Suku Mandailing: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membalikkan revisi 18733248 oleh 114.125.190.87 (bicara) Tag: Pembatalan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(72 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kelompok etnik|
|group= Batak Mandailing <br/> ''Halak Mandailing'' <br/> {{btk|ᯄᯞᯄ᯦᯲ᯔᯉ᯲ᯑᯤᯞᯪᯰ}}
|image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>[[Berkas:Abdul Haris Nasution.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Anggota Wantimpres Adnan
<td>[[Berkas:Darmin Nasution cropped.png|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Bobby Nasution, Wali Kota Medan.jpg|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Abdul Haris
<td><small><div style="line-height:1em">[[Adnan Buyung Nasution]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Darmin Nasution]]</small></td>
Baris 35 ⟶ 36:
<td><small><div style="line-height:1em">[[Rusli Nasution]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Saud Usman Nasution]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Sholeh Mahmoed|Sholeh Mahmoed Nasution]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Adnan Lubis]]</small></td>
</tr>
Baris 58 ⟶ 59:
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Erwin Hudawi Lubis]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Fatin Shidqia|Fatih Shidqiah Lubis]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Husin Lubis|Amir Husin Lubis]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Olivia Jensen|Olivia Lubis Jensen]]</small></td>
</tr>
</table>
Baris 71 ⟶ 72:
|date =
|year =2003
|url =https://archive.org/details/indonesiaspopula0000sury
|accessdate =
|isbn = 9812302123}}</ref>
|region1 = [[
|pop1 =
|region2 = [[
|pop2 =
|region3 = [[Riau]]
|pop3 =
|region4 = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]]
|pop4 =
|region5 = [[Kepulauan Riau]]
|pop5 =
|region6 =
|pop6 =
|population =
|langs= [[Bahasa Mandailing|Bahasa Batak Mandailing
|rels= {{hlist
||[[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam]] 99%
|[[Berkas:Christian cross.svg|10px]] [[Kekristenan|Kristen]] 1%}}
|related={{hlist
|[[Suku Batak Angkola|Batak Angkola]]
|[[Suku Batak Toba|Batak Toba]]
|[[Orang Minangkabau|Minangkabau]]
|[[Suku Melayu|Melayu]]
}}}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van een lokale bestuurder in Pakantan TMnr 10017129.jpg|jmpl|Sopo Godang Pakantan.]]▼
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bruidspaar uit Pakantan Tapanuli Noord-Sumatra TMnr 10002962.jpg|jmpl|Foto pasangan Mandailing dari daerah [[Pakantan, Mandailing Natal|Pakantan]], [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing Natal]]. ]]
'''Batak Mandailing''' merupakan salah satu kelompok [[Kelompok etnik|etnik]] pribumi yang menghuni daerah selatan Provinsi [[Sumatera Utara]]. Mereka pernah berada di bawah pengaruh Kaum [[Kaum Padri|Padri]] dari [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], sehingga secara kultural etnis ini dipengaruhi oleh budaya agama [[Islam]].<ref name=Dobbin>Christine Dobbin, Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy: Central Sumatra, 1784–1847; 1983</ref> Sebagian kecil etnis ini juga bermukim di [[Selangor]] dan [[Perak]], [[Malaysia Barat|Semenanjung Malaysia]].
▲[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van een lokale bestuurder in Pakantan TMnr 10017129.jpg|jmpl|Sopo Godang Pakantan]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM
Secara etimologi, nama Mandailing berasal dari kata "Mandala Holing", yakni sebuah federasi yang pernah hadir di daerah [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]] pada abad ke-12. Kata ini tertera dalam Surat Tumbaga Holing (Serat Tembaga Kalinga). Sebagian sosiolog juga berpendapat bahwa asal kata Mandailing berasal dari kata "mande hilang" dari bahasa [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]] yang berarti "ibu yang hilang".<ref name=Nasution>Edi Nasution, Tulila: muzik bujukan Mandailing, 2007</ref>
Dalam catatan Serat Tembaga Kalinga, bahwa dahulu di abad ke-12 pernah berdiri sebuah kerajaan di daerah Mandailing yang merupakan salah satu dari federasi Kerajaan [[Kerajaan Kalingga|Kalingga]]. Wilayah kerajaan tersebut terbentang dari [[Portibi, Padang Lawas Utara|Portibi]] hingga ke [[Panyabungan, Mandailing Natal|Panyabungan]]. Dalam Kitab [[Kakawin Nagarakretagama|Nagarakertagama]] karya [[Empu Prapañca]] disebutkan bahwa ekspedisi [[Majapahit]] telah mencapai wilayah Mandailing pada tahun 1365.<ref>Basyral Hamidy Harahap, Derap Langkah Mandailing-Natal, 1997</ref>
Pemukiman pertama etnis Mandailing diperkirakan berada di sepanjang Sungai [[Sungai Batang Gadis|Batang Gadis]], yang berhulu di Gunung [[Gunung Kulabu|Kulabu]] dan bermuara di Samudra [[Hindia]]. Hal ini juga berdasarkan riwayat marga-marga di Mandailing yang mengaitkan kehidupan nenek moyang mereka di sungai ini. Seperti marga [[Lubis]] yang merupakan keturunan Si Baitang dan Silangkitang, serta marga [[Nasution]] yang berasal dari [[Si Baroar Nan Sakti|Si Baroar]]. Begitu juga dengan riwayat marga [[Rangkuti]] dan [[Pulungan]] yang menyatakan bahwa asal mereka dari hilir Sungai Batang Gadis. Kelompok-kelompok masyarakat ini dipimpin oleh kepala etnis yang bersifat otonom, sehingga mereka memiliki aturan adat masing-masing.<ref>Abbas Pulungan, Perkembangan Islam di Mandailing, 2007</ref> Di kawasan Mandailing Julu, banyak bermukim dan menjadi tempat asal marga Lubis, sedangkan di kawasan Mandailing Godang dihuni oleh kelompok marga Nasution, Rangkuti, dan Pulungan.
▲== Sejarah & Etimologi ==
Pada paruh pertama abad ke-19, Perang [[Perang Padri|Padri]]
▲[[Perang Padri]], yang berlokasi di [[Sumatra Barat]] dan menyebar luas di [[Sumatra Timur]] antara tahun 1803 hingga 1838, menyebabkan perpindahan besar-besaran suku Mandailing dari tempat asalnya ke [[Malaysia Barat]]. Kelompok tersebut dipimpin oleh Raja Asal, maharaja dari Mandailing dan keponakannya Raja Bilah. Bersama dengan Sutan Puasa, mereka terlibat dalam Perang Klang antara tahun 1866 hingga 1873.<ref name=mandailings>Abdul-Razzaq Lubis and Khoo Salma Nasution. ''Raja Bilah and the Mandailings in Perak: 1875–1911''. Kuala Lumpur: Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society (MBRAS), 2003.</ref>
Setelah Belanda berhasil menaklukkan pasukan [[Perang Padri|Padri]], wilayah Mandailing dimasukkan ke dalam bagian administrasi [[Pesisir Barat Sumatra|Sumatra's Westkust]] yang berpusat di [[Kota Padang|Padang]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=5Wh_DwAAQBAJ&pg=PA56&dq=1837+%22Sumatra's+Westkust%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj_5Ivro6fqAhUCfX0KHfsJAL8Q6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=1837%20%22Sumatra's%20Westkust%22&f=false|title=PENERBITAN MINANGKABAU MASA KOLONIAL: Sejarah Penerbitan Buku di Fort de Kock (Bukittinggi) 1901-1942|last=Fadila|first=Zikri|date=2018|publisher=Gre Publishing|isbn=978-602-7677-59-3|language=id}}</ref> Di pertengahan abad ke-19, Belanda mendirikan benteng pertahanan di Singengu dan Kotanopan. Hingga pendudukan [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|Jepang]], [[Hindia Belanda|Belanda]] hanya menempatkan seorang kontroler di Mandailing, yakni di [[Kotanopan, Mandailing Natal|Kotanopan]].
▲== Wilayah ==
== Marga ==
{{Utama|Marga Mandailing}}
{{Col|2}}
#Babiat
#Batubara
#Baumi
#Dalimunte
#Daulay
#Harahap
#Hasibuan
#Lintang
#Lubis
#Mardia
#Matondang
#Nasution
#Parinduri
#Pulungan
#Rambe
#Rangkuti
#Tanjung
{{EndDiv}}
==
Masyarakat Mandailing hampir seluruhnya memeluk agama [[Islam]] yang mendapatkan pengaruh dari [[Kaum Padri]] pada abad ke-19.<ref>Ustad Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara, 2016</ref> Seperti halnya mayoritas masyarakat Nusantara, etnis ini menganut [[mazhab Syafi'i]].
Sebagian kecil masyarakat Mandailing ada juga yang memeluk agama [[Kekristenan|Kristen]]. Ajaran agama Kristen di wilayah Mandailing pertama berada di daerah [[Pakantan, Mandailing Natal|Pakantan]] yang dibawa oleh penginjil dari [[Swiss]] dan [[Rusia]] pada tahun 1821. Oleh karenanya, gereja tertua di [[Tapanuli]] terletak di [[Huta Bargot, Mandailing Natal|Huta Bargot]]. Masyarakat Kristen Mandailing saat ini hanya sekitar ± 1%, dan hampir semua masyarakat Mandailing Kristen bersinode di [[Gereja Kristen Protestan Angkola]], yang bersamaan dengan masyarakat [[Suku Batak Angkola|Batak Angkola]] yang beragama Kristen. Hal ini dikarenakan ada beberapa kesamaan budaya antara Angkola dan Mandailing yang memungkinkan orang-orang Angkola dan Mandailing Kristen berada di bawah sinode Gereja yang sama.
== Kontroversi ==
Pelabelan [[Suku Batak|Batak]] terhadap etnis Mandailing umumnya tak dapat diterima oleh sebagian orang dari etnis ini. Beberapa orang menganggap etnis Mandailing memiliki ikatan darah, nasab, bahasa, aksara, sistem sosial, kesenian, adat, serta kebiasaan tersendiri yang berbeda dengan Batak. Meski sebagian masih mengakui dirinya bagian dari suku Batak.<ref name=tradebatak>{{cite web| author = Leonard Y. Andaya| title = The Trans-Sumatra Trade and the Ethnicization of the 'Batak'| publisher = KITLV| date = 2002| url = http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/viewFile/3113/3874| format = [[PDF]]| accessdate = 26 Oktober 2015| archiveurl = https://web.archive.org/web/20120302191414/http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/viewFile/3113/3874| archivedate = 2 Maret 2012 }}</ref>
== Referensi ==
{{
== Bacaan terkait ==
Baris 137 ⟶ 155:
{{Suku Bangsa Batak}}
{{Suku bangsa di Indonesia}}
▲{{Suku-Batak-stub}}
[[Kategori:
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra Utara|Batak Mandailing]]▼
[[Kategori:Batak Mandailing]]
[[Kategori:
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia]]
|