Bakteriosin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat artikel baru
Tag: menambah tag nowiki Mengosongkan sebagian besar isi VisualEditor
 
k fix
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
Istilah '''“bakteriosin”''' diperkenalkan untuk menunjukkan protein atau peptida beracun yang diproduksi oleh semua jenis bakteri yang aktif pada bakteri terkait tetapi tidak membahayakan sel penghasil. Meskipun bakteriosin menunjukkan aktivitas toksik pada bakteri, mereka tidak boleh disamakan dengan “toksin”, istilah yang digunakan untuk protein yang diproduksi oleh bakteri yang memiliki efek toksik pada hewan inang melalui aksi sitotoksik spesifik pada sel khusus. Bakteriosin diproduksi oleh ribosom bakteri sebagai metabolit sekunder. Saat ini penggunaan bakteriosin telah banyak menjadi perhatian karena senyawa tersebut sangat potensial digunakan sebagai pengawet dalam industri makanan terutama makanan yang difermentasi. Kemampuan [[Bakterisida|bakterisidalbakterisida]]l dari bakteriosin sebagai biopreservatif ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif antibakteri yang aman dan juga efektif.
 
== Klasifikasi Bakteriosin ==
Bakteriosin dari bakteri [[Gram-positif]] secara luas diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, diantaranya:
 
a.       Bakteriosin Kelas-I
 
Bakteriosin kelas I adalah peptida yang dimodifikasi pasca-translasi yang mengandung asam amino yang tidak biasa, seperti residu lanthionine atau metil lanthionine dan disebut lantibiotik. Bakteriosin tersebut lebih kecil dari 5 kDa dan di produksi oleh [[Bakteri asam laktat|Bakteri Asam Laktat (BAL)]] untuk menyerang bakteri gram-positif lainnya. Bakteriosin ini diklasifikasikan menjadi tiga tipe: Tipe A bermuatan positif dan peptide linier contohnya yaitu laktisin, tipe B netral atau bermuatan negative dan peptide globuler contohnya yaitu mersasidin, dan tipe C gabungan dari dua tipe, contohnya yaitu nisin.
 
b.     Bakteriosin Kelas-II
 
Bakteriosin kelas II adalah peptida yang stabil terhadap panas, tidak dimodifikasi, dan tidak mengandung amino yang tidak biasa asam dan karenanya mereka disebut non-lantibiotik. Bakteriosin tersebut lebih kecil dari 10 kDa dan di produksi oleh Bakteri Asam Laktat (BAL). Perbedaan utama antara Kelas I dan Kelas II bakteriosin adalah bahwa bakteriosin Kelas I mengalami modifikasi pasca-translasi dan dengan demikian memberikan naik ke lanthionine asam amino yang tidak biasa, sedangkan bakteriosin Kelas II tidak mengalami modifikasi. Bakteriosin ini dibagi menjadi dua sub kelas: kelas IIa antilisterial contohnya yaitu pediosin PA1 dan kelas IIb gabungan contohnya yaitu carnobakteriosin B2.
 
c.       Bakteriosin Kelas-III
 
Bakteriosin kelas III adalah molekul protein yang labil terhadap panas dan lebih besar (>10 kDa). Bakteriosin ini diklasifikasikan menjadi 2 sub-kelas: Kelas IIIa atau bacteriolysins contohnya Lisotaphin dan Kelas IIIb atau bakteriosin non-litik contohnya helvetisin.
 
d.     Bakteriosin Kelas-IV
 
Bakteriosin kelas IV adalah protein kompleks yang mengandung bagian lipid atau karbohidrat. Kelompok ini ditambahkan setelah pengamatan bahwa bakteriosin aktivitas yang diperoleh dalam supernatan bebas sel dihapuskan tidak hanya dengan perawatan protease, tetapi juga juga oleh enzim glikolitik dan lipolitik. Bakteriosin ini lebih kecil dari 10 kDA dengan tipe peptide siklik. contohnya yaitu enterosin AS-48.
Baris 22:
[[Gram-negatif]] bakteriosin dikategorikan berdasarkan ukurannya. Bakteriosin ini dihasilkan dari bakteri Gram negatif (terutama berasal dari enterobacteriaceae) dan merupakan molekul yang stabil terhadap panas. Mereka diklasifikasikan menjadi 4 kelas berdasarkan massa molekulnya:
 
a.       [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia|Kolisin]]
 
Kolisin membunuh sel target melalui du acara, yaitu dengan pembentukan pori dan aktivitas nuclease. Colicin membunuh sel target dengan pembentukan pori dalam membrane sel, contohnya kolisin A, B, E1, Ia, Ib, K, E5. Sedangkan kolisin membunuh sel target dengan aktivitas nuklease dengan berperan sebagai Dnase, RNase atau tRNAse, contohnya adalah E2, E3, E4, E5, E6, E7, E9.
 
b.     Colicins like
 
Disebut ''colicins like'' karena protein dari bakteriosin tersebut memiliki struktur dan fungsi mirip dengan kolisin, yaitu sebagai pembentuk pori.
 
c.       Phage-tail like
 
''Phage-tail like'' yaitu bakteriosin yang memiliki struktur besar, mirip dengan ekor bakteriofag dinamakan ''phage-tail like bacteriocin''.
 
d.     Mikrosin
 
Mikrosin merupakan bakteriosin yang di produksi oleh bakteri gram negative yang memiliki peptide jauh lebih kecil dari 10 kDa dan dimodifikasi dalam dua kelas, yaitu pasca-tranlasi dan tidak dimodifikasi.
Baris 50:
Mekanisme kerja nisin yaitu dawali dengan pembentukan kompleks nisin dengan lipid II, kemudian terjadi kontak langsung dengan membran sitoplasma sel yang menyebabkan terbentuknya pori pada membran sel dan reduksi proton ''motive force'' (PMF) sehingga stabilitas membran terganggu. Akibatnya terjadi kebocoran dan pelepasan molekul intraseluler maupun masuknya substansi ekstraselular dari lingkungan, sehingga menghambat pertumbuhan sel dan diikuti dengan proses kematian pada sel yang sensitif terhadap nisin. Sedangkan bagi bakteri penghasil nisin itu sendiri, bakteri tersebut dapat melindungi diri dari toksin melalui ekspresi protein imunitas yang spesifik yang disandikan dalam operon bakteriosin.
 
Penggunaan nisin sebagai biopreservasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu: penambahan nisin murni pada produk pangan, inokulasi produk pangan dengan bakteri asam laktat (BAL) dan penggunaan bahan bantu proses pengolahan produk pangan yang sebelumnya sudah di fermentasi dengan bakteri penghasil bakteriosin. Nisin dapat digunakan atau ditambahkan pada tahap proses pengolahan produk pangan secara tunggal maupun kombinasi dengan perlakuan pengawetan lainnya. Penggunaan nisin secara bersamaan dengan cara atau bahan pengawet lainnya umumnya bersifat sinergis dan menghasilkan daya awet yang lebih lama.
 
== Referensi ==
Baris 62:
# Chavan, A.M. dan Riley, M.A. (2007). Molecular Evolution of Bacteriocins in Gram-Negative Bacteria. Bacteriocins: Ecology and Evolution. 20-43. Tersedia: <nowiki>https://www.bio.umass.edu/biology/riley/sites/www.bio.umass.edu.biology.riley/files/2007b%20Molecular%20evolution%20of%20bacteriocins%20in%20gram-negative%20bacteria.pdf</nowiki>.
# Usmiati, S. dan Richana, N. (2011). “Potensi Bakterosin dari Lactobacilus sp. Galur SCG 1223 Sebagai Biopreservatif pada Daging Segar”. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian 7. (2). 66-77.
 
[[Kategori:Bakteriosin]]