Xu Fu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan pranala pipa)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
Baris 4:
== Perjalanan ==
[[Berkas:La expedición de Xu Fu, por Utagawa Kuniyoshi.jpg|jmpl|450px|Ekspedisi mencari obat keabadian.]]
Kaisar Qin Shi Huang takut akan kematian dan ingin hidup abadi. Ia memercayakan tugas mencari rahasia [[keabadian]] kepada Xu Fu. Pada tahun 219 SM, Xu Fu dikirim bersama tiga ribu pemuda-pemudi untuk memeroleh [[obat keabadian]] dari para manusia abadi di [[Gunung Penglai]] -- termasuk—termasuk diantaranya adalah [[Anqi Sheng]], seorang penyihir yang telah berusia seribu tahun. Xu berlayar selama bertahun-tahun tanpa menemukan gunung yang dimaksud. Pada tahun 210 SM, saat Qin Shi Huang menanyakan perjalanannya, Xu Fu berkata bahwa terdapat sesosok makluk raksasa yang menutupi jalur yang akan dilaluinya dan ia membutuhkan bantuan para pemanah kerajaan untuk membunuh makhluk tersebut. Qin Shi Huang menyetujui permintaannya, bahkan ia sendirilah yang memanah ikan raksasa tersebut.<ref name=the/> Xu Fu kembali berlayar tetapi tidak pernah kembali dari perjalanannya. ''[[Catatan Sejarah Agung]]'' menuliskan bahwa dirinya tiba di tempat yang dipenuhi "dataran yang datar dan rawa-rawa yang luas" (平原廣澤) kemudian memproklamirkan dirinya sebagai raja, tidak pernah kembali lagi.
 
Naskah-naskah sejarah yang lebih modern juga tidak menyebutkan secara jelas lokasi akhir yang dituju Xu Fu. ''[[Catatan Sejarah Tiga Negara|Sanguo Zhi]]'', ''[[Hou Han Shu]]'', dan ''[[Guadi Zhi]]'' semuanya menyebutkan bahwa dirinya mendarat di "Danzhou" (亶州), tetapi lokasi Danzhou tidak diketahui. Akhirnya, lebih dari 1100 tahun setelah perjalanan terakhir Xu Fu, rahib [[Yichu]] membuat tulisan pada masa [[Dinasti Zhou Akhir]] (951-960 M), yaitu pada zaman [[Lima Dinasti dan Sepuluh Negara]], bahwa Xu Fu mendarat di [[Jepang]] serta menambahkan bahwa Xu Fu menamai [[Gunung Fuji]] sebagai Penglai. Demikianlah "Legenda Xu Fu" di Jepang yang dibuktikan dengan banyaknya memorial mengenai dirinya di tempat itu.<ref name=joshua>{{cite book|title=Japanese Historiography and the Gold Seal of 57 C.E.: Relic, Text, Object, Fake|author=Joshua A. Fogel|publisher=Koninklijke Brill NV|year=2013|location=Leiden|isbn=978-90-04-24419-1|page=24-25|quote=}}</ref>
 
== Peninggalan ==
Legenda Jepang mengisahkan bahwa Xu Fu mendarat di Kumano (Kishū), Jepang, dan makamnya terdapat di Shingū, Wakayama -- atauWakayama—atau meninggal di Prefektur Aomori.<ref name=the/> Orang-orang yang mendukung teori tersebut menggalangnya sebagai katalisator perkembangan masyarakat Jepang kuno. [[Zaman Jomon|Kebudayaan Jomon]] yang telah ada di [[Sejarah Jepang|Jepang kuno]] semenjak lebih dari 6000 tahun tiba-tiba menghilang sekitar tahun 3000 SM. Teknik dan pengetahuan bertani yang dibawa Xu Fu konon telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jepang kuno dan ia dikatakan telah memperkenalkan banyak tanaman dan teknologi baru kepada penduduk Jepang kuno. Itulah alasan mengapa Xu Fu dipuja sebagai "Dewa Pertanian", "Dewa Pengobatan", dan "Dewa Sutra" oleh penduduk Jepang. Berbagai kuil dan tugu peringatan untuk Xu Fu dapat ditemukan di berbagai tempat di Jepang. Di [[Xuzhou]], dekat [[Yangzhou]], terdapat sebuah [[Institut Penelitian Xu Fu]] yang berdekatan dengan [[Perguruan Tinggi Guru Xuzhou]].<ref name="Lee1" />
 
Meskipun demikian, teori ini memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah, besi dan perunggu tidak tiba di Jepang pada sekitaran waktu dua ekspedisi yang dilakukan Xu Fu, bahkan perbedaan waktunya jauh. Selain itu, sulit diyakini bahwa Xu Fu memperkenalkan beras ke Jepang karena armadanya berangkat dari pesisir [[Shandong]], terlalu jauh ke utara dari wilayah penghasil beras di Tiongkok. Dewasa ini, para peneliti Jepang umumnya menganggap kisah perjalanan Xu Fu sebagai fiksi.<ref name=joshua/>