Nekolim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wiwkiwkwiwkwiwkwi
Tag: Menambahkan karakter nonsens Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tone}}
Wikwikwikwikwiwkiwwkwjwowkwieukwekiewkwkiwwkwiwkwikwiwwkwkiwwkwiwkiwiw'''Nekolim''' adalah sebuah istilah yang dikenalkan oleh Panglimapanglima besar Revolusioner Indonesia yang juga merupakan Presiden pertama [[Indonesia]], yaitu [[Soekarno]].<ref>{{Cite web |url=http://www.indrajitz.com/mengenang-sejarah-ganefo-conefo/ |title=Satriawan, Indra. (2014, 18 April). ''RevolusionerMengenang Sejarah Ganefo & Canefo''. Diakses 03 Januari 2016 |access-date=2016-01-03 |archive-date=2016-03-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160315091520/http://www.indrajitz.com/mengenang-sejarah-ganefo-conefo/ |dead-url=yes }}</ref> Adapun menurut sumber lain menyatakan bahwa istilah Nekolim diciptakan oleh [[Ahmad Yani]] di tengah masa pasangnya ofensif Revolusi Indonesia.<ref name="teste">Setiawan,Hersri; editor, Islah Gusmian (2003), ''Kamus yangGOESTOK'', jugaYogyakarta: Galang Press, ISBN 979-9341-81-7</ref> Nekolim merupakan akronim dari [[Neokolonialisme]]-[[Kolonialisme]]-[[Imperialisme]].<ref>[http://umarsaid.free.fr/Peranan%20Nekolim%20dalam%20tragedi%20nasional%2065.htm Sambutan Bapak A.S. Munandar dalam pertemuan besar Peringatan 40 Tahun Peristiwa Tragedi Nasioal 65 di Dieman (Nederland) pada tanggal 15 Oktober 2005].</ref><ref>Wardaya,Baskara T.; Adam, Asvi W.; Aditjondro, George J.; Setiawan, Hersri; Gusmian, Islah; Abdullah, Mudhorif (2007), ''Menguak Misteri Kekuasaan Soeharto'', Yogyakarta: Galang Press, ISBN 978-979-23-9981-3</ref> Oleh karena Neokolonialisme pada hakikatnya untuk membangun dominasi sistem politik suatu negera atas negara lain (Imperialisme), maka dua kata itu dirangkai menjadi ''Neokolonialisme-Imperialisme'' (Nekolim) yang bersamaan dengan subversif asing ditunjuk oleh Ir. Soekarno sebagai musuh utama [[Revolusi Nasional Indonesia]].
 
== Definisi ==
Nekolim bukanlah lagi bentuk kolonialisme atau penjajahan yang terkesan sarat akan kekerasan dan penderitaan dari negara yang terjajah. Namun, Nekolim adalah bentuk penjajahan yang bersifat ''laten'', nyaris tidak tampak secara fisik. Secara tidak sadar, negara-negara yang terjajah oleh kaum Nekolim akan mengalami ketergantungan pada mereka, utamanya dalam bidang ekonomi dan akan cukup memberikan pengaruh pada bidang ideologi.<ref name="tests">[http://gamil-opinion.blogspot.co.id/2010/06/mewaspadai-nekolim-neo-kolonialisme.html Abdullah, Gamil. (2010, 27 Juni). ''Mewaspadai Nekolim (Neo-Kolonialisme dan Imperialisme)''. Diakses 03 Januari 2016]</ref>
== Sejarah ==
Setelah terjadinya [[Revolusi Industri]] di akhir abad ke-18, ketika [[James Watt]] berhasil membuat mesin uap komersial pertama dan kemudian diikuti dengan berdirinya negara Amerika Serikat yang melepaskan diri dari koloni Inggris, dunia seakan-akan mulai didominasi oleh [[peradaban Barat]]. Bangsa-bangsa Eropa mulai melakukan penjelajahan ke berbagai belahan dunia untuk mencari pasokan sumber daya alam, memasarkan produk-produk industrinya, sampai akhirnya membuat [[koloni]] atau jajahan. Bangsa Eropa yang saat itu baru bangkit dari zaman ''[[Renaisans|renaissance]]'' membagi-bagi wilayah jajahan mereka di berbagai benua. Termasuk negara Indonesia yang menjadi salah satu negara [[koloni]] Belanda. Sehingga Soekarno dulu menyindir bangsa Eropa dengan menyebut mereka sebagai ''[[Nyi Blorong]]'', seekor ular yang panjang dimana perutnya ada di Eropa tetapi kepalanya bergerak-gerak hingga ke Asia dan Afrika, menelan apa saja kekayaan sumber daya alam yang ada. Setelah satu per satu negara jajahan berhasil memerdekakan diri, baik melalui perlawanan yang berujung pertumpahan darah maupun dimerdekakan oleh negara penjajah, maka berakhirlah era penjajahan atau [[kolonialisme]] model lama. Akan tetapi, bangsasifat dasar Baratmanusia yang pada dasarnya ingin selalu menguasai berbagai hal, dalam hal ini, berbagai belahan dunia, seakan tidak rela jika negara-negara bekas jajahan merekapara penjajah benar-benar merdeka 100%. Oleh sebab itu, muncul pandangan bahwa secara wilayah boleh saja suatu bangsa itu merdeka, tetapi secara ekonomi dan ideologi kaum kolonial akan terus menciptakan berbagai ketergantungan yang tidak berujung-pangkal, bagaikan lingkaran setan. Sehingga timbul suatu penjajahan model baru yang disebut dengan Neokolonialisme-Imperialisme atau '''Nekolim'''.<ref name="tests" />
 
== Nekolim di Indonesia ==
Pada masa Pemerintahan Soekarno, terdapat beberapa praktik Nekolim yang pernah terjadi, misalnya Nekolim melalui ''bantuan'' ekonomi yang mampu mengakibatkan ekonomi nasional menjadi bergantung pada negara pemberi bantuan tersebut, ataupun melalaui ''kerjasama'' kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang mampu mengakibatkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan nasional menjadi tidak berkembang. Namun, dalam menyikapi hal tersebut Presiden Soekarno langsung mengambil tindakan tegas untuk menentang Nekolim dengan mengusung gerakan '''"Berdikari"''' (Berdiri di atas kaki sendiri) dan menyuarakan prinsip '''"Kepribadian Nasional"'''.<ref name="teste" /> Kemudian pada masa Pemerintahan [[Soeharto]], praktik Nekolim ini kembali muncul dan bahkan lebih terang-terangan dilakukan oleh kaum Nekolim. Berbeda dengan Soekarno yang pada dasarnya memang Anti-kolonialisme dan [[Anti-imperialisme]], Soeharto pada masanya justru sangat Pro dengan Amerika dan bangsa Eropa. Dengan alasan keterpurukan ekonomi di Indonesia saat itu, Soeharto berkenan untuk menerima pinjaman dari [[IMF]] dan [[Bank Dunia]]. Sehingga mulailah terjadi kesepakatan politik bilateral untuk bangsa Amerika dan Eropa dalam menguasai sumber daya alam Indonesia dengan membentuk [[GATT]] yang sekarang berganti nama menjadi [[WTO]].<ref name="test">.[http://almukromin12.blogspot.co.id/2015/07/neokolim.html Anonim. (2015, 03 Juli). ''Neokolonialisme dan Imperialisme (Nekolim)''. Diakses 03 Januari 2016]</ref> Bentuk konkret dari sistem Nekolim di Indonesia yang lain adalah banyaknya permodalan asing yang masuk dan beredar dalam bentuk perusahaan-perusahaan asing ataupun perusahan dalam negeri yang telah ''diprivatisasi''. Dengan munculnya perusahaan-perusahaan tersebut mengajarkan "pandangan" bagi bangsa Indonesia mengenai prinsip "Imperialisme" yang mana pihak-pihak yang memiliki modal besar akan menggeser pihak-pihak yang memiliki modal lebih kecil.<ref name="test" />