Madri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Nama = Madri
| Image = Madri - Raja Ravi Varma Print.jpg
| Caption = Lukisan Madri menurut imajinasi pelukis [[India]] [[Raja Ravi Varma]].
| Nama lain= Madrim (versi wayang)
| Arti = wanita dari [[kerajaan Madra|Madra]]
| Devanagari = माद्री
| Ejaan_Sanskerta = Mādrī
Baris 18 ⟶ 21:
}}
 
'''Madri''' {{Sanskerta|माद्माद्री|Mādrī}} adalah salah satu tokoh dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Dia merupakan seorang putri dari [[Kerajaan Madra]], adik dari [[Salya]] yang diberikan kepada [[Pandu]], setelah [[Salya]] kalah tanding dengan [[Pandu]]. Dalam cerita [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], tokoh ini dikenal sebagai '''Dewi Madrim''' dari Kerajaan [[kerajaan Madra|Mandaraka]].<ref>{{aut|Hardjowirogo}}. (1968). ''Sedjarah wajang purwa.'' Cet. ke-V, hlm. 118. Jakarta: Balai Pustaka.</ref> Dari Madri, Pandu memiliki dua orang anak kembar, yaitu [[Nakula]] dan [[Sadewa]].
 
== Pernikahan ==
Baris 29 ⟶ 32:
 
== Pengasingan diri ==
PadaDalam suatunaskah hari''Mahabharata'' maupun lakon pewayangan, dikisahkan bahwa Madri ikut mengasingkan diri bersama suaminya ke tengah hutan. Hal itu dipicu karena kesalahan Pandu yang telah memanah [[kijang]] yang sedang [[koitus|bersenggama]]. TakDalam disangka,''Mahabharata'' dikisahkan bahwa kijang tersebut berubah kembali ke wujud aslinya, yaitu seorang [[resi]] bernama [[Kindama]]. Sebelum menghembuskan napas terakhir, sang resi mengutuk Pandu bahwa ia akan meninggal apabila melakukan [[hubungan seksual|hubungan suami-istri]]. Setelah menanggung kutukan tersebut, Pandu merasa bahwa gelarnya sebagai raja sia-sia belaka tanpa bisa memiliki keturunan. Akhirnya Pandu memakzulkan diri. Ia mengajak [[Kunti]] dan Madri untuk menjalani ''[[Caturasrama|wanaprastha]]'', mengasingkan diri dari kesibukan duniawi dengan cara hidup di hutan. Menurut ''Adiparwa'', hutan yang mereka tuju terletak di perbukitan Satasringga. Sebelum pergi, ia menyerahkan kuasa kepada [[Dretarastra]], kakaknya yang buta.<ref>{{cite book|last=Ramankutty|first=P.V.|title=Curse as a motif in the Mahābhārata|publisher=Nag Publishers|year=1999|isbn=9788170814320|edition=1.|location=Delhi}}</ref>
[[File:Pandu_at_Shatasrunga_Hill.jpg|right|thumb|Ilustrasi Madri, [[Pandu]], dan [[Kunti]] saat menjalani kehidupan di hutan Satasringga. Dari buku ''Mahabharata'', Gorakhpur Geeta Press.]]
Pada suatu hari, Pandu memanah [[kijang]] yang sedang [[koitus|bersenggama]]. Tak disangka, kijang tersebut berubah kembali ke wujud aslinya, yaitu seorang [[resi]] bernama [[Kindama]]. Sebelum menghembuskan napas terakhir, sang resi mengutuk Pandu bahwa ia akan meninggal apabila melakukan [[hubungan seksual|hubungan suami-istri]]. Setelah menanggung kutukan tersebut, Pandu merasa bahwa gelarnya sebagai raja sia-sia belaka tanpa bisa memiliki keturunan. Akhirnya Pandu memakzulkan diri. Ia mengajak [[Kunti]] dan Madri untuk menjalani ''[[Caturasrama|wanaprastha]]'', mengasingkan diri dari kesibukan duniawi dengan cara hidup di hutan. Menurut ''Adiparwa'', hutan yang mereka tuju terletak di perbukitan Satasringga. Sebelum pergi, ia menyerahkan kuasa kepada [[Dretarastra]], kakaknya yang buta.<ref>{{cite book|last=Ramankutty|first=P.V.|title=Curse as a motif in the Mahābhārata|publisher=Nag Publishers|year=1999|isbn=9788170814320|edition=1.|location=Delhi}}</ref>
 
== Upaya memperoleh anak ==
Saat menjalani kehidupan di tengah hutan, [[Kunti]] teringat bahwa ia pernah diajarkan mantra rahasia saat masih seorang gadis. Mantra tersebut berguna untuk memangil dewa dan memohon berkah anak dari dewa tersebut. Kunti menggunakan mantra tersebut tiga kali untuk memanggil Dewa [[Yama]], [[Bayu]], dan [[Indra]]. Dari ketiga Dewa tersebut ia memperoleh tiga putra, yaitu [[Yudistira]], [[Bima (Mahabharata)|Bima]], dan [[Arjuna]]. Atas permohonan Pandu, Kunti juga memberikan kesempatan bagi Madri untuk memanggil dewa. Ia pun menyuruh Madri untuk memusatkan pikirannya kepada dewa tertentu. Kemudian Madri memanggil Dewa [[Aswin]], dan mendapatkan putra kembar bernama [[Nakula]] dan [[Sadewa]].<ref>{{Cite book|last=Williams|first=George Mason|url=https://books.google.com/books?id=SzLTWow0EgwC&q=birth+of+nakula+and+sahadeva&pg=PA218|title=Handbook of Hindu Mythology|date=2003|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-57607-106-9|language=en}}</ref> Beberapa waktu kemudian, Pandu membujuk Kunti sekali lagi agar membantu Madri memanggil dewa tertentu. Namun Kunti menolak, sebab sebagai istri tua, ia tidak ingin Madri memiliki anak yang lebih banyak darinya.<ref>{{citation|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01125.htm| title=The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa |chapter=Shambava Parva. SECTION CXXIV| author=K.M. Ganguli| publisher=Sacred-Text.com}}</ref>