Ekspedisi Tentara Republik Indonesia ke Sulawesi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
Faldi00 (bicara | kontrib)
Konferensi Paccekke: Menambahkan link ke Abubakar Lambogo
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
 
'''Ekspedisi Tentara Republik Indonesia ke Sulawesi''' merupakan sebuah [[ekspedisi]] militer yang dilakukan oleh [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI) atas mandat dari panglima besar [[Soedirman|Jenderal Sudirman]] untuk menyusup ke [[Sulawesi]] dan membentuk satu kekuatan divisi Tentara Republik Indonesia (TRI) di Sulawesi.
Baris 26 ⟶ 27:
Setelah seluruh pasukan ekspedisi tiba di Sulawesi, dengan segera direncanakanlah pertemuan semua badan perjuangan di daerah Sulawesi Selatan, berdasarkan isi mandat yang diberikan Panglima Besar Sudirman. Diadakanlah konferensi di [[Paccekke, Soppeng Riaja, Barru|Paccekke]], Barru, pertemuan dilangsungkan dari tanggal 20 hingga 22 Januari 1947. Pimpinan utama Konferensi Paccekke ialah Andi Mattalatta dan dibantu oleh M. Saleh Lahade.
 
Adapun badan perjuangan dan kelaskaran yang sempat hadir pada konferensi tersebut antara lain KRIS Muda Mandar dipimpin oleh Andi Parenrengi, BPRI Suppa oleh Andi Selle, BPRI Enrekang oleh Andi [[Abubakar Lambogo]], BP Ganggawa oleh Rachmansyah, GAPIS Soppeng oleh M. Idris Palunggeng, KRIS oleh Andi Cabambang, Harimau Indonesia oleh Muhammad Syah, Banteng Makassar oleh Daeng Bonto. Konferensi dilaksanakan di salah satu [[rumah panggung]] yang cukup besar. Jumlah peserta Konferensi Paccekke sebanyak 43 orang, pasukan yang tiba di Paccekke dan di sekitar tempat dilaksanakannya konferensi ada sekitar 700 orang.<ref>Rasyid, Darwas. 1990. ''Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Daerah TK. II Kabupaten Barru''. Ujung Pandang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang.</ref>
 
Pada tanggal 21 Januari 1947, disepakati untuk membentuk kekuatan satu divisi (Divisi Hasanuddin) dengan [[dislokasi]] masing-masing satu [[resimen]] di sekitar Makassar, [[Kota Parepare|Parepare]], [[Kota Palopo|Palopo]], dan satu resimen lagi dipersiapkan di [[Sulawesi Tenggara]].<ref>Sritimuryati. Juni 2011. ''Konferensi Paccekke dan Pengaruhnya Terhadap Intensitas Perjuangan''. WALASUJI. Vol. 2, No. 1.</ref> Dengan terlaksananya Konferensi Paccekke ini nantinya sangat berpengaruh besar dalam perkembangan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang lebih terorganisir.<ref>Abduh, Muhammad. DKK. 1981. ''Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme Dan Kolonialisme Di Sulawesi Selatan''. Ujung Pandang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.</ref>