Kalang, Sidorejo, Magetan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Tradisi Seni dan Budaya: Bot: Menambah referensi, removed stub tag |
|||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 12:
|kepadatan = 629 jiwa/km²
}}
'''Kalang''' adalah sebuah nama [[desa]] di wilayah [[Sidorejo, Magetan|Kecamatan Sidorejo]], [[Kabupaten Magetan]], Provinsi [[Jawa Timur]].
Sebelum tahun [[2009]], Kalang termasuk [[Magetan, Magetan|Kecamatan Magetan]] yang memiliki 5 Dusun. Saat ini desa ini dipimpin oleh kepala desa bernama
== Sekilas Kalang Lawu Dan Sejarah ==
Baris 21:
Bukan hanya kapal yang dibuat oleh wong kalang lawu, tetapi juga membuat candi hingga berbagai senjata dan peralatan rumah tangga dalam skala besar serta pengumpul kayu, batu, pasir, emas juga dalam jumlah banyak.
Kekuatan Wong Kalang Lawu pernah digunakan kerajaan Majapahit untuk melakukan penyerbuan ke berbagai pulau Luar Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera yang dibawahi Bre Wengker, sehingga sebagian Wong kalang Lawu ini menempati daerah di pulau tersebut untuk menjaga kondisi situasi dibawah Majapahit.<ref>{{Cite book|last=Diyanto|first=Kamran|date=1986|title=Wong Kalang|location=surabaya|publisher=Karya Sastra|url-status=live}}</ref> Sejarah mencatat bahwa Wong Kalang Lawu pernah menyelamatkan Raja Brawijaya V beserta pasukan Ponorogo yang pro raja saat dikejar pasukan Kediri dan Ponorogo yang kontra raja ketika hendak menuju ke sebuah candi di gunung Lawu, Kemudian Raja Brawijaya V di dampingi oleh Wong Kalang yang bernama Dipo Menggolo dan Wongso Menggolo dengan selamat.<ref>{{Cite web|title=gunung lawu tempat bersemayamnya raja terakhir majapahit|url=http://kabare.id/berita/gunung-lawu-tempat-bersemayamnya-raja-terakhir-majapahit|website=kabare|access-date=2021-03-25|archive-date=2020-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20200120013234/http://kabare.id/berita/gunung-lawu-tempat-bersemayamnya-raja-terakhir-majapahit|dead-url=yes}}</ref>
Selain itu juga pernah digunakan oleh pihak Belanda untuk menyatukan kadipaten Magetan dan kadipaten Ponorogo yang kala itu di kedua kadipaten ini masih terpecah beberapa bagian dan penduduknya gemar melakukan perang antar kelompok. Bahkan pihak Belanda sendiri menaruh rasa takut dan hormat kepada wong Kalang lawu ini dengan tidak memaksa desa ini untuk menyetorkan hasil pertanian maupun ke peternakan ke Belanda, setelah menir Belanda berusaha meminta paksa ayam milik seorang nenek wong kalang lawu, tetapi si nenek ini mencekik ayam yang hendak diminta dan dilemparkan ke tanah, sontak saja menir belanda bertingkah seperti ayam yang kesakitan pada lehernya hingga tewas di tempat.
Baris 29:
Saat era Gestapu tahun 1965 warga Kalang dilanda kebingungan, PKI marah dan mendatangi desa Kalang untuk diserang karena tidak Pro PKI, disisi lain Laskar NU juga menuding warga desa Kalang sebagai simpatisan PKI karena tidak beragama Islam, hal ini membuat Kepala desa kalang saat itu mengerahkan warganya ke tepi jalan raya dengan menggenggam pasir dan batu dari sungai tiap orang, dilemparkanlah pasir dan batu oleh semua warga ke simpatisan PKI hingga membuat semua simpatisan PKI terluka hingga sekarat, anehnya tidak ada batu dan pasir yang meleset. Kemudian Laskar NU juga mengalami nasib yang sama beberapa hari kemudian karena mendapatkan lemparan pasir dan batu.
Hal
== Peninggalan Bersejarah ==
Di desa kalang banyak terdapat banyak peninggalan sejarah berupa arca yang digunakan oleh warga sebagai peribadatan spiritual, terutama di dusun Bungkal yang dikenal sebagai warga Kalang sepuh di Desa Kalang yang kemudian keturunanannya mendiami daerah disekitar bungkal seperti dusun Kalang, Mojo, Babadan, Randu dan Kacangan.
== Tradisi Seni dan Budaya ==
Di desa Kalang masyarakatnya gemar akan seni dan budaya seperti Gambyong, Campursari, Ketoprak, Kucingan dan Reog Ponorogo, sangat mudah ditemukan gambyongan ketika seseorang sedang melaksanakan hajat. Reog Ponorogo juga menjadi idola di Desa Kalang, Dahulu di tiap dusun terdapat Grup Reog. kesenian Reog diperkenalkan oleh orang-orang Ponorogo yang masih pro dengan Raja Brawijaya V kepada Orang Kalang setelah menghadapi serangan dari pasukan Ponorogo dan kediri yang kontra kepada raja, kisah ini kemudian dikenal dengan perang Warok Lawu dengan Warok Wilis.
Produk tradisional kerajinan anyaman bambu dengan aneka bentuk merupakan hasil karya unggulan Desa Kalang yang merupakan penghasil kerajinan anyaman bambu
{{Sidorejo, Magetan}}
{{Authority control}}
|