Kabasaran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AWG97 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k Mengembalikan suntingan oleh 122.200.5.25 (bicara) ke revisi terakhir oleh Envapid
Tag: Pengembalian SWViewer [1.6]
 
(10 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Kabasaran warrior in Tomohon, Minahasa, North Sulawesi, Indonesia.png|thumb|250px|Penari [[Kabasaran]] di [[Tomohon]], Sulawesi Utara]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Tjakalélé-dansers in Minahasa Noord-Celebes TMnr 10003459.jpg|jmpl|Kabasaran Minahasa.]]
'''Kabasaran''' adalah tarian perang dari daerah [[Minahasa]], [[Sulawesi Utara]].
Baris 7:
Tarian ini merupakan tarian keprajuritan tradisional [[Minahasa]], yang diangkat dari kata; Wasal, yang berarti ayam jantan yang dipotong jenggernya agar sang ayam menjadi lebih garang dalam bertarung.
 
Tarian ini diiringi oleh suara tambur dan / atau gong kecil. Alat musik pukul seperti [[Gong]], [[Tambur]] atau [[Kolintang]] disebut “Pa ‘ Wasalen” dan para penarinya disebut Kawasaran, yang berarti menari dengan meniru gerakan dua ayam jantan yang sedang bertarung, hampir miripsama dengan tarian [[Cakalele]] dari [[Maluku]]. Dahulu tarian ini disebut ''Sakalele'' dan kemudian disederhanakan dengan pengaruh gerakan [[tari Quadrille|Quadrille]].<ref name="Kaya2">{{cite web | title=Tari Kabasaran, Tarian Ksatria Minahasa | website=Indonesia Kaya | date=2023-02-03 | url=https://web.archive.org/web/20240512070508/https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/tarian-kabasaran/ | language=id | access-date=2024-06-13}}</ref>
 
Kata Kawasalan ini kemudian berkembang menjadi "Kabasaran" yang merupakan gabungan dua kata “Kawasal ni Sarian” “Kawasal” berarti menemani dan mengikuti gerak tari, sedangkan “Sarian” adalah pemimpin perang yang memimpin tari keprajuritan tradisional Minahasa. Perkembangan bahasa melayu Manado kemudian mengubah huruf “W” menjadi “B” sehingga kata itu berubah menjadi Kabasaran, yang sebenarnya tidak memiliki keterkaitan apa-apa dengan kata “besar” dalam bahasa Indonesia, namuntetapi akhirnya menjadi tarian penjemput bagi para Pembesar-pembesar.
 
Pada zaman dahulu para penari Kabasaran, hanya menjadi penari pada upacara-upacara adat. Namun, dalam kehidupan sehari-harinya mereka adalah petani dan rakyat biasa. Apabila Minahasa berada dalam keadaan perang, maka para penari Kabasaran menjadi [[Waraney]].
Baris 39:
Seiring tidak ada lagi peperangan antar daerah, tari Kabasaran kini dijadikan sebagai tari penyambutan tamu dan hiburan warga [[Minahasa]] ketika menyelenggarakan pesta adat. Seringkali, tarian ini hadir sebagai hiburan warga ketika propinsi [[Sulawesi Utara]] menyelenggarakan festival adat.
kawasaran/kabasaran merupakan identitas tou Minahasa, bukan sekadar dijadikan sebagai tari penyambutan tamu dan hiburan warga, tetapi lebih dalam kepada proses ritual dari jalan hidup seorang waraney.
 
==Referensi==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Budaya Minahasa]]