Al-Qur'an: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Anakadam1 (bicara | kontrib)
Lina Sellin (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(916 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimproveRefimprove}}
<!---Harap untuk TIDAK menggunakan gelar-gelar kehormatan seperti Nabi, Rasulullah, Saw, Swt, dan sebagainya pada artikel ini. Mohon lihat WP:GELARISLAM yang memberikan pedoman ini--->
{{Islam}}
{{Infobox religious text
'''Al-Qur'an''' ([[KBBI|ejaan KBBI]]: '''Alquran''', dalam [[bahasa Arab]] <big>'''قُرْآن'''</big>) adalah [[kitab suci]] agama [[Islam]]. Umat [[Islam]] memercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu [[Allah]] yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi [[Muhammad]] SAW melalui perantaraan [[Malaikat Jibril]].
|religion=[[Islam]]
|image=File:Qur'an and Rehal.jpg|alt=Mushaf al-Qur'an yang terbuka
|language=[[Bahasa Arab Klasik|Arab Klasik]]
|chapters=114 [[surah]]
|caption=
|period=610–632 M
|name=al-Qur'an
|subheader=القرآن al-Qurʾān
|native_wikisource=القرآن الكريم
|orig_lang_code=ar
|wikisource=Al-Qur'an
}}
{{Islam|hukum}}
{{Quran}}
{{multiple image
| align = right
| total_width = 320
| image1 = IslamicGalleryBritishMuseum3.jpg
| image2 = Quran by Imam ali.JPG
| footer = Kiri: Al-Qur’an abad ke-11 Afrika Utara di [[British Museum]]. Kanan: Al-Qur’an − di [[Mashhad]], Iran – ditulis oleh [[Ali bin Abi Thalib]].
}}
'''Al-Qur'an''' (bentuk tidak baku: ''al-quran'', ''alqur'an'', ''alquran'', ''kuran'', ''qur'an'')<ref>{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:Al-Qur'an|WIKI}}|title=Arti kata Al-Qur'an|website=[[KBBI Daring]]|department=[[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]], [[Kemendikbudristek]]|access-date=25 Agustus 2024}}</ref> adalah [[kitab suci]] agama [[Islam]] yang, menurut kepercayaan umat [[Muslim]], diturunkan oleh [[Allah]] kepada nabi terakhir Islam, [[Muhammad]], melalui Malaikat [[Jibril]].{{sfn|Nasr|2007}} Kitab ini terbagi ke dalam 114 [[surah]] (bab), dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa [[ayat]]. Selain memiliki makna keagamaan, karya ini secara luas dianggap sebagai karya terbaik dalam sastra [[Arab]] dan telah memengaruhi bahasa Arab secara signifikan.
 
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung oleh [[Allah]] kepada [[Muhammad]] melalui [[Malaikat]] [[Jibril]],<ref name=Lambert>{{cite book|last1=Lambert|first1=Gray|title=The Leaders Are Coming!|date=2013|publisher=WestBow Press|isbn=9781449760137|page=287|url=https://books.google.com/books?id=sV0mAgAAQBAJ&pg=PA287 }}</ref><ref name="Williams & Drew">{{cite book|author1=Roy H. Williams|author2=Michael R. Drew|title=Pendulum: How Past Generations Shape Our Present and Predict Our Future|date=2012|publisher=Vanguard Press|isbn=9781593157067|page=143|url=https://books.google.com/books?id=mygRHh6p40kC&pg=PA143 }}</ref> berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari; atau rata-rata selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal 17 [[Ramadan]],<ref name="Prophetic Events 2001 p. 50">''Chronology of Prophetic Events'', Fazlur Rehman Shaikh (2001) p. 50 Ta-Ha Publishers Ltd.</ref><ref>[http://tanzil.net/#trans/en.arberry/17:105 Quran 17:105]</ref> {{sfn|Nasr|2007}}<ref name = LivRlgP338>''Living Religions: An Encyclopaedia of the World's Faiths'', Mary Pat Fisher, 1997, page 338, I.B. Tauris Publishers.</ref><ref name = QuranC17V106>{{Cite quran|17|106|style=nosup}}</ref><ref>https://media.neliti.com/media/publications/178165-ID-sejarah-al-quran-uraian-analitis-kronolo.pdf</ref> Umat Muslim menghormati Al-Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar dari [[Muhammad]], sebagai salah satu tanda dari kenabian,<ref>{{cite book|last=Peters|first=F.E.|title=The Words and Will of God|year=2003|publisher=[[Princeton University Press]]|isbn=0-691-11461-7|pages=12–13}}</ref> dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang diturunkan oleh Allah sejak [[Adam]] dan diakhiri dengan Muhammad.{{efn|[[Surah Ibrahim]]: 1, [[Surah Ar-Ra'd]]: 1, [[Surah Yunus]]: 108, [[Surah Al-'Ankabut]]: 49}} Kata "Quran" disebutkan sebanyak 70 kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri.<ref name="Wheeler2002">{{cite book|author=Brannon M. Wheeler|title=Prophets in the Quran: An Introduction to the Quran and Muslim Exegesis|url=https://books.google.com/books?id=qIDZIep-GIQC|date=18 June 2002|publisher=A&C Black|isbn=978-0-8264-4957-3|page=2}}</ref>
Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja ''qara'a'' yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 [[Surah Al-Qiyamah]] yang artinya:
:''“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya”''.({{Quran-usc|75|17}}-{{Quran-usc|75|18}})
 
Menurut ahli sejarah,{{siapa}} beberapa [[sahabat Nabi]] memiliki tanggung jawab menuliskan kembali wahyu Tuhan berdasarkan apa yang telah sahabat lain hafalkan.<ref name="Donner-Companion">Donner, Fred, "The historical context" in McAuliffe, J. D. (ed.), ''The Cambridge Companion to the Qur'ān'' (Cambridge University Press, 2006), p. 31–33.</ref> Setelah kematian [[Muhammad]], para sahabat segera menyusun dan menuliskan kembali hafalan wahyu mereka. Penyusunan kembali Al-Qur'an ini diprakarsai oleh Khalifah [[Abu Bakar Ash-Shiddiq]] atas usulan dari [[Umar bin Khattab]] dengan persetujuan para sahabat senior.<ref>{{Cite web|date=2021-10-31|title=Sejarah Penulisan Alquran di Masa Abu Bakar|url=https://republika.co.id/share/r1tcd2366|website=Republika Online|language=id|access-date=2024-01-27}}</ref>
== Terminologi ==
[[Berkas:Quran cover.jpg|200px|left|thumb| Sebuah cover dari mushaf Al-Qur'an]]
Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
 
Al-Qur’an telah menjelaskan sendiri bahwasanya isi dari Al-Qur’an itu adalah sebuah petunjuk; terkadang juga dapat berisi cerita mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya nilai-nilai moral.{{sfn|Nasr|2003|p=42}}<ref>{{Cite quran|2|67|end=76|style=nosup}}</ref> Al-Qur’an juga digunakan bersama dengan ''[[hadis]]'' untuk menentukan hukum [[Syari'ah]] dan yurisprudensi Islam (''[[fiqih]]'').<ref>''Handbook of Islamic Marketing'', Page 38, G. Rice – 2011</ref> Saat akan melaksanakan [[Salat]], Al-Qur’an dibaca hanya dalam bahasa Arab saja.<ref>Literacy and Development: Ethnographic Perspectives – Page 193, Brian V Street – 2001</ref> Beberapa pakar Barat pun ada yang{{siapa}} mengapresiasi Al-Qur’an sebagai sebuah karya sastra [[bahasa Arab]] terbaik di dunia.<ref>Alan Jones, The Koran, London 1994, ISBN 1-84212-609-1, opening page.{{quote|"Its outstanding literary merit should also be noted: it is by far, the finest work of Arabic prose in existence."}}</ref><ref>Arthur Arberry, The Koran Interpreted, London 1956, ISBN 0-684-82507-4, p. 191.{{quote|“It may be affirmed that within the literature of the Arabs, wide and fecund as it is both in poetry and in elevated prose, there is nothing to compare with it.”}}</ref>
''“Kalam Allah SWT yang merupakan [[mukjizat]] yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan [[mutawatir]] di mana membacanya termasuk [[ibadah]]”.''
 
Seseorang yang menghafal isi Al-Qur'an disebut ''[[Hafiz]]''. Beberapa umat Muslim membacakan Al-Qur’an dengan [[tartil]].<ref>[https://tokohwanita.co.id/tartil-al-quran-juz-30-ibu-nyai-hannah-zamzami-lirboyo/ Tartil Juz 30], ''Tokoh Wanita''. Diakses 12 November 2022.</ref>{{vg}} Peraturan tata cara membaca Al-Qur'an yan baik dan benar disebut sebagai ''[[tajwid]]''. Saat bulan suci [[Ramadan]], biasanya umat Muslim melengkapi hafalan dan membaca Al-Qur’an mereka setelah melaksanakan salat ''[[tarawih]]''. Untuk memahami makna dari Al-Qur'an, umat Muslim perlu menggunakan rujukan yang disebut ''[[tafsir]]''.<ref>Apocalypse And/or Metamorphosis – Page 81, Norman Oliver Brown – 1991</ref>
Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
 
== Etimologi ==
''"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para [[Nabi]] dan [[Rasul]], dengan perantaraan [[Malaikat Jibril]] a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara [[mutawatir]], serta membaca dan mempelajarinya merupakan [[ibadah]], yang dimulai dengan surat [[Al-Fatihah]] dan ditutup dengan surat [[An-Nas]]"''
[[Berkas:Iqra.jpg|thumb|200px|Wahyu pertama Muhammad, Surah Al-Alaq, kemudian ditempatkan ke-96 dalam urutan Al-Qur'an (dalam gaya penulisan saat ini).]]
Terdapat dua pendapat berbeda mengenai asal-usul nama Al-Qur'an, apakah kata {{nq|{{lang|ar|القرآن}}}} merupakan kata asli (''jamid'') atau [[derivasi]] (''musytaqq'').{{sfn|Ar-Rumi|2005|p=19}} [[Asy-Syafi'i]], di antara yang berpendapat pertama, mengatakan
 
<blockquote>Aku membaca (Al-Qur'an–ed.) di hadapan Ismail bin Qistintin, dan dia dulu biasa mengatakan, "'Al-Qur'an' itu adalah isim, bukan ''mahmūz'' dan tidak diambil dari kata {{nq|{{lang|ar|قرأت}}}} ''qara’ta'' ("kamu membaca"). Seandainya diambil dari kata ''qara’ta'', semua yang dibaca pasti menjadi qur'an. Itu adalah nama untuk Al-Qur'an semisal Taurat dan Injil. Kata ''qara’ta'' berhamzah, sedangkan kata Al-Qur'an tidak berhamzah. Pada ayat Al-Qur'an <span dir=rtl>[[Berkas:Ra bracket.png|12px|link=]]&nbsp;{{nq|{{lang|ar|وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْءَانَ}}}}&nbsp;[[Berkas:La bracket.png|12px|link=]]</span>,{{Cite Quran|begin=no|17|45}} kata ''qara’ta'' berhamzah, sedangkan kata Al-Qur'an tidak berhamzah.{{sfn|Ar-Rumi|2005|p=19-20}}</blockquote>
Dengan definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai [[Muslim]], firman Allah yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti [[Kitab Taurat]] yang diturunkan kepada umat [[Nabi Musa]] AS atau [[Kitab Injil]] yang diturunkan kepada umat [[Nabi Isa]] AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai [[ibadah]], seperti [[Hadits Qudsi]], tidak termasuk Al-Qur’an.
 
Yang perlu menjadi catatan di sini adalah bahwa Riwayat yang dibaca Asy-Syafi'i adalah riwayat Ibnu Katsir yang membacanya {{nowrap|Al-Quran}}, tanpa hamzah.{{sfn|Az-Zarkasyi|1957|loc=I/278}} Pendapat ini dibantah dengan argumen bahwa pembacaan kata "Al-Qur'an" tanpa hamzah (menjadi ''al-Qurān''), seperti dalam [[#Qiraat|Qiraat]] Ibnu Katsir, termasuk dalam hukum ''takhfīf'' (peringanan cara membaca) dan ''naql'' (pemindahan harakat [[hamzah]] ke huruf bersukun sebelumnya).{{sfn|Ar-Rumi|2005|p=21}}
== Nama-nama lain Al-Qur'an ==
{{Main|Nama lain Al-Qur'an}}
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri. Berikut adalah nama-nama tersebut dan ayat yang mencantumkannya:
{{col-begin}}
{{col-break}}
* Al-Kitab, QS(2:2),QS (44:2)
* Al-Furqan (pembeda benar salah): QS(25:1)
* Adz-Dzikr (pemberi peringatan): QS(15:9)
* Al-Mau'idhah (pelajaran/nasehat): QS(10:57)
* Al-Hukm (peraturan/hukum): QS(13:37)
* Al-Hikmah (kebijaksanaan): QS(17:39)
* Asy-Syifa' (obat/penyembuh): QS(10:57), QS(17:82)
* Al-Huda (petunjuk): QS(72:13), QS(9:33)
* At-Tanzil (yang diturunkan): QS(26:192)
{{col-break}}
* Ar-Rahmat (karunia): QS(27:77)
* Ar-Ruh (ruh): QS(42:52)
* Al-Bayan (penerang): QS(3:138)
* Al-Kalam (ucapan/firman): QS(9:6)
* Al-Busyra (kabar gembira): QS(16:102)
* An-Nur (cahaya): QS(4:174)
* Al-Basha'ir (pedoman): QS(45:20)
* Al-Balagh (penyampaian/kabar) QS(14:52)
* Al-Qaul (perkataan/ucapan) QS(28:51)
{{col-end}}
 
Yang berpendapat dengan pendapat kedua, ada yang menganggapnya ''musytaqq'' dari huruf {{lang|ar|ق-ر-ن}} ''q-r-n''. [[Abu al-Hasan al-Asy'ari]] mengatakan, "Kata itu ''musytaqq'' dari kata ''qarantu al-syay’ bil-syay’'', yang artinya aku menggabungkannya ke yang satunya. ... Dari kata ini juga, [[haji]] yang digabung dengan [[umrah]] dalam satu ihram disebut ''qiran''."{{sfn|Ar-Rumi|2005|p=20}} Adapun [[Abu Zakariya al-Farra']] mengatakan, "Kata itu ''musytaqq'' dari kata {{lang|ar|القرائن}} ''al-qarā’in'', bentuk jamak dari {{lang|ar|قرينة}} ''qarīnah'' ("indikator")."{{sfn|Ar-Rumi|2005|p=20}} [[Al-Qurtubi]] sependapat dengan al-Farra' dengan alasan bahwa ayat-ayat Al-Qur'an itu saling membenarkan satu sama lain dan saling mirip.{{sfn|Az-Zarkasyi|1957|loc=I/278}}
== Struktur dan pembagian Al-Qur'an ==
{{Main|Surat dalam Al-Qur'an|Makkiyah|Madaniyah}}
 
Yang juga berpendapat bahwa kata al-Qur'an itu ''isim musytaqq'', ada yang menganggapnya ''musytaqq'' dari huruf {{lang|ar|ق-ر-ء}} ''q-r-’''.{{sfn|Ar-Rumi|2005|p=20}} Ibnul Atsir mengatakan, "(Kata 'Al-Qur'an') adalah ''mashdar'' ([[Modus infinitif|bentuk kata infinitif]], dengan pola) seperti {{lang|ar|غفران}} ''gufrān'' dan {{lang|ar|كفران}} ''kufrān''."{{sfn|Ar-Rumi|2005|p=21}} Kata ''qara’a'' sendiri dapat bermakna ''membaca'' atau bermakna ''mengumpulkan''.{{efn|Suatu kata dalam bahasa Arab bisa memiliki lebih dari satu makna. Dalam kasus ini, {{lang|ar|قرأ}} (''{{transl|ar|qara’a}}'') memiliki makna {{lang|ar|جمع}} (''{{transl|ar|jama'a}}'', mengumpulkan) dan {{lang|ar|تلا}} (''talā'', membaca). Dari kata {{lang|ar|قرأ}} diambil kata lain: {{lang|ar|القرية}} (''{{transl|ar|al-qaryah}}''), yang berarti ''desa'' karena di desa terkumpul keluarga-keluarga.}} Di antara yang berpendapat maknanya "mengumpulkan" adalah az-Zujjaj. Sementara itu, al-Lihyani menggunakan firman Allah, {{teks quran|75|17|18}} "Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu"{{Cite Quran|begin=no|75|17-18}} sebagai dalil bahwa makna "Al-Qur'an" bukan "mengumpulkan", tetapi "membaca", karena penggunaan kata sambung "dan" mengharuskan adanya pergantian kata.{{sfnm|1a1=Ar-Rumi|1y=2005|1p=20|2a1=Az-Zarkasyi|2y=1957|2loc=I/277}} Jika al-Qur'an berasal dari kata ''qara’a'' yang bermakna ''membaca'', maka al-Qur'an berarti ''bacaan'', sedangkan jika bermakna ''mengumpulkan'', maka al-Qur'an berarti ''kumpulan'', karena Al-Qur'an itu berisi kumpulan kisah-kisah dan hukum.{{sfn|Al-Utsaimin|2001|p=3}}
=== Surat, ayat dan ruku' ===
Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama [[surah]] (surat). Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah [[surat Al Baqarah]] dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni [[surat Al Kautsar]] dan Al-‘Așr. Total jumlah ayat dalam Al-Qur'an mencapai 6236 ayat di mana jumlah ini dapat bervariasi menurut pendapat tertentu namun bukan disebabkan perbedaan isi melainkan karena cara/aturan menghitung yang diterapkan. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang membahas tema atau topik tertentu.
 
== Mui ==
=== Makkiyah dan Madaniyah ===
{{Lihat pula|Nama lain Al-Qur'an}}
Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat [[Makkiyah]] (surat [[Mekkah]]) dan [[Madaniyah]] (surat [[Madinah]]). Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW [[hijrah]] ke [[Madinah]] digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah.
Meskipun kata Al-Qur'an adalah yang paling sering digunakan di dalam kitab suci tersebut untuk merujuknya—seperti di ayat ke-9 dari [[Surah al-Isra']] di bawah ini, Allah juga menggunakan berbagai nama berbeda, seperti ''al-Furqān'' ("pembeda"), ''al-Kitāb'' ("buku"), dan ''al-Żikr'' ("pengingat").{{sfn|Wahb|2022}} Selain itu, al-Qur'an juga disebut dengan karakteristiknya, seperti kabar gembira, ilmu (pengetahuan), tali yang kuat, kebenaran, tali Allah, dan pernyataan yang jelas untuk manusia.{{sfn|Wahb|2022}}
Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat,sebab ada surat Madaniyah yang turun di Mekkah
 
{{Teks quran blok |s=17
=== Juz dan manzil ===
|a1=9|t1=Sungguh, <em>Alquran</em> ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar.
Dalam skema pembagian lain, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama ''juz''. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur'an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
|attr={{Cite Quran|style=noref|17|9}}
}}
 
Para ahli tafsir memiliki definisi tersendiri tentang Al-Qur'an, semisal Dr. [[Subhi Saleh]] yang mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
=== Menurut ukuran surat ===
Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada didalam Al-Qur’an terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
* As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat [[Al-Baqarah]], [[Ali Imran]], [[An-Nisaa’]], [[Al-A’raaf]], [[Al-An’aam]], [[Al Maa-idah]] dan [[Surat Yunus|Yunus]]
* Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti [[Surat Hud|Hud]], [[Surat Yusuf|Yusuf]], [[Surat Mu’min|Mu'min]] dan sebagainya
* Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti [[Surat Al Anfaal|Al-Anfaal]], [[Surat Al Hijr|Al-Hijr]] dan sebagainya
* Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti [[Adh Dhuha|Adh-Dhuha]], [[Al-Ikhlas]], [[Al-Falaq]], [[An-Nas]] dan sebagainya
 
{{quote|''"Kalam Allah yang merupakan [[mukjizat]] yang diturunkan kepada Muhammad {{saw}} dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan [[mutawatir]], membacanya termasuk [[ibadah]]"''.}}
== Sejarah Al-Qur'an hingga berbentuk mushaf ==
[[Berkas:AndalusQuran.JPG|thumb|right|237px|Manuskrip dari Al-Andalus abad ke-12]]
 
Adapun [[Muhammad Ali Ash-Shabuni]] mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
=== Penurunan Al-Qur'an ===
{{Main|Periode penurunan Al-Qur'an}}
Dipercayai oleh umat Islam bahwa penurunan Al-Qur'an terjadi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian [[Muhammad|Rasulullah]] SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat [[Makkiyyah]]. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa [[hijrah]] berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat [[Madaniyah]].
 
{{quote|''"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Rasul {{saw}} penutup para [[nabi]] dan [[rasul]], dengan perantaraan [[Malaikat Jibril]] dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara [[mutawatir]], serta membaca dan mempelajarinya merupakan [[ibadah]], yang dimulai dengan surah [[Al-Fatihah]] dan ditutup dengan surah [[An-Nas]]"''}}
=== Penulisan Al-Qur'an dan perkembangannya ===
Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Kemudian transformasinya menjadi teks yang dijumpai saat ini selesai dilakukan pada zaman [[khalifah]] [[Utsman bin Affan]].
 
Pendekatan dari beragam disiplin ilmu menghasilkan beragam definisi yang menyoroti aspek-aspek istimewa dari Al-Qur'an.{{sfnm|1a1=Wahb|1y=2022|2a1=Ar-Rumi|2y=2005|2p=23}} Berbagai definisi secara istilah yang ada memiliki kesamaan maksud, yaitu wahyu Tuhan yang ditularkan turun-temurun sampai zaman kita, baik secara lisan, maupun tulisan.{{sfn|Wahb|2022}} [[Al-Qaththan]] mendefinisikan Al-Qur'an sebagai "firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad yang dapat menjadi sarana ibadah dengan membacanya."{{sfn|Al-Qaththan|2002|p=16}}
==== Pengumpulan Al-Qur'an di masa Rasullulah SAW ====
Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni [[Zaid bin Tsabit]], [[Ali bin Abi Talib]], [[Muawiyah bin Abu Sufyan]] dan [[Ubay bin Kaab]]. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.
 
== Sejarah ==
==== Pengumpulan Al-Qur'an di masa Khulafaur Rasyidin ====
[[Berkas:Sana'a1 Stanford '07 recto.jpg|thumb|180px|Manuskrip Sana'a, halaman kanan manuskrip biner Stanford '07. Lapisan atas adalah ayat 265-271 Surah Baqarah. Lapisan ganda mengungkapkan penambahan yang dibuat pada naskah pertama Al-Qur'an dan perbedaannya dengan Al-Qur'an hari ini.]]
===== Pada masa pemerintahan Abu Bakar =====
Al-Qur'an memberikan dorongan yang besar untuk mempelajari sejarah dengan secara adil, objektif, dan tidak memihak.<ref>Rahman, A., (2007), ''Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran: Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah dalam Al-Quran'', (terj.), Bandung: Penerbit Mizania, ISBN 979-8394-43-7</ref> Dengan demikian tradisi sains [[Islam]] sepenuhnya mengambil inspirasi dari Al-Qur'an, sehingga umat [[Muslim]] mampu membuat [[sistematika]] penulisan [[sejarah]] yang lebih mendekati landasan penanggalan [[astronomis]].<ref>{{Cite web|title=SINDOnews {{!}} Al-Qur'an Digital 30 Juz|url=https://kalam.sindonews.com/quran|website=SINDOnews.com|language=id-ID|access-date=2023-03-10}}</ref>
Pada masa kekhalifahan [[Abu Bakar]], terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama [[perang Ridda]]) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang signifikan. [[Umar bin Khattab]] yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para [[Sahabat Nabi|sahabat]]. Abu Bakar lantas memerintahkan [[Zaid bin Tsabit]] sebagai koordinator pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu [[mushaf]], hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri Nabi Muhammad SAW.
 
=== Sejarah pewahyuan ===
===== Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan =====
{{lihat|Asbabun Nuzul}}
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni [[Utsman bin Affan]], terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan [[dialek]] (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standarisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an.
Menurut sebagian ulama, ayat-ayat al-Qur'an turun secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari; dan ada pula sebagian ulama lain yang berpendapat bahwa Al-Qur'an diwahyukan secara bertahap dalam kurun waktu 23 tahun (dimulai pada 22 Desember 603 [[Masehi]]).<ref name="Prophetic Events 2001 p. 50"/> Para ulama membagi masa turunnya ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode [[Makkah]] dan periode [[Madinah]] yang membentuk penggolongan surah Makkiyah dan surah Madaniyah. Periode Makkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian [[Muhammad]] dan surah-surah yang turun pada waktu ini tergolong surah [[Makkiyyah]]. Sementara periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa [[hijrah]] berlangsung selama 10 tahun dan surah yang turun pada kurun waktu ini disebut surah [[Madaniyah]]. Ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang maupun sebab suatu ayat atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan disebut Asbabun Nuzul.<ref>{{Cite web|last=Maarif|first=Syamsul Dwi|title=Apa Itu Asbabun Nuzul: Pengertian, Fungsi, Contoh dan Macamnya|url=https://tirto.id/apa-itu-asbabun-nuzul-pengertian-fungsi-contoh-dan-macamnya-gzrL|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-10-07}}</ref>
 
=== Pengumpulan dan penulisan Al-Qur'an ===
Mengutip hadist riwayat [[Abu Dawud|Ibnu Abi Dawud]] dalam ''Al-Mashahif'', dengan sanad yang shahih:
{{utama|Sejarah Al-Qur'an}}
: ''Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."''
Penulisan ayat-ayat al-Qur'an dilakukan serta diselesaikan pada masa Muhammad yang merupakan seorang Arab,<ref>Surah Fussilat: 44</ref><ref>Surah Al-Hijr: 97, Luqman: 23, Muhammad: 2-3, Furqan: 30-31, Al-'Ankabut: 48-49, Al-A'raf: 2</ref><ref>Surah Al-Qiyamah: 16-19</ref> sementara pertanggungjawaban isi Al-Qur'an berada pada Allah, sebab kemurnian dan keaslian Al-Qur'an dijamin oleh Allah.<ref>Surah Ar-Ra'd: 19, Hud: 1, Al-Hijr: 1, Az-Zumar: 1, Ghaafir: 2, Al-Ahqaf: 2, Al-Hijr: 9</ref> Sementara itu sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa transformasi Al-Qur'an menjadi teks saat ini tidak diselesaikan pada zaman Muhammad, melainkan proses penyusunan Al-Qur'an berlangsung dalam jangka waktu lama sejak masa [[Khulafaur Rasyidin]] hingga masa [[Utsman bin Affan]].
 
==== Masa Muhammad====
Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam ''Mahabits fi 'Ulum Al Qur'an'', keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).
Menurut riwayat para ahli tafsir,{{siapa}} ketika [[Muhammad]] masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menulis Al-Qur'an yakni [[Zaid bin Tsabit]], [[Ali bin Abi Talib]], [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah bin Abu Sufyan,]] dan [[Ubay bin Kaab]].{{sfn|Tabatabi|1987}} Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.<ref>{{Cite web|last=Rakhmani|first=Amalina|date=2022-09-22|title=Muadz Bin Jabal, 1 dari 6 Sahabat Nabi yang Hafal Quran pada Masa Nabi|url=https://chanelmuslim.com/kisah/muadz-bin-jabal-1-dari-6-sahabat-nabi-yang-hafal-quran-pada-masa-nabi|website=Chanelmuslim.com|language=id|access-date=2023-10-07}}</ref>
[[Berkas:AndalusQuran.JPG|jmpl|ka|200px|Manuskrip dari [[Al-Andalus]] tahun 494 Hijriyah.]]
 
==== Masa Khulafaur Rasyidin ====
<!-- POV section
===== Pemerintahan Abu Bakar =====
=='''Maziyyah Al Quran'''==
*Keasliannya terjamin
*Daya tariknya untuk dihafalkan dan dibaca
*Kebenarannya siap uji
**Air susu ibu
Sejak perang dunia ke II para ahli kesehatan bayi memopulerkan temuan adanya unsur yang sangat berguna untuk pertumbuhan bayi pada ASI. Di samping itu, ASI mengandung berbagai unsur penangkal bermacam-macam penyakit b. Dan bagi ibu-ibu yang ingin menyempurnakan dan kesehatan bayinya dianjurkan untuk menyusuinya selama 2 tahun penuh.
Hal ini telah terdapat di Surat Al Baqarah (Sapi Betina), 2:233 (terjemah bebasnya: para ibu hendaklah menyusui anaknya selama dua tahun, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya).
:*Pemidanaan sesorang
Anselm Von Feuerbach (lk. 1800 M)[http://es.wiki-indonesia.club/wiki/Paul_Johann_Anselm_Von_Feuerbach] ahli hukum yang ditokohkan sebagai perintis ilmu hukum khususnya mengenai pemidanaan seseorang, setelah melakukan sesuatu yang lama akhirnya dapat menyusun formula asas tentang pemidanaan sesorang. Tujuan penyusunan formula ini untuk menghindari tindakan sewenang-wenang penguasa. <br>
Formulanya sebagai berikut :<br>
''"Tidak ada hukuman jika tidak ada undang-undang,''<br>
''tidak ada hukuman jika tidak ada kejahatan,''<br>
''tidak ada kejahatan jika tidak ada hukuman berdasaran undang-undang"''
 
Pada masa kekhalifahan [[Abu Bakar]] pada periode 11-13 Hijriyah di Madinah, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama [[Perang Riddah]]) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang signifikan. [[Umar bin Khattab]] yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para [[Sahabat Nabi]]. Abu Bakar lantas memerintahkan [[Zaid bin Tsabit]] sebagai koordinator pelaksanaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu [[mushaf]], hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga kematiannya. Kemudian, mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni [[Hafshah binti Umar]] yang juga istri Muhammad.<ref>{{id}} [https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210331172309-284-624539/kisah-abu-bakar-ash-shiddiq-khulafaur-rasyidin-pertama#:~:text=Abu%20Bakar%20Ash%2DShiddiq%20menjadi,Abu%20Bakar%20selalu%20berkata%20benar Abu Bakar dan al-Quran], ''cnnindonesia''.</ref>
Formula ini umunya menjadi dasar undang-undang hukum pidana negara-negara di dunia ini yang dijabarkan sesuai dengan kondisi masing-masing.
 
===== Pemerintahan Utsman bin Affan =====
Bandingkan formula asas tersebur dengan pernyataan Al Quran suart Al-Isra' (Memperjalankan di Malam Hari), 17:15 yang artinya "Dan seseorang yang berdosa (bersalah) tidak dapat memikul dosa (kesalahan) orang lain, dan Kami (Allah) '''tidak akan mengadzab''' (memidana) '''suatu kaum sebelum kami mengutus seorang rasul kepadanya'''"
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni [[Utsman bin Affan]], terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan [[dialek]] (''lahjah'') antarsuku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (''rasam'') Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam pada masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an.{{cn}}
-->
 
Mengutip hadis riwayat [[Abu Dawud]] dalam ''Al-Mashahif'', dengan sanad yang shahih:{{cn}}
== Upaya penerjemahan dan penafsiran Al Qur'an ==
{{cquote|''Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al-Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."''}}
Upaya-upaya untuk mengetahui isi dan maksud Al Qur'an telah menghasilkan proses penerjemahan (literal) dan penafsiran (lebih dalam, mengupas makna) dalam berbagai bahasa. Namun demikian hasil usaha tersebut dianggap sebatas usaha manusia dan bukan usaha untuk menduplikasi atau menggantikan teks yang asli dalam bahasa Arab. Kedudukan terjemahan dan tafsir yang dihasilkan tidak sama dengan Al-Qur'an itu sendiri.
=== Terjemahan ===
Terjemahan Al-Qur'an adalah hasil usaha penerjemahan secara literal teks Al-Qur'an yang tidak dibarengi dengan usaha interpretasi lebih jauh. Terjemahan secara literal tidak boleh dianggap sebagai arti sesungguhnya dari Al-Qur'an. Sebab Al-Qur'an menggunakan suatu lafazh dengan berbagai gaya dan untuk suatu maksud yang bervariasi; terkadang untuk arti hakiki, terkadang pula untuk arti ''majazi'' (kiasan) atau arti dan maksud lainnya.
{{col-begin}}
{{col-break}}
Terjemahan dalam bahasa Indonesia di antaranya dilaksanakan oleh:
# Al-Qur'an dan Terjemahannya, oleh [[Departemen Agama Republik Indonesia]], ada dua edisi revisi, yaitu tahun 1989 dan 2002
# Terjemah Al-Qur'an, oleh Prof. Mahmud Yunus
# An-Nur, oleh Prof. T.M. Hasbi Ash-Siddieqy
# Al-Furqan, oleh A.Hassan guru PERSIS
Terjemahan dalam bahasa Inggris
# The Holy Qur'an: Text, Translation and Commentary, oleh [[Abdullah Yusuf Ali]]
# The Meaning of the Holy Qur'an, oleh [[Marmaduke Pickthall]]
{{col-break}}
Terjemahan dalam bahasa daerah Indonesia di antaranya dilaksanakan oleh:
# Qur'an Kejawen (bahasa Jawa), oleh Kemajuan Islam Jogyakarta
# Qur'an Suadawiah (bahasa Sunda)
# Qur'an bahasa Sunda oleh K.H. Qomaruddien
# Al-Ibriz (bahasa Jawa), oleh K. Bisyri Mustafa Rembang
# Al-Qur'an Suci Basa Jawi (bahasa Jawa), oleh Prof. K.H.R. Muhamad Adnan
# Al-Amin (bahasa Sunda)
{{col-end}}
 
Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam ''Mahabits fi 'Ulum Al-Qur'an'', keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraisy, yaitu [[Abdullah bin az-Zubair]], [[Sa'id bin al-Ash]], dan [[Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam]]. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraisy tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al-Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Namun, terdapat keterangan bahwa dialek bahasa yang dipergunakan di Al-Qur'an merupakan dialek Arab murni.<ref>Surah An-Nahl: 103, Al-Qalam: 35-40</ref>{{fv}}
=== Tafsir ===
{{Utama|Tafsir al qur'an}}
Upaya penafsiran Al-Qur'an telah berkembang sejak semasa hidupnya Nabi Muhammad, saat itu para sahabat tinggal menanyakan kepada sang Nabi jika memerlukan penjelasan atas ayat tertentu. Kemudian setelah wafatnya Nabi Muhammad hingga saat ini usaha menggali lebih dalam ayat-ayat Al-Qur'an terus berlanjut. Pendekatan (metodologi) yang digunakan juga beragam, mulai dari metode analitik, tematik, hingga perbandingan antar ayat. Corak yang dihasilkan juga beragam, terdapat tafsir dengan corak sastra-bahasa, sastra-budaya, filsafat dan teologis bahkan corak ilmiah.
 
Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, Utsman mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Makkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan Madinah (mushaf al-Imam).{{cn}}
== Adab Terhadap Al-Qur'an ==
Sebelum menyentuh sebuah mushaf Al-Qur'an, seorang Muslim dianjurkan untuk menyucikan dirinya terlebih dahulu dengan [[berwudhu]]. Hal ini berdasarkan tradisi dan interpretasi secara literal dari [[surat Al Waaqi'ah]] ayat 77 hingga 79.<br />
:Terjemahannya antara lain:56-77. ''Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, 56-78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), 56-79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.'' ({{quran-usc|56|77}}-{{quran-usc|56|79}})
Penghormatan terhadap teks tertulis Al-Qur'an adalah salah satu unsur penting kepercayaan bagi sebagian besar Muslim. Mereka memercayai bahwa penghinaan secara sengaja terhadap Al Qur'an adalah sebuah bentuk penghinaan serius terhadap sesuatu yang [[suci]]. Berdasarkan [[hukum]] pada beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim, hukuman untuk hal ini dapat berupa penjara kurungan dalam waktu yang lama dan bahkan ada yang menerapkan [[hukuman mati]].
 
=== {{anchor|Qiraat}}Qiraat: periwayatan ===
== Keutamaan Membaca Al-Qur`an==
Al-Qur'an tidak hanya terjaga dalam wujud tertulis, tetapi juga dengan metode lisan. Justru, transmisi Al-Qur'an secara lisan adalah metode utama untuk menerima dan meneruskannya.{{sfn|Wahb|2022}} Ketika Utsman bin Affan menyebarkan salinan Al-Qur'an ke berbagai wilayah Islam, dia tidak lupa juga mengirim seorang pembaca Al-Qur'an yang akan mendiktekannya kepada penduduk wilayah tersebut.{{sfn|Al-Munajjid|2020}}
1. Akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
[[Umar bin Khattab]] ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur`an), dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR Muslim).
 
== Tajwid: fonetik dan pelafalan Alquran ==
2. Menjad syafaat pada hari [[kiamat]].
{{utama|Tajwid}}
Abu Umamah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Bacalah Al-Qur`an sebab Al-Qur`an akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat (pertolongan) kepada orang keutamaan orang yang mempunyainya.’” (HR Muslim).
 
Pembacaan Al-Qur'an dengan pelafalan yang benar adalah kewajiban yang telah dikenal di kalangan muslim.{{sfn|Wahb|2022}} Kewajiban ini disebutkan dengan perintah jelas di dalam Al-Qur'an, "Dan bacalah Al-Qur`ān itu dengan perlahan-lahan."{{cite quran|73|4}}{{sfn|Wahb|2022}}
3. Hidup bersama para [[malaikat]] dan mendapat dua pahala bagi yang belum mahir membacanya.
Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur`an dan dia sudah mahir dengan bacaannya itu, maka ia beserta para malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti, sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dan ia belum lancar dan merasa kesukaran dalam membacanya, maka dia memperoleh dua pahala.” (HR [[Bukhari]]-[[Muslim]]).
 
== Struktur ==
4. Membaca satu huruf akan mendapat sepuluh pahala kebajikan.
{{Main|Surah|Makkiyah|Madaniyah}}
Ibnu Mas’ud ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang membaca sebuah huruf dari Kitabullah (Al-Qur`an), maka ia memperoleh suatu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf.” (HR [[Imam Tirmidzi]]).
 
Al-Qur'an terdiri atas 114 surah, 30 juz, dan 6.238 ayat menurut riwayat Hafsh,<ref name="hafsh">{{ar}} ''Mushaf al-Madinah an-Nabawiyah (bi-Riwayah Hafsh)''. Madinah: Mujamma' al-Malik Fahd li-Thiba'ah al-Mushaf asy-Syarif. Halaman Ba'.</ref> 6.262 ayat menurut riwayat ad-Dur, atau 6.214 ayat menurut riwayat Warsy.<ref>{{ar}} ''Mushaf al-Madinah an-Nabawiyah bi-Riwayah ad-Durr 'an Abi Amr al-Bashri''. Madinah: Mujamma' al-Malik Fahd li-Thiba'ah al-Mushaf asy-Syarif. Halaman Jim.</ref><ref>Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthy (849-911 H), al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an an-Nau’ at-tasi’ ‘asyar ‘adad suwar wa ayat wa kalimat wa huruf Al-Qur’an.</ref> Secara umum, Al-Qur'an terbagi menjadi 30 bagian yang dikenal dengan nama ''juz''. Pembagian ''juz'' memudahkan mereka yang ingin menuntaskan pembacaan Al-Qur'an dalam kurun waktu 30 hari. Terdapat pembagian lain yang disebut ''manzil'', yang membagi Al-Qur'an menjadi 7 bagian.
5. Mendapat ketenangan dan rahmat dari Allah SWT.
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur`an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka pada makhluk yang ada di dekat-Nya.” (HR Muslim).
 
=== Surah ===
6. Khatam Al-Qur`an merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT.
[[Ibnu Abbas]] ra berkata bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur`an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai, ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR Tirmidzi).
 
Setiap surah dalam Al-Qur'an terdiri atas sejumlah ayat, mulai dari surah-surah yang terdiri atas 3 ayat; yakni [[Surah Al-Kausar]]<ref>https://www.merdeka.com/quran/al-kausar</ref>, [[Surah An-Nasr]]<ref>https://kalam.sindonews.com/surah/110/an-nasr</ref> dan [[Surah Al-Asr]]<ref>https://katadata.co.id/safrezi/berita/618a0ede80277/surat-al-ashr-ayat-1-3-beserta-terjemahan-dan-tafsirnya</ref>, hingga surah yang mencapai 286 ayat; yakni [[surah Al-Baqarah]].<ref>https://www.liputan6.com/quran/al-baqarah</ref> Surah-surah umumnya terbagi ke dalam subbagian pembahasan yang disebut ''ruku.'''
7. Akan mendapatkan shalawat dan doa dari malaikat.
[[Sa’ad bin Abi Waqas]] berkata, “Apabila Al-Qur`an dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat akan bershalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan pada akhir malam, maka malaikat akan bershalawat dan berdoa untuknya hingga sore hari.” (HR Ad-Darimi).
 
[[Berkas:'The Visit of the Queen of Sheba to King Solomon', oil on canvas painting by Edward Poynter, 1890, Art Gallery of New South Wales.jpg|thumb|200px|Kunjungan [[Ratu Syeba]] ke Raja [[Salomo]]. Edward Poynter, 1890. Menurut Taurat, tujuh ratus istri dan tiga ratus selir menyesatkannya di masa tuanya dan menyuruhnya menyembah berhala. Salomo masuk Al-Qur'an sebagai nabi-raja yang memerintah manusia, jin dan alam.]]
==Keutamaan Menghafal Al-Qur`an==
 
Lafadz ''Bismillahirahmanirrahim'' ('''بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ''') merupakan ciri di hampir seluruh pembuka surah di Al-Qur'an selain Surah At-Taubah. Walaupun demikian, terdapat 114 lafadz ''Bismillahirahmanirrahim'' yang setara dengan jumlah 114 surah dalam Al-Qur'an, oleh sebab lafaz ini disebut dua kali dalam [[Surah An-Naml]]<ref>https://kalam.sindonews.com/surah/27/an-naml</ref>, yakni pada bagian pembuka surah serta pada ayat ke-30 yang berkaitan dengan sebuah surat dari [[Sulaiman]] kepada [[ratu Sheba]].
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami pula yang akan benar-benar memeliharanya. (QS Al-Hijr [15]: 9)
 
==== Makkiyah dan Madaniyah ====
Al-Qur`an merupakan satu-satunya kitab suci di muka bumi ini yang terjaga, baik secara lafadz dan isinya. Rasyid Ridha pernah berkata bahwa satu-satunya kitab suci yang dinukil secara mutawatir dengan cara dihafal dan ditulis adalah Al-Qur`an. Sebagaimana ayat di atas, hal ini merupakan janji Allah SWT yang akan selalu menjaganya sampa hari kiamat.
Menurut tempat diturunkannya, surah-surah dapat dibagi atas golongan [[Makkiyah]] (surah [[Mekkah|Makkah]]) dan golongan [[Madaniyah|Madaniyyah]] (surah [[Madinah]]).<ref>A. Rippin, ''Bulletin of the School of Oriental and African Studies'', University of London, Vol. 45, No. 1. (1982), pp. 149-150.</ref> Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu yang diperkirakan terjadi penurunan surah maupun ayat tertentu, di mana surah-surah yang turun sebelum Muhammad beremigrasi ([[hijrah]]) ke [[Madinah]] digolongkan sebagai surah Makkiyah sementara surah-surah yang turun setelahnya tergolong sebagai surah Madaniyyah.{{cn}}
 
Surah yang turun di Makkah pada umumnya surah-surah dengan jumlah ayat yang sedikit, berisi prinsip-prinsip keimanan dan akhlak, panggilannya ditujukan kepada manusia. Sedangkan surah-surah yang turun di Madinah pada umumnya memiliki jumlah ayat yang banyak, berisi peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan, ataupun seseorang dengan lainnya (syari'ah) maupun pembahasan-pembahasan lain. Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini dianggap lebih tepat, sebab terdapat surah Madaniyyah yang turun di Makkah.<ref>Abu Ishaq Ibrahim bin Musa asy-Syatiby, Al-Muwafaqat, Kitab al-Ijtihad al-masalah ar-rabi’ah ‘asyarah tharf al-ijtihad al-khash bi al-’ulama wa al-’am bi al-mukallafin –at-Takallum ‘an ahwal at-Tasyri’ wa al-bad al-makkiy wa usul al-’amah-, Dar Ibnu Qayyim/ Dar Ibnu ‘Affan, 1424/ 2003</ref>
Salah satu penjagaan Allah SWT terhadap Al-Qur`an adalah dengan memuliakan para penghafalnya. Rasulullah saw bersabda, “Penghafal Al-Qur`an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al-Qur`an akan berkata: ‘Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia.' Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). Al-Qur`an kembali meminta: 'Wahai Tuhanku tambahkanlah.' Maka, orang tu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al-Qur`an memohon lagi: 'Wahai Tuhanku, ridhailah dia.' Maka Allah SWT meridha nya. Dan diperintahkan kepada orang itu: 'Bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga).' Dan Allah SWT menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.’” (HR Tirmidzi dar Abu Hurairah).
 
==== Penggolongan menurut jumlah ayat ====
Selain sebagai penjagaan umat Islam terhadap kitab sucinya, menghafal Al-Qur`an merupakan identitas dan kebutuhan setiap muslim. Hal tersebut karena Al-Qur`an adalah jalan hidup setiap muslim. Tanpa adanya hafalan Al-Qur`an, seseorang tidak akan pernah tahu apa yang diperintahkan dan dilarang oleh agama, jiwanya tidak akan pernah terisi oleh ruh ajaran agama. Rasulullah saw bersabda, “Orang yang tidak mempunya hafalan Al-Qur`an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR Tirmidzi).
 
{{utama|Pembagian Alquran menurut jumlah ayat}}
Menghafal Al-Qur`an baiknya tidak hanya lafadznya, namun harus diiringi dengan pemahaman dan pengamalan. Imam Malik dalam kitabnya Al- Muwatha menceritakan bahwa Ibnu Umar membutuhkan bertahun-tahun— malah ada yang mengatakan delapan tahun lamanya—hanya untuk menghafal surat Al-Baqarah. Hal ini menunjukkan bahwa para sahabat benar-benar mempelajari dan mengamalkan Al-Qur`an. Allah SWT berfirman, "Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur`an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.” (QS Al- Qiyamah [75]:16).
Dari segi jumlah ayat, surah-surah yang ada di dalam Al-Qur'an terbagi menjadi empat bagian:
* ''{{transl|ar|Al-Sab' al-ṭiwāl}}'' (tujuh surah yang panjang), enam di antaranya surah [[Al-Baqarah]], [[Ali Imran]], [[An-Nisaa']], [[Al-A'raaf]], [[Al-An'aam]], dan [[Al Maa-idah]]. Surah yang ketujuh adalah [[Surah Al-Anfal]] dan [[Surah At-Taubah]] sekaligus.
* ''{{transl|ar|Al-Mi'ūn}}'' (seratus ayat lebih), seperti [[Surah Asy-Syu'ara]], [[Surah Hud]], [[Surah Yusuf]], [[Surah Al-Mu’min]], [[Surah As-Saffat]], [[Surah Ta Ha]], [[Surah An-Nahl]], [[Surah Al-Anbiya]], [[Surah Al-Isra]] dan [[Surah Al-Kahf]].
* ''{{transl|ar|Al-Maṡānī}}'' (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti [[Surah Al-Anfal]], [[Surah Al-Hijr]]. [[Surah Maryam]], [[Surah Al-Waqi’ah]], [[Surah An-Naml]], [[Surah Az-Zukhruf]], [[Surah Al-Qasas]], [[Surah Sad]], [[Surah Al-Mu’minun]], [[Surah Ya Sin]] dan sebagainya.
* ''{{transl|ar|Al-Mufaṣṣal}}'' (surah-surah singkat), seperti [[Adh Dhuha]], [[Al-Ikhlas]], [[Al-Falaq]], [[An-Nas]] dan sebagainya.<ref>https://tafsiralquran.id/empat-pembagian-surah-alquran/</ref>
 
== Nasakh (perubahan) ==
Mengenai sebab turunnya ayat tersebut, Imam Bukhari mengeluarkan hadits dari Ibnu Abbas ra yang berkata bahwa setiap turun wahyu, Rasulullah saw suka menggerak-gerakkan lisannya dengan maksud ingin cepat menghafalnya. Kemud an, Allah SWT menurunkan ayat tersebut. Tentunya, melafadzkan Al-Qur`an saja sudah mendapatkan pahala, apalagi diiringi dengan pemahaman dan pengamalan.
{{lihat|Nasakh (tafsir)}}
 
Terdapat ayat-ayat Alquran yang turun mengubah hukum ayat-ayat lain yang sudah turun terlebih dahulu. Perubahan hukum ini disebut ''nasakh''.
== Hubungan dengan kitab-kitab lain ==
 
== Upaya penerjemahan dan penafsiran ==
[[Berkas:Melaka Al-Quran Museum.jpg|jmpl|Museum Al-Qur'an di [[Melaka]], [[Malaysia]].]]
Upaya-upaya untuk mengetahui isi dan maksud Al-Qur'an telah menghasilkan proses penerjemahan (literal) dan penafsiran (lebih dalam, mengupas makna) dalam berbagai bahasa. Namun hasil usaha tersebut dianggap sebatas usaha manusia dan bukan usaha untuk menduplikasi ataupun mengganti teks yang asli dalam [[bahasa Arab]], sebab teks yang asli memiliki ciri [[tata bahasa]] dan berbagai istilah khusus yang tidak ditemui dalam terjemahan bahasa lain.<ref>{{cite book|last=Leaman|first=Oliver|title=The Qur'an: an Encyclopedia |url=https://archive.org/details/quranencyclopedi2006unse|year=2006 |publisher=Routledge |location=New York, NY |isbn=0-415-32639-7}}</ref> Dengan demikian, kedudukan terjemahan dan tafsir yang dihasilkan tidaklah sama dengan Al-Qur'an itu sendiri.<ref>{{cite news|url=http://www.slate.com/articles/arts/books/2008/11/how_to_read_the_quran.html|title=How To Read the Quran|last=Aslan|first=Reza|work=Slate|date=20 November 2008|accessdate=25 Februari 2017}}</ref>
 
=== Terjemahan ===
Terjemahan Al-Qur'an adalah hasil usaha penerjemahan secara literal terhadap teks bahasa Arab Al-Qur'an tanpa disertai dengan usaha interpretasi lebih jauh. Al-Qur'an menggunakan suatu lafaz dengan berbagai gaya dan untuk suatu maksud yang bervariasi; kadang-kadang untuk arti hakiki, kadang-kadang pula untuk arti ''majazi'' (kiasan) atau arti dan maksud lainnya.
 
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia:
# Al-Qur'an dan Terjemahannya, oleh [[Departemen Agama Republik Indonesia]], ada dua edisi revisi, yaitu tahun 1989 dan 2002
# Terjemah Al-Qur'an, oleh [[Mahmoed Joenoes]]
# An-Nur, oleh [[Muhammad Hasbi]]
# Al-Furqan, oleh [[Ahmad Hassan]] guru [[Persatuan Islam]]
# Al-Qur'anu'l-Karim Bacaan Mulia, oleh [[Hans Bague Jassin]]
 
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris:
# ''The Holy Qur'an: Text, Translation and Commentary'', oleh [[Abdullah Yusuf Ali]]
# ''The Meaning of the Holy Qur'an'', oleh [[Marmaduke Pickthall]]
 
Terjemahan Al-Qur'an dalam berbagai bahasa daerah di Indonesia: <!-- mengrutkan sesuai abjad -->
# Al-Amin (bahasa Sunda)
# Al-Ibriz (bahasa Jawa), oleh K. Bisyri Mustafa Rembang
# Al-Qur'an dan Terjemahnya Bahasa Sasak (bahasa Sasak), oleh tim penerjemah dari IAIN Mataram<ref>{{cite journal |last=Haris |first=Tawalinuddin |title=Al-Qur’an dan Terjemahnya Bahasa Sasak: Beberapa Catatan |journal=SUHUF Jurnal Pengkajian Al-Qur'an dan Budaya |issn=1979-6544 |location=Jakarta |publisher=Lajnah Pentahihan Mushaf Al-Qur'an |url=http://jurnalsuhuf.kemenag.go.id/index.php/suhuf/article/view/250/152 |pages=211-226 |issue=10 |year=2017 |series=1 |access-date=2017-11-07 |archive-date=2017-11-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171107113250/http://jurnalsuhuf.kemenag.go.id/index.php/suhuf/article/view/250/152 |dead-url=yes }}</ref>
# Al-Qur'an Suci Basa Jawi (bahasa Jawa), oleh [[Muhammad Adnan]]
# Qur'an bahasa Sunda oleh K.H. Qomaruddien
# Qur'an Kejawen (bahasa Jawa), oleh Kemajuan Islam Jogyakarta
# Qur'an Suadawiah (bahasa Sunda)
# Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Bugis (huruf lontara), oleh KH Abdul Muin Yusuf
 
=== Tafsir ===
{{utama|Tafsir Al-Qur'an}}
 
[[Berkas:Alexander-Coin.jpg|thumb|left|150px|Koin yang menggambarkan [[Alexander Agung]] sebagai penakluk Mesir dengan tanduk [[Amun]] di kepalanya. Alexander dianggap sebagai putra dewa Amon berkepala domba jantan di Mesir. Menurut mayoritas komentator Qur'an, [[Żul Qarnain]] adalah Alexander.<ref>[http://turkoloji.cu.edu.tr/mine_mengi_sempozyum/ismail_avci_iskenderi_zulkarneyn_ve_hizir.pdf Dzul Karnayn] ({{pdf}}) and [[Aleksander Agung|Alexander the Great]] in Quran view, ''turkoloju.cu.edu''. {{In lang|en}}.</ref>]]
 
Upaya penafsiran Al-Qur'an telah berkembang sejak masa [[Muhammad]], saat itu para sahabat dapat menanyakan kepadanya jika memerlukan penjelasan atas ayat tertentu. Kemudian setelah kematian Muhammad hingga saat ini, usaha menggali lebih dalam ayat-ayat al-Qur'an terus berlanjut. Metodologi yang umum digunakan para ''mufassirin'' berupa metode analitik, tematik, hingga perbandingan antarayat, dan dengan mengetahui ''asbabu nuzul-''nya Al-Qur'an, itu adalah salah satu cara untuk menafsirkan Al-Qur'an.<ref>Ismail al-Faruqi dalam The Cultural Atlas of Islam (Atlas Budaya Islam) menjelaskan, "tidak mungkin seseorang bisa memahami ayat Alquran tanpa mengetahui sebab-sebab turunnya ayat Alquran, suatu hal yang mustahil untuk memahami suatu ayat tanpa mengetahui latar belakang dan konteks historis ayat tersebut, kapan turunnya, dan bagaimana keadaan waktu itu.”</ref>
 
Corak penafsiran yang dihasilkan berupa tafsir bercorak sastra-bahasa, sastra-budaya, filsafat, teologis bahkan ilmiah. Akan tetapi, adanya berbagai ayat Al-Qur'an yang masih misterius bagi para ahli tafsir, membuktikan bahwa pengetahuan dan ilmu manusia yang terbatas tidak sanggup menandingi sebuah Kitab berasal dari Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu.<ref>Surah At-Talaq: 12, Ta Ha: 98, Al-An'am: 80</ref> Serta terdapat keterangan bahwa inti ajaran Al-Qur'an adalah bagian-bagian tersurat yang mudah dipahami (''muhkamat''), sedangkan bagian-bagian tersirat yang rumit (''mutasyahabihat'') berada dalam Ilmu Allah.<ref>Surah Ali-Imran: 7, Al-Mudassir: 30-31</ref>
 
== Etika ==
Ada dua pendapat mengenai hukum menyentuh Al-Qur'an terhadap seseorang yang sedang junub, perempuan haid dan nifas. Pendapat pertama mengatakan bahwa jika seseorang sedang mengalami kondisi tersebut tidak boleh menyentuh Al-Qur'an sebelum bersuci. Sedangkan pendapat kedua mengatakan boleh dan sah saja untuk menyentuh Al-Qur'an, karena tidak ada [[dalil]] yang menguatkannya.<ref>[http://www.almanhaj.or.id/content/2418/slash/0 Almanhaj: Hukum menyentuh atau memegang Al-Qur'an bagi orang junub, wanita haid dan nifas] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100317222441/http://www.almanhaj.or.id/content/2418/slash/0 |date=2010-03-17 }} (diakses pada 8 Juli 2010)</ref>
 
{{Cquote|''Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.'' (Al-Waqiah 56:77-79)}}
 
* Pendapat pertama
Pendapat kelompok pertama meyakini seseorang diharuskan berwudhu sebelum menyentuh sebuah mushaf Al-Qur'an. Hal ini berdasarkan tradisi dan interpretasi secara literal dari [[surah al-Waqi'ah]] di atas. Penghormatan terhadap teks tertulis Al-Qur'an adalah salah satu unsur penting kepercayaan bagi sebagian besar Muslim. Mereka memercayai bahwa penghinaan secara sengaja terhadap Al-Qur'an adalah sebuah bentuk penghinaan serius terhadap sesuatu yang [[suci]]. Berdasarkan [[hukum]] pada beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim, hukuman untuk hal ini dapat berupa penjara kurungan dalam waktu yang lama dan bahkan ada yang menerapkan [[hukuman mati]].
 
* Pendapat kedua
Pendapat kedua mengatakan bahwa yang dimaksud oleh surah al-Waqi'ah di atas ialah: "Tidak ada yang dapat menyentuh Al-Qur'an yang ada di [[Lauhulmahfuz]] sebagaimana ditegaskan oleh ayat yang sebelumnya (ayat 78) kecuali para Malaikat yang telah disucikan oleh Allah." Pendapat ini adalah tafsir dari [[Ibnu Abbas]] dan lain-lain sebagaimana telah diterangkan oleh [[Al-Hafidzh Ibnu Katsir]] di tafsirnya. Bukanlah yang dimaksud bahwa tidak boleh menyentuh atau memegang Al-Qur'an kecuali orang yang bersih dari hadas besar dan hadas kecil.
 
Pendapat kedua ini menyatakan bahwa apabila memang benar demikian maksudnya tentang firman Allah di atas, maka artinya akan menjadi: Tidak ada yang menyentuh Al-Qur'an kecuali mereka yang suci (bersih), yakni dengan bentuk ''faa'il'' (subjek/pelaku) bukan ''maf'ul'' (objek). Kenyataannya Allah berfirman: "Tidak ada yang menyentuhnya (Al-Qur'an) kecuali mereka yang telah disucikan", yakni dengan bentuk ''maf'ul'' (objek) bukan sebagai ''faa'il'' (subjek).
 
"Tidak ada yang menyentuh Al-Qur'an kecuali orang yang suci."<ref>Shahih riwayat Daruquthni dari jalan Amr bin Hazm, dan dari jalan Hakim bin Hizaam diriwayatkan oleh Daruquthni, Hakim, Thabrani di kitabnya Mu'jam Kabir dan Mu'jam Ausath dan lain-lain, dan dari jalan Ibnu Umar diriwayatkan oleh Daruquthni dan lain-lain, dan dari jalan Utsman bin Abil Aash diriwayatkan oleh Thabrani di Mu'jam Kabir dan lain-lain. Irwaa-ul Ghalil no. 122 oleh Syaikhul Imam Al-Albani. Dia telah mentakhrij hadis di atas dan menyatakannya shahih.</ref> Yang dimaksud oleh hadis di atas ialah: Tidak ada yang menyentuh Al-Qur'an kecuali orang mukmin, karena orang mukmin itu suci tidak najis sebagaimana hadis Muhammad dalam Shahih riwayat [[Imam Bukhari|Bukhari]], [[Imam Muslim|Muslim]], [[Imam Abu Dawud|Abu Dawud]], [[at-Tirmidzi]], [[an-Nasa'i]], [[Ibnu Majah]], [[Ahmad bin Hambal|Ahmad bin Hanbal]], dan lain-lain dari jalur [[Abu Hurairah]],
<blockquote>"Rasulullah {{saw}} pernah menjumpaiku di salah satu jalan dari jalan-jalan yang ada di Madinah, sedangkan aku dalam keadaan junub, lalu aku menyingkir pergi dan segera aku mandi kemudian aku datang (menemui dia), lalu dia bersabda, "Kemana engkau tadi wahai Abu Hurairah?" Jawabku, "Aku tadi dalam keadaan junub, maka aku tidak suka duduk bersamamu dalam keadaan tidak bersih (suci)". Maka dia bersabda, "Subhanallah! Sesungguhnya orang mu'min itu tidak najis". (Dalam riwayat yang lain dia bersabda, "Sesungguhnya orang muslim itu tidak najis").</blockquote>
 
== Hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab lain ==
{{Main|Hubungan Al-Qur'an dengan kitab lain}}
Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Muhammad SAW dalam agama Islam ([[Taurat]], [[Zabur]], [[Injil]], lembaran Ibrahim), Al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut. Berikut adalah pernyataan Al-Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut:
* Bahwa Al-Qur'an menuntut kepercayaan ummat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab tersebut. QS(2:4)
* Bahwa Al-Qur'an diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya. QS(5:48)
* Bahwa Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara ummat-ummat rasul yang berbeda. QS(16:63-64)
* Bahwa Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik oleh [[Yahudi]] dan [[Kristen]].
 
Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum [[Muhammad]] yaitu Suhuf Ibrahim, [[Taurat]], [[Zabur]], dan [[Injil]], Di antara kitab-kitab suci tersebut, Allah secara khusus menyebut kedudukan "al-Kitab yang diberikan kepada Musa" memiliki kaitan paling erat dengan Al-Qur'an.<ref>Surah Al-Ahqaf:12, Al-Ahqaf: 30, Al-An'aam: 91-92, Al-Qasas: 44-50</ref> Terdapat berbagai ayat di Al-Qur'an tentang penegasan kedudukan terhadap kitab-kitab tersebut. Berikut adalah beberapa pernyataan Al-Qur'an, mengenai hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut:
== Daftar kepustakaan ==
* Bahwasanya Al-Qur'an menuntut kepercayaan umat [[Islam]] terhadap kebenaran kitab Al-Qur'an tersebut.<ref>"...dan mereka yang beriman kepada Al-Qur'an yang telah diturunkan kepadamu tidak Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya Akhirat. (Surah Al-Baqarah 2:4)</ref><ref>Surah Al-An'aam: 157</ref>
* Bahwasanya Al-Qur'an diposisikan sebagai penggenapan dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya.<ref>"...dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran yang sebenarnya, menggenapi apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang sesungguhnya yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Allah berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu Dia beritahukan kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu," (Al-Mā'idah 5:48)</ref>
* Bahwasanya Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara umat-umat rasul yang berbeda.<ref>Demi Allah, sesungguhnya Allah telah mengutus rasul-rasul Allah kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu menganggap baik perbuatan mereka sendiri, maka syaitan menjadi pemimpin mereka pada hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih, dan Allah tidak menurunkan kepadamu Al-Qur'an ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (An-Naĥl 16:63-64)</ref>
* Bahwasanya Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat riwayat-riwayat mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut serta meluruskan beberapa aspek penting pada teks-teks lain di kalangan [[Bani Israil]], [[Ahli Kitab]], [[Yahudi]] dan Bangsa [[Arabia pra-Islam]].<ref>Surah Al-Imran: 65-67, Al-Baqarah: 113, Al-Baqarah: 140, Al-Furqan: 33, Al-Maidah: 15, An-Nahl: 64, Ar-Ra'd: 36, Al-Baqarah: 213, Asy-Syura: 10</ref>
* Bahwasanya Taurat, Alkitab beserta Al-Qur'an merupakan suatu perbedaan yang tidak memiliki kesatuan utuh yang juga tidak saling berkaitan dalam keimanan terhadap Kitab-Kitab Injil dan [[Allah (Islam)]].<ref>Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Al-Mā'idah:43, Surah Al-Mā'idah:49, Al-Mā'idah:66, Al-Mā'idah:68, Saba: 31-32</ref>
 
== Pembacaan ==
*'''Nizhan, Abu'''. Buku Pintar Al-Qur`n{{cite web|url=http://qultummedia.com|title= QultumMedia. Jakarta. 2008.}}
Menurut An-Nawawi, pembacaan Al-Qur'an dilakukan pada tempat-tempat yang bersih dan dianggap sebagai tempat terbaik. Para ulama menganjurkan bahwa tempat terbaik untuk membaca Al-Qur'an adalah di dalam [[masjid]]. Pemilihan masjid didasari oleh kemuliaan dan kebersihan yang dimiliki oleh masjid. Pembacaan Al-Qur'an di dalam masjid lebih utama dibandingkan dengan berzikir. Tujuan pembacaan Al-Qur'an dapat untuk menghafal maupun pembacaan untuk mengingat bacaannya. Pembacaan Al-Qur'an dilakukan dengan kaidah-kaidah tilawah.{{Sfn|Adil|2018|p=193}}
*Departemen Agama Republik Indonesia -- ''Al-Qur'an dan Terjemahannya''.
 
*Baidan, Nashruddin. 2003. Perkembangan Tafsir Al Qur'an di Indonesia. Solo. Tiga Serangkai.
Pemberhentian pembacaan Al-Qur'an tidak boleh dilakukan kecuali untuk menjawab salat atau untuk mendengar azan. Pelarangan menghentikan bacaan Al-Qur'an ialah ketika tujuannya hanya untuk berbicara dengan orang lain tanpa maksud tertentu. Sebaliknya, bacaan Al-Qur'an dapat dihentikan ketika adanya pembicaraan yang diperlukan dalam kondisi tertentu. Misalnya untuk mengingatkan seseorang yang [[lupa]] akan sesuatu atau menuntun orang yang [[Kebutaan]] untuk berjalan.{{Sfn|Adil|2018|p=194}}
*Baltaji, Muhammad. 2005. Metodologi Ijtihad Umar bin Al Khatab. (terjemahan H. Masturi Irham, Lc). Jakarta. Khalifa.
*Faridl, Miftah dan Syihabudin, Agus --''Al-Qur'an, Sumber Hukum Islam yang Pertama'', Penerbit Pustaka, Bandung, 1989 M.
*Ichwan, Muhammad Nor. 2001. Memasuki Dunia Al-Qur’an. Semarang. Lubuk Raya.
*------------------------------. 2004.Tafsir 'Ilmy: Memahami Al Qur'an Melalui Pendekatan Sains Modern. Yogyakarta. Menara Kudus.
*Ilyas, Yunahar. 1997. Feminisme dalam Kajian Tafsir Al-Qur'an Klasik dan Kontemporer. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
*al Khuli, Amin dan Nasr Hamid Abu Zayd. 2004. Metode Tafsir Sastra. (terjemahan Khairon Nahdiyyin). Yogyakarta. Adab Press.
*al Mahali, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As Suyuthi,2001, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Azbabun Nuzul Jilid 4 (terj oleh Bahrun Abu Bakar, Lc), Bandung, Sinar Algesindo.
*Qardawi, Yusuf. 2003. Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur’an. (terjemahan: Kathur Suhardi). Jakarta. Pustaka Al-Kautsar.
*al-Qattan, Manna Khalil. 2001. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an. Jakarta. Lentera Antar Nusa.
*al-Qaththan, Syaikh Manna' Khalil. 2006. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an (Mahabits fi 'Ulum Al Qur'an). Terjemahan: H. Aunur Rafiq El-Mazni, Lc, MA. Jakarta. Pustaka Al-Kautsar.
*ash-Shabuny, Muhammad Aly. 1996. Pengantar Studi Al-Qur'an (at-Tibyan) (terjemahan: Moch. Chudlori Umar dan Moh. Matsna HS). Bandung. al-Ma’arif.
*ash Shiddieqy,Teungku Muhammad Hasbi. 2002, Ilmu-ilmu Al Qur'an: Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan Al Qur'an,Semarang, Pustaka Rizki Putra
*Shihab, Muhammad Quraish. 1993. Membumikan Al-Qur'an. Bandung. Mizan.
*-----------------------------------. 2002. Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an Jilid 1. Jakarta. Lentera hati.
*Wahid, Marzuki. 2005. Studi Al Qur'an Kontemporer: Perspektif Islam dan Barat. Bandung. Pustaka Setia.
 
== Lihat pula ==
{{Portal|Islam|sastra}}
* [[Abu Bakar]]
* [[SurahKitab Allah]]
* [[Nabi Islam]]
* [[Majlis Tilawah Al Quran Peringkat Antarabangsa]]
 
== Pranala luar & referensi ==
{{wikiportal|Al Qur'an}}
{{Commons|Qur'an}}
{{Wikisource|Al-Qur'an}}
*[http://quran-online.net Online Quran Project] list over 60+ translation in 20 different languages.
*[http://www.islamway.com/SF/quran/ Translation of the Meanings of The Noble Quran in 10 languages - Indonesian, Urdu, Spanish, French, English, German, Russian, Chinese, Greek, Turkish]
*[http://www.Islam-quran-sunnah.blogspot.com Islam Quran Sunnah]
* {{id}} [http://quran.al-islam.com/Index/indexi1.asp Quran Terjemah Indonesia]
* {{id}} [http://bacaanku.web44.net Bermacam artikel ada disini]
* {{id}} [http://rosyidi.com/mp3-al-quran/ http://www.rosyidi.com] Download dan lantunkan Mp3 Al-Quran.
* {{ms}} [http://www.qurancomplex.com/quran/mostalhat.asp?TabID=1&SubItemID=8&l=ind&SecOrder=1&SubSecOrder=6 Kamus Istilah Al Qur'an]
* {{ms}} [http://vertika.dynu.com/iquran iQuran gratis dalam Bahasa Malaysia dan Inggris]
* {{en}} [http://www.sunnipath.com/Resources/PrintMedia/Books/B0040P0000.aspx Ulum al Qur'an by Ahmad von Denffer]
* {{en}} [http://www.faizani.com/quran-koran/index.html Faizani.com] Terjemahan Al-Quran dalam bahasa Inggris.
* {{en}} [http://www.freequran.org Freequran.org] Terjemahan Al-Quran dalam beberapa bahasa.
* {{id}} [http://www.persis.or.id/site/modules.php?name=News&file=article&sid=136 Sejarah penulisan Al Qur'an, situs persis]
* {{id}} [http://eramuslim.com/ks/us/5b/21762,1,v.html Eramuslim, Sejarah Penulisan Al-Quran : Siapa yang Melakukan, Mengapa dan Bagaimana]
* {{en}} [http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/compilationbrief.html Brief History of Compilation of the Qur'an, University of Southern California - Muslim Student Association]
* {{en}} [http://zekr.org Proyek Zekr software ''open source'' Al Qur'an berbasis java]
* {{id}} [http://www.mediamuslim.info Media Muslim INFO], [http://www.mediamuslim.info/index.php?option=com_content&task=view&id=500&Itemid=16 Mushhaf al-Qur'an Yang Sudah Rusak] dan [http://www.mediamuslim.info/index.php?option=com_content&task=view&id=490&Itemid=13 Hukum Membaca Al-Qur'an secara Bersama-sama]
 
* {{id}} [https://quran.kemenag.go.id/ Al-Qur'an di situs web resmi Qur'an Kemenag] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200303043053/http://quran.kemenag.go.id/ |date=2020-03-03 }}
{{Featured article}}
* {{id}} [http://id.quranacademy.org/quran "Quran Word by Word"]. QuranAcademy.org.
* {{id}} [https://quranku.id/ Al Quran Online dan Terjemahan Berbahasa Indonesia]
* {{en}} [http://quran.com/ Al-Qur'an dan terjemahan dalam berbagai bahasa]
* {{en}} [http://al-quran.info Proyek Al-Qur'an Multibahasa]
 
== Catatan ==
[[Kategori:Islam]]
{{notelist}}
[[Kategori:Al-Qur'an]]
[[Kategori:Artikel pilihan bertopik agama]]
 
== Referensi ==
[[af:Koran]]
{{reflist|2}}
[[an:Corán]]
 
[[ar:القرآن]]
== Daftar pustaka ==
[[ast:Corán]]
=== Bahasa Indonesia ===
[[az:Quran]]
{{refbegin|30em}}
[[ba:Ҡөръән]]
* {{Cite book|last=Adil|first=Abu Abdirrahman|date=2018|title=Ensiklopedi Salat|location=Jakarta|publisher=Ummul Qura|isbn=978-602-7637-03-0|editor-last=Mujtahid|editor-first=Umar|ref={{sfnref|Adil|2018}}|url-status=live}}
[[bg:Коран]]
* {{cite book|last=Baidan|first=Nashruddin|year=2003|title=Perkembangan Tafsir Al-Qur'an di Indonesia|location=Solo|publisher=Tiga Serangkai|isbn=9789796682133}}
[[bm:Kuranɛ]]
* {{cite book|last=Baltaji|first=Muhammad|year=2005|title=Metodologi Ijtihad Umar bin Al Khatab. (terjemahan H. Masturi Irham, Lc)|location=Jakarta|publisher=Khalifa|isbn=979-99129-0-3}}
[[bn:কুরআন]]
* {{cite book|author=Departemen Agama Republik Indonesia|title=Al-Qur'an dan Terjemahannya}}
[[br:Koran]]
* {{cite book|last1=Faridl|first1=Miftah|last2=Syihabudin|first2=Agus|title=Al-Qur'an, Sumber Hukum Islam yang Pertama|publisher=Penerbit Pustaka|location=Bandung|year=1989|oclc=65583166}}
[[bs:Kur'an]]
* {{cite book|last=Ichwan|first=Muhammad Nor|year=2001|title=Memasuki Dunia Al-Qur'an|location=Semarang|publisher=Lubuk Raya}}
[[ca:Alcorà]]
* {{cite book|last=Ilyas|first=Yunahar|year=1997|title=Feminisme dalam Kajian Tafsir Al-Qur'an Klasik dan Kontemporer|location=Yogyakarta|publisher=Pustaka Pelajar}}
[[ce:Къуръан]]
* {{cite book|last=Shihab|first=Muhammad Quraish|year=1993|title=Membumikan Al-Qur'an|location=Bandung|publisher=Mizan}}
[[cs:Korán]]
* {{cite book|last=Wahid|first=Marzuki|year=2005|title=Studi Al-Qur'an Kontemporer: Perspektif Islam dan Barat|location=Bandung|publisher=Pustaka Setia}}
[[cv:Коран]]
{{refend}}
[[cy:Coran]]
 
[[da:Koranen]]
=== Bahasa Asing ===
[[de:Koran]]
{{refbegin|30em}}
[[diq:Qurane]]
* {{cite web |ref=harv|last=Al-Munajjid|first=Shalih|date=2020-4-08|df=dmy |title=Jam‘ ‘Uṡmān lil-Qur’ān, Waijmā‘ al-Ṣaḥābah ‘alā al-Qur’ān allaḍī jama‘ahū, wadaf‘ ba‘dh al-Syubuhāt |url=https://islamqa.info/ar/answers/317718/جمع-عثمان-للقران-واجماع-الصحابة-على-القران-الذي-جمعه-ودفع-بعض-الشبهات |website=Islamqa |access-date=28 Januari 2024}}
[[el:Κοράνιο]]
* {{cite book |ref=harv|last=Al-Utsaimin|first=Muhammad bin Shalih|title=Ushûl fî at-Tafsîr|language=ar|year=2001|publisher=Al-Maktabah al-Islamiyyah|url=http://waqfeya.com/book.php?bid=9490}}
[[en:Qur'an]]
* {{Cite book | last=Allen | first=Roger | title=An Introduction to Arabic literature | url=https://archive.org/details/introductiontoar0000alle | year=2000 | publisher=Cambridge University Press | isbn=978-0-521-77657-8}}
[[eo:Korano]]
* {{cite book |ref=harv |last=Ar-Rumi |first=Fahd Abdurrahman Sulaiman |year=2005 |title=Dirasāt fī ‘Ulūm al-Qur’ān al-Karīm |trans-title=Kajian Ilmu-ilmu Al-Qur'an |language=Arab |url=https://www.noor-book.com/كتاب-دراسات-في-علوم-القرآن-الكريم-pdf}}
[[es:Corán]]
* {{cite book |ref=harv |last=Az-Zarkasy |first=Muhammad Abdullah Bahadar |year=1957 |title=Al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān |trans-title=Penjelasan tentang Ilmu-ilmu Al-Qur'an |language=Arab |publisher=Dar Ihyaul Kutubil Arabiyyah |location=Beirut, Lebanon}}
[[et:Koraan]]
* {{Cite book| publisher = Edinburgh University Press| isbn = 978-0-7486-0597-2| last = Bell| first = Richard|author2=William Montgomery Watt | title = Bell's introduction to the Qurʼān| year = 1970| authorlink=Richard Bell (Arabist)}}
[[eu:Koran]]
* {{cite book |last=Hawting|first=G.R.|title=Approaches to the Qur'ān|year=1993|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-05755-4|edition=1. publ.}}
[[ext:Corán]]
* {{cite book |last=Hixon|first=Lex|title=The heart of the Qurʼan : an introduction to Islamic spirituality|url=https://archive.org/details/heartofquranintr0000hixo|year=2003|publisher=Quest|isbn=0835608220|edition=2.}}
[[fa:قرآن]]
* {{Cite book | last=Kugle | first=Scott Alan | title=Rebel Between Spirit And Law: Ahmad Zarruq, Sainthood, And Authority in Islam | publisher=Indiana University Press| year=2006 | isbn=978-0-253-34711-4}}
[[fi:Koraani]]
* {{Cite book |ref=harv |last=Nasr |first=Seyyed Hossein |authorlink=Sayyed Hossein Nashr | title=Islam: Religion, History and Civilization |url=https://archive.org/details/islamreligionhis0000nasr | publisher=HarperSanFrancisco | edition= | year=2003 | isbn=978-0-06-050714-5}}
[[fo:Koranin]]
* {{cite web |ref=harv |last=Nasr |first=Seyyed Hossein |authormask=5 | title=Qurʼān |year=2007| encyclopedia=Encyclopædia Britannica Online | accessdate=2007-11-04|location=|publisher=|url=http://www.britannica.com/eb/article-68890/Quran}}
[[fr:Coran]]
* Neal Robinson, ''Discovering the Qur'an'', Georgetown University Press, 2002. ISBN 978-1-58901-024-6
[[frp:Alcoran]]
* {{Cite book |last=Peters |first=Francis E. | title=The Monotheists: Jews, Christians and Muslims in Conflict and Competition |url=https://archive.org/details/monotheistsjewsc00pete_0 | publisher=Princeton University Press | edition= | year=2003 | isbn=978-0-691-12373-8}}
[[ga:An Córan]]
* {{Cite book| edition = Second| publisher = University Of Chicago Press| isbn = 978-0-226-70286-5| last = Rahman| first = Fazlur| title = Major Themes of the Qur'an| url = https://archive.org/details/majorthemesofqur0000rahm_c0y9| year = 2009| authorlink= Fazlur Rahman| origyear=1989}}
[[gl:Corán]]
* {{cite book|last=Rippin|first=Andrew|title=The Blackwell companion to the Qur'an|url=https://archive.org/details/blackwellcompani00ripp_0|year=2006|publisher=Blackwell|isbn=1-4051-1752-4}}
[[he:הקוראן]]
* [[Michael Sells|Sells, Michael]], ''Approaching the Qur'ān: The Early Revelations,'' White Cloud Press, Book & CD edition (15 November 1999). ISBN 978-1-883991-26-5
[[hi:कुर॑आन]]
* {{cite book|ref=harv|last=Tabatabai|first=Sayyid M. H.|title=The Qur'an in Islam : its impact and influence on the life of muslims|year=1987|publisher=Zahra Publ.|isbn=0710302665|url=http://www.al-islam.org/quraninislam/5.htm}}
[[hr:Kuran]]
* {{Cite book | last = Wild | first = Stefan | title = The Quʼran as Text | url = https://archive.org/details/ethicaltheoriesi0000fakh | publisher = Brill| year = 1996| isbn =978-90-04-09300-3}}
[[hsb:Koran]]
* {{Cite web |ref=harv |last=Wahb |first=Yousef |date=2022-03-30 |df=dmy |title=An Introduction to ‘Ulum-al-Qur’an: The Field of Qur’anic Studies |language=Inggris |website=Yaqeen Institute |url=https://yaqeeninstitute.org/read/paper/an-introduction-to-ulum-al-quran-the-field-of-quranic-studies |access-date=12 Mei 2022}}
[[hu:Korán]]
 
[[ia:Koran]]
'''Pembelajaran:'''
[[ilo:Koran]]
* Stowasser, Barbara Freyer. ''Women in the Qur'an, Traditions and Interpretation'', Oxford University Press; Reprint edition (1 June 1996), ISBN 978-0-19-511148-4
[[is:Kóraninn]]
* Gibson, Dan (2011). ''Qur'anic Geography: A Survey and Evaluation of the Geographical References in the Qur'an with Suggested Solutions for Various Problems and Issues''. Independent Scholars Press, Canada. ISBN 978-0-9733642-8-6.
[[it:Corano]]
* {{Cite book| publisher = Cambridge University Press| isbn = 978-0-521-36470-6| last = McAuliffe| first = Jane Dammen| title = Qurʼānic Christians : an analysis of classical and modern exegesis| url = https://archive.org/details/quranicchristian0000mcau| location = New York| year = 1991| authorlink=Jane Dammen McAuliffe}}
[[ja:クルアーン]]
* {{cite book |last1=Siljander |first1=Mark D. |first2=John David |last2=Mann |title=A Deadly Misunderstanding: a Congressman's Quest to Bridge the Muslim-Christian Divide |url=https://archive.org/details/deadlymisunderst0000silj |location= New York |publisher=Harper One |year=2008 |isbn=9780061438288}}
[[jv:Al-Qur'an]]
 
[[ka:ყურანი]]
'''Literatur kritik:'''
[[kaa:Quranı Ka'rim]]
* {{Cite book| edition = First| publisher = UK Islamic Academy| isbn = 1-872531-65-2| author = M. M. Al-Azami | title = The History of The Qur'anic Text: From Revelation to Compilation: A Comparative Study with the Old and New Testaments| year = 2003| authorlink=M. M. Al-Azami}}
[[kab:Leqran]]
* [[Gunter Luling]] (2003). ''A challenge to Islam for reformation: the rediscovery and reliable reconstruction of a comprehensive pre-Islamic Christian hymnal hidden in the Koran under earliest Islamic reinterpretations''. New Delhi: Motilal Banarsidass Publishers. (580 Seiten, lieferbar per Seepost). ISBN 978-81-208-1952-8.
[[kk:Құран]]
* [[Christoph Luxenberg|Luxenberg, Christoph]] (2004). ''[[The Syro-Aramaic Reading of the Koran|The Syro-Aramaic Reading of the Koran: a contribution to the decoding of the language of the Koran]]'', Berlin, Verlag Hans Schiler, 1 May 2007. ISBN 978-3-89930-088-8.
[[ko:꾸란]]
* [[Gerd R. Puin|Puin, Gerd R.]]. "Observations on Early Quran Manuscripts in Sana'a", in ''The Qurʾan as Text'', ed. Stefan Wild, E. J. Brill 1996, pp.&nbsp;107–111.
[[ku:Qur'an]]
* [[John Wansbrough|Wansbrough, John]]. ''Quranic Studies'', Oxford University Press, 1977
[[la:Alcoranus]]
* {{cite book| last =[[Ibn Warraq]] (editor)| first =| title =Koranic Allusions: The Biblical, Qumranian, and Pre-Islamic Background to the Koran| publisher =Prometheus Books| date =2013| page =463| url =http://www.prometheusbooks.com/index.php?main_page=product_info&products_id=2183| isbn =978-1616147594| access-date =2016-12-08| archive-date =2015-10-06| archive-url =https://web.archive.org/web/20151006130240/http://www.prometheusbooks.com/index.php?main_page=product_info&products_id=2183| dead-url =yes}}
[[lb:Koran]]
 
[[lt:Koranas]]
'''Ensiklopedia:'''
[[lv:Korāns]]
* {{Cite book| edition = First| publisher = Brill Academic Publishers| isbn = 978-90-04-11465-4| others = Jane Dammen McAuliffe et al. (eds.)| title = [[Encyclopaedia of the Qur'an]] | date = 2001–2006}}
[[mk:Куран]]
* {{Cite book| edition = First| publisher = Routledge| isbn = 978-0-415-77529-8| others = Oliver Leaman et al. (eds.) | title = The Qur'an: An Encyclopedia| year = 2005}}
[[ml:ഖുര്‍ആന്‍]]
* {{Cite book| edition = First| publisher = Center for Islamic Sciences| isbn = 978-1-926620-00-8| others = Muzaffar Iqbal et al. (eds.)| title = The Integrated Encyclopedia of the Qur'an| date = January 2013| url = http://www.iequran.com}}
[[ms:Al-Quran]]
 
[[mt:Koran]]
'''Jurnal Akademik:'''
[[nl:Koran]]
* {{Cite journal | last=Peters | first=F. E. | authorlink=F. E. Peters | title=[[The Quest of the Historical Muhammad (Peters)|The Quest of the Historical Muhammad]] | journal=[[International Journal of Middle East Studies]] |year=1991}}
[[nn:Koranen]]
{{refend}}
[[no:Koranen]]
 
[[os:Хъуыран]]
{{Navigasi Surah}}
[[pl:Koran]]
{{Juz}}
[[ps:قرآن]]
{{Topik Islam}}
[[pt:Alcorão]]
{{Nama orang dan tempat yang disebutkan dalam Al-Qur'an}}
[[qu:Quran]]
{{Topik Muhammad}}
[[ro:Coran]]
{{Kitab suci}}
[[ru:Коран]]
{{Authority control}}
[[scn:Curanu]]
 
[[sh:Kuran]]
[[simpleKategori:Al-Qur'an| ]]
[[skKategori:KoránIslam]]
[[sl:Koran]]
[[sq:Kur'ani]]
[[sr:Куран]]
[[su:Qur'an]]
[[sv:Koranen]]
[[sw:Qurani]]
[[ta:திருக்குர்ஆன்]]
[[te:ఖోరాన్]]
[[tg:Қуръон]]
[[th:อัลกุรอาน]]
[[tl:Koran]]
[[tr:Kur'an]]
[[tt:Qör'än]]
[[uk:Коран]]
[[ur:قرآن]]
[[uz:Qurʼon]]
[[wa:Alcoran]]
[[wo:Alxuraan]]
[[yi:קאראן]]
[[yo:Kùránì]]
[[zh:古兰经]]
[[zh-classical:古蘭經]]
[[zh-min-nan:Qur'an]]