Orang Indonesia Perantauan: Perbedaan antara revisi

| image5 = NadyaPrime HutagalungMinister onof WorldMalaysia, Dato’ Sri Mohd Najib Bin Tun Abdul Razak, at Hyderabad House, in New Delhi on EconomicJanuary Forum26, China2018 2019(cropped).jpg| caption5 = [[NadyaNajib HutagalungRazak]]

| image6 = PaulNadya SomohardjoHutagalung (1975)on World Economic Forum China 2019.jpg| caption6 = [[Paul SlametNadya SomohardjoHutagalung]]

| image7 = RadjaPaul NainggolanSomohardjo (1975).JPGjpg| caption7 = [[RadjaPaul Slamet NainggolanSomohardjo]]

| image8 = RaisRadja Yatim croppedNainggolan.jpgJPG| caption8 = [[RaisRadja YatimNainggolan]]

| image9 = RanomiRais KromowidjojoYatim 2010 closeupcropped.jpg| caption9 = [[RanomiRais KromowidjojoYatim]]

| image10 = RickyRosmah YakobiMansor 2010 New Delhi (cropped).jpg| caption10 = [[RickyRosmah YacobiMansor]]

| image11 = SehatRanomi SutardjaKromowidjojo -2010 World Economic Forum on East Asia 2011closeup.jpg| caption11 = [[SehatRanomi SutardjaKromowidjojo]]

| image12 = ImamRicky Shamsi AliYakobi.jpg| caption12 = [[Syamsi Ali|ShamsiRicky AliYacobi]]

| image13 = ShamsiahSehat FakehSutardja - World Economic Forum on East Asia 2011.jpg| caption13 = [[ShamsiahSehat FakehSutardja]]

| image14 = SonitaImam Lontoh.Shamsi Ali.jpg| caption14 = [[SonitaSyamsi Ali|Shamsi LontohAli]]

|poptime = 7.000.000–8.000.000 <ref name="detik.com"/><ref name="cnnindonesia.com"/><ref name="tabloidnova.com"/>

| region1 = {{flag|Malaysia}}

| region2 = {{flag|Belanda}}

| pop2 = ±3.120.000{{Unbulleted (2019)list |class=wrap

|pop6 ref4 = 645.200 (2019) =

|ref13 pop12 = 66.084 (2020)

'''Diaspora Indonesia''' atau '''Orang Indonesia perantauan''' ({{lang-en|[[:en:Overseas Indonesians|IndonesianOverseas DiasporaIndonesians]]}}; disebut juga '''Diaspora Indonesia''') adalah orang-orang dengan keturunan Indonesia yang menetap di luar [[Indonesia]]. Istilah ini berlaku bagi orang-orang yang lahir di Indonesia dan berdarah Indonesia yang menjadi warga negara tetap di negara asing atau menetap sementara di negara asing.<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2013/08/20/ri-diaspora-expected-boost-economy.html "RI diaspora expected to boost economy"] ''The Jakarta Post'', [[20 Agustus]] 2013. Diakses 21 November 2015.</ref>

Sejak zaman dahulu banyak orang yang berasal dari berbagai [[etnis]] yang ada di Indonesia (dulu disebut [[Nusantara]]) pergi meninggalkan kampung halamannya ke berbagai wilayah mencari kehidupan yang diharapkan lebih baik. Seperti etnis [[Aceh]], [[Banjar]], [[BugisBawean]], [[JawaBugis]], [[MaduraJawa]], [[MandailingKerinci]], [[MinangkabauMadura]], dan lainnya yang keturunannya berkembang biak di tanah semenanjung, yang kemudian menjadi negara [[Malaysia]] dan [[Singapura]].<ref>{{cite web|url=http://theconversation.com/how-the-banjar-people-of-borneo-became-ancestors-of-the-malagasy-and-comorian-people-90476|website=theconversation|access-date=29 September 2019|title=How the Banjar people of Borneo became ancestors of the Malagasy and Comorian people}}</ref> Juga ada yang sampai ke [[FilipinaMandailing]], [[ThailandMinangkabau]] ([[Pattani]]), [[KambojaPalembang]], dan lainnya. Pada masa modern juga banyak warga negara Indonesia dari berbagai etnis yang pergiketurunannya keberkembang luarbiak negeridi sebagaitanah [[profesional]],Semenanjung [[akademisiMalaya]], [[mahasiswa]],yang ataukemudian tenagamenjadi kerja (dikenal dengan [[Tenaga Kerja Indonesia|TKI]]). Sebagian besar dari mereka menetap dinegara [[Malaysia]], [[Timur Tengah]],dan [[Amerika SerikatSingapura]], [[Australia]], dan lainnya.<ref name="lb"Faridah /Abdul Rashid">{{cite book

== Kewarganegaraan Gandaganda ==

Banyak orang-orang Indonesia yang merantau masih memiliki kewarganegaraan Indonesia-nya, namun [[pemerintah Indonesia]] sampai saat ini belum mengeluarkan kebijakan tentang kewarganegaraan ganda. Sedangkan negara-negara lainnya, seperti [[India]] dan [[Filipina]] memberlakukan status kewarganegaraan ganda bagi para warganya yang berkarier di luar negeri, sehingga memberi manfaat besar bagi kedua negara tersebut. Menipisnya rasa [[nasionalisme]] kadang juga menjadi isu yang diapungkan terhadap kaum diaspora yang berstatus dwi-kewarganegaraan tersebut, yang mana hal ini sebenarnya tidaklah benar karena kebanyakan penduduk diaspora banyak yang berprestasi dan berpotensi mengharumkan nama Indonesia dalam kancah dunia internasional.<ref name="detik.com"/>

Potensi besar kaum diaspora Indonesia yang tersebar di banyak negara terabaikan dalam [[tempo]] yang cukup lama. Baru pada bulan Juli 2012, atas gagasan [[Dino Patti Djalal]] ketika ia menjabat [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat|Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat]], untuk pertama kalinya dalam [[sejarah Indonesia]] diadakan ''Congress of Indonesian Diaspora'' (CID) di ''[[Los Angeles Convention Center'']]. [[Kongres]] yang dihadiri lebih dari 2000 orang diaspora Indonesia dari lima [[benua]] tersebut menghasilkan "Deklarasi Diaspora Indonesia" yang salah satu kesepakatannya adalah membangun [[komunitas]] global diaspora Indonesia yang dinamai "Jaringan Diaspora Indonesia".<ref name="swa.co.id">[http://swa.co.id/listed-articles/dino-pati-djalal-mereka-punya-kekuatan-besar-dan-luar-biasa "Dino Pati Djalal: “Mereka Punya Kekuatan Besar dan Luar Biasa”"] ''[[SWA]]'', [[29 Agustus]] 2012. Diakses [[24 November]] 2015.</ref>

* ''MinangUSA Foundation'' yang dipimpin oleh [[Dutamardin Umar]].<ref name="minangusasite">[https://sites.google.com/site/minangusasite/board-of-trustee-founder "Board of Trustees"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151120162254/https://sites.google.com/site/minangusasite/board-of-trustee-founder |date=2015-11-20 }} ''MinangUSA Foundation''. Diakses 22 November 2015.</ref>

Terdapat banyak organisasi lainnya yang bersifat lokal, seperti Rumah Minang, [[Paguyuban Pasundan]], dan lainnya yang berlokasi di [[Washington DC]] yang dihuni sekitar 13 ribu orang diaspora Indonesia. Sedangkan di [[Los Angeles]] ada komunitas diaspora Indonesia dengan populasi sekitar 40 ribu orang.<ref name="detik.com"/>

== Tokoh diaspora Indonesia yang menduniaterkenal ==

{{Main|Orang Indonesia Amerika}}

Beberapa warga negara Saudi yang tinggal di [[Makkah]] dan [[Jeddah]] adalah keturunan Indonesia. Nenek moyang mereka datang dari Indonesia melalui laut pada akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 untuk tujuan ziarah, perdagangan, dan tujuan pendidikan agama. Banyak dari mereka tidak kembali ke tanah air mereka sehingga mereka memutuskan untuk tinggal di Saudi dan keturunan mereka telah menjadi warga negara Saudi sejak saat itu. Banyak dari mereka juga menikah dengan wanita Arab lokal dan tinggal secara permanen di Saudi. Keturunan mereka saat ini bisa dikenali dengan nama keluarga ([[marga]]) mereka yang namanya tersebut berasal dari suku/daerah leluhur mereka di Indonesia, seperti yang namanya berakhiran dengan: "BugisMakassari" (Makkasar), "Banjari" (Banjar"), "Batawi" (Betawi), "Al-FelembanFalimbani" (Palembang), "FadenFadani" (Padang), "Al-Bantani" (Banten), "Al-Minangkabawi" (Minangkabau), "Bawayan" (Bawean), "Al-AndanusiAndunisi" (artinya dalam bhs arab: orang Indonesia), dll,dan lain-lain. jikaJika orang Saudi memiliki akhiran nama seperti itu, maka sudah dipastikan mereka berdarah Indonesia. Salah satunya adalah [[Muhammad Saleh Benten]], seorang politisi Saudi yang ditunjuk oleh [[Salman dari Arab Saudi|Raja Salman]] sebagai Menteri Haji dan Umrah Saudi.<ref>{{citation | title= Mohammed Saleh Benten, Menteri Arab Saudi Keturunan Banten. Ini Profilnya | publisher= Nusantarakini.com | language= Indonesian | url= http://nusantarakini.com/2017/03/01/mohammed-saleh-benten-menteri-arab-saudi-keturunan-banten-ini-profilnya/ | accessdate= 23 September 2019}}</ref>

{{Main|Orang Indonesia- di Australia}}

Sebelum pelaut Belanda dan Inggris tiba di [[Australia]], orang Indonesia dari [[Suku Makassar]], [[Sulawesi Selatan]] telah menjelajahi pantai utara Australia. Setiap tahun, para pelaut BugisMakassar berlayar ke Australia dengan menggunakan perahu [[pinisi]], Padewakang, Patorani dll. Mereka menetap di Australia selama beberapa bulan untuk berdagang sebelum kembali ke Makassar pada musim kemarau. Aktivitas ini terus berlangsung sampai tahun 1907.<ref>{{Cite book|last=Macknight, C. C. (Charles Campbell)|url=https://www.worldcat.org/oclc/2706850|title=The voyage to Marege : Macassan trepangers in northern Australia|date=1976|publisher=Melbourne University Press|isbn=0-522-84088-4|location=Carlton|oclc=2706850}}</ref>

Indonesia adalah bekas koloni [[Belanda]]. Pada awal abad ke-20, banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda. Sebagian besar dari mereka tinggal di [[Leiden]] dan aktif dalam [[Perhimpunan Indonesia]]. Selama [[Revolusi Nasional Indonesia]], banyak penduduk [[Maluku]] yang bermigrasi ke Belanda. Kebanyakan dari mereka adalah mantan tentara KNIL.<ref>{{cite journal |last1=van Amersfoort |first1=H. |title=Immigration and the formation of minority groups: the Dutch experience 1945-1975 |publisher=Cambridge University Press |date=1982}}</ref><ref>{{cite journal |last1=Sjaardema |first1=H. |title=One View on the Position of the Eurasian in Indonesian Society |url=https://archive.org/details/sim_journal-of-asian-studies_1946-02_5_2/page/172 |journal=The Journal of Asian Studies |date=1946 |pages=172–175 |doi=10.2307/2049742 |volume=5 |issue=2 |jstor=2049742}}</ref><ref>{{cite book |last1=Bosma |first1=U. |title=Post-colonial Immigrants and Identity Formations in the Netherlands |date=2012 |publisher=Amsterdam University Press |pages=198}}</ref> Akibatnya, sekitar 12.500 orang Indonesia menetap di Belanda. [[Giovanni Van Bronckhorst]], [[Denny Landzaat]], [[Roy Makaay]], [[Mia Audina]], dan [[Daniel Sahuleka]] adalah orang-orang terkenal keturunan Indonesia di Belanda.

Terdapat sekitar 39.000 warga negara Indonesia di Qatar menurut [[Kedutaan Besar Republik Indonesia di Doha|Kedutaan Besar Republik Indonesia]] di negara tersebut.<ref name="Snojqatar">{{cite web|last=Snoj |first=Jure |url=http://www.bqdoha.com/2013/12/population-qatar |title=Population of Qatar |publisher=Bqdoha.com |date=18 Desember 2013 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20131222095738/http://www.bqdoha.com/2013/12/population-qatar |archive-date=22 Desember 2013}}</ref>

{{Main|Orang Jawa Suriname}}

* {{cite journal|last=Ford|first=Michele|title=Indonesian women as export commodity: notes from Tanjung Pinang|journal=Labour and Management in Development Journal|year=2001|url=http://dspace.anu.edu.au/bitstream/1885/41831/2/2-5-mford.pdf|access-date=9 Januari 2007|language=en|archive-date=2005-07-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20050722202629/http://dspace.anu.edu.au/bitstream/1885/41831/2/2-5-mford.pdf|dead-url=yes}}