Gerakan Aceh Merdeka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Iqbalhafidh (bicara | kontrib) GAM adalah gerakan bersejata |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(80 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp-semi-indef|small=yes}}
{{Infobox
| name = Gerakan Aceh Merdeka
| native_name
| image = <div style="display:flex; text-align: center; justify-content: space-evenly">
<div>[[File:Flag of Free Aceh Movement.svg|120px]]<br />Flag</div>
<div>[[File:Aceh buraq and lion seal.jpg|110px]]<br />Lambang</div>
</div>
|
|
| active = 4 Desember 1976 – 2005
| war = [[Pemberontakan di Aceh]]
| ideology = [[Nasionalisme]] [[Suku Aceh|Aceh]]<br/>[[Separatisme]]<br/>[[Fundamentalisme Islam]]
| allies = {{Flagicon|Libya|1977}} [[Libya]]<ref>{{cite web|url=https://www.thefreelibrary.com/Libyan+terrorism:+the+case+against+Gaddafi.-a014151801|title=Libyan terrorism: the case against Gaddafi. - Free Online Library|website=www.thefreelibrary.com}}</ref>
| opponents= {{flagdeco|Indonesia}} [[Indonesia]] (sampai 2005)
| role = [[Perang gerilya]], [[politik]]
| area = Kota, pegunungan dan hutan [[Aceh]]
| leaders = [[Hasan di Tiro]]
}}
'''Gerakan Aceh Merdeka''', atau '''GAM''' ({{lang-ace|Geurakan Acèh Meurdèka}}<ref>{{cite book
|page=364
|title=History of Modern Indonesia Since c. 1200
|first=M.C. |last=Ricklefs
|publisher=Stanford University Press |year=2008}}</ref>) adalah kelompok [[separatisme|separatis]] yang mencari [[kemerdekaan]] untuk wilayah [[Aceh]] [[Sumatera]], [[Indonesia]]. GAM berperang melawan pasukan [[pemerintah Indonesia]] dalam [[Pemberontakan di Aceh|pemberontakan Aceh]] dari tahun 1976 hingga 2005. Perkiraan jumlah korban tewas mencapai lebih dari 15.000 orang terbunuh.<ref name="BBC_4690293">{{cite web |date= 17 Juli 2005<!--, 14:25 GMT 15:25 UK-->|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4690293.stm|title = Indonesia agrees Aceh peace deal|work = [[BBC News]]| access-date = 11 Oktober 2008}}</ref>
Organisasi ini melepaskan niat separatisnya dan membubarkan sayap bersenjatanya setelah perjanjian damai tahun 2005 dengan pemerintah Indonesia, dan kemudian mengubah namanya menjadi [[Komite Peralihan Aceh]] (KPA). Pemerintah Indonesia menyebut kelompok itu sebagai ''Gerakan Gangguan Keamanan Aceh''.
== Latar belakang ==
[[File:Teuku Daud Beureueh.jpg|thumb|left|upright|Teungku Daud Beureueh]]
Konflik di Aceh bermula dari beberapa faktor utama termasuk penganiayaan historis, perbedaan pendapat mengenai [[hukum Islam]], ketidakpuasan terhadap distribusi kekayaan sumber daya alam Aceh, dan peningkatan jumlah [[orang Jawa]] di Aceh.<ref name="BBC_3039243">{{cite web |date= 24 Januari 2005<!--, 14:46 GMT-->|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3039243.stm|title = Aceh's Gam separatists|work = [[BBC News]]| access-date = 11 Oktober 2008}}</ref>
Pada masa [[Hindia Belanda|Penjajahan Belanda]] pada tahun 1800-an, Aceh merupakan pusat perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda. Mereka adalah salah satu [[Penduduk Asli Indonesia|Masyarakat Indonesia]] terakhir yang menyerah pada pemerintahan kolonial dan hanya setelah kampanye brutal selama 30 tahun, [[Perang Aceh]] pada tahun 1873–1903.<ref name="Ross_PDF_Report">{{cite web|year = 2007|url = http://www.sscnet.ucla.edu/polisci/faculty/ross/ResourcesRebellion.pdf|title = Resources and Rebellion in Aceh, Indonesia|publisher = [[The World Bank]]|access-date = 11 Oktober 2008|last = Michael L. Ross|url-status = dead|archive-url = https://web.archive.org/web/20081030151630/http://www.sscnet.ucla.edu/polisci/faculty/ross/ResourcesRebellion.pdf|archive-date = 30 Oktober 2008|df = dmy-all}}</ref> Ketika Belanda menyerahkan kedaulatan wilayah jajahannya, pemerintahan Aceh diserahkan kepada Indonesia dan GAM menyatakan bahwa hal ini dilakukan tanpa berkonsultasi dengan pihak berwenang Aceh.<ref name="BBC_3039243"/> [[Daud Beureueh]] melancarkan pemberontakan bersenjata yang berakhir dengan pemberian status khusus kepada Aceh oleh Presiden [[Sukarno]].<ref name="Ross_PDF_Report"/> Namun Presiden [[Sukarno]] tidak mengizinkan Aceh menerapkan syariah hukum pada masa pemerintahannya (1945-1967) karena keyakinannya yang kuat terhadap [[Pemisahan gereja dan negara|pemisahan agama dan negara]].{{CN|date=September 2023}}
Termotivasi oleh penemuan cadangan gas yang besar di [[Lhokseumawe]], mantan [[Darul Islam (Indonesia)|Darul Islam]] "menteri luar negeri", [[Hasan di Tiro]] mendirikan Gerakan Aceh Merdeka pada bulan Desember 1976. Gerakan kecil ini melakukan serangan pertamanya terhadap para insinyur [[Mobil]] pada tahun 1977, menewaskan seorang insinyur Amerika. Akibat kejadian ini, GAM mendapat perhatian pemerintah pusat yang mengirimkan satuan kecil pasukan [[kontra-pemberontakan]] yang berhasil menumpas GAM. Di Tiro hampir terbunuh dan terpaksa mengungsi ke [[Malaysia]] sementara semua anggota kabinetnya dibunuh atau terpaksa mengungsi ke luar negeri pada tahun 1979.
== Sayap militer ==
* Teuntra Neugara Aceh (TNA)
* ''Acheh Sumatra National Liberation Front'' (ASNLF)
* Laskar Inong Balee
==Perang gerilya==
{{main|Pemberontakan di Aceh}}
{|class="wikitable" align="right"
|+Tiga inkarnasi GAM<ref name="Ross_PDF_Report"/>
! Inkarnasi GAM!! Tahun Beroperasi!! Anggota aktif!! Korban
|-
|GAM I
|1976–79
|25–200
|>100
|-
|GAM II
|1989–91
|200–750
|2.000–10.000
|-
|GAM III
|1999–2002
|15.000–27.000
|4,364
|}
Sejak awal berdirinya GAM telah melalui tiga tahap atau tiga pasang surut. Yang pertama adalah saat lahirnya pada tahun 1976 hingga tahun 1979 ketika hampir musnah. Kebangkitan dan kejatuhan kedua terjadi pada tahun 1989 hingga awal tahun 90an ketika menerima pendanaan dan pelatihan dari luar negeri. Kebangkitan yang ketiga adalah akibat dari akhirnya diperolehnya dukungan luas di seluruh Aceh melalui sumbangan dan pemerasan serta sekelompok besar calon tentara yang kehilangan sanak saudaranya pada pemberontakan sebelumnya.
===GAM I===
Pada mulanya perang gerilya GAM tidak berhasil. Pada tahun 1977, pemerintah pusat tampaknya telah sepenuhnya menetralisir kelompok tersebut.<ref name="Schulze_Book">{{cite book |last=Kirsten E. Schulze |title=The Free Aceh Movement (GAM): Anatomy of a Separatist Organization|url=https://archive.org/details/freeacehmovement0002schu |edition=September 2004|pages=[https://archive.org/details/freeacehmovement0002schu/page/76 76] |publisher=East-West Center Washington| isbn=1-932728-02-3|date=1 Januari 2004}}</ref> Upaya awal GAM terutama diarahkan pada pabrik gas [[ExxonMobil]] setempat. Di Tiro memiliki hubungan dengan industri perminyakan dan bahkan mengajukan penawaran, melalui proses tender, pada kontrak pembangunan pipa gas yang dikalahkan oleh raksasa gas [[Bechtel]].<ref name="Ross_PDF_Report"/> Alasan kegagalan ini adalah kurangnya dukungan rakyat baik dari dalam Aceh maupun dari sumber-sumber internasional. Presiden Suharto disukai oleh negara-negara seperti Amerika karena kebijakan anti komunisnya selama periode Perang Dingin<ref name="Schulze_Book"/> dan kemungkinan besar karena kebutuhan minyak akibat guncangan minyak pada tahun 1970-an.
===GAM II===
Kelompok ini memperbarui aktivitasnya pada tahun 1989, tampaknya dengan dukungan finansial dari [[Libya]] dan [[Iran]], dengan mengerahkan sekitar 1.000 tentara.<ref name="Ross_PDF_Report"/> Pelatihan dari luar negeri ini berarti bahwa jumlah tentara GAM jauh lebih besar. lebih terorganisir dan lebih terlatih dibandingkan pemberontakan sebelumnya. Untuk mengatasi ancaman baru ini, Aceh dinyatakan sebagai "wilayah [[Operasi militer Indonesia di Aceh 1990-1998|operasi militer khusus]] (Daerah Operasi Militer) atau DOM pada tahun 1989.<ref>{{Cite news|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45430433|title=Komnas HAM: Kopassus 'diduga terlibat pelanggaran HAM berat' di Aceh|newspaper=BBC News Indonesia}}</ref> Pasukan khusus anti-pemberontakan dikirim dan Aceh dikunci. Desa-desa yang diduga menampung anggota GAM dibakar dan anggota keluarga tersangka militan diculik dan disiksa.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/gam-lahir-demi-kedaulatan-atas-kekayaan-alam-aceh-cAMC|title = GAM Lahir demi Kedaulatan atas Kekayaan Alam Aceh}}</ref> [[Amnesty International]] menyebut respons militer sebagai "terapi kejut"<ref name="AI_ASA210851998en">{{cite web |date=25 Agustus 1998|url=https://www.amnesty.org/en/documents/asa21/085/1998/en/|title=Indonesia: Human rights atrocities in Aceh|publisher=Amnesty International| access-date=11 Oktober 2008}}</ref> dan diyakini 7.000 pelanggaran hak asasi manusia terjadi selama DOM.<ref>{{Cite web|url=https://www.hrw.org/id/news/2004/09/27/228316|title=Indonesia: Militer Menyiksa Tahanan di Aceh|date=27 September 2004}}</ref> Pasukan GAM juga dicurigai melakukan pelanggaran HAM. Eksekusi ekstra yudisial terhadap tersangka informan militer dan penargetan infrastruktur sipil seperti sekolah, keduanya dikaitkan dengan operasi GAM.<ref>{{Cite web|url=https://www.hrw.org/news/2004/09/28/indonesia-military-tortures-prisoners-aceh|title=Indonesia: Military Tortures Prisoners in Aceh|date=28 September 2004}}</ref>
Pada tahun 1996, pemerintah Indonesia mengumumkan berakhirnya GAM<ref name="globalsecurity">{{cite web |year=2008 |url=http://www.globalsecurity.org/military/world/para/aceh.htm|title=Free Aceh Movement [Gerakin Aceh Merdeka (GAM)] |publisher=GlobalSecurity.org| access-date=11 Oktober 2008}}</ref> karena operasi pemberantasan pemberontakan telah secara efektif menghancurkan GAM sebagai kekuatan gerilya. Anggota GAM yang masih hidup terpaksa bersembunyi di [[Malaysia]].
=== GAM III ===
[[File:Free Aceh Movement women soldiers.jpg|thumb|250px|Prajurit Wanita Gerakan Aceh Merdeka bersama Panglima GAM Abdullah Syafei'i (1999)]]
Jatuhnya [[Soeharto]] pada tahun 1998 dan keputusan Presiden penggantinya [[Bacharuddin Jusuf Habibie]] untuk menarik pasukan dari Aceh sebagai bagian dari reformasi demokrasi memberikan ruang bagi GAM untuk membangun kembali dirinya, merekrut pemuda dengan mengeksploitasi kisah-kisah kebrutalan para pemimpin [[Militer Indonesia]]. Meningkatnya kekerasan yang dimulai pada tahun 1999 oleh pemberontak GAM terhadap pejabat pemerintah dan penduduk [[Jawa]], yang dipicu oleh penyelundupan senjata besar-besaran dari [[Thailand]] oleh GAM, menyebabkan peningkatan kehadiran militer. Jumlah pasukan diyakini meningkat pada masa pemerintahan [[Megawati Sukarnoputri]]. Pada tahun 2001–2002, jumlah pasukan militer dan polisi di Aceh meningkat menjadi sekitar 30.000 personel. Dalam satu tahun jumlah ini melonjak menjadi 50.000 orang yang beroperasi dalam apa yang disebut oleh kelompok Krisis Internasional sebagai "kekosongan hukum".<ref name="Ross_PDF_Report"/> Tindakan keras keamanan selama ini mengakibatkan beberapa ribu kematian warga sipil.<ref name="Five Key Dilemmas">Barakat, S Connolly, D & Large, J. ''Winning and Losing in Aceh: Five Key Dilemmas in Third-Party Intervention''. Frank Crass London</ref> Pemerintah melancarkan serangan besar-besaran [[Operasi militer Indonesia di Aceh 2003–2004]] terhadap GAM pada tahun 2003 dan cukup berhasil.
== Negosiasi perdamaian ==
Para pemimpin GAM, [[Hasan di Tiro]], dan wakil ketuanya, [[Zaini Abdullah]], dan [[Malik Mahmud]] tinggal di pengasingan di [[Stockholm]], [[Swedia]] hampir sepanjang tahun 1980an dan 1990an .<ref name="BBC_3039243"/> Juru bicara utama kelompok ini di Indonesia adalah [[Abdullah Syafi'i (GAM)|Abdullah Syafi'i]] Dimatang.<ref name="BBC_3039243"/> Pada akhir tahun 1990-an, GAM memulai pembicaraan damai dengan Jakarta, yang ditengahi oleh pemerintah Swedia.
Pada tahun 1999, dilaporkan bahwa kelompok tersebut terpecah menjadi dua faksi, GAM (mewakili kelompok asli) dan [[Dewan Pemerintahan Gerakan Aceh Merdeka]] [[(MP-GAM)]].<ref>Michelle A. Miller. (2008). Rebellion and Reform in Indonesia. Jakarta's Security and Autonomy Policies in Aceh, Routledge, London, pp.78–79. {{ISBN|978-0-415-45467-4}}</ref> Hal ini dibantah oleh juru bicara GAM namun diberitakan secara luas di media Indonesia.<ref>Rincian perpecahan dan beberapa kegiatan MP-GAM di Malaysia dibahas secara rinci dalam Missbach, Antje (2012), ''Separatist Conflict in Indonesia : Politik jarak jauh diaspora Aceh, London dan New York: Routledge. {{ISBN|978-0-415-66896-5}}.</ref>
Pada bulan Desember 2002, GAM dan Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian terobosan Penghentian Permusuhan (COHA) yang hanya berlangsung selama beberapa bulan sebelum pelanggaran mulai terjadi.<ref>{{Cite web | url=https://www.hdcentre.org/activities/aceh-indonesia/. | title=Aceh, Indonesia | HD Centre | access-date=24 April 2019 | archive-date=14 Maret 2022 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220314142202/https://www.hdcentre.org/activities/aceh-indonesia/ | url-status=dead }}</ref> Mediator dalam negosiasi ini, [[Pusat Dialog Kemanusiaan]], tidak memiliki mekanisme pemantauan dan penegakan hukum yang memadai untuk menjatuhkan sanksi atas pelanggaran.<ref>Huber, K, 2004, The HDC in Aceh: Promises and pitfalls of NGO mediation and implementation, East-West Center, Washington.</ref> Pada tahun 2002–2004, GAM terkena dampak parah dari serangkaian [[Operasi militer Indonesia di Aceh 2003–2004|serangan pemerintah]] yang menyebabkan organisasi tersebut kehilangan sekitar 50% anggotanya termasuk komandannya, Abdullah Syafi'i Dimatang, yang terbunuh dalam penyergapan militer pada Januari 2002.
Pada tanggal 28 Desember 2004, setelah kehancuran yang disebabkan oleh [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|tsunami besar]], GAM mendeklarasikan gencatan senjata agar bantuan dapat sampai di wilayah yang disengketakan. Pada gilirannya, pemerintah Indonesia untuk sementara menghapus pembatasan di wilayah Sumatera bagian utara untuk memungkinkan upaya penyelamatan di wilayah tersebut.
Kelompok [[separatisme|separatis]] Aceh lainnya juga ada dan terdapat ketegangan antara mereka dan GAM mengenai taktik dan monopoli GAM dalam negosiasi dengan pemerintah.
Pada tanggal 27 Februari 2005, Gerakan Aceh Merdeka dan delegasi pemerintah Indonesia memulai putaran perundingan perdamaian lainnya di [[Vantaa]], [[Finlandia]], yang dimoderatori oleh mantan [[Presiden Finlandia|presiden Finlandia]] [[Martti Ahtisaari]].<ref>Hamid Awaludin, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia antara Oktober 2004 dan Mei 2007, adalah pemimpin delegasi Pemerintah Indonesia untuk perundingan tersebut. Penjelasan rincinya tertuang dalam Hamid Awaludin, ''Perdamaian di Aceh: Catatan Proses Perdamaian antara Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki'', [[Pusat Kajian Strategis dan Internasional (Indonesia)|CSIS]], Jakarta, 2009, diterjemahkan oleh Tim Scott, {{ISBN|978-979-1295-11-6}}.</ref> Pada tanggal 16 Juli 2005, Menteri Komunikasi Indonesia dan GAM mengumumkan kesepakatan damai untuk mengakhiri [[pemberontakan]] yang telah berlangsung selama tiga puluh tahun.
Perjanjian perdamaian secara resmi ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 2005 di [[Aula Perjamuan Pemerintah Finlandia]] di [[Helsinki]]<ref name=CMI>{{Cite web | title = Acehin rauhansopimuksesta 10 vuotta | url = http://www.cmi.fi/fi/media-fi/uutiset/1059-acehin-rauhansopimuksesta-10-vuotta | access-date = 3 November 2015 | language = fi | url-status = dead | archive-url = https://web.archive.org/web/20160105210750/http://www.cmi.fi/fi/media-fi/uutiset/1059-acehin-rauhansopimuksesta-10-vuotta | archive-date = 5 Januari 2016 | df = dmy-all }}</ref> oleh kepala perunding Indonesia [[Hamid Awaluddin]] dan pemimpin GAM [[Malik Mahmud]].<ref name="BBC_4690293"/> Presiden Ahtisaari menjadi saksi perjanjian damai tersebut.
Berdasarkan ketentuan perjanjian, kedua belah pihak sepakat untuk segera menghentikan semua permusuhan. GAM juga setuju untuk melucuti senjatanya, sementara Pemerintah berjanji untuk menarik semua anggota militer dan polisi non-lokal pada akhir tahun 2005. Sebuah Misi Pemantauan Aceh dibentuk oleh [[Uni Eropa|UE]] dan [[ASEAN]] untuk mengawasi proses pelucutan senjata dan reintegrasi anggota GAM ke dalam masyarakat.<ref name="Waizenegger">pp. 411–427 – {{cite journal |volume=32 |issue=3 |date=Juli 2007|url=http://www.ingentaconnect.com/content/bpl/tran/2007/00000032/00000003/art00009|title = Peace in the wake of disaster? Secessionist conflicts and the 2004 Indian Ocean tsunami|publisher = Blackwell Publishing| access-date = 11 October 2008 | last=Billon, P, Waizenegger |journal=Transactions of the Institute of British Geographers |pages=411–427 |doi=10.1111/j.1475-5661.2007.00257.x |bibcode=2007TrIBG..32..411B }}</ref> Sebuah keputusan presiden memberikan amnesti kepada sekitar lima ratus mantan anggota GAM yang berada di [[pengasingan]] di negara lain, dan tanpa syarat membebaskan sekitar 1.400 anggota yang telah dipenjarakan oleh Pemerintah.<ref>{{Cite web|url=https://www.eastwestcenter.org/publications/free-aceh-movement-gam-anatomy-separatist-organization|title = The Free Aceh Movement (GAM): Anatomy of a Separatist Organization|date = 11 March 2004}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.theguardian.com/world/2005/sep/16/indonesia.johnaglionby|title = Aceh separatists begin to surrender arms|website = [[TheGuardian.com]]|date = 16 September 2005}}</ref>
Pemerintah setuju untuk memfasilitasi pembentukan partai politik yang berbasis di Aceh; ini adalah salah satu isu paling kontroversial dalam negosiasi sebelumnya. Sebuah "komisi kebenaran dan rekonsiliasi" akan dibentuk. Mengenai permasalahan distribusi pendapatan yang tidak merata, diputuskan bahwa tujuh puluh persen pendapatan dari sumber daya alam lokal akan tetap berada di Aceh.
Pada tanggal 27 Desember 2005, para pemimpin Gerakan Aceh Merdeka mengumumkan bahwa mereka telah membubarkan sayap militernya.<ref name="BBC_4561922">{{cite web |date= 27 Desember 2005<!--, 11:10 GMT-->|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4561922.stm|title = Aceh rebels disband armed units|work = [[BBC News]]| access-date = 11 Oktober 2008 }}</ref> Tindakan tersebut, yang segera berlaku, merupakan tindak lanjut dari perundingan damai sebelumnya dan penghancuran 840 senjata yang dilakukan oleh pengamat internasional, komandan Gerakan Aceh Merdeka Sofyan Daud mengatakan kepada wartawan, “Tentara nasional Aceh sekarang menjadi bagian dari masyarakat sipil, dan akan berupaya untuk mewujudkan hal tersebut.” kesepakatan damai berhasil." Sebagai tanda kemajuan proses perdamaian, pendiri gerakan pemberontak separatis Aceh, Hasan di Tiro, kembali ke Indonesia pada 11 Oktober 2008 setelah hampir 30 tahun di pengasingan.<ref name="aljazeer_2008101144652814370">{{cite web |date= 11 October 2008|url=http://english.aljazeera.net/news/asia-pacific/2008/10/2008101144652814370.html|title = Exiled Aceh leader returns |publisher = [[Al Jazeera English|aljazeera]]| access-date = 11 Oktober 2008}}</ref>
== Pilkada 2006==
{{main|Pemilihan umum Gubernur Aceh 2006}}
Pada pemilu 11 Desember 2006, Gerakan Aceh Merdeka untuk sementara terpecah menjadi dua faksi yang masing-masing mendukung calon gubernurnya sendiri. Satu pihak mendukung saudara laki-laki [[Zaini Abdullah]], dan pihak lain mendukung [[Irwandi Yusuf]], mantan perunding GAM. Irwandi Yusuf mendapat lebih banyak dukungan dari kalangan akar rumput dan memenangkan pemilu.<ref>Ben Hillman, 'Aceh's Rebels Turn to Ruling', Far Eastern Economic Review, Vol. 170, No. 1 Januari–Februari 2007, 49–53.</ref> Fraksi yang kalah masih menunggu waktu, dengan tujuan untuk bangkit kembali pada pemilihan gubernur Aceh berikutnya yang akan berakhir pada akhir masa jabatan lima tahun Irwandi pada tahun 2011. Dalam hal ini, pemilihan gubernur akan diadakan pada akhir tahun 2011. tertunda karena pertengkaran prosedural ketika faksi-faksi yang berbeda berebut keuntungan. Pemilu berlangsung pada bulan April 2012.
== Pilkada 2012==
{{main|Pemilihan umum Gubernur Aceh 2012}}
Pemilu tahun 2012, yang diadakan pada tanggal 9 April, sebagian besar merupakan kelanjutan dari persaingan pasca-perjanjian antara mantan pemimpin GAM, dimana [[Zaini Abdullah]] telah kembali dari pengasingan dan ikut serta dalam pemilihan gubernur melawan Irwandi. Zaini Abdullah, dengan dukungan kuat dari Partai Aceh, memenangkan pemilu dengan suara mayoritas.
== Kabinet GAM ==
[[Kabinet]] pertama GAM dinamakan sebagai Kabinet Negara Aceh Sumatera, yang disusun pada 24 Mei 1977 dengan susunan sebagai berikut:
* Dewan Syura:
** [[Ilyas Leube|Tgk. H. Ilyas Leube]]
** Tgk. H. Ilyas Cot Plieng
** Tgk. Hasbi Geudong
** Tgk. Ayah Sabi
* [[Wali Negara Aceh|Wali Negara]]: [[Hasan di Tiro|Dr. Tengku Hasan di Tiro, LL.D]]
* Wakil Wali Negara: [[Muchtar Hasbi|Dr. Tgk. Muchtar Yahya Hasbi Geudong]]
* Menteri Dalam Negeri: Dr. Tgk. Muchtar Yahya Hasbi Geudong
* Menteri Luar Negeri: Dr. Tengku Hasan Di Tiro, LL.D
* Wakil Menteri Luar Negeri: Dr. Tgk. Muchtar Yahya Hasbi Geudong
* Menteri Pertahanan: Dr. Tengku Hasan Di Tiro, LL.D
* Wakil Menteri Pertahanan: Dr. Tgk. Muchtar Yahya Hasbi Geudong
* Menteri Kehakiman: Teungku Ilyas Leubee
* Menteri Sosial: [[Zubir Mahmud|dr. Zubir Mahmud]]
* Menteri Kesehatan: [[Zaini Abdullah|dr. Zaini Abdullah]]
* Menteri Penerangan: Teungku Muhammad Taher Husen
* Menteri Perhubungan: Teungku Amir Ishak, SH
* Menteri Pendidikan: [[Husaini M. Hasan|Dr. Husaini M. Hasan]]
* Menteri Perdagangan: Teungku Amir Mahmud ([[Singapura]])
* Menteri Pekerjaan Umum: Ir. Asnawi Ali
* Menteri Keuangan: [[Muhammad Usman Lampoh Awe|Teungku Muhammad Usman Lampoh Awe]]
* Menteri Sekretaris Negara: Teungku Fauzi Hasbi Geudong
* Kepala Staf Angkatan Bersenjata: Teungku Darul Kamal
* Kepala Pengawas Keuangan Negara: Teungku Uzir Jailani
* Duta Kuasa Penuh: [[Malik Mahmud]] (Singapura)
* Panglima Pengawal Wali Negara: Teungku Daud Husein
* [[Gubernur]] [[Pasai|Pase]]: Teungku Hasbi Geudong
* Gubernur Pidie: Teungku Ilyas Cot Plieng
* Gubernur [[Batee Iliek, Samalanga, Bireuen|Batee Iliek]]: Teungku Abdul Aziz
* Gubernur [[Peureulak]]: dr. Zubir Mahmud
* Gubernur [[Aceh Tamiang|Teuming]]: Teungku Ali Daud
* Gubernur [[Linge, Aceh Tengah|Linge]]: Teungku Ilyas Leube
== Tokoh-tokoh penting ==
* [[Hasan di Tiro|Dr. Teungku Hasan Muhammad di Tiro]], Pendiri GAM; Wali Negara Aceh ke-VIII
* [[
* [[
* Tgk Mustafa, Panglima Wilayah Pidie jaya
* [[Malik Mahmud]], Perdana Menteri GAM terakhir; Menteri Luar Negeri GAM
* [[Sofyan Dawood]], Juru Bicara Pusat GAM
* [[Syardani M. Syarif]], Juru Bicara GAM Wilayah Pasee
* Jamaluddin Kandang, Juru Bicara GAM Wilayah Pasee
* [[Irwansyah (
* Teungku Elwe Dea, Juru bicara GAM wilayah Pidie
* [[Adam Mukhlis]], Juru bicara GAM wilayah Linge
* Teungku Kartiwi Daud, Juru bicara GAM wilayah Lhok Tapaktuan<ref>{{Cite web|url=https://lintasgayo.co/2019/01/27/mantan-mantan-jubir-gam-bertemu-sby-ini-yang-dibahas|title=Mantan-Mantan Jubir GAM Bertemu SBY, Ini Yang Dibahas!|last=lintasgayo.co|date=2019-01-27|website=Media Online Dataran Tinggi GAYO {{!}} lintasgayo.co|language=en-US|access-date=2019-05-01|archive-date=2023-06-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230603103447/https://lintasgayo.co/2019/01/27/mantan-mantan-jubir-gam-bertemu-sby-ini-yang-dibahas|dead-url=no}}</ref>
* Teungku Mansur, Juru bicara GAM wilayah Peureulak
* [[
* [[Zakaria Saman]], Menteri Pertahanan GAM
* [[Zubir Mahmud|dr. Zubir Mahmud]], Menteri Sosial dan Gubernur Wilayah Peureulak
* [[
* [[
* Dr. Asnawi Ali, Menteri Pekerjaan Umum dan Industri GAM
* Amir Ishak, Menteri Komunikasi GAM
* Amir Mahmud, Menteri Perdagangan GAM
* [[Ibrahim Syamsuddin]], Wakil Menteri Keuangan GAM
* Said Adnan, Gubernur GAM Wilayah Pasee <ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/38529/dua-anggota-gam-tewas-dalam-kontak-senjata|title=Dua Anggota GAM Tewas Dalam Kontak Senjata|date=2004-01-16|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2019-05-01|archive-date=2023-05-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529221222/https://nasional.tempo.co/read/38529/dua-anggota-gam-tewas-dalam-kontak-senjata|dead-url=no}}</ref>
* Fakhruddin Ahmad, Gubernur GAM Wilayah Pasee
* [[Dailami]], Gubernur GAM Wilayah Linge
* [[Akhyar A. Rasyid]], Gubernur GAM Wilayah Aceh Rayeuk
* [[Yusri Sofyan]], Wakil Gubernur GAM Wilayah Meureuhom Daya
* Drs. M Aiyub Yunus, Wakil Gubernur GAM Wilayah Aceh Rayeuk<ref>{{Cite
* Teungku Muhammad bin Arif, Gubernur GAM Wilayah Pidie.<ref>{{Cite
* Tengku Arief, Gubernur GAM Wilayah Pidie
* Teungku Zainal Abidin, Gubernur GAM Wilayah Meulaboh
* Hamid Idris, Gubernur GAM Wilayah Pidie<ref>{{Cite web|url=http://sinarpidie.co/news/mengenal-mahfuddin-ismail-mengenang-mantri-hamid/index.html|title=Mengenal Mahfuddin Ismail, Mengenang Mantri Hamid – Figur – sinarpidie.co – mendalam dan terverifikasi|last=sinarpidie.co|website=sinarpidie.co|language=id-ID|access-date=2019-05-01|archive-date=2023-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230418203705/https://sinarpidie.co/news/mengenal-mahfuddin-ismail-mengenang-mantri-hamid/index.html|dead-url=no}}</ref>
* [[Abdullah Syafi'i (GAM)|Abdullah Syafi'ie]], Panglima GAM
* [[Muzakir Manaf]], Panglima GAM
* [[Ridwan Abubakar]], Wakil Panglima GAM wilayah Peureulak
* [[Muslim Hasballah]], Panglima GAM wilayah Peureulak
* [[Fauzan Azima]], Panglima GAM wilayah Linge
* [[
* [[Zamzami A. Rani]], Panglima GAM wilayah Meureuhom Daya <ref>{{Cite news|url=http://aceh.tribunnews.com/2017/09/04/mantan-panglima-gam-meureuhom-daya-jabat-kepala-baitul-mal-aceh|title=Mantan Panglima GAM Meureuhom Daya Jabat Kepala Baitul Mal Aceh|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-05-01|last=Fitriadi|first=Eddy|archive-date=2023-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230419083949/https://aceh.tribunnews.com/2017/09/04/mantan-panglima-gam-meureuhom-daya-jabat-kepala-baitul-mal-aceh|dead-url=no}}</ref>
* Teungku Abdul Muthalib, Panglima GAM wilayah Meureuhom Daya
* Bachtiar Syarbaini, Panglima GAM wilayah Meureuhom Daya
* [[Sarjani Abdullah]], Panglima GAM wilayah Pidie
* [[Kamaruddin Abubakar]], Wakil Panglima GAM
* [[Roni Ahmad]], Wakil Panglima GAM Wilayah Pidie
* Teungku Jauhari, Panglima GAM
* Teungku Samsul Bahri, Panglima GAM
* Tgk. Dahlan,
* Hamdani (Dek GAM), Panglima GAM Wilayah Blangpidie
* [[Abubakar A. Latif]], Panglima Operasi GAM wilayah Pase
* [[Ismail A. Jalil]], Panglima Operasi GAM wilayah Pase
* [[Husaini M. Amin]], Panglima GAM wilayah Batee Iliek
* [[Pawang Rasyid]], Panglima GAM wilayah Pidie
* [[Yusuf Ali]], Panglima GAM wilayah Pase
* [[Abdulrahman Yahya]], Panglima GAM wilayah Pase
* [[Halidin Gayo]], Wakil Panglima GAM wilayah Linge
* Teungku Muhammad Daud Husin, Panglima GAM
* [[Keuchik Umar]], Panglima GAM
* [[Sanusi Muhammad]], Panglima GAM wilayah Peureulak
* [[Ishak Daud]], Panglima GAM wilayah Peureulak
* [[Irwandi Yusuf]]
* [[Ahmad Kandang]], Panglima Operasi GAM wilayah Pase
* Abdul Gani Ahmad, Panglima Operasi GAM wilayah Pidie
* [[Fadhlullah]], Panglima Operasi GAM wilayah Pidie
* [[Anwar Husen]], Juru Bicara GAM wilayah Pidie
* [[Munawar Liza Zainal]]
* [[Zulkarnaini Hamzah]], Panglima GAM wilayah Pase
* [[Darwis Jeunieb]], Panglima GAM wilayah Batee Iliek
* [[Usman Abdullah]], Panglima Daerah III GAM wilayah Peureulak
* [[Suaidi Yahya]], Wakil Gubernur GAM wilayah Pase
* [[Ilyas A. Hamid]], Gubernur GAM Wilayah Pase
* [[Hasballah M. Thaib]], Panglima GAM Sagoe Idi Kota Daerah IV Idi Wilayah Peureulak
* [[Azhar Abdurrahman]], Sekretaris GAM wilayah Meureuhom Daya
Baris 172 ⟶ 227:
* [[Ilham Ilyas Leube|Tgk. Ilham Ilyas Leube]], Panglima GAM wilayah Linge
* [[Yusri Sofyan]], Wakil Gubernur GAM wilayah Meureuhom Daya
* [[Samsul Bahri Ben Amiren]], Panglima Daerah I GAM wilayah Batee Iliek
* [[Ibnu Sakdan]], Panglima GAM wilayah Linge
* [[Aliasnudin]], Panglima GAM wilayah Simeulue
* [[Misbahul Munir]], Komandan Pasukan Cobra wilayah Pase Bentara Militer (BM-GAM)
* [[Cut Man]], Wakil Panglima GAM wilayah Meureuhom Daya
* [[Muharram Idris]], Panglima GAM wilayah Aceh Rayeuk
* [[Saifuddin Yahya]], Wakil Panglima GAM wilayah Aceh Rayeuk
Baris 185 ⟶ 238:
* [[Nazaruddin (walikota)|Nazaruddin]], Panglima GAM wilayah Sabang
* Izil Azhar, Panglima GAM wilayah Sabang
* [[Yussaini M.S.]], Panglima GAM
* Tengku Samsuddin Saleh, Panglima GAM
*
*
* Ismuddin, Panglima Daerah IV GAM wilayah Linge
==
{{Portal|Indonesia}}
* [[Organisasi Papua Merdeka]]
* [[Fretilin]]
== Referensi ==
{{reflist}}
== Bacaan lebih lanjut ==
* Anderson, Bobby (2013). [https://www.academia.edu/3398767 Gangster, Ideologue, Martyr: the Posthumous Reinvention of Teungku Badruddin and the Nature of the Free Aceh Movement], in ''Conflict, Security, and Development'' Issue 13.1, King's College London.
* {{Cite book | last = Sjamsuddin | first = Nazaruddin | title = The Republican Revolt: A Study of the Acehnese Rebellion | publisher = Institute of Southeast Asian Studies | place = Singapore | year = 1985 | isbn = 978-9971-988-16-6 |url=https://books.google.com/books?id=73VYfb1PG8AC }}
* Miller, Michelle Ann (2009). ''Rebellion and Reform in Indonesia. Jakarta's Security and Autonomy Policies in Aceh''. London and New York: Routledge. {{ISBN|978-0-415-45467-4}}
* Missbach, Antje (2012). ''Separatist Conflict in Indonesia: The long-distance politics of the Acehnese diaspora''. London and New York: Routledge. {{ISBN|978-0-415-66896-5}}
== Pranala luar ==
* [http://news.bbc.co.uk/1/shared/bsp/hi/pdfs/15_08_05_aceh.pdf Full text of 2005 peace agreement], [[BBC]], 15 Agustus 2005
* [http://www.tribunbarat.com/2016/11/polling-pilkada-aceh-untuk-pemilihan.html The Election of Aceh Governor], ''Tribun Barat'', 15 Juni 2016
{{Authority control}}
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Kelompok separatis|Aceh Merdeka]]
[[Kategori:Organisasi gerilya]]
[[Kategori:Organisasi paramiliter]]
[[Kategori:Organisasi yang didirikan tahun 1976]]
[[Kategori:Organisasi yang dibubarkan tahun 2005]]
[[Kategori:Konflik Aceh]]
[[Kategori:Perang Aceh]]
[[Kategori:Politik Aceh]]
|