Jahe: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →top: migrasi |
||
(51 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
|name = Jahe
|image = Koeh-146.jpg
|status = secure
|
▲|genus = ''[[Zingiber]]''
▲|species = '''''Z. officinale'''''
|url=http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?42254
|title=Zingiber officinale information from NPGS/GRIN
Baris 20 ⟶ 12:
|last=
|first=
|archive-date=2015-10-01
|archive-url=https://web.archive.org/web/20151001171854/http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?42254
</ref>▼
|dead-url=yes
▲}}</ref>
|image2=Zingiber officinale flower crop.jpg|image_caption=Ilustrasi berwarna Jahe dalam buku [[Köhler's Medicinal Plants]]|image2_caption=Bunga Jahe}}
'''Jahe''' (''Zingiber officinale''), adalah tumbuhan yang [[rimpang]]<nowiki/>nya sering digunakan sebagai [[rempah-rempah]] dan bahan baku [[Obat tradisional|pengobatan tradisional]]. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas yang dirasakan dari jahe disebabkan oleh senyawa [[keton]] bernama [[zingeron]].
Jahe termasuk dalam [[Famili (biologi)|famili]] [[Zingiberaceae]] (temu-temuan).<ref>{{Cite web|title=Zingiberaceae {{!}} Description, Genera, & Facts {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/plant/Zingiberaceae|website=www.britannica.com|language=en|access-date=2022-02-10}}</ref> Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh.
== Asal usul dan penyebaran ==
Jahe diperkirakan merupakan tumbuhan [[Pribumi (ekologi)|pribumi]] [[Asia Tenggara]].<ref name=":1" /> Penyebarannya diperkirakan mengikuti [[migrasi]] yang dilakukan oleh [[Suku bangsa Austronesia|Suku Bangsa Austronesia]] pada abad ke-4 SM menyeberangi [[Kepulauan Melayu]] dari [[Tiongkok Tengah Selatan|CIna Tenggara]] sampai ke [[Taiwan]]. Jahe pun menjadi tumbuhan khas wilayah tersebut bersamaan dengan [[lengkuas]], [[temu putih]], dan [[lempuyang]].<ref name=":2">{{Cite book|last=Dalby|first=Andrew|date=2000|url=https://books.google.co.id/books?id=7IHcZ21dyjwC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Dangerous Tastes: The Story of Spices|location=Berkeley|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-23674-5|pages=21|language=en|url-status=live}}</ref>
Tumbuhan jahe dikategorikan sebagai tumbuhan [[kultigen]] dan tidak tersedia lagi dalam bentuk liar di alam.
Suku Bangsa Austronesia menggunakan jahe sebagai bahan-bahan masakan dan juga sebagai penghangat tubuh dalam ritual kelahiran yang disebut dengan nama "benkidu". Ritual ini merupakan ritual penghangatan ibu dan bayi baru saja dilahirkan di dalam sebuah ruangan disebut dengan nama "bilik" dengan paparan api dan pemberian jahe sebagai penghangat selama sebulan atau 41 hari.<ref>{{Cite book|last=Fox|first=James J.|date=2006|url=https://books.google.com/books?id=4JavFdIXo3oC&newbks=0&printsec=frontcover&hl=en|title=Inside Austronesian Houses: Perspectives on Domestic Designs for Living|location=Canberra|publisher=ANU E Press|isbn=978-1-920942-84-7|pages=86,137|language=en|url-status=live}}</ref> Bagi penutur [[bahasa proto oseanik]], jahe digunakan di dalam ritual sihir.<ref>{{Cite book|last=Osmond|first=Meredith|date=2000|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/106908|title=The lexicon of Proto Oceanic : The culture and environment of ancestral Oceanic society|location=Canberra|publisher=ANU Pr int ing Serv ice|isbn=0 85883 507 X|editor-last=Malcolm|editor-first=Ross|series=Pacific Linguistics|volume=152|pages=128|chapter=Horticultural practices|editor-last2=Andrew|editor-first2=Pawley|editor-last3=Meredith|editor-first3=Osmond|url-status=live}}</ref>
Baris 37 ⟶ 31:
Jahe disebarkan oleh Suku Bangsa Austronesia dengan membawanya dalam [[pelayaran]] dan menanamnya di setiap taman di pulau-pulau yang mereka kunjungi selama berlayar. Kebiasaan inilah yang menyebabkan jahe tersebar hingga ke [[Filipina]] dan [[Kepulauan Maluku]], lalu ke seluruh Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Pulau Papua sampai ke [[Selat Malaka]].<ref name=":2" /> Penyebarannya terus berlanjut hingga mencapai [[Eritrea]] dan [[Jazirah Arab]] sebagai pemasok jahe ke wilayah [[Rumania]] dan [[Yunani]] untuk digunakan oleh para apoteker dan tabib sebagai bahan [[antidot]] seperti ''[[mithridaticum]]'' yang secara rutin diminum oleh [[Mithridates VI dari Pontos]].<ref name=":2" />
Jahe mulai dikenalkan ke wilayah [[Laut Tengah]] pada Abad ke-1 [[Era Umum]] yang dibawa oleh
== Sejarah tertulis ==
Jahe pertama kali ditulis di dalam buku ''[[Analek Konfusius
== Penamaan Jahe ==
Jahe memiliki nama ilmiah (''Zingiber officinale'') yang pertama kali dinamai oleh [[William Roxburgh]] dalam bukunya ''Flora Indica'' yang diterbitkan pada tahun 1832.<ref>{{Cite book|last=Roxburgh|first=William|date=1832|url=http://archive.org/details/floraindicaord01roxb|title=Flora Indica, or, Descriptions of Indian plants|location=Serampore|publisher=W. Thacker & co|editor-last=Carey|editor-first=William|volume=1|pages=47|url-status=live}}</ref>
Jahe memiliki nama yang beragam di seluruh Indonesia.
== Botani dan sistematika ==
Jahe merupakan jenis tumbuhan yang termasuk dalam [[Famili (biologi)|famili]] ''[[Zingiberaceae]]''.
[[Berkas:Hasil Panen Jahe.jpg|jmpl|kiri|Hasil panen jahe.]]
Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti [[Asia Tenggara]], [[Brasil]], dan [[Afrika]]. Saat ini [[Equador]] dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.
Dalam sistematika tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam kingdom Plantae, Subkingdom Tracheobionta, Superdivisi: Spermatophyta, Divisi: Magnoliophyta/Pteridophyyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Liliopsida-Monocotyledoneae, Subkelass: Zingiberidae, Ordo: Zingiberales, Suku/Famili: Zingiberaceae, Genus: Zingiber P. Mill. Species: Zingiber officinale (Roscoe, 1817) (US National Plant Database 2004). Sinonim nama jahe adalah: Amomum angustifolium Salisb., dan Amomum zingiber L. Ada sekitar 47 genera dan 1.400 jenis tanaman yang termasuk dalam dalam suku [[Zingiberaceae]], yang tersebar di seluruh daerah tropis dan sub tropis. Penyebaran Zingiber terbesar di belahan timur bumi, khususnya Indo Malaya yang merupakan tempat asal sebagian besar genus Zingiber ([[Lawrence]] 1951: Purseglove 1972). Di Asia Tenggara ditemukan sekitar 80-90 jenis Zingiber yang diperkirakan berasal dari India, Malaya dan Papua. Namun hingga saat ini, daerah asal tanaman jahe belum diketahui. Jahe kemungkinan berasal dari China dan India (Grieve 1931; Vermeulen 1999) namun keragaman genetik yang luas ditemukan di Myanmar (Jatoi et al. 2008) dan India, yang diduga merupakan pusat keragaman jahe (Ravindran et al. 2005).
Jahe memiliki jumlah kromosom 2n=2x=22, tetapi beberapa kultivar jahe diketahui sebagai poliploid (Kubitzki, 1998). Darlington dan Ammal (1945) dalam Peter et al. (2007) melaporkan terdapat jenis Z. officinale yang memiliki jumlah kromosom sebanyak 28. Darlington dan Wylie (1955) juga menyatakan bahwa pada jahe terdapat 2 kromosom B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber dan menemukan pada seluruh spesies memiliki jumlah kromosom 2n=22. Ratnabal (1979) mengidentifikasi kariotipe 32 kultivar jahe (Z. officinale) dan menemukan seluruh kultivar jahe memiliki kromosom somatik berjumlah 22 dan ditemukan pula adanya kromosom asimetris (kromosom B) pada seluruh kultivar kecuali kultivar Bangkok dan Jorhat. Beltram dan Kam (1984) dalam Peter et al. (2007) mengobservasi 9 Zingiber spp. dan menemukan bahwa Z. officinale bersifat aneuploid (2n=24), polyploid (2n=66) dan terdapat B kromosom (2n= 22+2B). Tetapi Etikawati dan Setyawan (2000), Z. officinale kultivar jahe putih kecil (emprit), gajah dan merah memiliki jumlah kromosom 2n=32. Eksomtramage et al. (2002) mengamati jumlah kromosom 3 spesies Z. officinale asal Thailand dan menemukan 2n=2x=22. Yulianto (2010) menyatakan jumlah kromosom jahe putih dan jahe merah yakni 2n=24=22+2B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber, selain menemukan jumlah khromosom pada seluruh spesies 2n=22 juga membuktikan adanya struktur pindah silang akibat peristiwa inversi. Observasi pada fase metaphase mitosis menemukan bahwa jahe diploid (2n=2x=22) memiliki panjang kromosom rata-rata 128.02 μm dan lebar 5.82 μm. Rasio lengan kromosom terpanjang dan terpendek adalah 2.06:1, hampir 45,5% kromosom memiliki 2 lengan dan terdapat 2 kromosom yang berbeda (Zhi-min et al. 2006). Adanya variasi pada jumlah kromosom merupakan suatu mekanisme adaptasi dan pembentukan spesies pada tanaman. Hal ini juga menjadi penyebab terjadinya variasi genetik pada jahe. Selain itu ditemukannya struktur pindah silang diduga menjadi penyebab rendahnya fertilitas tepung sari yang menyebabkan pembentukan buah dan biji pada jahe jarang terjadi.
Baris 67 ⟶ 61:
'''Jahe segar'''
Selain dipasarkan dalam bentuk olahan jahe, juga dipasarkan dalam bentuk jahe segar, yaitu setelah panen, jahe dibersihkan dan dijual kepasaran.
Baris 85 ⟶ 80:
=== Oleoresin jahe ===
Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Warnanya cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%. Mengandung komponen bioaktif berupa senyawa fenolik yang dapat bertindak sebagai antioksidan, yakni gingerol, shogaol, dan zingeron. Ketiganya berpengaruh dalam pencegahan penyakit degeneratif, seperti kanker dan penyumbatan pembuluh darah <ref>{{Cite book|last=Astawan|first=Made|date=2020|title=Sehat Dengan Rempah dan Bumbu Dapur|location=Jakarta|publisher=Buku Kompas|isbn=978-623-241-372-6|url-status=live}}</ref>
== Habitat ==
[[Berkas:Extracción de tallo del Jengibre (Zingiber officinale).jpg|jmpl|Tanaman Jahe]]
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.
Baris 101 ⟶ 97:
=== Jahe merah ===
Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Bahkan digunakan pula sebagai pengawet alami di industri pangan karena memiliki aktivitas antibakteri dalam kandungannya terhadap bakteri patogen dan perusak pangan.<ref>{{Cite journal|last=Rialita|first=Tita|last2=Rahayu|first2=Winiati Pudji|last3=Nuraida|first3=Lilis|last4=Nuratama|first4=Budi|date=2015|title=Aktivitas Antimikroba Minyak Esensial Jahe Merah dan Lengkuas Merah terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Pangan|url=https://jurnal.ugm.ac.id/agritech/article/view/9418|journal=Agritech|volume=35|issue=1|pages=43-52}}</ref> Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.
== Produk jahe ==
Di masyarakat barat, ''ginger ale'' merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan Tiongkok sangat menyukai asinan jahe.<ref>{{Cite web|last=Wihman|first=Liisa|date=30 Desember 2016|title=The Story of Ginger|url=https://metropolisjapan.com/the-story-of-ginger/|website=Metropolis Japan|language=en-US|access-date=2022-02-10}}</ref> Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa dan [[Jepang]].
Di [[Indonesia]], [[sekoteng]], [[bandrek]], dan [[wedang jahe]] merupakan minuman yang digemari karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah [[pegunungan]].
== Referensi ==
Baris 116 ⟶ 112:
== Lihat pula ==
{{rempah-rempah}}
{{Taxonbar|from=Q35625}}
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Jahe| ]]
[[Kategori:Tumbuhan di Al-Qur'an]]
|