Angkasa Pura II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaiki konten
Tag: Menghilangkan referensi
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
 
(167 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
{{bedakan|Angkasa Pura I}}
{{disambig info|Angkasa Pura}}
{{Infobox company
| name = PT Angkasa Pura II (Persero)
| former_name = Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng <small>(1984-1986)</small><br/>Perum Angkasa Pura II <small>(1986-1993)</small><br>Angkasa Pura II <small>(1993–2023)</small>
| logo = Angkasa Pura II logo 2014.svg
| logo_size = 220px
| logo_alt =
| logo_caption = Logo Angkasa Pura II
| logo_padding =
| image =
| image_size = 200px
| image_alt =
| image_caption =
| image_size =
| type = [[Badan Usaha Milik Negara|BUMN]] / Perseroan Terbatas
| type = [[Perseroan terbatas]]
| traded_as = <!-- {{IDX|BBNI}} -->
| traded_as =
| industry = Pengelolaan [[bandar udara]]
| industry = [[Aviasi]]
| genre = <!-- Only used with media and publishing companies -->
| foundation = {{Start date and age|df=yes|1984|08|13}}
| fate =
| fate = Dileburkan kedalam Injourney Airports
| predecessor =
| successor = Injourney Airports
| foundation = {{start date|1984|08|13}} di [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| founder =
| area_served = [[Indonesia]]
| defunct = <!-- {{end date|YYYY|MM|DD}} -->
| locationslocation = 19 [[bandarTangerang]], udara[[Indonesia]]
| locations =
| location_city = [[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]], [[Tangerang]], [[Banten]]
| key_people = [[Muhammad Awaluddin]]<ref name="direksi">{{Cite web|url=https://www.angkasapura2.co.id/id/management?activeTab=bod|title=Dewan Direksi|website=PT Angkasa Pura II|location=Jakarta|publisher=PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref><br/>([[Direktur Utama]])<br/>Agus Santoso<ref name="komisaris">{{Cite web|url=https://www.angkasapura2.co.id/id/management?activeTab=boc|title=Dewan Komisaris|website=PT Angkasa Pura II|location=Jakarta|publisher=PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref><br/>([[Komisaris Utama]])
| location_country = Indonesia
| coordinates =
| area_served = Indonesia bagian Barat
| key_people = [[Muhammad Awaluddin]] (Direktur Utama) <ref>https://www.angkasapura2.co.id/id/tentang/dewan-direksi</ref>
| products =
| brands =
| productionproducts = [[Hotel]]
| services = Pelayanan{{hlist|Pengelolaan [[bandar udara]]|[[Kargo]]|Pengembangan properti|[[Manajemen fasilitas]]}}
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 5,447 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| revenue = {{profit}} Rp9,49 Triliun (2018)
| net_income = [[Rupiah Indonesia|Rp]] -3,809 triliun <small>(2021)</small><ref name="annual">{{Cite report|url=https://www.angkasapura2.co.id/id/investor_relation/download_report?id=68|title=Laporan Tahunan 2021|website=PT Angkasa Pura II|location=Jakarta|publisher=PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref>
| operating_income =
| owner = PT [[Angkasa Pura Indonesia]]
| net_income = {{loss}} Rp1,91 Triliun (2018)
| assets = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 41,764 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| aum = <!-- Only for financial-service companies -->
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 17,511 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| assets =
| num_employees = 5.411 <small>(2021)</small><ref name="annual"/>
| equity =
| subsid = PT [[Angkasa Pura Aviasi]]<br/>PT [[Angkasa Pura Sarana Digital]]
| owner = [[Pemerintah Indonesia]]
| members =
| num_employees = 5.400
| parent =
| divisions =
| subsid = Gapura Angkasa, Angkasa Pura Solusi, Angkasa Pura Propertindo, Angkasa Pura Kargo, Angkasa Pura Aviasi<ref>https://cms.angkasapura2.co.id/NUWEB_PUBLIC_FILES/angkasapura2/Annual_01_05_2019__10_15_07.pdf</ref>
| slogan =
| homepage = {{URL|www.angkasapura2.co.id}}
| module = <!-- Used to embed other templates -->
| website = {{URL|angkasapura2.co.id}}
| footnotes =
}}
'''PT Angkasa Pura II''' adalah bagian dari [[Injourney Airports]] yang bergerak di bidang pengelolaan [[bandara]]. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini mengelola 20 bandara yang terutama terletak di [[Indonesia bagian barat]].<ref name="annual"/><ref name="profil"/>
 
{{bedakan|Angkasa Pura I}}
{{disambig info|Angkasa Pura}}
'''PT Angkasa Pura II (Persero)''' (disingkat '''AP2''' atau '''AP II''', diperdagangkan dengan nama bahasa Inggris ''Indonesia's Airport Company'') adalah [[badan usaha milik negara]] yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan [[bandar udara]] di [[Indonesia]], bersama dengan [[Angkasa Pura I|PT Angkasa Pura I]] yang menitikberatkan pelayanan pada Indonesia bagian barat.
 
Angkasa Pura II berkantor pusat di [[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]] di [[Tangerang]], [[Banten]].<ref>"[http://www.angkasapura2.co.id/profile.php?isi=20&bhs=ina Informasi Perusahaan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120309062845/http://www.angkasapura2.co.id/profile.php?isi=20&bhs=ina |date=2012-03-09 }}." Angkasa Pura II. Retrieved on 16 September 2010. "Kantor Pusat PT (Persero) Angkasa Pura II Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta."</ref>
 
== Sejarah ==
{{Advert|Bagian|date=Oktober 2022}}
PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.
Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1984 sebagai sebuah [[perusahaan umum]] (Perum) dengan nama '''Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng''' untuk mengelola [[Bandara Soekarno-Hatta]].<ref name="perum">{{Cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/61802/PP%20NO%2020%20TH%201984.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1984|publisher=Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Pada tahun 1985, penerbangan berjadwal di [[Bandara Halim Perdanakusuma]] dan [[Bandara Kemayoran]] mulai dipindah ke Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 1986, perusahaan ini diubah namanya menjadi '''Perum Angkasa Pura II''' dan ditugaskan untuk mengelola bandara yang terletak di Indonesia bagian barat.<ref name="ap2">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3358/PP_NO_26_TH_1986.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 1986|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Pada tahun 1991, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II]] dan [[Bandara Supadio]].<ref name="pnk">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/5860/PP%20NO%2010%20TH%201991.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1991|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Pada tahun 1993, status perusahaan ini diubah menjadi [[persero]].<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/5941/PP%20NO%2014%20TH%201992.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1992|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Setahun kemudian, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Polonia]], Bandara Simpang Tiga, [[Bandara Husein Sastranegara]], [[Bandara Blang Bintang]], dan [[Bandara Tabing]].<ref name="pku">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/6255/PP0261994.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 1994|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Pada tahun 1999, perusahaan ini mengubah nama Bandara Simpang Tiga menjadi [[Bandara Sultan Syarif Kasim II]]. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mulai mengelola [[Bandara Kijang]].
 
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
 
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan masyarakat.
 
Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.
 
Angkasa Pura II telah mengelola 16 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), Tjilik Riwut (Palangkaraya), Silangit (Tapanuli Utara), Kertajati dan Banyuwangi.
 
== Tata Kelola Perusahaan ==
Komitmen penerapan GCG merupakan hal yang mutlak bagi Angkasa Pura II. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan infrastruktur yang dimiliki dan secara berkesinambungan meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung efektivitas pelaksanaan GCG di Angkasa Pura II.
 
Pada tahun 2004, perusahaan ini meresmikan terminal khusus haji di Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2005, Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] meresmikan [[Bandara Internasional Minangkabau]]. Pada tahun 2006, Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]] meletakkan batu pertama pembangunan [[Bandara Kualanamu]]. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian juga meresmikan [[lounge]] khusus [[Tenaga Kerja Indonesia|TKI]] di Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2006 juga, perusahaan ini mendirikan PT [[Railink]] bersama PT [[Kereta Api Indonesia]]. Pada tahun 2007, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Depati Amir]] dan [[Bandara Sultan Thaha]]. Pada tahun 2009, perusahaan ini meresmikan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Setahun kemudian, perusahaan ini juga meluncurkan kembali Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2011, perusahaan ini meletakkan batu pertama pembangunan terminal di Bandara Depati Amir dan [[Bandara Supadio]]. Setahun kemudian, perusahaan ini meresmikan terminal baru di Bandara Sultan Syarif Kasim II. Pada tahun 2013, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Silangit]], serta mulai mengoperasikan Bandara Kualanamu dan terminal baru di [[Bandara Raja Haji Fisabilillah]]. Pada tahun 2016, perusahaan ini mulai mengoperasikan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta.
Untuk mewujudkan perusahaan yang tumbuh berkembang dan berdaya saing tinggi, Angkasa Pura II telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) dengan memperhatikan prinsip-prinsip GCG sesuai ketentuan dan peraturan serta best practise yang berlaku. Pelaksanaan GCG merupakan tindak lanjut Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER 01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik pada BUMN, yang menyebutkan bahwa “BUMN wajib melaksanakan operasional perusahaan dengan berpegang pada prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntanbilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran”.
 
Pada bulan Januari 2017, perusahaan ini mulai mengoperasikan terminal internasional baru di [[Bandara Husein Sastranegara]] dan terminal baru di Bandara Depati Amir. Pada bulan September 2017, perusahaan ini mulai membangun ''Airport Operation Control Center'' (AOCC) dan mulai mengoperasikan [[Kalayang Bandara Soekarno-Hatta|kalayang]] di Bandara Soekarno-Hatta. Pada bulan November 2017, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Jenderal Besar Sudirman]]. Pada bulan November 2017 juga, Presiden [[Joko Widodo]] meresmikan Bandara Silangit. Pada bulan Desember 2017, PT Railink mulai mengoperasikan [[Kereta Ekspres Bandara Internasional Soekarno-Hatta|KA Bandara Soekarno-Hatta]]. Pada bulan Desember 2017 juga, Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Ultimate Bandara Supadio dengan didampingi oleh Menteri Perhubungan [[Budi Karya Sumadi]]. Pada bulan yang sama, perusahaan ini juga mulai mengelola [[Bandara Banyuwangi]]. Pada tahun 2018, perusahaan ini mulai mengoperasikan [[Bandara Kertajati]]. Pada bulan Oktober 2019, perusahaan ini juga mulai mengelola [[Bandara Radin Inten II]], [[Bandara H.A.S. Hanandjoeddin]], dan [[Bandara Fatmawati Soekarno]].<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.angkasapura2.co.id/id/about?activeTab=history|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Angkasa Pura II|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref>
Semangat yang terkandung dalam penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah niat dan tekad manajemen Angkasa Pura II untuk menjadikan Angkasa Pura II sebuah perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas Produk dan Proses Kerja yang baik, serta memiliki Code of Conduct, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungannya.
 
Pada bulan Oktober 2021, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Aviasi Pariwisata Indonesia]] (Injourney), sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang aviasi dan pariwisata.<ref name="holding">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/176539/Salinan_PP_Nomor_104_Tahun_2021.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 104 tahun 2021|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=12 Oktober 2021}}</ref> Pada bulan Desember 2023, perusahaan ini menyerahkan seluruh saham [[Angkasa Pura Solusi]], [[Angkasa Pura Propertindo]], dan [[Gapura Angkasa]] yang mereka pegang ke PT [[Angkasa Pura Kargo]], sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal Injourney yang bergerak di bidang pendukung operasional bandara. Nama perusahaan tersebut kemudian juga diubah menjadi PT [[Integrasi Aviasi Solusi]]. Pada bulan Januari 2024, perusahaan ini resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan tersebut ke Injourney. Pada bulan Februari 2024, Injourney resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PT [[Angkasa Pura Indonesia]] (Injourney Airports) yang sengaja didirikan sebagai subholding di internal Injourney yang bergerak di bidang pengelolaan bandara.<ref>{{cite news|last=Cecilia Prayudya|first=Maria|date=29 Desember 2023|title=Erick Thohir: Penggabungan bawa Angkasa Pura masuk 5 besar pengelola bandara dunia|url=https://www.antaranews.com/berita/3891591/erick-thohir-penggabungan-bawa-angkasa-pura-masuk-5-besar-pengelola-bandara-dunia|agency=[[LKBN Antara]]|accessdate=1 Januari 2024}}</ref><ref name="ias">{{Cite web|title=Laporan Tahunan 2023|url=https://www.angkasapura2.co.id/en/investor_relation/download_report?id=80|publisher=PT Angkasa Pura II|language=id|access-date=13 Mei 2024}}</ref>
Tujuan Penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah sebagai berikut:
# Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Organ Perseroan (Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi), karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan berjalan secara baik dan kepentingan semua pihak terpenuhi.
# Mendorong dan mendukung pengembangan Angkasa Pura II.
# Mengelola sumber daya secara lebih amanah.
# Mengelola risiko secara lebih baik.
# Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders.
# Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Angkasa Pura II.
# Memperbaiki budaya kerja Angkasa Pura II.
# Meningkatkan citra Angkasa Pura II (image) menjadi semakin baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Angkasa Pura II memiliki komitmen penuh dan secara konsisten menegakkan penerapan GCG dengan mengacu kepada beberapa aturan formal yang menjadi landasan bagi Angkasa Pura II dalam penerapan GCG yaitu:
# Undang Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN(Pasal 5 ayat 3).
# Peraturan Menteri Negara Badan Usaha No. PER- 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara dan perubahannya Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tanggal 06 Juli 2012.
# Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 06 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.
# Undang Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang diperbaharui oleh Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007.
# Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor: KEP.448/UM.004/X/AP II–2007 dan Nomor: KEP.02.03.01/00/10/2007 461 tentang Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) di Lingkungan PT Angkasa Pura II (Persero).
Prinsip-prinsip GCG sesuai dengan PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, meliputi:
# Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan;
# Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;
# Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
# Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
# Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan(stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social Responsibility.
 
== Penghargaan ==
Baris 111 ⟶ 61:
* Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009 - 31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dalam Indonesia Travel & Tourism Award (2011).
* Serta berbagai penghargaan pada tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), kategori Good Airport Services untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng) dan kategori Progressive Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng).
 
== Operasi ==
Hingga akhir tahun 2021, Angkasa Pura II mengelola 21 [[bandar udara]] yang terutama terletak di [[Pulau Sumatra]], [[Jawa]] (kecuali [[Kota Semarang]]–[[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Kota Kediri]]–[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]), serta [[Kalimantan]] bagian barat dan tengah, yakni:<ref name="AP II airports">{{cite web|url=https://www.angkasapura2.co.id/en/bisnis/bandara|title=Our Airports|location=[[Tangerang]]|publisher=Angkasa Pura II}}</ref>
 
=== Bandar udara internasional ===
* [[Indonesia Barat|Indonesia bagian barat]]
# [[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]] ([[Kota Banda Aceh]])
# [[Bandar Udara Internasional Kualanamu]] ([[Kota Medan]], [[Sumatera Utara]])
# [[Bandar Udara Internasional Minangkabau]] ([[Kota Padang]], [[Sumatera Barat]])
# [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II]] ([[Kota Pekanbaru]], [[Riau]])
# [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta]] ([[Jabodetabekjur]])
# [[Bandar Udara Internasional Kertajati]] ([[Kota Bandung]] dan [[Cirebon]], [[Jawa Barat]])
 
=== Bandar udara domestik ===
* Indonesia bagian barat
# [[Bandar Udara Sisingamangaraja XII]] ([[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]], [[Sumatera Utara]])
# [[Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah]] ([[Kota Tanjungpinang]], [[Kepulauan Riau]])
# [[Bandar Udara Sultan Thaha]] ([[Kota Jambi]], [[Jambi]])
# [[Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II]] ([[Kota Palembang]], [[Sumatera Selatan]])
# [[Bandar Udara Depati Amir]] ([[Kota Pangkal Pinang]], [[Kepulauan Bangka Belitung]])
# [[Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin]] ([[Pulau Belitung]], [[Kepulauan Bangka Belitung]])
# [[Bandar Udara Fatmawati Soekarno]] ([[Kota Bengkulu]])
# [[Bandar Udara Radin Inten II-Bandar Lampung|Bandar Udara Radin Inten II]] ([[Kota Bandar Lampung]], [[Lampung]])
# [[Bandar Udara Husein Sastranegara]] ([[Kota Bandung]], [[Jawa Barat]])
# [[Bandar Udara Jenderal Besar Sudirman]] ([[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Jawa Tengah]])
# [[Bandar Udara Supadio]] ([[Kota Pontianak]], [[Kalimantan Barat]])
* [[Indonesia Timur|Indonesia bagian timur]]
# [[Bandar Udara Banyuwangi]] ([[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]], [[Jawa Timur]])
# [[Bandar Udara Tjilik Riwut]] ([[Kota Palangkaraya]], [[Kalimantan Tengah]])
 
== Galeri logo ==
Logo Angkasa Pura I dan II awalnya sama, tetapi kemudian masing-masing perusahaan menggunakan logo barunya sendiri-sendiri. <gallery>
Baris 116 ⟶ 96:
Berkas:Angkasa Pura II logo 2014.svg|Logo Angkasa Pura II mulai 21 Januari 2014
</gallery>
 
== Operasi ==
PT Angkasa Pura II menitik beratkan bandar udara di wilayah barat Indonesia.
* [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta|Bandara Internasional Soekarno-Hatta]]
* [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Bandara Halim Perdanakusuma]]
* [[Bandara Internasional Husein Sastranegara|Bandara Husein Sastranegara]]
* [[Bandara Internasional Kuala Namu]] menggantikan [[Pangkalan Udara Soewondo|Bandara Internasional Polonia]]
* [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]]
* [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II|Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II]]
* [[Bandar Udara Internasional Minangkabau|Bandara Internasional Minangkabau]]
* [[Bandar Udara Supadio|Bandara Internasional Supadio]]
* [[Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah|Bandara Raja Haji Fisabilillah]]
* [[Bandar Udara Sultan Thaha|Bandara Sultan Thaha]]
* [[Bandar Udara Depati Amir|Bandara Depati Amir]]
* [[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda|Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda]]
* [[Bandar Udara Internasional Silangit|Bandara Internasional Sisingamangaraja XII]]
* [[Bandar Udara Internasional Kertajati]]
* [[Bandar Udara Banyuwangi|Bandara Banyuwangi]]
* [[Bandar Udara Tjilik Riwut]]
* [[Bandar Udara Fatmawati Soekarno]]
* [[Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin|Bandara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin]]
* [[Bandar Udara Internasional Radin Inten II|Bandara Radin Inten II]]
* [[Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman]]
 
== Referensi ==
Baris 144 ⟶ 101:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} {{en}} [http://www.angkasapura2.co.id/ Situs web resmi Angkasa Pura II] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20191213021309/http://www.angkasapura2.co.id/ |date=2019-12-13 }}
{{Mantan BUMN Indonesia}}
 
{{BUMN}}
 
[[Kategori:Bandar udara di Indonesia| InJourney]]
[[Kategori:BadanBandar usaha milik negaraudara di Indonesia|*AP2]]
[[Kategori:Perusahaan transportasi Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan yang didirikan tahun 1984]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1984 di Indonesia]]
[[Kategori:Operator bandar udara Indonesia]]