NAMRU-2: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 25:
}}
 
'''''Naval Medical Research Unit Two''''' (bahasa Indonesia: '''Unit Riset Medis Angkatan Laut Dua''') disingkat sebagai '''NAMRU-2''' adalah laboratorium riset [[biomedis]] milik [[Angkatan Laut Amerika Serikat]] yang didirikan dengan tujuan untuk mempelajari [[penyakit menular|penyakit-penyakit menular]] yang memiliki potensi penting dari sudut pandang pertahanan di [[Asia]].<ref name=Pacific>{{en}} [http://www.med.navy.mil/sites/namru2pacific/Pages/default.aspx U.S. Naval Medical Research Unit No. 2, Phnom Penh Website] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130814082520/http://www.med.navy.mil/sites/namru2pacific/Pages/default.aspx |date=2013-08-14 }}. Di akses 29 Juni 2013</ref> NAMRU-2 secara resmi terdaftar dibawah komando [[Pusat Riset Medis Angkatan Laut A.S.]] (''Naval Medical Research Center'') yang berlokasi di [[Silver Spring]], [[Maryland]], A.S. dan diperhitungkan sebagai pusat jaringan laboratorium laboratorium yang terdapat di berbagai lokasi di dunia <ref name="NMRC">{{en}} [http://www.med.navy.mil/sites/nmrc/Pages/namru_2.htm# Naval Medical Research Unit 2 (NAMRU-2) Pacific Website] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130224001540/http://www.med.navy.mil/sites/nmrc/Pages/namru_2.htm |date=2013-02-24 }}. Diakses [http://www.flutrackers.com/forum/showthread.php?p=151498 29 Juni 2013]</ref>
 
NAMRU-2 beroperasi di beberapa negara di [[Asia Tenggara]], termasuk [[Vietnam]], [[Laos]], [[Singapura]], [[Filipina]], [[Thailand]], JakartaIndonesia dan [[Kamboja]].<ref name="NMRC" /> Di [[Phnom Penh]], Kamboja, NAMRU-2 dibuka, dilengkapi, dan dioperasikan sebagai laboratorium satelit untuk melakukan riset kemungkinan wabah penyakit-penyakit menular dalam cakupan regional dengan dukungan dari kantor Kerjasama Pertahanan [[Kedutaan Besar Singapura]].<ref name="Pacific" /><ref name="NMRC" /> Sementara lokasi laboratorium lainnya termasuk [[Peru]], [[Kenya]], dan [[Mesir]].<ref name=Age>{{en}} [http://www.theage.com.au/articles/2008/04/25/1208743252040.html The Age Australia: Indonesian fears over US Navy laboratory] Published April 26, 2008</ref>
 
Sementara itu NAMRU-2 yang sebelumnya beroperasi di Indonesia direlokasikan ke [[Pearl Harbor]], [[Hawaii]] dan secara resmi dibuka sebagai NAMRU-2 Pacific pada 17 Juni 2010, dan ditutup pada tahun 2013.<ref name="NMRC"/>
 
== Sejarah ==
NAMRU-2 dimulai di [[Guam]] pada Perang Dunia II dan dioperasikan dibawah [[Yayasan Rockefeller]].<ref name=USEmbCam>{{Cite web |url=http://cambodia.usembassy.gov/namru2.html |title=US Embassy Cambodia: The U.S. Naval Medical Research Unit-2 Detachment Phnom Penh |access-date=2013-06-29 |archive-date=2012-09-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120926043026/http://cambodia.usembassy.gov/namru2.html |dead-url=yes }}</ref> Fungsi utamanya saat didirikan hingga saat ini adalah untuk mempelajari penyakit-penyakit menular yang memiliki potensi penting dalam pertimbangan militer di Asia.<ref name=USEmbCam/> Unit ini kemudian didirikan pada tahun 1955 di [[Taipei]], [[Taiwan]] dan beroperasi selama 24 tahun.<ref name=NMRC>{{en}} [http://www.nhrc.navy.mil/geis/sites/namru2.htm Naval Medical Research Center: NAMRU-2] Diakses [http://www.flutrackers.com/forum/showthread.php?p=151498 29 Juni 2013]</ref><ref name=USEmbCam/>
 
Pada tahun 1958 wabah [[kolera]] klasik meletus di Bangkok, Thailand, untuk pertama kalinya sejak sepuluh tahun.<ref name=Oxford>{{en}} [http://cid.oxfordjournals.org/content/35/6/713.full.pdf Taming of Cholera CID 2002:35 (15 September) A Legacy in 20th-Century Medicine: Robert Allan Phillips and the Taming of Cholera]</ref> NAMRU 2 merespon pada permintaan bantuan Pemerintah Taiwan untuk menolong.<ref name=Oxford/> Kemudian wabah muncul secara tahunan di Thailand hingga beberapa tahun selanjutnya, ditambah dengan [[kolera]] jenis El Tor yang muncul di [[Sulawesi]], [[Indonesia]] pada tahun 1961 yang menjadi pandemik ke-7 yang dengan cepat menjadi pusat perhatian agenda riset NAMRU-2 dan cara cara penanggulangannya.<ref name=Oxford/>
 
Pada tahun 1968 diskusi dimulai antara Kementrian Kesehatan Indonesia untuk mendirikan unit terpisah di di [[Jakarta]], [[Indonesia]].<ref name=NMRC/> Permintaan dari Kementrian Kesehatan Indonesia ini dilatar belakangi oleh penyakit [[pes]] yang melanda [[Boyolali]], kecamatan, Selo dan Cepogo di mana 101 orang jatuh sakit dan 42 orang di antaranya meninggal dengan tingkat fatalitas (''case fatality rate [CFR]'') 42
persen.<ref name="DepKes">[http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/lain-lain/Sejarah-Balitbangkes.pdf Katalog Dalam Terbitan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. ''The Dance of Minds: 35 Tahun Badan Litbangkes 1975-2010''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130911025222/http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/lain-lain/Sejarah-Balitbangkes.pdf |date=2013-09-11 }}. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2010. 163 hlm.; 17 x 24,5 cm. ISBN 978-602-8937-23-8</ref>
 
Unit ini kemudian didirikan pada tahun 1970 atas undangan resmi dari perwakilan Kementrian Kesehatan Indonesia untuk menyelidiki penyakit penyakit menular yang signifikan baik untuk Angkatan Laut A.S. dan Departemen Pertahanan A.S.<ref name=NMRC/><ref name=USEmbJak>{{en}} [http://jakarta.usembassy.gov/pr_04232008.html U.S Embassy Jakarta: Fact Sheet The Truth About Namru-2] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130221135144/http://jakarta.usembassy.gov/pr_04232008.html |date=2013-02-21 }}</ref> Pada tahun 1979, sebagai langkah diplomatik akibat diakuinya [[Republik Rakyat Tiongkok]] oleh Amerika Serikat, NAMRU-2 diminta untuk meninggalkan Taiwan dan pindah ke Manila, Filipina.<ref name=NMRC/>
Baris 47:
Pada tahun 2002, aktivitas di Phnom Penh dimulai oleh NAMRU-2 dengan tujuan riset regional penyakit menular dan dukungan laboratorium untuk mendiagnosisnya. Operasi ini dilakukan dari laboratorium yang berlokasi di Institut Nasional Kesehatan Publik di Pnom Penh, Kamboja.<ref name=USEmbCam/> Pada tahun 2007, dengan dimulainya prioritas dalam merespon ancaman penyakit menular global NAMRU-2 mulai melakukan langkah langkah persiapan unit terpisah di Pnom Penh dengan dukungan Kantor Kerjasama Pertahanan Kedutaan Singapura.<ref name=USEmbCam/>
 
Laboratorium utama dan pusat NAMRU-2 berada di Jakarta hingga tahun 2010, saat permintaan ditutup dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.<ref name=Age/><ref name=USEmbCam/><ref name=Navy>{{en}} [http://www.navytimes.com/article/20080410/NEWS/804100308/Indonesia-bans-Navy-medical-research-unit Navy Times: Indonesia bans Navy medical research unit]{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Kemudian elemen pusat Unit ini dipindahkan ke Pearl Harbor, Hawaii dan secara resmi dibuka sebagai NAMRU-2 Pacific pada 17 Juni 2010 dan ditutup pada 2013.<ref name=Pacific/><ref name=USEmbCam/>
 
== NAMRU-2 di Indonesia ==
Baris 62:
Salah satu purwarupa vaksinnya kemudian dikembangkan oleh perusahaan [[Australia]] [[CSL]] dan didukung dana oleh pemerintahan [[John Howard|Howard]] <ref name=ABC>{{en}} [http://www.abc.net.au/pm/content/2008/s2176988.htm ABC: Rudd under pressure over vaccine deal with Indonesia]</ref> Upaya pembuatan vaksin ini ditujukan untuk melindungi pekerja medis apabila terjadi wabah, namun kemudian mantan Menteri Kesehatan Australia, [[Tony Abbott]], memberi pernyataan media bahwa vaksinnya hanya akan tersedia untuk warga negara Australia.<ref name=ABC/> Walaupun hal ini kemudian dibantah oleh [[Robert McClelland]] dari partai buruh yang menyatakan bahwa adalah kebijakan partai buruh untuk berbagi vaksin CSL dengan Indonesia dan negara negara di Asia Tenggara lainnya untuk menghentikan penyebaran penyakit ini.<ref name=ABC/> Namun hal ini kemudian memicu berhentinya kiriman contoh-contoh virus [[flu burung]] dari Indonesia ke seluruh dunia.<ref name=ABC/>
 
Pada tahun yang sama (2007) Siti, sebagai Menteri Kesehatan RI mengumumkan bahwa Indonesia tidak akan lagi menyerahkan virus-virus [[flu burung]]nya kepada Organisasi Kesehatan Dunia ([[WHO]]) Divisi Jaringan Pegawas Influenza yang dikenal sebagai GISN.<ref name=CH>{{en}} [http://www.currentconcerns.ch/index.php?id=801 Current Concern: Fairness, Transparency and Equity in International Public Health No. 11/ 2009 Interview with Dr. Siti Fadilah Supari at the 62nd World Health Assembly, 20 May 2009] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304210356/http://www.currentconcerns.ch/index.php?id=801 |date=2016-03-04 }}</ref> Menurut Siti sistem yang ada tidak memperhatikan kebutuhan dan kepentingan [[negara berkembang]].<ref name=CH/> Siti juga berpendapat bahwa WHO telah melanggar peraturan-peraturannya sendiri di mana virus dipindah tangankan menggunakan standar ganda, diterima dari negara yang terkena virus via GISN dan diserahkan pada perusahaan komersial untuk pengembangan vaksinnya.<ref name=CH/> Kemudian vaksin vaksin ini menjadi sangat mahal dan tidak tersedia di negara yang terkena dampak virus, sementara di negara industri yang kaya sibuk menimbun vaksin untuk berjaga jaga saat wabah melanda.<ref name=CH/> Pernyataannya ini kemudian dibukukan dengan judul "''It's Time For The World To Change''".<ref name=CH2/><ref name=CH/>
 
Didalam bukunya Siti mengungkapkan bahwa sejak tahun 1952 sebanyak 110 negara yang memiliki kasus kasus flu wajib berbagi contoh spesimen virus tanpa syarat.<ref name=CH2/> Virus virus ini dikumpulkan oleh GISN, menjadi milik mereka, dan oleh ahlinya kemudian melakukan pertimbangan risiko dan penelitian, dan sampingan lainnya yaitu membuat benih virus yang kemudian dibuat vaksin.<ref name=CH2/> Virus yang digolongkan sebagai ganas kemudian diteruskan pada Pusat Kolaborasi WHO ('''WHO-CCs''') yang merupakan laboratorium-laboratorium yang bekerja sama dengan WHO dan menjadi laboratorium rujukan. Laboratorium-laboratorium rujukan ini disetujui oleh Australia, Jepang, Inggris, dan A.S.<ref name=CH2/> Siti kemudian membandingkan vaksin dengan minyak, di mana ia mengungkapkan kekesalannya bahwa karena Indonesia tidak bisa mengolah minyak mentah maka harus mengimpor minyak siap pakai.<ref name=CH2/> Bukunya juga mengulas kemungkinan virus-virus ini dikembangkan menjadi senjata biologis saat dikirimkan ke Laboratorium Nasional Los Alamos, New Mexico, AS di mana hanya segenggam ilmuwan yang diperbolehkan untuk meriset turunan DNA virus tersebut.<ref name=CH2/> Menurut bukunya Los Alamos adalah laboratorium untuk senjata biologis, kimia, dan nuklir, sehingga pembuatan vaksin atau senjata kimia tergantung kemauan dan ketertarikan pemerintah A.S. dan menurutnya hal ini berbahaya sekali.<ref name=Age/><ref name=CH2/> Pencarian via internet oleh Siti kemudian mengungkapkan bahwa laboratorium ini sudah ditutup, dan virusnya dikirimkan ke ''Bio Health Security'' (BHS).<ref name=CH2/> Hasil penyelidikannya mengungkapkan bahwa karena banyak ilmuwan dipindahkan dari Los Alamos ke BHS teorinya mengenai permainan senjata biologi dan kimia masih benar dan hanya berganti nama dan lokasi.<ref name=Age/><ref name=CH2/>
Baris 70:
Namun pertemuan ini menjadi singkat karena Menteri Fadila diminta kembali ke Indonesia karena adanya wabah dan banyak diskusi penting yang dijadwalkan tidak terjadi.<ref name=CH/> Indonesia kemudian mulai mengirim lagi contoh virusnya berdasarkan konsensus negara-negara di dunia internasional bahwa virus flu burung Indonesia H5N1 nyata sangat berbahaya untuk manusia sehingga sangat penting bahwa laboratorium laboratorium WHO memiliki kesempatan menganalisis secara rinci, membandingkannya dengan virus yang mirip dari berbagai dunia lain, dan melindungi Indonesia dan negara lainnya dari penyebarannya.<ref name=ABC/> Dalam Pertemuan Kesehatan Tingkat Dunia juga dipertanyakan walaupun Indonesia memiliki keprihatinan dalam ranah geografisnya, penyebaran penyakit tidak melihat batas negara.<ref name=CH/>
 
Pengamat asal Amerika Serikat Scott McPherson yang merupakan konsultan pemerintah, bisnis, dan ahli persiapan dan pemulihan bencana menyatakan dalam blognya bahwa isu ini masuk pada tahap "tidak masuk akal" oleh Kementrian Kesehatan Indonesia.<ref name=ScottBlog>[http://www.scottmcpherson.net/journal/2008/4/10/epidemic-of-indonesian-health-ministry-insanity-grows-as-nam.html Epidemic of Indonesian Health Ministry insanity grows as NAMRU-2 banned]</ref> Scott juga mengingatkan bahwa Indonesia tidak menunjukkan rasa terima kasih sama sekali atas apa yang telah dilakukan AS di Tangerang dalam memberantas Flu Burung pada tahun 2008.<ref name=ScottBlog/><ref name=Antara3>[http://www.antaranews.com/view/?i=1207038671&c=NAS&s= Tangerang Dapat Bantuan Rp15 Miliar dari AS Tangani AI]</ref> Sebagai tambahan menurutnya virus flu burung tidak perlu dipersenjatai oleh manusia untuk menyebar, burungnya sendiri telah melakukan hal tersebut.<ref name=ScottBlog/> Sementara pengamat lain Debora MacKenzie kontributor untuk New Scientist menyatakan pada blognya bahwa pendirian Siti Fadilah yang mempermasalahkan transparansi perpindah tanganan virus masuk akal, dan WHO telah merespon dengan mendirikan sistem pelacakan virus yang didonasikan pergi kemana dalam sistem farmasi dan dunia keilmuan.<ref name=NewScientist>{{en}} [http://www.newscientist.com/blog/shortsharpscience/2008/02/using-flu-for-world-domination.html New Scientist:Using flu for world domination?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131011190302/http://www.newscientist.com/blog/shortsharpscience/2008/02/using-flu-for-world-domination.html |date=2013-10-11 }}</ref> Diskusi diskusi juga mulai dibuka untuk merembukkan tata cara yang lebih baik dalam berbagi hasilnya.<ref name=NewScientist/> Sementara untuk senjata biologi adalah kesimpulan keliru.<ref name=NewScientist/> Debra menambahkan bahwa antara dua pilihan senjata biologis atau vaksin demi keuntungan, yang kedua malah menunjukkan skenario yang lebih mungkin.<ref name=NewScientist/>
 
==== Dana bantuan AS dan Kekebalan Diplomatik Staf NAMRU-2 ====
Pada bulan Oktober 2005 dalam kunjungannya ke negara-negara Asia, Menteri Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat [[Mike Leavitt]] menyatakan telah mengalokasikan dana sebesar 3,15 juta dolar AS untuk membantu penanganan kasus flu burung di Indonesia.<ref name=Merdeka>[http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0510/26/nas4.htm Suara Merdeka.com: Jepang Kirim Tim Ahli Flu Burung dan Alat Medis ke Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305074719/http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0510/26/nas4.htm |date=2016-03-05 }}. Dipublikasi pada 26 Oktober 2005, diakses 30 Juni 2013</ref> Total bantuan yang didapatkan Indonesia adalah sejumlah 25 Juta Dolar <ref name=Merdeka/> sebagai awal bantuan Pemerintah Jepang mengirimkan tim tenaga ahli berupa tiga orang ahli diagnosis laboratorium yang akan mulai bekerja dan berkoordinasi dengan Departemen Kesehatan (Depkes); Pemerintah Australia menyerahkan 50 ribu Tamiflu, obat anti virus influenza produksi PT Roche dan direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Internasional (WHO),<ref name=Merdeka/> Australia juga menyatakan akan menambah bantuannya 10 juta dolar Australia guna memerangi ancaman flu burung di Indonesia pernyataan yang disampaikan Menlu [[Alexander Downer]] kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sehingga paket bantuan kepada Indonesia untuk menangani flu burung menjadi 15,5juta dolar Australia, karena sebelumnya mereka telah menjanjikan bantuan sebesar lima juta dolar Australia.<ref name=Merdeka/>
 
Namun menurut Siti dalam bukunya "It's Time For The World To Change", Indonesia tidak pernah melihat uang yang dijanjikan oleh bantuan AS.<ref name=CH2/> Pada saat kunjungan Menteri Luar Negeri [[Condoleezza Rice]] ke Indonesia pada tahun 2006 Siti menanyakan kemana dana bantuan yang dijanjikan oleh AS, yang menurut Siti dapat digunakan untuk Rumah Sakit rujukan.<ref name=Tempo>[{{Cite web |url=http://www.tempo.co/read/news/2006/03/14/05575127/Pemerintah-Pertanyakan-Dana-Flu-Burung-AS |title=Tempo: Pemerintah Pertanyakan Dana Flu Burung AS] |access-date=2013-06-30 |archive-date=2013-06-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130617222410/http://www.tempo.co/read/news/2006/03/14/05575127/Pemerintah-Pertanyakan-Dana-Flu-Burung-AS |dead-url=yes }}</ref> Siti kemudian menyadari bahwa dana bantuan AS diberikan pada NAMRU-2 dengan argumentasi bahwa laboratorium ini melakukan riset H5N1 dan telah berkoordinasi dengan Kementrian Kesehatan, dan memperkerjakan 175 pegawai di mana 19 di antaranya adalah warga AS.<ref name=CH2/>
 
Pada bulan April 2008 sebuah telegram yang dikirimkan oleh [[Kedutaan Besar AS]] Jakarta untuk Washington yang dibocorkan oleh situs Wikileaks melaporkan perkembangan di mana ada pemberitaan yang mengumumkan bahwa Pemerintah Indonesia telah menutup NAMRU-2 <ref name=Wikileaks2>{{en}} [https://www.wikileaks.org/plusd/cables/08JAKARTA740_a.html Wikileaks: U.S. NAVAL MEDICAL RESEARCH UNIT GETS MEDIA ATTENTION]</ref> Kedutaan Besar AS di Jakarta tidak tahu menahu mengenai penutupan ini dan meminta agar Washington menanggapi MoU yang dikirimkan agar pembicaraan dapat dilanjutkan.<ref name=Wikileaks2/>
Baris 86:
{{reflist}}
 
[[Kategori:Penelitian medis militer Angkatan Laut Amerika Serikat]]