgeon.org/~phil/creeds/chicago.htm ''The Chicago Statement on Biblical Inerrancy'']
▲[http://www.spurgeon.org/~phil/creeds/chicago.htm ''The Chicago Statement on Biblical Inerrancy''] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061115025545/http://www.spurgeon.org/~phil/creeds/chicago.htm |date=2006-11-15 }} (1997)
:KAMI MEMBENARKAN keharusan menafsirkan Alkitab menurut makna harfiahnya atau makna yang sewajarnya. Makna harfiah adalah makna historis-gramatis, yakni pengertian yang diungkap penulis. Tafsir menurut makna harfiah akan mempertimbangkan semua kiasan dan bentuk sastra yang terdapat pada teks bersangkutan.
:KAMI MEMUNGKIRI keabsahan segala bentuk pendekatan terhadap Kitab Suci yang menisbatkan kepadanya pengertian yang tidak didukung makna harfiah.
== Kritik dari para sarjana metodologi kritis-historis ==
Steve Falkenberg, professor
:Tidak pernah saya dapati ada orang yang benar-benar percaya bahwa Alkitab itu benar secara harfiah. Saya kenal satu dua orang yang mengaku percaya bahwa Alkitab itu benar secara harfiah, tetapi tidak ada orang yang benar-benar literalis. Jika diartikan secara harfiah, Alkitab berkata bumi itu datar, ditopang tiang-tiang, dan bergeming ({{Alkitab|1 Tawarikh 16:30}}, {{Alkitab|Mazmur 93:1}}, {{Alkitab|Mazmur 96:10}}, {{Alkitab|1 Samuel 2:8}}, {{Alkitab|Ayub 9:6}}). Alkitab berkata bahwa monster-monster laut raksasa ditentukan mengawal batas-batas samudra ({{Alkitab|Ayub 41}}, {{Alkitab|Mazmur 104:26}}).
[[Conrad Hyers]],
:tidak hanya mengejawantah di gereja-gereja konservatif, kantong-kantong sekolah swasta, acara-acara televisi injili sayap kanan, dan bahan-bahan bacaan yang lumayan banyak di toko buku Kristen. Orang kerap mendapati pemahaman Alkitab dan iman ala literalis dianut orang-orang yang tidak memiliki kecenderungan religius, atau yang terang-terangan memiliki sentimen antireligius. Bahkan di kalangan terpelajar sekalipun peluang munculnya teologi-teologi penciptaan yang lebih canggih gampang sekali dikaburkan dengan pembakaran orang-orangan jerami literalisme biblis.
Robert Cargill
:Terus terang saja, alasan dari mengapa anda tidak melihat banyak sarjana tepercaya menganjurkan paham 'kenirsalahan' Alkitab adalah karena, dengan segala hormat, paham tersebut bukanlah suatu klaim yang dapat dipertahankan. Alkitab penuh dengan pertentangan, dan ya, kekeliruan. Banyak di antaranya adalah ketidaksesuaian angka-angka seputar berbagai hal di dalam Kitab Samuel dan Kitab Raja-Raja dengan pengulangannya di dalam Kitab Tawarikh. Semua sarjana Alkitab yang tepercaya mengakui bahwa ada masalah-masalah terkait teks Alkitab karena Alkitab sudah dipindahtangankan dari generasi ke generasi selama berabad-abad. ... Yang perlu dipersoalkan bukanlah ada tidaknya ketidaksesuaian dan, ya, kekeliruan-kekeliruan di dalam Alkitab, melainkan dapat tidaknya kekeliruan-kekeliruan tersebut secara asasi menggerus keandalan teks Alkitab. Bahkan sarjana-sarjana Alkitab yang paling konservatif, percaya, dan beriman mengakui adanya masalah-masalah terkait teks Alkitab. Inilah sebabnya tidak kita dapati ada sarjana yang setuju dengan paham '[[ketidakbersalahan Alkitab|kenirsalahan Alkitab]]' (setahu saya) di dalam acara siaran tersebut.
{{cite book
|first= Christian|last= Smith
Baris 82 ⟶ 80:
</ref>
:Permasalahan yang sesungguhnya adalah teori biblisis tertentu mengenai Alkitab. Teori ini bukan hanya membuat muda-mudi beriman rentan dibuat menginsyafi kenaifan penerimaan mereka terhadap teori tersebut, melainkan sering kali pula berkonsekuensi tambahan, yakni mempertaruhkan keteguhan iman mereka. Biblisisme kerap mengarahkan muda-mudi yang cerdas dan penuh kesungguhan hati ke dalam suatu situasi sulit yang untuk alasan-alasan nyata mustahil diatasi karena banyak orang yang sebenarnya menggumuli masalah-masalahnya. Jika beberapa di antara muda-mudi tersebut akhirnya berhenti menganut biblisisme dan tidak lagi mempedulikan semua arahan yang diterimanya, maka biblisisme cacat itulah sebagian dari faktor penyebab pupusnya iman mereka.
== Lihat pula ==
|