Bibel, Qur'an dan Sains Modern: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nasr7 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 25:
 
== Mendukung Al Qur'an ==
Bucaille percaya bahwa pemerian Qur'an mengenai gejala-gejala alamiah membuatnya kompatibel dengan ilmu pengetahuan modern. Bucaille menyimpulkan bahwa Qur'an adalah perkataan-perkataan [[Allah]].
<Blockquote>''Bahkan mereka mengatakan "Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu". (Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar —'' Hūd - 13</Blockquote>
 
*Kantor Berita MINA - Damai di Palestina, Damai di Dunia*
Bucaille menyimpulkan bahwa Qur'an adalah perkataan-perkataan [[Allah]].
 
Di antara tulisannya ialah:
:"<Blockquote>''Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan''." [QS— An Naml - 27:88]</Blockquote>
Bucaille menjelaskan bahwa ternyata gunung-gunung bersama dengan lempeng bumi bergerak. Jadi ayat Al Qur'an di atas sesuai dengan ilmu pengetahuan.
 
Baris 43 ⟶ 47:
 
== Sanggahan ==
Pendangan Maurice Bucaille yang mencocokkan fakta dengan agama ("concordist theories") menghadapi sejumlah kritikan. William F. Campbell menyatakan bahwa Maurice Bucaille tidak mengevaluasi Qur’an dengan standar yang sama dengan yang dipakainya untuk menilai Alkitab. Sesungguhnya, Bucaille menuntut agar Alkitab sesuai dengan bahasa ilmiah abad ke-20, sedangkan ia menerima bahwa Qur’an tidak ditulis dengan semangat ilmiah yang demikian, karena Qur’an, menurut tulisan Bucaille sendiri: “dinyatakan dalam bahasa yang sesuai untuk petani atau pengelana di semenanjung Arab”.<ref>{{harvsp|William F. Campbell|1994|p=32.}}</ref> Dengan demikian, ia mengklaim Bucaille tidak obyektif.<ref>{{harvsp|William F. Campbell|1994|p=29.}}</ref>
 
Kritikus sastra, Sameer Rahim, menulis di ''[[The Daily Telegraph]]'', bahwa "klaim-klaim (Bucaille) dianggap sebagai lelucon oleh para ilmuwan dan teolog mutakhir".<ref name="tt20101008">{{cite news|title=Pathfinders: The Golden Age of Arabic Science by Jim al-Khalili: review|url=http://www.telegraph.co.uk/culture/books/bookreviews/8048372/Pathfinders-The-Golden-Age-of-Arabic-Science-by-Jim-al-Khalili-review.html|newspaper=The Telegraph|date=8 Oct 2010|author=Sameer Rahim}}</ref>
 
Pendangan Maurice Bucaille yang mencocokkan fakta dengan agama ("concordist theories") menghadapi sejumlah kritikan. William F. Campbell menyatakan bahwa Maurice Bucaille tidak mengevaluasi Qur’an dengan standar yang sama dengan yang dipakainya untuk menilai Alkitab. Sesungguhnya, Bucaille menuntut agar Alkitab sesuai dengan bahasa ilmiah abad ke-20, sedangkan ia menerima bahwa Qur’an tidak ditulis dengan semangat ilmiah yang demikian, karena Qur’an, menurut tulisan Bucaille sendiri: “dinyatakan dalam bahasa yang sesuai untuk petani atau pengelana di semenanjung Arab”.<ref>{{harvsp|William F. Campbell|1994|p=32.}}</ref> Dengan demikian, ia mengklaim Bucaille tidak obyektif.<ref>{{harvsp|William F. Campbell|1994|p=29.}}</ref>
 
== Referensi ==