Pendidikan anak usia dini: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dhanuxz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(27 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{unreferenced|date=Februari 2014}}
{{Pendidikan di Indonesia}}
'''Pendidikan Anak Usia Dini''' (PAUD) adalah pembinaan [[Anak Usia Dini|anak]] dari sejak lahir hingga usia 6 tahun. Pembinaan ini dilakukan sebagai bantuan perkembangan rohani dan jasmani agar anak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.<ref>{{Cite web|title=Kenapa PAUD itu Penting?|url=https://guruinovatif.id/artikel/kenapa-paud-itu-penting|website=guruinovatif.id|language=id|access-date=2023-01-07}}</ref>Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak.<ref>{{Cite web|last=Sujiono|first=Bambang|date=2016-10-31|title=Metode Pengembangan Fisik|url=http://repository.ut.ac.id/4781/1/PGTK2302-M1.pdf|website=Penerbit Universitas Terbuka|access-date=2023-12-12}}</ref> Selain itu Pendidikan di usia dini dapat menstimulus perkembangan emosional anak dan intelektual anak. Karena anak akan belajar bagaimana untuk bersabar, mandiri, serta bergaul dengan orang lain.<ref>{{Cite web|title=Kenapa PAUD itu Penting?|url=https://www.paud.id/pentingnya-paud-menurut-para-ahli/|website=paud.id|language=id|access-date=2024-04-28}}</ref> Anak usia dini memiliki karakteristik: [[Anak Usia Dini|anak usia dini]] bersifat unik, berada dalam masa potensial, bersifat relatif spontan, cenderung ceroboh dan kurang perhitungan, bersifat aktif dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, berjiwa petualang, anak usia dini memiliki imajinasi dan fantasi yang tinggi, dan anak usia dini cenderung mudah frustasi dan memiliki rentang perhatian yang pendek.<ref name=":1" />
'''Pendidikan anak usia dini''' (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang [[pendidikan dasar]] yang merupakan suatu upaya [[pembinaan]] yang ditujukan bagi [[anak]] sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian [[rangsangan pendidikan]] untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan [[jasmani]] dan [[rohani]] agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal<ref>https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud137-2014StandarNasionalPAUD.pdf</ref>.
 
Pendidikan anak usia dini atau PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang [[pendidikan dasar]].
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 6 (enam) perkembangan: agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD (menggantikan Permendiknas 58 tahun 2009).
 
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur [[pendidikan formal]], [[Pendidikan nonformal|nonformal]], dan/atau [[Pendidikan informal|informal]]. PAUD jalur pendidikan formal berbentuk [[taman kanak-kanak]] (TK), [[raudatul atfal]] (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sementara itu, PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk [[kelompok bermain]] (KB), [[taman penitipan anak]] (TPA), [[satuan PAUD sejenis]] (SPS) atau bentuk lain yang sederajat.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini, yaitu:
* Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu [[anak]] yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
* Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya<ref>{{Cite journal|last=Al Etivali|first=Adzroil Ula|date=2019|title=Pendidikan Pada Anak Usia Dini|url=http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1630762&val=13280&title=PENDIDIKAN%20ANAK%20USIA%20DINI|journal=Jurnal: Penelitian Medan Agama|volume=10|issue=2|pages=232-234}}</ref>.
 
Pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD harus mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA). STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan. Bermain diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas).
 
== Fungsi ==
Ruang lingkup Pendidikan Anak Usia Dini, di antaranya: bayi (0-1 tahun), balita (2-3 tahun), kelompok bermain (3-6 tahun), dan sekolah dasar kelas awal (6-8 tahun).
Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
 
==Secara Perkembanganlebih rinci fungsi pendidikan anak usia dini ==sebagai berikut:
Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan fisik, motorik, kognitif, bahasa, emosi, dan sosial. Perkembangan setiap anak berbeda tergantung lingkungan tempat anak tinggal dan pengasuhan orang tua <ref>{{Cite web|url=https://www.parentingclub.co.id/smart-stories/mengenal-5-aspek-perkembangan-anak-usia-dini|title=Mengenal 5 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini|website=www.parentingclub.co.id|language=en|access-date=2018-05-24}}</ref>.
 
# membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada [[Tuhan|Tuhan Yang Maha Esa]], ber[[akhlak]] mulia, berkepribadian luhur, [[Kesehatan|sehat]], berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, [[mandiri]], percaya diri, dan menjadi warga negara yang [[Demokrasi|demokratis]] dan [[Pertanggungjawaban|bertanggung jawab]];
Model Pengembangan Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
# mengembangkan potensi kecerdasan [[Rohani|spiritual]], [[Cendekiawan|intelektual]], emosional, kinestetis, dan sosial [[peserta didik]] pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.
Aspek perkembangan Anak Usia Dini secara umum terdiri dari 2 aspek yaitu perkembangan karakter dan perkembangan kemampuan dasar. Perkembangan Perilaku terdiri dari perkemabangan Nilai Agama dan Moral (NAM) serta Perkembangan sosio-emosional Anak (Sosem) Sedangkan pada perkembangan kemampuan dasar anak terdiri dari: perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, dan perkembangan seni.Pengembangan keenam aspek tersebut menjadi acuan utama guru dalam mempersiapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan seluruh kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
 
== Tujuan ==
1. Model Pengembangan Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini
Pada umumunya pendidikan anak usia dini bertujuan mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Metode dalam penanaman nilai moral kepada anak usia dini sangatlah bervariasi, diantaranya bercerita, bernyanyi, bermain, bersajak dan karya wisata.
 
Secara lebih rinci tujuan pendidikan anak usia dini sebagai berikut:
2. Model Pengembangan Sosio Emosional Anak Usia Dini Pembelajaran
 
# Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut
Sosial emosional pada anak penting dikembangkan, karena terdapat beberapa hal mendasar yang mendorong untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan yang akan datang. Beberapa alasan tersebut diantaranya:
# Mengurangi angka mengulang kelas
# Mengurangi angka putus sekolah
# Mempercepat pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
# Meningkatkan mutu pendidikan
# Mengurangi angka buta huruf muda
# Memperbaiki derajat kesehatan dan gizi anak usia dini
# meningkatkan indeks pembangunan manusia.<ref name=":1">{{Cite web|last=Tatminingsih|first=Sri, dkk.|date=2019|title=CAUD0101 – Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Edisi 2)|url=https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/CAUD010102-M1.pdf|website=pustaka.ut.ac.id|access-date=2023-12-11}}</ref>
 
== Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini<ref name=":1" /> ==
a. Semakin kompleknya permasalahan kehidupan di sekitar anak, termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK yang banyak memberikan tekanan pada anak, dan mempengaruhi perkembangan emosi maupun sosial mereka.
 
# Holistik dan Terpadu
b. Penanaman kesadaran bahwa anak adalah investasi masa depan yang perlu dipersiapkan secara maksimal, baik aspek perkembangan emosi maupun keterampilan sosialnya
# Berbasis Keilmuan
# Berorientasi pada Perkembangan Anak
# Berorientasi pada Masyarakat
 
== Jalur pendidikan formal ==
c. Rentang usia emas tidaklah lama, maka diperlukan stimulasi dan fisilitas se optimal mungkin agar tidak ada satu fasepun yang terlewatkan
{{Lihat juga|Pendidikan formal}}
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal dilaksanakan oleh satuan-satuan pendidikan berupa [[taman kanak-kanak]] (TK), [[raudatul atfal]] (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD formal dapat dikenyam anak-anak berusia 4 hingga 6 tahun, dengan lama program pembelajaran sebanyak 1 atau 2 tahun. Program pembelajaran PAUD formal dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat, sehingga satuan TK/RA atau sederajat dapat diselenggarakan menyatu dengan pendidikan [[Sekolah dasar|SD]]/[[Madrasah ibtidaiah|MI]] atau sederajat. Jadi, peserta didik TK/RA atau sederajat yang telah lulus dapat langsung masuk ke SD/sederajat tersebut.
Penerimaan [[peserta didik]] PAUD di dalam satuan-satuan pendidikan formal dilakukan dengan seleksi yang [[Objektivitas (ilmu)|objektif]], [[Transparansi (politik)|transparan]], [[Pertanggungjawaban|akuntabel]], dan tidak [[Diskriminasi|diskriminatif]] (kecuali jika satuan pendidikan tersebut secara khusus dirancang untuk melayani peserta didik dari kelompok [[gender]] atau [[agama]] tertentu). Satuan pendidikan jenjang PAUD juga dapat menerima peserta didik pindahan dari satuan lain yang sederajat.
 
Program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain yang sederajat dilaksanakan dalam konteks bermain yang dapat dikelompokan menjadi:
d. Anak tidak mampu hidup dan berkembang dengan IQ semata tetapi EQ jauh lebih dibutuhkan sebagai bekal kehidupan mereka
 
# bermain dalam rangka pembelajaran agama dan akhlak mulia;
e. Telah tumbuh kesadaran pada setiap anak dan orang tua, tetantang tuntutan untuk dibekali dan memiliki kecerdasan sosial emosional sejak dini
# bermain dalam rangka pembelajaran sosial dan kepribadian;
Indikator mutu emosional tersebut meliputi; kualitas empati, kualitas dalam mengungkapkan dan memahami perasaan, mengalokasikan rasa marah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai atau tidak, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan dan kualitas kesetiakawanan.
# bermain dalam rangka pembelajaran orientasi dan pengenalan pengetahuan dan teknologi;
# bermain dalam rangka pembelajaran estetika; dan
# bermain dalam rangka pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
 
Dan juga, pembelajaran dalam konteks bermain tersebut harus dirancang dan diselenggarakan:
3. Model Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini
 
# secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan mendorong kreativitas serta kemandirian;
Vigotsky mengemukakan bahwa manusia dilahirkan dengan seperangkat fungsi kognitif dasar yakni kemampuan memperhatikan, mengamati dan mengingat. Untuk membantu pengembangan kognitif, anak perlu dibekai dengan pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan mengobservasi dan mendengarkan dengan tepat. Macam-macam metode yang dapat digunakan untuk pengembangan kognitif anak usia dini diantaranya: Metode Bermain, Metode Pemberian Tugas, Metode Demontrasi, Metode tanya jawab/bercakap-cakap, Metode Mengucapkan syair, Metode Percobaan/Eksperimen, Metode Bercerita, Metode Karyawisata, Metode Dramatisasi, dan sebagainya.
# sesuai dengan tahap pertumbuhan [[fisik]] dan perkembangan [[Budi|mental]] anak serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak;
# dengan memperhatikan perbedaan [[Manajemen bakat|bakat]], minat, dan kemampuan masing-masing anak;
# dengan mengintegrasikan kebutuhan anak terhadap [[kesehatan]], [[Nutrisi|gizi]], dan stimulasi psikososial; dan
# dengan memperhatikan latar belakang [[ekonomi]], sosial, dan [[budaya]] anak.
 
=== Satuan sederajat TK/RA ===
4. Model Pengembangan Motorik Anak Usia Dini
Satuan-satuan pendidikan formal sederajat TK/RA adalah sebagai berikut.
Aspek perkembangan motorik anak usia dini terdiri dari motorik halus dan kasar yang memiliki cara pengembangannya masing-masing.
 
* [[Taman kanak-kanak|Taman Kanak-Kanak]] (TK)<br />Satuan pendidikan anak usia dini yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 sampai dengan 6 tahun.
a. Perkembangan Motorik Halus
* [[Raudatul atfal|Raudatul Atfal]] (RA)<br />Satuan pendidikan sederajat TK yang menyelenggarakan program pendidikan dengan kekhasan [[Islam|agama Islam]] bagi anak berusia 4 sampai dengan 6 tahun.
* Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB)<br />Satuan pendidikan khusus sederajat TK bagi [[peserta didik]] [[Difabel|berkelainan]]. Penyebutan satuan pendidikan juga dapat bervariasi menurut jenisnya.
 
== Jalur pendidikan nonformal ==
Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik; seperti menulis, melipat, merangkai, mengancingkan baju, menggunting dan sebagainya.
{{Lihat juga|Pendidikan nonformal}}Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal dilaksanakan dalam bentuk satuan-satuan pendidikan nonformal tertentu, yaitu [[kelompok bermain]] (KB), taman penitipan anak (TPA), dan satuan pendidikan yang sejenis. Satuan-satuan tersebut dapat menyelenggarakan pendidikan dalam konteks:
 
# bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran agama dan ahlak mulia;
b. Perkembangan Motorik Kasar
# bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran sosial dan kepribadian;
# bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran estetika;
# bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan; dan
# bermain sambil belajar dalam rangka merangsang minat kepada ilmu pengetahuan dan teknologi.
 
PAUD nonformal merupakan program yang diselenggarakan secara fleksibel berdasarkan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dua proses yang terjadi sepanjang masa perkembangan anak, tetapi keduanya memiliki perbedaan penting. Pertumbuhan lebih terfokus pada perubahan fisik, seperti peningkatan tinggi badan, perkembangan organ-organ tubuh, dan pertambahan berat badan. Sementara itu, perkembangan mencakup perubahan secara keseluruhan, melibatkan perkembangan fisik, kognitif (pemikiran dan belajar), sosial, dan emosional anak.<ref>{{Cite web|last=Chandrawati|first=Titi|date=2018-09-26|title=Pembelajaran Terpadu|url=http://repository.ut.ac.id/3830/1/PGTK2501-M1.pdf|website=Penerbit Universitas Terbuka|access-date=2023-12-11}}</ref> Oleh karena itu, perkembangan peserta KB/TPA/sejenis dapat dievaluasi tanpa melalui proses yang bersifat menguji kompetensi. Penyelenggaraan program PAUD nonformal dapat disesuaikan dengan kebutuhan, usia, dan perkembangan anak tersebut, serta dapat diintegrasikan dengan program lain yang sudah berkembang di masyarakat sebagai upaya untuk memperluas pelayanan pendidikan anak usia dini kepada seluruh lapisan masyarakat.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu memaksimalkan perkembangan motorik kasar anak, sejumlah kegiatan atau permainan beserta alat permainan edukatif dapat digunakan untuk mengembangkan motorik kasar anak. Keterampilan menggunakan gerakan gerakan bagian tubuh untuk melatih ketangkasan merupakan bagian dari pengembangan motorik kasar. Banyak alat-alat main yang sederhana dan mudah ditemukan serta dapat digunakan untuk memaksimalkan pengembangan motorik kasar ini, seperti titian untuk meniti sambil mata melihat lurus ke depan, bola sebagai media permainan lempar tangkap bola, anak-anak dapat menggunakan bola tersebut untuk dilempar dan ditangkap, dan lain sebagainya.
 
PAUD nonformal dapat diterima oleh anak-anak dari sejak lahir hingga berusia 6 tahun, meskipun pelayanan tersebut lebih diprioritaskan untuk anak-anak di bawah 4 tahun. PAUD nonfromal berfungsi menumbuhkembangkan dan membina seluruh potensi anak-anak (dalam rentang usia yang telah disebutkan sebelumnya), sehingga terbentuk prilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya dalam rangka kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut.
5. Model Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini
 
Pengembangan program PAUD nonformal harus didasarkan pada:
Untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagam metode seperti: Metode Berkisah/Mendongeng/Bercerita, Metode Bercakap-cakap dan Tanya Jawab, Metode Karyawisata, Metode Bermain Peran, Metode Sosiodrama, Metode Bernyanyi, Permainan Bahasa, Penggunaan Media Pembelajaran.
 
# prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain;
6. Model Pengembangan Seni Anak Usia Dini
# memperhatikan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing peserta didik;
Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam mengembangkan seni AUD diantaranya adalah:
# memperhatikan latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya peserta didik; dan
# memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.
 
Oleh karena itu PAUD nonformal umumnya perlu dirancang dan diselenggarakan:
a. Metode Pembinaan Ekspresi, pembinaan proses pengungkapan tentang isi jiwa. Pembinaan ekspresi berupa pikiran, perasaan, ataupun kehendak dengan cara-cara anak itu sendiri (Self Expression, menurut Lowenfeld). Pembinaan ekspresi dapat dilakukan melalui pemberian stimulus agar anak aktik mengungkapkan isi jiwa dengan baik dan pendekatan langsung pada alam dan peristiwa diuar kelas seperti mengamati macar tekstur, aroma dan sebagainya.
 
# secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan mendorong kreativitas serta kemandirian;
b. Metode Pembinaan Kreativitas, pembinaan kreativitas adalah pembinaan dalam hal kemampuan mencipta, menanggapi persoalan, mudah menyesaikan diri disetiap situasi, memiliki keaslian (orisinilitas maupun kepribadian) serta memiliki kemampuan berpikir secara menyeluruh.
# sesuai dengan tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak;
# dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan tiap-tiap anak; dan
# dengan mengintegrasikan kebutuhan anak terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial.
 
== STTPA ==
c. Metode Pembinaan Sensitivitas, yaitu pembinaan dalam hal kepekaan menerima stimulus/rangsangan dari luar yang diserap melalui panca indera. Cara membina Sensitivitas dapat ditempuh melalui:latihan melihat/mengamati sesuatu; latihan merespon pengalaman sensori.
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA) adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai [[anak]] pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan. STPPA mejadi acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD, serta menjadi acuan yang dipergunakan dalam pengembangan [[kurikulum]] PAUD.
 
d. Metode Pembinaan Keterampilan, yaitu pembinaan pada segala macam teknik penggunaan serta pengenalan alat-alat atau media ungkap seni rupa. Misalnya: Anak berlatih teknik melukis dengan kuas yang menggunakan media cat air.
 
Standar yang digunakan untuk melihat tingkat pencapaian perkembangan [[Anak Usia Dini|anak usia dini]] tersebut adalah evaluasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentang usia tertentu. Pertumbuhan anak yang dimaksud adalah berupa pertambahan [[Massa|berat]] dan [[Tinggi badan manusia|tinggi badan]] yang mencerminkan kondisi [[kesehatan]] dan [[Nutrisi|gizi]] yang mengacu pada panduan pertumbuhan anak dan dipantau menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh [[Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|Kementerian Kesehatan]] yang meliputi [[Kartu Menuju Sehat]] (KMS), Tabel BB/TB, dan alat ukur lingkar kepala. Sementara perkembangan anak yang dimaksud adalah berupa integrasi dari perkembangan aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional, serta seni, yang dapat diukur dari perubahan perilaku yang berkesinambungan dan terintegrasi dari faktor [[Genetika|genetik]] dan [[lingkungan]] serta meningkat secara individual baik kuantitatif maupun kualitatif.
 
Pentahapan usia dalam STPPA terdiri dari:
 
# tahap usia lahir hingga 2 tahun, terdiri atas kelompok usia: lahir sampai dengan 3 bulan, 3–6 bulan, 6–9 bulan, 9–12 bulan (9 bulan hingga 1 tahun), 12–18 bulan (1–1,5 tahun), dan 18–24 bulan (1,5–2 tahun);
# tahap usia 2–4 tahun, terdiri atas kelompok usia: 2–3 tahun dan 3–4 tahun; serta
# tahap usia 4–6 tahun, terdiri atas kelompok usia: 4–5 tahun dan 5–6 tahun.
 
== Lihat pula ==
* [[Taman Kanakkanak-kanak]] (TK)
* ''[[Raudatul Athfalatfal]]'' (RA)
* ''[[Bustanul Athfal]]'' (BA)
* [[Kelompok bermain]] (KB)
* [[Taman Pendidikanpenitipan Alqurananak]] (TPA)
* [[Taman Penitipan Anak]] (TPA)
* [[Satuan PAUD Sejenis]] (SPS)
* [[Sekolah Dasar Kelas Awal]]
* [[Bina Keluarga Balita]]
* [[Pendidikan dasar]]
* [[Pendidikan menengah]]
Baris 85 ⟶ 113:
 
== Referensi ==
 
<references />
* {{Cite act|title=Sistem Pendidikan Nasional|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43920/uu-no-20-tahun-2003|type=Undang-Undang|index=20|year=2003}}
== Pranala luar ==
* {{Cite act|title=Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5025/pp-no-17-tahun-2010|type=Peraturan Pemerintah|index=17|year=2010}}
* {{Cite web |title=Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional PAUD |last= |first= |work=Info Operator Sekolah |date= |accessdate={{date|2017-12-18}} |url=http://www.sekolah-id.com/2015/10/permendikbud-nomor-137-tahun-2014-tentang-standar-nasional-paud.html |language= |quote= |archivedate=2017-12-12 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20171212211214/http://www.sekolah-id.com/2015/10/permendikbud-nomor-137-tahun-2014-tentang-standar-nasional-paud.html |dead-url=yes }}
** {{Cite act|title=Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5090/pp-no-66-tahun-2010|type=Peraturan Pemerintah|index=66|year=2010}}
* {{Cite act|title=Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/12860/1/Permendikbud%20No.%20137%20Tahun%202014%20-%20SN-PAUD.pdf|type=Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan|index=137|year=2014}}
 
[[Kategori:Pendidikan anak usia dini| ]]