Soetan Radjat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
 
{{cakupan}}
'''Soetan Radjat''' gelar '''Soetan Masa Boemi''' ([[EBI]]: ''"'Sutan Rajat''' gelar '''Sutan Masa Bumi'''; lahir di [[Padang]], [[SumatraSumatera Barat]] tahun 1879 – meninggal di [[Padang]] tahun12 Juli 1928) adalah birokrat [[Hindia Belanda]] dan aristokrat [[Minangkabau]] di [[Kota Padang]]. Ia menjabat Demang Padang pertama menggantikan jabatan Regent Padang.<ref>https://books.google.co.id/books?id=g2UNDQAAQBAJ&pg=PA105&dq=sutan+rajat&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiEsoi-gOjxAhX1X3wKHcU5AI8Q6AEwAXoECAcQAw#v=onepage&q=sutan%20rajat&f=false</ref> Ia adalah keturunan ke-3 dari [[Raja Pagaruyung]] terakhir [[Bagagarsyah|Daulat Yang Dipertuan Sultan Alam Bagagarsyah]] dari istrinya yang bernama Siti Badi'ah. Sutan Radjat mempunyai 9 (sembilan) orang isteri.
 
Soetan Radjat meninggal tahun 1928 dan dimakamkan di pemakaman keluarga di daerah Belakang Olo di tengah kota Padang, dalam usia yang cukup muda: 49 tahun. Pada bulan Juli 1930 Pemerintah Hindia Belanda memperingati 2 tahun wafatnya di Padang.<ref>https://niadilova.wordpress.com/2015/05/25/ppm-13-monumen-peringatan-untuk-demang-padang-yang-pertama/</ref>
 
== Karier ==
Pada akhir 1900 Soetan Radjat diangkat menjadi Ajunct Inlandsch Officier van Justitie (Pengadilan) di Landraad Padang tanpa gaji. Tapi kemudian kariernya melaju: menjadi Schrijver (pencatat) Controleur Ommelanden van Padang, merangkap Ajunct Inlandsch Officier van Justitie untuk [[Lubuk Begalung, Padang|Lubuk Begalung. Kemudian jabatannya naik menjadi]] schrijver untuk Asisten Resident Padang merangkap AjunctInlandsch Officier van Justitie kota Padang. Tak lama kemudian ia diangkat menjadi Hoofddjaksa (Jaksa Kepala) di Landraad Padang. Ia juga menjadi Penghulu Wijk III (Kampung Jao, Sawahan, Belantung, Tarandam, Balanti) sambil mewakili penghulu Wijk II (Purus, Damar, Olo, Ujung Pandan, Rimbo Kaluang) dan Wijk I (pusat kota). Menjelang dihapuskannya jabatan Regent tahun 1910, Wijk I, II, dan III disatukan dengan penghulu kepala dijabat oleh Sutan Radjat sendiri.<ref name=suryadi>https://niadilova.wordpress.com/2014/12/01/minang-saisuak-199-demang-padang-soetan-radjat-gelar-soetan-masa-boemi-1879-1928/</ref>
 
Seperti dicatat oleh [[Rusli Amran]] dalam ''Padang Riwayatmu Dulu'' (1986:125), Sutan Rajat adalah generasi baru bangsawan Minang, dalam arti ia mendapat pendidikan Belanda dan cukup terpelajar. Ia masih termasuk dalam trah Sultan Alam Bagagarsyah, Raja Pagaruyung terakhir.<ref name=suryadi/><ref>https://books.google.co.id/books?id=3mseAAAAMAAJ&q=sutan+rajat&dq=sutan+rajat&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiEsoi-gOjxAhX1X3wKHcU5AI8Q6AEwAHoECAMQAw</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=Z_YdAAAAMAAJ&q=sutan+rajat&dq=sutan+rajat&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiEsoi-gOjxAhX1X3wKHcU5AI8Q6AEwA3oECAUQAw</ref>
 
Soetan Radjat gelar Soetan Masa Bumi dianggap berjasa mengakhiri kerusuhan yang terjadi di Lubuk Alung, Pauh IX, dan Nanggalo. Untuk itu ia dianugerahi Bintang Perak oleh Pemerintah pada tahun 1909. Pada tahun 1914 ia diangkat menjadi Kepala Distrik (Districthoofd), mula-mula di Tanah Tinggi Padang, kemudian di Padang. Pada tahun 1910 ia diangkat menjadi Demang pertama di Padang, menggantikan Regent terakhir [[Marah Oejoeb]] gelar Marah Maharadja Besar yang profilnya juga diturunkan dalam rubrik ini. Pada tahun 1923 ia dianugerahi pula Bintang Emas sebagai tanda kesetiaan dalam dinas selama lebih kurang 22 tahun.<ref name=suryadi/>
 
Pada tahun 1923 Soetan Radjat gelar Soetan Masa Boemi bersama-sama dengan [[Jahja Datoek Kajo]], Djaa Datoek Batoeah dan Idris Datoek Poetih diangkat menjadi Demang kelas satu oleh Whitlau yaitu Gubernur Hindia Belanda pada waktu itu.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZAdnDwAAQBAJ&pg=PA98&lpg=PA98&dq=soetan+radjat+soetan+masaboemi&source=bl&ots=kVqVsHkgWJ&sig=ACfU3U3wM7CJbAOwrSb9P7Zr08gilA2o0g&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjCybir-ufxAhWyq0sFHfClCOcQ6AEwDHoECCAQAg#v=onepage&q=soetan%20radjat%20soetan%20masaboemi&f=false Azizah Etek, Mursyid A.M, dan Arfan B.R. Kelah Sang Demang, Jahja Datoek Kajo, Pidato Otokritik di Volksraad 1927 - 1939. Hal. 98]</ref>
 
Sebelum meninggal, Sutan Rajat sempat menyerahkan [[langgar]]nya kepada komunitas [[Ahmadiyah]] di Padang untuk dipergunakan salat berjamaah.<ref>https://books.google.co.id/books?id=qmVoDwAAQBAJ&pg=PA214&dq=sutan+rajat&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiEsoi-gOjxAhX1X3wKHcU5AI8Q6AEwAnoECAgQAw#v=onepage&q=sutan%20rajat&f=false</ref>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{indo-bio-stub}}
 
{{DEFAULTSORT:Radjat, Soetan}}
[[Kategori:Tokoh birokrat Minangkabau]]
[[Kategori:Kelahiran 1879]]
[[Kategori:Kematian 1928]]