Wisanggeni: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti Kategori:Tokoh Wayang
Raksasabonga (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(25 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
 
[[Berkas:Bambang Wisanggeni.JPG|thumb|270px|right|Wisanggeni dalam bentuk [[wayang kulit]] gaya [[Surakarta]].]]
'''Bambang Wisanggeni''' adalah nama seorang tokoh [[wayang|pewayangan]] yang[[Jawa]]. Tokoh ini merupakan sisipan dalam kisah ''[[Mahabharata]]'' versi pewayangan, karena kisahnya tidak terdapat dalam naskah [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'' karya [[Byasa|Krishna Dwaipayana Byasa]] dari [[India]], karenadan merupakannama asli"Wisanggeni" ciptaantidak pujanggaditemukan dalam naskah ''Mahabrata versi India'' ber[[Jawabahasa Sanskerta]] (terjemahan [[Kisari Mohan Ganguli]]). IaTokoh Wisanggeni hanya ada dalam tradisi Jawa Nuswantara. Dalam kisah pewayangan, Wisanggeni dikenal sebagai putra [[Arjuna]] yang lahir dari seorang [[bidadari]] bernama [[Batari Dresanala]], putri [[Brahma|Batara BrahmaBrama]] dan [[Saraswati|Dewi Saraswati]]. Wisanggeni merupakan tokoh istimewa dalam pewayangan Jawa. Ia dikenal pemberani, tegas dalam bersikap, serta memiliki kesaktian luar biasa.
 
== Kelahiran ==
Kisah kelahiran Wisanggeni diawali dengan kecemburuan Dewasrani, putra [[Batari Durga]] terhadap [[Arjuna]] yang telah menikahi [[Dresanala]]. Dewasrani merengek kepada ibunya supaya memisahkan perkawinan mereka. Durga pun menghadap kepada suaminya, yaitu [[Batara Guru]], raja para [[dewa]].
 
Kisah kelahiran Wisanggeni diawali dengan kecemburuan Dewasrani, putra [[Batari Durga]] terhadap [[Arjuna]] yang telah menikahi [[Batari Dresanala]]. Dewasrani merengek kepada ibunya supaya memisahkan perkawinan mereka. Durga pun menghadap kepada suaminya, yaitu [[Batara Guru]], raja para [[dewa]].
Atas desakan Durga, Batara Guru pun memerintahkan agar [[Batara Brahma]] menceraikan Arjuna dan Dresanala. Keputusan ini ditentang oleh [[Batara Narada]] selaku penasihat Batara Guru. Ia pun mengundurkan diri dan memilih membela Arjuna.
 
Atas desakan Durga, Batara Guru pun memerintahkan agar [[Batara Brahma|Batara Brama]] menceraikan Arjuna dan Dresanala. Keputusan ini ditentang oleh [[Batara Narada]] selaku penasihat Batara Guru. Ia pun mengundurkan diri dan memilih membela Arjuna.
Brahma yang telah kembali ke kahyangannya segera menyuruh Arjuna pulang ke alam dunia dengan alasan Dresanala hendak Batara Guru sebagai penari di kahyangan utama. Arjuna pun menurut tanpa curiga. Setelah Arjuna pergi, Brahma pun menghajar Dresanala untuk mengeluarkan janin yang dikandungnya secara paksa.
 
BrahmaBrama yang telah kembali ke kahyangannya segera menyuruh Arjuna pulang ke alam dunia dengan alasan Dresanala hendak dijadikan Batara Guru sebagai penari di kahyangan utama. Arjuna pun menurut tanpa curiga. Setelah Arjuna pergi, BrahmaBrama pun menghajar Dresanala untuk mengeluarkan janin yang dikandungnya secara paksa.
Dresanala pun melahirkan sebelum waktunya. Durga dan Dewasrani datang menjemputnya, sementara Brahma membuang cucunya sendiri yang baru lahir itu ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa.
 
Dresanala pun melahirkan sebelum waktunya. Durga dan Dewasrani datang menjemputnya, sementara BrahmaBrama membuang cucunya sendiri yang baru lahir itu ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa.
Narada diam-diam mengawasi semua kejadian tersebut. Ia pun membantu bayi Dresanala tersebut keluar dari kawah. Secara ajaib, bayi itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda. narada memberinya nama Wisanggeni, yang bermakna "racun api". Hal ini dikarenakan ia lahir akibat kemarahan Brahma, sang dewa penguasa api. selain itu, api kawah Candradimuka bukannya membunuh justru menghidupkan Wisanggeni.
 
Narada diam-diam mengawasi semua kejadian tersebut. Ia pun membantu bayi Dresanala tersebut keluar dari kawah. Secara ajaib, bayi itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda. naradaNarada memberinya nama Wisanggeni, yang bermakna "racun api". Hal ini dikarenakan ia lahir akibat kemarahan BrahmaBrama, sang dewa penguasa api. selainSelain itu, api kawah Candradimuka bukannya membunuh justru menghidupkan Wisanggeni.
Atas petunjuk Narada, Wisanggeni pun membuat kekacauan di kahyangan. Tidak ada seorang pun yang mampu menangkap dan menaklukkannya, karena ia berada dalam perlindungan [[Sanghyang Wenang]], leluhur Batara Guru. Batara Guru dan Batara Brahma akhirnya bertobat dan mengaku salah. Narada akhirnya bersedia kembali bertugas di kahyangan.
 
Atas petunjuk Narada, Wisanggeni pun membuat kekacauan di kahyangan. Tidak ada seorang pun yang mampu menangkap dan menaklukkannya, karena ia berada dalam perlindungan [[Sanghyang Wenang]], leluhur Batara Guru. Batara Guru dan Batara BrahmaBrama akhirnya bertobat dan mengaku salah. Narada akhirnya bersedia kembali bertugas di kahyangan.
Wisanggeni kemudian datang ke [[Kerajaan Amarta]] meminta kepada Arjuna supaya diakui sebagai anak. Semula Arjuna menolak karena tidak percaya begitu saja. Terjadi perang tanding di mana Wisanggeni dapat menglahkan Arjuna dan para [[Pandawa]] lainnya.
 
Wisanggeni kemudian datang ke [[Kerajaan Amarta]] meminta kepada Arjuna supaya diakui sebagai anak. Semula Arjuna menolak karena tidak percaya begitu saja. Terjadi perang tanding di mana Wisanggeni dapat menglahkanmengalahkan Arjuna dan para [[Pandawa]] lainnya.
Setelah semuanya jelas, Arjuna pun berangkat menuju Kerajaan Tunggulmalaya, tempat tinggal Dewasrani. Melalui pertempuran seru, ia berhasil merebut Dresanala kembali.
 
Setelah semuanyaWisanggeni jelasmenceritakan kejadian yang sebenarnya, Arjuna pun berangkat menuju Kerajaan Tunggulmalaya, tempat tinggal Dewasrani. Melalui pertempuran seru, ia berhasil merebut Dresanala kembali.
 
== Sifat dan Kesaktian ==
 
Secara fisik, Wisanggeni digambarkan sebagai pemuda yang terkesan angkuh. Namun hatinya baik dan suka menolong. Ia tidak tinggal di dunia bersama para [[Pandawa]], melainkan berada di kahyangan [[Sanghyang Wenang]], leluhur para dewa. Dalam hal berbicara, Wisanggeni tidak pernah menggunakan [[bahasabasa krama]] (bahasa Jawa halus) kepada siapa pun, kecuali kepada Sanghyang Wenang.
 
Kesaktian Wisanggeni dikisahkan melebihi putra-putra Pandawa lainnya, misalnya [[Antareja]], [[Gatutkaca]], ataupun [[Abimanyu]]. Sepupunya yang setara kesaktiannya hanya [[Antasena]] saja. Namun bedanya, Antasena bersifat polos dan lugu, sedangkan Wisanggeni cerdik dan penuh akal.
 
== Kematian ==
 
Menjelang meletusnya [[Baratayuda|perang Baratayuda]], Wisanggeni dan [[Antasena]] naik ke Kahyangan Alang-alang Kumitir meminta restu kepada [[Sanghyang Wenang]] sebelum mereka bergabung di pihak [[Pandawa]]. Akan tetapi, Sanghyang Wenang telah meramalkan, pihak Pandawa justru akan mengalami kekalahan apabila Wisanggeni dan Antasena ikut bertempur.
 
Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya Wisanggeni dan Antasena memutuskan untuk tidak kembali ke perkemahan Pandawa. Keduanya rela menjadi tumbal demi kemenangan para Pandawa. Mereka pun mengheningkan cipta. Beberapa waktu kemudian keduanya pun mencapai [[moksa]], musnah bersama jasad mereka.
 
== Lakon yang diperankan ==
Wisanggeni Racut : Guguré [[Wisanggeni]] Lan [[Antasena]]
{{tokoh wayang}}