Penyatuan Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Penyatuan Jerman": Perlindungan sebagian bawaan untuk semua AP. ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya))
k Tidak jelas kenapa diberi tanda kurung, vandal?
 
(13 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{about|penyatuan tahun 1871|penyatuan [[Jerman Barat]] dan [[Jerman Timur|Timur]] tahun 1990|Penyatuan kembali Jerman}}
[[Berkas:Deutsches Reich 1871-1918.png|325pxupright=1.6|jmpl|ka|alt=Peta Eropa tengah yang menunjukkan 26 wilayah yang akan menjadi bagian dari [[Kekaisaran Jerman]] bersatu pada tahun 1891. Prusia yang berbasis di timur laut mendominasi wilayah Kekaisaran Jerman (sekitar 40% wilayah kekaisaran).|Kekaisaran Jerman 1871–1918. Wilayah [[Kekaisaran Austria]] yang berbahasa Jerman tidak termasuk, sehingga negara ini mewakili solusi '''[[Permasalahan Jerman|Jerman kecil]]''' (''Kleindeutsch'').]]
[[Berkas:Wernerprokla.jpg|jmpl|upright=1.676|18 Januari 1871: Proklamasi [[Kekaisaran Jerman]] di [[Balai Cermin (Istana Versailles)|Balai Cermin]] [[Istana Versailles]]. [[OttoRaja vonPrusia, Bismarck|Bismarck]]Wilhelm berpakaian putih. Adipati Agung BadenI (berdiri di samping Wilhelm. Putra Mahkota Friedrichpanggung, nantinyadepan menjaditengah) [[Frederickdinobatkan III,sebagai Kaisar Jerman|Friedrich III]], berdiri di sebelah kanan ayahnya. Lukisan dibuat oleh [[Anton von Werner]]pertama.]]
 
'''Penyatuan [[Jerman]]''' menjadi sebuah [[negara bangsa]] yang terintegrasibersatu secaradalam politik dan administratif secara resmipemerintahan berlangsungdiproklamasikan pada 18 Januari 1871 di [[Balai Cermin (Istana Versailles)|Balai Cermin]] [[Istana Versailles]] di [[Prancis]]. Pangeran-Sejumlah pangeran negara-negara Jerman yang sebelumnya berdaulat atas negaranya masing-masing berkumpul untuk memproklamirkanmenobatkan Raja [[Prusia]], [[Wilhelm I, Kaisar Jerman|Wilhelm I]] darisebagai [[PrusiaKekaisaran Jerman|Kaisar Jerman]] sebagaipertama. KaisarPenobatan Wilhelmini dariterjadi [[Kekaisaransetelah aliansi negara-negara berbahasa Jerman]] setelahmengalahkan Prancis menyerah dalam [[Perang Prancis-Prusia]]. Transisi ''de facto'' sebagian besar penduduk berbahasa Jerman menjadi negara-negara yang tergabung dalam (kon)federasikonfederasi telah berlangsung secara tidak resmi melalui aliansi resmi dan tidak resmi para penguasa — tetapi tanpa kemajuan yang berarti, karena kepentingan pribadi penguasa menghambat proses penyatuan selama hampir satu abad setelah pembubaran [[Kekaisaran Romawi Suci]] (1806) dan kebangkitan [[nasionalisme Jerman]] selama era [[peperangan era Napoleon|peperangan Napoleon]].
 
Penyatuan ini menimbulkan ketegangan akibat perbedaan religius, linguistik, sosial, dan budaya penduduk Kekaisaran Jerman, sehingga peristiwa tahun 1871 hanya merupakan satu momen dalam serangkaian proses penyatuan yang lebih besar. Sebelumnya, [[Kaisar Romawi Suci]] sering kali disebut "Kaisar seluruh Jerman ", dan di Kekaisaran, anggota bangsawan tinggi disebut "Pangeran-Pangeran Jerman", sebab wilayah-wilayah berbahasa Jerman yang sebelumnya disebut [[Francia Timur]] terorganisasi menjadi kerajaan-kerajaan kecil sebelum bangkitnya [[Karel yang Agung]] (800 M). Karena wilayah tersebut memiliki relief yang bergunung-gunung, muncul perbedaan budaya, pendidikan, bahasa, dan agama di antara [[warga]] yang saling terisolasi. Namun, Jerman pada abad ke-19 menikmati kemajuan transportasi dan komunikasi yang menghubungkan rakyatnya dalam budaya yang lebih besar.
 
Kekaisaran Romawi Suci, yang meliputi lebih 500 negara merdeka, secara resmi dibubarkan ketika Kaisar [[Franz II, Kaisar Romawi Suci|Franz II]] turun dari tahta (6 Agustus 1806) selama [[Perang Koalisi Ketiga]]. Walaupun pembubaran Kekaisaran mengakibatkan gangguan hukum, administratif, dan politik, penduduk wilayah berbahasa Jerman di Kekaisaran tersebut memiliki bahasa, budaya, dan tradisi hukum bersama yang semakin diperkuat oleh pengalaman bersama selama [[Perang Revolusi Prancis]] dan [[Peperangan era Napoleon|Peperangan Napoleon]]. Namun, masing-masing negara merdeka tersebut memiliki kelas penguasa, asosiasi feudal, tradisi, dan hukum tersendiri. Selain itu, terdapat kecenderungan untuk menolak perubahan karena para bangsawan ingin mempertahankan kekuasaan mereka. [[Liberalisme Eropa]] menjadi dasar intelektual penyatuan Jerman karena menentang model organisasi politik dan sosial yang [[absolutisme|absolutis]] dan [[dinasti]]k; liberalisme Jerman menekankan pentingnya kesatuan tradisi, pendidikan, dan bahasa. Sementara itu, dalam bidang ekonomi, pendirian ''[[Zollverein]]'' ([[serikat pabean]]) Prusia pada tahun 1818 yang meliputi negara-negara [[Konfederasi Jerman]] mengurangi kompetisi di dalam dan antar negara. Kemajuan transportasi memfasilitasi kunjungan bisnis dan wisata, sehingga mendorong kontak dan juga konflik antar penutur bahasa Jerman.
Baris 23 ⟶ 24:
* 1866: Bismarck menuduh [[Kekaisaran Austria]] berada di balik kekacauan yang terjadi di [[Schleswig]]. Tentara Prusia kemudian merangsek masuk ke wilayah Holstein dan mengambil alih kekuasaan di sana. Austria marah dan mendeklarasikan perang terhadap Prusia, sehingga memicu [[Perang Austria-Prusia]] (atau biasa disebut sebagai [[Perang Tujuh Minggu]]). Austria kalah dalam perang ini. Dalam [[Perjanjian Praha (1866)]], [[Konfederasi Jerman]] secara resmi dibubarkan. Prusia membentuk [[Konfederasi Jerman Utara]] yang mencakup seluruh negara Jerman kecuali negara-negara pro-Prancis seperti [[Bayern]], [[Baden]], dan [[Württemberg]].
* 1870: Ketika Kaisar Prancis [[Napoleon III]] meminta paksa kekuasaan atas wilayah Rheinland sebagai balas jasa atas sikap netralnya dalam perang Austria-Prusia, Bismarck malah memasukkan negara-negara Jerman di selatan ke dalam konfederasinya. Ini menimbulkan kemarahan Prancis yang segera menyatakan perang terhadap Prusia.
* 1871: [[Perang Prancis-Prusia]] berakhir dengan kemenangan tentara Prusia yang berhasil menguasai [[Paris]], ibu kota [[Kekaisaran Prancis Kedua]]. Bayern, Baden, dan Württemberg yang semula di bawah pengaruh Paris pun dipaksa bergabung dengan [[Konfederasi Jerman Utara]] melalui [[Perjanjian Frankfurt (1871)]]. Bismarck memproklamirkan Raja Wilhelm III sebagai pemimpin negara Jerman bersatu yang baru, yang disebtudisebut sebagai [[Reich Jerman]]. Karena ibu kotanya dikuasai pasukan asing, [[Napoleon III]] membubarkan Kekaisaran Prancis dan sebuah republik baru, [[Republik Prancis Ketiga]], berdiri di bawah kepemimpinan [[Adolphe Thiers]].
 
== Eropa Tengah berbahasa Jerman pada awal abad ke-19 ==
Baris 93 ⟶ 94:
 
=== Geografi, patriotisme, dan bahasa ===
Karena perjalanan menjadi lebih murah, cepat, dan mudah, orang-orang Jerman mulai melihat faktor penyatu lain selain bahasa. [[Grimm Bersaudara]], yang telah menyusun sebuah kamus besar yang disebut ''Der Grimm'', juga mengumpulkan cerita rakyat dan fabel yang menunjukkan kemiripan di antara wilayah-wilayah berbahasa Jerman yang berbeda-beda.<ref>''The Brothers Grimm online.'' [http://www.pitt.edu/~dash/grimm.html#jointpublications Joint Publications].</ref> [[Karl Baedeker]] menulis buku panduan berbagai kota dan wilayah di Eropa Tengah, menunjukkan tempat untuk tinggal dan dikunjungi, serta memaparkan sejarah singkat kastil, medan pertempuran, bangunan ternama, dan tokoh terkenal. Di panduannya juga terdapat jarak, jalan yang perlu dihindari, dan jalur ''hiking'' yang dapat dilewati.<ref>{{de icon}} Hans Lulfing, [http://mdz10.bib-bvb.de/~db/0001/bsb00016233/images/index.html?seite=536 ''Baedecker, Karl] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180916235128/http://mdz10.bib-bvb.de/~db/0001/bsb00016233/images/index.html?seite=536 |date=2018-09-16 }}, Neue Deutsche Biographie (NDB). Band 1, Duncker & Humblot, Berlin 1953, p. 516 f.</ref>
 
Penyair Jerman [[August Heinrich Hoffmann von Fallersleben]] tidak hanya mengekspresikan kesatuan linguistik bangsa Jerman, tetapi juga kesatuan geografisnya. Dalam karyanya ''Deutschland, Deutschland über Alles'' (yang secara resmi disebut ''[[Das Lied der Deutschen]]'', "''Lagu Bangsa Jerman''"), Fallersleben menyerukan kepada penguasa-penguasa negara-negara Jerman untuk mengakui karakteristik penyatu bangsa Jerman.<ref>{{de icon}} Peter Rühmkorf, Heinz Ludwig Arnold, ''Das Lied der Deutschen'' Göttingen: Wallstein, 2001, ISBN 3-89244-463-3, hlm. 11–14.</ref> Lagu-lagu patriotik lain seperti "[[Die Wacht am Rhein]]" ("Penjaga di Rhein") oleh [[Max Schneckenburger]] mulai memusatkan perhatian pada ruang geografis, dan tidak membatasi "kejermanan" pada bahasa bersama. Schneckenburger menulis "Penjaga di Rhein" sebagai tanggapan patriotik khusus terhadap pernyataan Prancis bahwa sungai Rhein adalah batas timur "alami" Prancis. Dalam refrainnya, ia menulis "kepada tanah air, istirahatkan pikiranmu / Penjaga berdiri di sungai Rhein". Puisi patriotik lain seperti "Das Rheinlied" ("Lagu Sungai Rhein") karya Nicholaus Becker menyerukan kepada bangsa Jerman untuk mempertahankan wilayah mereka. Pada tahun 1807, [[Alexander von Humboldt]] menyatakan bahwa karakter nasional mencerminkan pengaruh geografis, sehingga mengaitkan wilayah dengan rakyatnya. Bersamaan dengan gagasan ini, pergerakan untuk melestarikan benteng-benteng kuno dan situs bersejarah muncul, dan pergerakan ini berfokus di Rheinland, tempat terjadinya banyak konfrontasi dengan Prancis dan Spanyol.<ref>Raymond Dominick III, ''The Environmental Movement in Germany'', Bloomington, Indiana University, 1992, hlm. 3–41.</ref>
Baris 111 ⟶ 112:
=== Liberalisme dan tanggapan terhadap masalah ekonomi ===
 
[[Berkas:Sonderbriefmarke-175 Jahre Hambacher Fest.jpg|jmpl|ka|Perangko tahun 2007 yang merayakan 175 tahun Festival Hambach.]]
Beberapa faktor lain mempersulit kebangkitan [[nasionalisme]] di negara-negara Jerman. Faktor buatan manusia meliputi persaingan politik antar anggota konfederasi Jerman, terutama antara Austria dan Prusia, dan persaingan sosial-ekonomi antar kepentingan komersial, pedagang, aristokratik, dan pemilik tanah lama. Faktor alami meliputi kekeringan besar pada awal tahun 1830-an, dan lagi pada tahun 1840-an, dan krisis makanan pada tahun 1840-an. Kesulitan lain muncul akibat industrialisasi: ketika orang mencari pekerjaan, mereka meninggalkan desa dan kota kecil untuk bekerja di kota, dan hanya kembali selama satu setengah hari pada akhir pekan.<ref>David Blackbourn, ''Marpingen: apparitions of the Virgin Mary in nineteenth-century Germany.'' New York, 1994.</ref>
 
Baris 145:
</blockquote>
 
Penyatuan di bawah kondisi tersebut memicu permasalahan diplomatik yang mendasar. Kemungkinan penyatuan Jerman (atau [[penyatuan Italia|Italia]]) akan mengubah sistem [[lingkup pengaruh]] yang didirikan pada tahun 1815 oleh Kongres Wina. Perancang utama konvensi tersebut, [[Klemens Wenzel, Pangeran von Metternich|Metternich]], [[Robert Stewart, Viscount Castlereagh|Castlereagh]], dan [[Alexander I dari Rusia|Tsar Alexander]] (dengan sekretaris luar negerinya [[Karl Nesselrode]]), telah mengorganisasi Eropa berdasarkan keseimbangan di antara empat "[[kekuatan besar|"kekuatan besar"]]": Britania Raya, Prancis, Rusia, dan Austria, yang masing-masing memiliki lingkup pengaruh tersendiri. Lingkup Prancis meliputi Semenanjung Iberia dan sebagian negara-negara Italia. Rusia berpengaruh di wilayah-wilayah timur Eropa Tengah dan menjadi penyeimbang di Balkan. Lingkup Austria terdiri dari wilayah-wilayah Eropa Tengah yang sebelumnya menjadi bagian dari [[Kekaisaran Romawi Suci]]. Sementara itu, lingkup Britania meliputi wilayah dunia lainnya, terutama lautan.<ref>Zamoyski, hlm. 100–115.</ref>
 
Sistem lingkup pengaruh ini bergantung pada perpecahan Jerman dan Italia. Akibatnya, Jerman yang bersatu memicu permasalahan baru. Pada saat itu belum ada definisi yang dapat memastikan siapa itu orang Jerman dan seberapa luas wilayahnya. Selain itu, masih belum pasti siapa yang dapat memimpin dan mempertahankan "Jerman". Berbagai kelompok mengusulkan solusi yang berbeda. Dalam solusi ''[[Kleindeutschland]]'' ("Jerman Kecil"), negara-negara Jerman akan disatukan di bawah kepemimpinan [[Wangsa Hohenzollern|Hohenzollern Prusia]], sementara usulan ''[[Kleindeutschland dan Großdeutschland|Grossdeutschland]]'' ("Jerman Raya") menginginkan agar negara-negara Jerman bersatu di bawah kepemimpinan [[Monarki Habsburg|Habsburg Austria]]. Kontroversi ini, yang merupakan fase akhir perdebatan [[dualisme Jerman]] yang mendominasi politik negara-negara Jerman dan diplomasi Austria-Prusia semenjak pendirian [[Kerajaan Prusia]] pada tahun 1701, akan semakin memanas dalam dua puluh tahun berikutnya.<ref>Blackbourn, ''The long nineteenth century'', hlm. 160–175.</ref>
Baris 158:
[[Berkas:BismarckRoonMoltke.jpg|jmpl|Pertemuan antara kepemimpinan politik dan diplomasi oleh Bismarck (sebelah kiri), reorganisasi angkatan bersenjata dan teknik pelatihannya oleh [[Albrecht von Roon]] (tengah), dan perancangan ulang asas-asas operasional dan strategis oleh [[Helmuth von Moltke yang Tua|Helmuth von Moltke]] (kanan) menjadikan Prusia salah satu negara terkuat di Eropa pada tahun 1860-an.]]
 
Raja [[Friedrich Wilhelm IV]] menderita [[strokestrok]] pada tahun 1857 dan tidak dapat lagi memerintah, sehingga saudaranya [[Wilhelm I, Kaisar Jerman|Wilhelm]] menjadi pangeran yang berkuasa di Prusia pada tahun 1858. Sementara itu, [[Helmuth von Moltke yang Tua|Helmuth von Moltke]] menjadi kepala [[Staf Umum Prusia]] pada tahun 1857, dan [[Albrecht von Roon]] diangkat sebagai [[Menteri Perang Prusia]] pada tahun 1859.<ref>Holt, hlm. 27.</ref> Perubahan kekuasaan dalam tubuh militer Prusia ini berdampak besar. Von Roon dan Wilhelm (yang tertarik akan struktur militer) mulai mereorganisasi angkatan bersenjata Prusia, sementara Moltke merancang ulang pertahanan strategis Prusia dengan melancarkan komando operasional. Reformasi angkatan bersenjata Prusia (terutama cara membayar gaji tentara) mengakibatkan [[krisis konstitusional]] pada awal tahun 1860 karena parlemen dan Wilhelm - melalui menteri perangnya - sama-sama ingin mengontrol anggaran militer. Wilhelm, yang dimahkotai sebagai Raja Wilhelm I pada tahun 1861, mengangkat [[Otto von Bismarck]] menjadi [[Presiden Menteri Prusia]] pada tahun 1862. Bismarck menyelesaikan krisis ini dengan solusi yang memihak menteri perang.<ref>Holt, hlm. 13–14.</ref>
 
[[Perang Krimea]] pada tahun 1854–55 dan [[Perang Kemerdekaan Italia Kedua|Perang Italia 1859]] mengacaukan hubungan antara Britania Raya, Prancis, Austria, dan Rusia. Setelah peristiwa tersebut, dampak dari perancangan ulang von Moltke, restrukturisasi angkatan bersenjata von Roon dan Wilhelm, serta diplomasi Bismarck memengaruhi penyusunan kembali keseimbangan kekuatan di Eropa. Agenda gabungan mereka menjadikan Prusia sebagai kekuatan Jerman utama melalui kemenangan diplomasi - yang didukung oleh kekuatan militer Prusia - dan konservatisme internal yang dibatasi oleh pragmatisme, yang dikenal dengan julukan ''[[Realpolitik]]''.<ref>Blackbourn, ''Long Century'', hlm. 175–179.</ref>
Baris 205:
Perjanjian perdamaian perlu segera ditandatangani agar Rusia tidak campur tangan untuk membantu Austria.<ref>Taylor, ''Bismarck'', hlm. 87–88.</ref> Prusia mencaplok [[Kerajaan Hannover|Hannover]], [[Elektorat Hesse|Hesse-Kassel]], [[Kadipaten Nassau|Nassau]], dan [[Kota Bebas Frankfurt|Frankfurt]]. [[Kadipaten Agung Hesse|Hesse Darmstadt]] kehilangan sebagian wilayahnya, tetapi kedaulatannya masih tetap ada. Negara-negara di sebelah selatan sungai [[Main (sungai)|Main]] (Baden, Württemberg, dan Bayern) menandatangani perjanjian terpisah yang mengharuskan mereka membayar ganti rugi dan membentuk persekutuan dengan Prusia, sehingga memasukkan mereka ke dalam lingkup pengaruh Prusia. Austria dan sebagian besar sekutunya dikecualikan dari [[Konfederasi Jerman Utara]].<ref>Sheehan, hlm. 910.</ref>
 
Berakhirnya dominasi Austria atas negara-negara Jerman mengalihkan perhatian Austria ke wilayah [[Balkan]]. Pada tahun 1867, kaisar Austria [[Franz Joseph I dari Austria|Franz Joseph]] menerima penetapan ([[Kompromi Austria-HongariaHungaria 1867]]) yang memberi wilayah HongariaHungaria status yang sama dengan wilayah Austria, sehingga berdirilah [[Dwimonarki]] [[Austria-HongariaHungaria]]<ref>Sheehan, hlm. 905–910.</ref> [[Perdamaian Praha (1866)]] menawarkan syarat-syarat yang lebih ringan kepada Austria, yang merestrukturisasi hubungan Austria denganItalia; walaupun tentara Austria lebih berhasil dalam peperangan melawan Italia, Austria kehilangan provinsi [[Kerajaan Lombardia-Venesia|Venesia]]. Habsburgs menyerahkan Venesia kepada Prancis, yang kemudian secara resmi menyerahkan wilayah tersebut kepada Italia.<ref>Rosita Rindler Schjerve ''Diglossia and Power: Language Policies and Practice in the Nineteenth Century Habsburg Empire'', 2003, ISBN 3-11-017653-X, hlm. 199–200.</ref> Rakyat Prancis tidak menyukai kemenangan Prusia dan meminta ''Revanche pour Sadová'' ("balas dendam untuk Sadova"). Hal ini menggambarkan sentimen anti-Prusia di Prancis - masalah yang akan semakin menguat dalam bulan-bulan menjelang [[Perang Prancis-Prusia]].<ref>Bridge and Bullen, ''The Great Powers and the European States System 1814–1914''.</ref> Perang Austria-Prusia juga merusak hubungan Prusia dengan pemerintahan Prancis. Dalam sebuah pertemuan di [[Biarritz]] pada September 1865 dengan [[Napoleon III]], Bismarck membiarkan Napoleon mengira (atau Napoleon III mengira) bahwa Prancis boleh menganeksasi sebagian dari [[Belgia]] dan [[Luksemburg]] sebagai ganti atas kenetralannya dalam perang. Aneksasi tersebut tidak berlangsung, sehingga Napoleon menjadi bermusuhan kepada Bismarck.
 
Kekalahan Austria mengakibatkan peninjauan kembali divisi internal, otonomi lokal, dan liberalisme.<ref>Sheehan, hlm. 909–910; Wawro, Chapter 11.</ref> Konfederasi Jerman Utara yang baru memiliki konstitusi, bendera, dan struktur pemerintahan dan administratifnya sendiri. Melalui kemenangan militer, Prusia di bawah pengaruh Bismarck telah mengalahkan perlawanan Austria terhadap gagasan penyatuan Jerman. Pengaruh Austria terhadap negara-negara Jerman telah dihancurkan, tetapi perang ini juga memecah semangat persatuan pan-Jerman: sebagian besar negara-negara Jerman tidak menyukai politik kekuatan Prusia.<ref>Blackbourn, ''Long Century'', Chapter V: ''From Reaction to Unification'', hlm. 225–269.</ref>
Baris 224:
=== Proklamasi Kekaisaran Jerman ===
Penangkapan kaisar Prancis yang memalukan dan penawanan seluruh angkatan bersenjata Prancis mengacaukan pemerintahan Prancis; musuh-musuh Napoleon menjatuhkan pemerintahannya dan memproklamirkan [[Republik Prancis Ketiga]].<ref>Howard, hlm. 222–230.</ref> Komando Tinggi Jerman memperkirakan tawaran perdamaian dari Prancis, namun republik baru menolak menyerah. Angkatan bersenjata Prusia [[Pengepungan Paris (1870-1871)|mengepung Paris]] hingga pertengahan Januari, dan kota tersebut "dibombardir secara tidak efektif"".<ref>Taylor, ''Bismarck'', hlm. 126</ref> Pada 18 Januari 1871, pangeran-pangeran Jerman dan komandan militer senior memproklamirkan [[Wilhelm I dari Jerman|Wilhelm]] sebagai "Kaisar Jerman" di [[Balai Cermin (Istana Versailles)|Balai Cermin]] [[Istana Versailles]].<ref>[http://www.dhm.de/lemo/html/kaiserreich/innenpolitik/reichsgruendung/index.html Die Reichsgründung 1871] (The Foundation of the Empire, 1871), Lebendiges virtuelles Museum Online, accessed 2008-12-22. German text translated: [...] on the wishes of Wilhelm I, on the 170th anniversary of the elevation of the House of Brandenburg to princely status on 18 January 1701, the assembled German princes and high military officials proclaimed Wilhelm I as German Emperor in the Hall of Mirrors at the Versailles Palace.</ref> Berdasarkan [[Traktat Frankfurt (1871)|Traktat Frankfurt]] yang ditandatangan sesudahnya, Prancis menyerahkan wilayah berbahasa Jermannya ([[Alsace]] dan wilayah [[Lorraine]] yang berbahasa Jerman); membayar ganti rugi (berdasarkan populasi) yang disesuaikan dengan jumlah yang ditetapkan oleh Napoleon Bonaparte terhadap Prusia pada tahun 1807;<ref>Taylor, ''Bismarck'', hlm. 133.</ref> dan menerima pemerintahan Jerman atas Paris dan sebagian besar Prancis utara, dan "tentara Jerman akan mundur bertahap setiap kali pembayaran ganti rugi dicicil".<ref>Crankshaw, Edward. ''Bismarck''. New York, The Viking Press, 1981, hlm. 299.</ref>
[[Berkas:Wernerprokla.jpg|jmpl|upright=1.67|18 Januari 1871: Proklamasi [[Kekaisaran Jerman]] di [[Balai Cermin (Istana Versailles)|Balai Cermin]] [[Istana Versailles]]. [[Otto von Bismarck|Bismarck]] berpakaian putih. Adipati Agung Baden berdiri di samping Wilhelm. Putra Mahkota Friedrich, nantinya menjadi [[Frederick III, Kaisar Jerman|Friedrich III]], berdiri di sebelah kanan ayahnya. Lukisan dibuat oleh [[Anton von Werner]].]]
 
=== Kepentingan dalam proses penyatuan ===
Baris 372 ⟶ 371:
* [http://www.fordham.edu/halsall/mod/germanunification.html Dokumen Penyatuan Jerman]
{{artikel pilihan}}
{{Penyatuan Jerman}}{{Topik Jerman}}
 
{{DEFAULTSORT:Penyatuan Jerman}}
[[Kategori:Konflik dalam tahun 1866]]
[[Kategori:Konflik dalam tahun 1871]]
[[Kategori:Jerman pada abad ke-19]]
[[Kategori:Kekaisaran Romawi Suci]]
[[Kategori:Penyatuan bangsa|Jerman]]
[[Kategori:Revolusi tahun 1848]]
[[Kategori:Nasionalisme Jerman]]