Museum Keraton Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Museum di Indonesia menggunakan HotCat
꧁𝘕𝘰𝘮𝘰𝘳 𝘞𝘈 𝘢𝘥𝘮𝘪𝘯 0852.1193.3871꧂
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox lokasi}}
'''Museum Keraton Sumenep''' adalah [[museum]] umum yang mengoleksi peninggalan-peninggalan yang berkaitan dengan [[Keraton Sumenep]]. [[Bangunan]] museum merupakan Keraton Sumenep yang berada di [[Jawa Timur]]. Koleksi Museum Keraton Sumenep memiliki ukuran yang beragam mulai dari yang kecil hingga yang besar. Koleksi berukuran kecil berupa [[keramik]] dan [[senjata]]. Sedangkan koleksi berukuran besar berupa [[kereta kuda]] dari [[Kerajaan Inggris]]. Koleksi utama di dalam Museum Keraton Sumenep adalah kereta kencana yang pernah dinaiki [[Aria Wiraraja|Arya Wiraraja]]. Sebagian besar koleksi merupakan peninggalan [[Sultan Abdul Rachman]]. Keraton Sumenep yang dijadikan sebagai museum dibangun oleh seorang [[arsitek]] berkebangsaan [[Tiongkok]] yang bernama Louw Phia Ngo. [[Gaya arsitektur]] yang dihasilkan merupakan perpaduan antara [[arsitektur Islam]], arsitektur [[Eropa]], [[Arsitektur Tiongkok]], dan [[arsitektur Jawa]]. Kepemilikan museum diserahkan kepada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga [[Kabupaten Sumenep]]. Pengelolaannya diberikan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Keraton Sumenep. Museum Keraton Sumenep beralamat di Jalan Dr. Sutomo Nomor 6, Lingkungan Delama, [[Pajagalan, Kota Sumenep, Sumenep|Pajagalan]], [[Kota Sumenep, Sumenep|Kota sumenep]], Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. [[Sistem koordinat geografi|Titik koordinat]]<nowiki/>nya di 7°00’31.7” Lintang Selatan dan 113°51’45.5” Bujur Timur. Museum dapat diakses dari [[Terminal Sumenep|Terminal Bus Sumenep]] dengan jarak tempuh sejauh 3,2 [[kilometer]].<ref>{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/70a6a7ea1d66f2a3c2ad77ace0924d5a.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=132|url-status=live}}</ref>
 
꧁𝘕𝘰𝘮𝘰𝘳 𝘞𝘈 𝘢𝘥𝘮𝘪𝘯 0852.1193.3871꧂'''Museum Keraton Sumenep''' adalah sebuah museum umum yang beralamat di Jalan Dr. Sutomo Nomor 6, Lingkungan Delama, [[Pajagalan, Kota Sumenep, Sumenep|Pajagalan]], [[Kota Sumenep, Sumenep|Kota sumenep]], [[Kabupaten Sumenep]], [[Jawa Timur]]. Museum Keraton Sumenep pada awalnya merupakan pusat pemerintahan pada masa Gusti Ayu Tirtonegoro R. Rasmana & Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod) yang dibangun tahun 1750 hingga 1762.
 
'''Museum Keraton Sumenep''' adalah [[museum]] umum yang mengoleksi peninggalan-peninggalan yang berkaitan dengan [[Keraton Sumenep]]. [[Bangunan]] museum merupakan Keraton Sumenep yang berada di [[Jawa Timur]]. Koleksi Museum Keraton Sumenep memiliki ukuran yang beragam mulai dari yang kecil hingga yang besar. Koleksi berukuran kecil berupa [[keramik]] dan [[senjata]]. Sedangkan koleksi berukuran besar berupa [[kereta kuda]] dari [[Kerajaan Inggris]]. Koleksi utama di dalam Museum Keraton Sumenep adalah kereta kencana yang pernah dinaiki [[Aria Wiraraja|Arya Wiraraja]]. Sebagian besar koleksi merupakan peninggalan [[Sultan Abdul Rachman]]Abdurrahman. Keraton Sumenep yang dijadikan sebagai museum dibangun oleh seorang [[arsitek]] berkebangsaan [[Tiongkok]] yang bernama Louw Phia Ngo. [[Gaya arsitektur]] yang dihasilkan merupakan perpaduan antara [[arsitektur Islam]], arsitektur [[Eropa]], [[Arsitektur Tiongkok]], dan [[arsitektur Jawa]]. Kepemilikan museum diserahkan kepada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga [[Kabupaten Sumenep]]. Pengelolaannya diberikan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Keraton Sumenep. Museum Keraton Sumenep beralamat di Jalan Dr. Sutomo Nomor 6, Lingkungan Delama, [[Pajagalan, Kota Sumenep, Sumenep|Pajagalan]], [[Kota Sumenep, Sumenep|Kota sumenep]], Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. [[Sistem koordinat geografi|Titik koordinat]]<nowiki/>nya di 7°00’31.7” Lintang Selatan dan 113°51’45.5” Bujur Timur. Museum dapat diakses dari [[Terminal Sumenep|Terminal Bus Sumenep]] dengan jarak tempuh sejauh 3,2 [[kilometer]].<ref>{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/70a6a7ea1d66f2a3c2ad77ace0924d5a.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=132|url-status=live}}</ref>
 
== Tata ruang ==
Museum Keraton Sumenep dibagi menjadi 3 bangunan.
Museum Keraton Sumenep dibagi menjadi 3 bangunan yang disebut Museum I, Museum II dan Museum III. Museum I menyimpan dua [[kereta kuda]] milik raja dan benda-benda peninggalan Keraton Sumenep. Museum II dahulu merupakan kantor raja yang bernama kantor Koneng. Dalam [[bahasa Madura]], ''koneng'' berarti [[kuning]]. Sedangkan Museum III dahulu digunakan sebagai ruang [[Semadi|meditasi]] raja. Koleksi yang ada di dalam Museum III adalah [[Al-Qur'an]] yang ditulis oleh Sultan Abdurrahman. Selain itu, ada beberapa daun [[lontar]] kering yang diikat menjadi satu. Daun lontar ini ditulisi dengan ajaran-ajaran [[Islam|agama Islam]] dan [[tradisi]] [[suku Jawa]] dalam [[aksara Jawa]].<ref>{{Cite web|title=Museum Keraton Sumenep|url=http://humaiz.it.student.pens.ac.id/|website=humaiz.it.student.pens.ac.id|access-date=7 Juli 2021}}</ref>
 
=== Museum I ===
Disebut juga Museum Kencana Keraton. Menyimpan dua buah kereta kencana, kursi pertemuan, tempat tidur raja serta ukiran lambang perdamaian antara masyarakat Madura dengan Eropa, Cina dan Arab.
 
=== Museum II ===
Dahulu merupakan kantor raja yang bernama kantor Koneng. Dalam [[bahasa Madura]], ''koneng'' berarti [[kuning]]. Menggambarkan warna kulit para anggota keluarga Keraton yang kuning langsat, serta dinding keraton yang juga di cat kuning. Di museum II, terpajang berbagai foto lama yang menggambarkan adat dan tradisi seperti pernikahan dan syukuran. Foto ini juga menggambarkan masa-masa masuknya budaya dari Solo, ketika salah satu putri Sultan Abdurrahman menikah dengan mengenakan pakaian khas Kraton Surakarta. Salah satu istri Sultan Abdurrahman sendiri merupakan putri dari Kraton Surakarta. Beberapa arca juga tersimpan di museum ini, yang menggambarkan adanya pengaruh budaya Hindu.
 
=== Museum III ===
MuseumDahulu Keraton Sumenep dibagi menjadi 3 bangunan yang disebut Museum I, Museum II dan Museum III. Museum I menyimpan dua [[kereta kuda]] milik raja dan benda-benda peninggalan Keraton Sumenep. Museum II dahulu merupakan kantor raja yang bernama kantor Koneng. Dalam [[bahasa Madura]], ''koneng'' berarti [[kuning]]. Sedangkan Museum III dahulukala digunakan sebagai ruanggedung untuk [[Semadi|meditasi]] raja. Koleksi yang ada diDi dalam Museumgedung IIIini adalahtersimpan [[Al-Qur'an]] yang ditulis oleh Sultan Abdurrahman. Selain itu, ada beberapa daun [[lontar]] kering yang diikat menjadi satu. Daun lontar ini ditulisi dengan ajaran-ajaran [[Islam|agama Islam]] dan [[tradisi]] [[suku Jawa]] dalam [[aksara Jawa]].<ref>.{{Cite web|title=Museum Keraton Sumenep|url=http://humaiz.it.student.pens.ac.id/|website=humaiz.it.student.pens.ac.id|access-date=7 Juli 2021}}</ref>
 
== Koleksi ==
 
* Sarana pengadilan pada masa Bindara Saod (tahun 1750-1762).
* Kursi goyang pada masa pemerintahan Bindara Saod tahun 1750-1762. Kursi ini berbahan kayu dengan alas rotan.
* Al-Qur'an raksasa dengan ukuran 4 x 5 meter dan berat 500 kg. Ditulis tangan oleh Sultan Abdurrahman, penguasa Kerajaan Sumenep tahu 1811-1854 .<ref>{{Cite journal|last=Abdullah|first=Mohammad Ghali|date=2019|title=PERKEMBANGAN MUSEUM KERATON SUMENEP SEBAGAI OBJEK PARIWISATA TAHUN 1994-2014|journal=Avatara|volume=7|issue=1}}</ref>
* Ukiran lambang Kerajaan Sumenep.
* Kereta Kencana ''"Melor"'' yang terbuat dari kaju jati, dengan bentuk segi enam''.'' Hadiah dari kerjaan Inggris kepada Sultan Abdurahman Pakunataningrat.
* Meja rias marmer yang digunakan para putri raja.
* Pot bunga berbahan keramik dengan tulisan Cina, hasil kerja sama Raja Cina dengan Raja Sumenep pada abad ke XVI – XVII.
* Piring nasi ''(magic rower),''hadiah untuk Sultan Abdurahman Pakunataningrat. <ref>{{Cite web|date=2020-07-17|title=Museum Keraton Sumenep|url=https://museumkeratonsumenep.wordpress.com/|website=Museum Keraton Sumenep|language=Indonesia|access-date=2024-05-21}}</ref>
 
== Referensi ==