Geger Pacinan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
sebelum nambahin templat asal2an, mohon diperhatikan kalau paragraf pembuka hanya merangkum isi artikel, silakan temukan rujukannya di bagian isi |
correct sentences and words that are wrong in writing so that they are better and better #ADS Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(8 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 27:
|notes =
}}
'''Geger Pacinan''' (juga dikenal sebagai '''Tragedi Angke'''; dalam {{lang-nl|'''Chinezenmoord'''}}, yang berarti "Pembunuhan orang Tionghoa") merupakan sebuah [[pogrom]] terhadap [[Tionghoa-Indonesia|orang keturunan Tionghoa]] di kota pelabuhan [[Batavia]], [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]). Kekerasan dalam batas kota berlangsung dari 9 Oktober hingga 22 Oktober 1740, sedangkan berbagai pertempuran kecil terjadi hingga akhir November tahun yang sama.
Keresahan dalam masyarakat [[Tionghoa]] dipicu oleh represi pemerintah dan berkurangnya pendapatan akibat jatuhnya harga gula yang terjadi menjelang pembantaian ini. Untuk menanggapi keresahan tersebut, pada sebuah pertemuan [[Dewan Hindia]] ({{lang|nl|''Raad van Indië''}}), badan pemimpin [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC), [[Daftar Penguasa Hindia Belanda|Gubernur-Jenderal]] [[Adriaan Valckenier]] menyatakan bahwa kerusuhan apapun dapat ditanggapi dengan kekerasan mematikan. Pernyataan Valckenier tersebut diberlakukan pada tanggal 7 Oktober 1740 setelah ratusan orang keturunan [[Tionghoa]], banyak di antaranya buruh di pabrik gula, membunuh 50 pasukan Belanda. Penguasa Belanda mengirim pasukan tambahan, yang mengambil semua senjata dari warga [[Tionghoa]] dan memberlakukan [[jam malam]]. Dua hari kemudian, setelah ditakutkan desas-desus tentang kekejaman etnis Tionghoa, kelompok etnis lain di Batavia mulai membakar rumah orang Tionghoa di sepanjang Kali Besar. Sementara itu, pasukan Belanda menyerang rumah orang Tionghoa dengan [[meriam]]. Kekerasan ini dengan cepat menyebar di seluruh kota Batavia sehingga lebih banyak orang Tionghoa dibunuh. Meski Valckenier mengumumkan bahwa ada pengampunan untuk orang Tionghoa pada tanggal 11 Oktober, kelompok pasukan tetap terus memburu dan membunuh orang Tionghoa hingga tanggal 22 Oktober, saat Valckenier dengan tegas menyatakan bahwa pembunuhan harus dihentikan. Di luar batas kota, pasukan Belanda terus bertempur dengan buruh pabrik gula yang berbuat rusuh. Setelah beberapa minggu penuh pertempuran kecil, pasukan Belanda menyerang markas Tionghoa di berbagai pabrik gula. Orang Tionghoa yang selamat mengungsi ke [[Kota Bekasi|Bekasi]].
Diperkirakan bahwa lebih dari 10.000 orang keturunan Tionghoa dibantai. Jumlah orang yang selamat tidak pasti; ada dugaan dari 600 sampai 3.000 yang selamat. Pada tahun berikutnya, terjadi berbagai pembantaian di seluruh pulau Jawa. Hal ini memicu suatu [[Perang Jawa (1741—1743)|perang selama dua tahun]], dengan tentara gabungan Tionghoa dan [[Suku Jawa|Jawa]] melawan pasukan [[Belanda]]. Setelah itu, Valckenier dipanggil kembali ke [[Belanda]] dan dituntut atas keterlibatannya dalam pembantaian ini; [[Gustaaf Willem baron van Imhoff|Gustaaf Willem van Imhoff]] menggantikannya sebagai [[gubernur jenderal]]. Hingga zaman modern, pembantaian ini kerap ditemukan dalam [[sastra Belanda]]. Pembantaian ini mungkin juga menjadi asal nama beberapa daerah di Jakarta.
Baris 72 ⟶ 73:
Sebagian besar sejarawan mencatat sebanyak 10.000 orang Tionghoa yang berada di dalam kota Batavia dibunuh, dan 500 lagi mengalami luka berat. Antara 600 dan 700 rumah milik orang Tionghoa dijarah dan dibakar.{{sfn|Setiono|2008|p=119}}{{sfn|van Hoëvell|1840|pp=491–492}} Vermeulen mencatat 600 orang Tionghoa yang selamat,{{sfn|Dharmowijono|2009|p=300}} sementara sejarawan Indonesia A.R.T. Kemasang mencatat 3.000 orang yang selamat.{{sfn|Kemasang|1982|p=68}} Sejarawan Tionghoa-Indonesia Benny G. Setiono mencatat bahwa sebanyak 500 tahanan dan pasien rumah sakit dibunuh,{{sfn|Setiono|2008|p=119}} dengan jumlah orang yang selamat sebanyak 3.431.{{sfn|Setiono|2008|p=121}} Pembantaian ini disusul oleh periode yang rawan pembantaian terhadap warga keturunan Tionghoa di seluruh pulau Jawa, termasuk satu pembantaian lagi di [[Semarang]] pada tahun 1741, dan beberapa pembantaian lain di [[Surabaya]] dan [[Gresik]].{{sfn|Kemasang|1981|p=137}}
Sebagai salah satu syarat untuk berakhirnya kekerasan, yakni semua penduduk Batavia keturunan Tionghoa dipindahkan ke suatu ''[[pecinan]]'' di luar batas kota Batavia, yang kini menjadi [[Glodok]]. Ini membuat orang Belanda lebih mudah mengawasi orang Tionghoa.{{sfn|Setiono|2008|pp=120–121}} Untuk meninggalkan ''pecinan'', orang Tionghoa membutuhkan tiket<!--mungkin ada terjemahan yg lebih baik?--> khusus.{{sfn|Setiono|2008|p=130}} Namun, pada tahun 1743, sudah ada ratusan pedagang keturunan Tionghoa yang bertempat di dalam kota Batavia.{{sfn|Armstrong|Armstrong|Mulliner|2001|p=32}} Orang Tionghoa lain yang dipimpin oleh Khe Pandjang{{sfn|Dharmowijono|2009|p=301}} mengungsi ke [[Jawa Tengah]], di mana mereka menyerang berbagai pos perdagangan Belanda dan bergabung dengan pasukan di bawah pimpinan
Pada tanggal 6 Desember 1740 van Imhoff dan dua anggota Dewan Hindia lainnya ditangkap atas perintah Valckenier dengan tuduhan pembangkangan, dan pada tanggal 13 Januari 1741 mereka dikirimkan ke Belanda dengan kapal yang berbeda;{{sfn|Geyl|1962|p=339}}{{sfn|van Eck|1899|p=160}} mereka tiba di Belanda pada tanggal 19 September 1741. Di Belanda, van Imhoff meyakinkan Heeren XVII, pemegang saham utama [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]], bahwa Valckenier yang memicu pembantaian di Batavia, serta menyampaikan [[pidato]] berjudul "Consideratiën over den tegenwoordigen staat van de Ned. O.I. Comp." ("Pertimbangan atas Keadaan Mutakhir di Hindia Belanda") pada tanggal 24 November.{{sfn|Blok|Molhuysen|1927|pp=632–633}}{{sfn|Raat|2010|p=81}} Sebagai akibat dari pidato itu, van Imhoff dan anggota dewan lain dibebaskan dari semua tuntutan.{{sfn|van Eck|1899|p=161}} Pada tanggal 27 Oktober 1742, van Imhoff dikirimkan kembali ke Batavia menggunakan kapal ''Hersteller'' sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang baru. Ia tiba di Batavia pada tanggal 26 Mei 1743.{{sfn|Blok|Molhuysen|1927|pp=632–633}}{{sfn|Setiono|2008|pp=125–126}}{{sfn|Geyl|1962|p=341}}
Baris 78 ⟶ 79:
[[Berkas:Gustaaf Willem baron van Imhoff2.jpg|jmpl|Van Imhoff dikirim kembali ke Belanda, tetapi kemudian menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang baru.]]
Valckenier sudah diminta digantikan sebagai gubernur jenderal pada akhir tahun 1740, dan pada bulan Februari 1741 menerima surat yang memerintahkan dia mengangkat van Imhoff sebagai penggantinya;{{sfn|Vanvugt|1985|p=106}} versi lain ialah bahwa Heeren XVII menggantikan Valckenier sebagai hukuman atas terlalu banyak gula yang diekspor daripada kopi pada tahun 1739, yang sangat merugikan VOC.{{sfn|Ricklefs|2001|p=124}}{{sfn|Raat|2010|p=82}} Saat Valckenier menerima surat tersebut, van Imhoff sudah dalam perjalanan ke Belanda. Valckenier meninggalkan Hindia Belanda pada tanggal 6 November 1741, setelah memilih [[Johannes Thedens]] sebagai penggantinya sampai van Imhoff sudah kembali. Pada tanggal 25 Januari 1742 dia mendarat di [[Cape Town]] tetapi ditangkap dan diselidiki oleh Gubernur Hendrik Swellengrebel atas perintah Heeren XVII. Valckenier dikirim kembali ke Batavia pada bulan Agustus 1742, di mana ia dipenjarakan di Benteng Batavia, dan tiga bulan kemudian, digugat atas beberapa tuntutan, termasuk keterlibatannya dalam Geger Pacinan.{{sfn|Stellwagen|1895|p=227}} Pada bulan Maret 1744, ia dinyatakan bersalah dan dituntut dengan hukuman mati dan harta bendanya disita.{{sfn|Blok|Molhuysen|1927|pp=1220–1221}} Pada bulan Desember 1744, kasus tersebut dibuka kembali setelah Valckenier membuat pernyataan yang panjang untuk membela dirinya.{{sfn|Geyl|1962|p=341}}{{sfn|Vanvugt|1985|pp=92–95, 106–107}}{{sfn|Blok|Molhuysen|1927|p=1220}} Valckenier meminta lebih banyak bukti dari Belanda, tetapi meninggal dunia dalam kurungan pada tanggal 20 Juni 1751, sebelum penyelidikan diselesaikan. Hukuman mati dibatalkan pada tahun 1755.{{sfn|Setiono|2008|pp=125–126}}{{sfn|Blok|Molhuysen|1927|p=1220}} Vermeulen berpendapat bahwa
Produksi gula di daerah Batavia turun secara drastis setelah pembantaian, sebab banyak orang Tionghoa yang dulu mengurus industri tersebut sudah terbunuh atau hilang. Industri tersebut mulai berkembang lagi setelah Gubernur Jenderal van Imhoff "mengkolonisasi" Tangerang. Awalnya dia bermaksud agar orang yang berasal dari Belanda untuk bertani di sana; dia berpendapat bahwa orang Belanda yang sudah ada di Batavia adalah orang malas. Namun, dia tidak bisa menarik orang baru karena pajak di Hindia Belanda sangat tinggi, maka dia terpaksa menjual tanah kepada orang Belanda yang ada di Batavia. Pemilik tanah baru ini tidak berkenan untuk mengerjakan tanah tersebut, maka mereka menyewakan tanah itu kepada orang Tionghoa.{{sfn|Ota|2006|p=133}} Produksi meningkat setelah itu, tetapi baru pada dekade 1760-an produksi ada pada tingkat yang sama dengan tahun 1740; setelah itu, produksi mulai berkurang lagi.{{sfn|Ota|2006|p=133}}{{sfn|Bulbeck|Reid|Tan|Wu|1998|p=113}} Jumlah pabrik gula juga berkurang. Pada tahun 1710 terdapat 131 buah, tetapi pada tahun 1750 jumlahnya hanya 66 buah.{{sfn|Dobbin|1996|pp=53–55}}
Baris 88 ⟶ 89:
Sejarawan asal Belanda [[Leonard Blussé]] menulis bahwa Geger Pacinan secara tidak langsung membuat Kota Batavia berkembang pesat, tetapi membuat dikotomi antara etnis Tionghoa dan pribumi yang masih terasa hingga akhir abad ke-20.{{sfn|Blussé|1981|p=96}} Pada abad yang sama, pembunuhan massal ini dicatat juga dalam [[Bahasa Banjar]] oleh Abdur Rahman di syairnya, ''[[Syair Hemop]]''.{{sfn|Collins|2005|p=69}} Pembantaian ini mungkin juga menjadi asal nama beberapa daerah di Jakarta. Salah satu etimologi untuk nama [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]] (yang berarti "tanah merah") ialah bahwa daerah itu dinamakan untuk darah orang Tionghoa yang dibunuh di sana; van Hoëvell berpendapat bahwa nama itu diajukan agar orang Tionghoa yang selamat dari pogrom lebih cepat menerima [[amnesti]].{{sfn|Setiono|2008|p=115}}{{sfn|van Hoëvell|1840|p=510}} Nama [[Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur|Rawa Bangke]] mungkin diambil dari kata ''bangkai'', karena jumlah orang Tionghoa yang dibunuh di sana; etimologi serupa juga pernah diajukan untuk [[Angke, Tambora, Jakarta Barat|Angke]] di [[Tambora, Jakarta Barat]].{{sfn|Setiono|2008|p=115}}
== Lihat pula
* [[Chen Huang Er Xian Sheng]]
* [[Perang Jawa (1741–1743)]]
* [[Ze Hai Zhen Ren]]
== Keterangan ==
Baris 109 ⟶ 104:
{{refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite book|title = Chinese Populations in Contemporary Southeast Asian Societies: Identities, Interdependence, and International Influence|trans-title=Warga Tionghoa dalam Masyarakat Asia Tenggara Kontemporer: Identitas, Kesalingtergantungan, dan Pengaruh Internasional|language=Inggris|url = http://books.google.com/books?id=Th2LQXthyrsC&pg=PA32|first = M. Jocelyn|last = Armstrong|first2 = R. Warwick|last2 = Armstrong|first3 = K.|last3 = Mulliner|publisher = Curzon|location = Richmond|year = 2001|isbn = 978-0-7007-1398-1|ref = harv }}
* {{cite book|title = Nieuw Nederlandsch Biografisch Woordenboek|editor1-first = Petrus Johannes|editor1-last = Blok|editor2-first = Philip Christiaan|editor2-last = Molhuysen|year = 1927|publisher = A. W. Sijthoff|location = Leiden|language = Belanda|trans-title = Kamus Biografis Belanda Baru|edition = ke-7|oclc = 309920700|url = http://www.dbnl.org/tekst/molh003nieu07_01/molh003nieu07_01_2011.php|accessdate = |ref = harv|archive-date = 2018-05-07|archive-url = https://web.archive.org/web/20180507003201/http://www.dbnl.org/tekst/molh003nieu07_01/molh003nieu07_01_2011.php|dead-url = no}}
* {{cite journal|last = Blussé|first = Leonard|title = Batavia, 1619–1740: The Rise and Fall of a Chinese Colonial Town|trans-title=Batavia, 1619–1740: Muncul dan Runtuhnya Kota Kolonial Tionghoa|language=Inggris|journal = Journal of Southeast Asian Studies|location = Singapore|volume = 12|issue = 1|year = 1981|pages = 159–178|publisher = Cambridge University Press|issn = 0022-4634|doi = 10.1017/S0022463400005051|ref = harv }}
* {{cite book|last1 = Bulbeck|first1 = David|last2 = Reid|first2 = Anthony|last3 = Tan|first3 = Lay Cheng|last4 = Wu|first4 = Yiqi|year = 1998|title = Southeast Asian Exports since the 14th century : Cloves, Pepper, Coffee, and Sugar|trans-title = Ekspor Asia Tenggara Sejak Abad Ke-14: Cengkih, Merica, Kopi, dan Gula|language = Inggris|publisher = KITLV Press|isbn = 978-981-3055-67-4|url = http://books.google.co.id/books?id=0q_r9aYSF_MC|location = Leiden|ref = harv|access-date = 2012-05-28|archive-date = 2023-07-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201330/https://books.google.co.id/books?id=0q_r9aYSF_MC&hl=id|dead-url = no}}
* {{cite thesis|location = Amsterdam|last = Dharmowijono|first = W. W.|url = http://dare.uva.nl/document/147345|year = 2009|language = Belanda|accessdate = 1 December 2011|publisher = Universiteit van Amsterdaam|title = Van koelies, klontongs en kapiteins: het beeld van de Chinezen in Indisch-Nederlands literair proza 1880–1950|degree = Dokter Humanitas|trans-title = Mengenai Kuli, Klontong, dan Kapitan: Citra Orang Tionghoa dalam Sastra Indonesia-Belanda 1880–1950|ref = harv }}
* {{cite book|last1 = Dobbin|first1 = Christine|year = 1996|title = Asian Entrepreneurial Minorities : Conjoint Communities in the Making of the World-Economy 1570–1940|trans-title = Minoritas Pengusaha Asia: Komunitas Bergabung dalam Pembentukan Ekonomi Dunia 1570–1940|language = Inggris|location = Richmond|publisher = Curzon|isbn = 978-0-7007-0404-0|url = http://books.google.co.id/books?id=kFS0Y54oi_gC|ref = harv|access-date = 2012-05-28|archive-date = 2023-07-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201316/https://books.google.co.id/books?id=kFS0Y54oi_gC&hl=id|dead-url = no}}
* {{cite book|last1 = van Eck|first1 = Rutger|year = 1899|title = "Luctor et emergo", of, de Geschiedenis der Nederlanders in den Oost-Indischen Archipel|trans-title="Luctor et emergo", atau, Sejarah Orang Belanda di Hindia Belanda|publisher = Tjeenk Willink|oclc = 67507521|language=Belanda|url = http://books.google.com/?id=Q78JAAAAMAAJ|location = Zwolle|ref = harv }}
* {{cite book|last1 = Geyl|first1 = P.|year = 1962|title = Geschiedenis van de Nederlandse Stam|trans-title = Sejarah Tuan Belanda|url = http://books.google.co.id/books?id=0q_r9aYSF_MC|language = Belanda|publisher = Wereldbibliotheek|oclc = 769104246|volume = 4|location = Amsterdam|ref = harv|isbn = 978-981-3055-67-4|access-date = 2012-05-28|archive-date = 2023-07-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201330/https://books.google.co.id/books?id=0q_r9aYSF_MC&hl=id|dead-url = no}}
* {{cite book|url=http://books.google.com/?id=FrFGAAAAMAAJ|edition=ke-4, dengan gambar|year=1981|location=London|isbn=978-0-333-24163-9|title=A History of South-East Asia|trans-title=Sejarah Asia Tenggara|language=Inggris|last=Hall|first=Daniel George Edward|publisher=Macmillan|ref=harv}}
* {{cite journal|last = van Hoëvell|first = Wolter Robert|title = Batavia in 1740|trans-title=Batavia pada Tahun 1740|language = Belanda|location = Batavia|journal = Tijdschrift voor Neerlands Indie|volume = 3|issue = 1|year = 1840|pages = 447–557|ref = harv }}
* {{cite journal|last = Kemasang|first = A. R. T.|title = Overseas Chinese in Java and Their Liquidation in 1740|trans-title=Etnis Tionghoa di Jawa dan Pembubaran Mereka Pada Tahun 1740|language=Inggris|journal = Journal of Southeast Asian Studies|volume = 19|year = 1981|pages = 123–146|location = Singapore|publisher = Committee of Concerned Asian Scholars|issn = 0007-4810|ref = harv }}
* {{cite journal|last = Kemasang|first = A. R. T.|title = The 1740 Massacre of Chinese in Java: Curtain Raiser for the Dutch Plantation Economy|trans-title=Pembantaian Etnis Tionghoa di Jawa pada tahun 1740: Pengangkat Tirai untuk Ekonomi Perkebunan Belanda|language=Inggris|journal = Bulletin of Concerned Asian Scholars|location = Cambridge|volume = 14|year = 1982|pages = 61–71|publisher = Committee of Concerned Asian Scholars|issn = 0007-4810|ref = harv }}
* {{cite book|last1 = Kumar|first1 = Ann|title = Java and Modern Europe : Ambiguous Encounters|trans-title = Jawa dan Eropa Modern: Pertemuan Ambigu|language = Inggris|url = http://books.google.co.id/books?id=qXayo7k3oakC|year = 1997|publisher = Curzon|location = Surrey|isbn = 978-0-7007-0433-0|ref = harv|access-date = 2012-05-28|archive-date = 2023-07-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201312/https://books.google.co.id/books?id=qXayo7k3oakC&hl=id|dead-url = no}}
* {{cite journal|location = Utrecht|language = Belanda|title = Een klein aardrijkje op zichzelf, de multiculturele samenleving en de etnische literatuur|trans-title = Pembahasan Kecil Mengenai Masyarkaat Multikultural dan Sastra Etnis|last1 = Paasman|first1 = A. N.|year = 1999|publisher = |journal = Literatuur|volume = 16|url = http://dbnl.org/tekst/paas001klei01_01/paas001klei01_01_0001.php|pages = 324–334|accessdate = 4 December 2011|ref = harv|archive-date = 2018-10-12|archive-url = https://web.archive.org/web/20181012054032/https://dbnl.org/tekst/paas001klei01_01/paas001klei01_01_0001.php|dead-url = no}}
* {{cite book|first = Lynn|last = Pan|year = 1994|title = Sons of the Yellow Emperor: A History of the Chinese Diaspora|url = https://archive.org/details/sonsofyellowempe0000panl|trans-title=Anak Kaisar Kuning: Sejara Diaspora Etnis Tionghoa|language=Inggris|location = New York|publisher = Kodansha Globe|isbn = 978-1-56836-032-4|ref = harv }}
* {{cite book|title = Sugar and Society in China : Peasants, Technology, and the World Market|trans-title=Gula dan Masyarakat di Tiongkok: Orang Desa, Teknologi, dan Pasar Global|language=Inggris|last1 = Mazumdar|first1 = Sucheta|year = 1998|publisher = Harvard University Asia Center|location = Cambridge|isbn = 978-0-674-85408-6|url = http://books.google.co.id/books?id=qa7a68bIfPkC|accessdate =|ref = harv }}
* {{cite book|last = Ota|first = Atsushi|year = 2006|title = Changes of Regime and Social Dynamics in West Java : Society, State, and the outer world of Banten, 1750–1830|trans-title = Perubahan Rezim dan Dinamika Sosial di Jawa Barat: Masyarkat, Negara, dan Dunia Luar Banten, 1750–1830|language = Inggris|url = http://books.google.co.id/books?id=0gOMTC8I7s4C|location = Leiden|publisher = Brill|isbn = 978-90-04-15091-1|ref = harv|access-date = 2012-05-28|archive-date = 2023-07-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201313/https://books.google.co.id/books?id=0gOMTC8I7s4C&hl=id|dead-url = no}}
* {{cite book|title = The Life of Governor Joan Gideon Loten (1710–1789) : A Personal History of a Dutch Virtuoso|trans-title = Kehidupan Gubernur Joan Gideon Loten (1710–1789): Sejarah Personal Seorang Virtuoso Belanda|last1 = Raat|first1 = Alexander|year = 2010|publisher = Verloren|location = Hilversum|isbn = 978-90-8704-151-9|url = http://books.google.nl/books?id=a2ymsrpA-iMC|accessdate = |ref = harv|archive-date = 2023-07-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201812/https://books.google.nl/books?id=a2ymsrpA-iMC&hl=nl|dead-url = no}}
* {{cite book|last1 = Raffles|first1 = Thomas Stamford|authorlink1 = Stamford Raffles|title = The History of Java|trans-title=Sejarah Pulau Jawa|language=Inggris|url = http://books.google.com/books/about/The_history_of_Java.html?id=gJEC2q7DzpQC|volume = 2|year = 1830|origyear = 1817|publisher = Black|location = London|oclc = 312809187|ref = harv }}
* {{cite journal|last = Ricklefs|first = Merle Calvin|authorlink = M. C. Ricklefs|title = The Crisis of 1740–1 in Java: the Javanese, Chinese, Madurese and Dutch, and the Fall of the Court of Kartasura|trans-title = Krisis 1740–1 di Jawa: Orang Jawa, Tionghoa, Madura, dan Belanda, dan Runtuhnya Kerajaan di Kartasura|language = Inggris|work = Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|location = The Hague|volume = 139|issue = 2/3|year = 1983|pages = 268–290|url = http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/viewFile/2010/2771|ref = harv|access-date = 2012-05-28|archive-date = 2017-10-18|archive-url = https://web.archive.org/web/20171018190949/http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/viewFile/2010/2771|dead-url = no}}
* {{cite book|last = Ricklefs|first = Merle Calvin|authorlink = M. C. Ricklefs|title = A History of Modern Indonesia since c. 1200|trans-title = Sejarah Indonesia Modern sejak Sekitar Tahun 1200|language = Inggris|url = http://books.google.co.id/books?id=0GrWCmZoEBMC|year = 2001|edition = 3rd|publisher = Stanford University Press|location = Stanford|isbn = 978-0-8047-4479-9|ref = harv|access-date = 2012-05-28|archive-date = 2023-07-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201814/https://books.google.co.id/books?id=0GrWCmZoEBMC&hl=id|dead-url = no}}
* {{cite book|title = Tionghoa dalam Pusaran Politik|last1 = Setiono|first1 = Benny G.|year = 2008|publisher = TransMedia Pustaka|location = Jakarta|isbn = 978-979-96887-4-3|url = http://books.google.com/books?id=CH0p3zHladEC|accessdate = |ref = harv|archive-date = 2023-07-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201814/https://books.google.com/books?id=CH0p3zHladEC&hl=en|dead-url = no}}
* {{cite journal|last=Stellwagen|first=A. W.|year=1895|title=Valckenier en Van Imhoff|trans-title=Valckenier dan Van Imhoff|language=Belanda|journal=Elsevier's Geïllustreerd Maandschrift|location=Amsterdam|volume=5|issue=1|pages=209–233|ref = harv }}.
* {{cite book|last = Tan|first = Mely G.|authorlink = Mely G. Tan|contribution = Ethnic Chinese in Indonesia|trans-chapter=Etnis Tionghoa di Indonesia|editor1-last = Ember|editor1-first = Melvin|editor2-last= Ember|editor2-first = Carol R.|editor3-last = Skoggard|editor3-first = Ian|title = Encyclopedia of Diasporas: Immigrant and Refugee Cultures Around the World|url = https://archive.org/details/encyclopediadias00embe|language=Inggris|pages = [https://archive.org/details/encyclopediadias00embe/page/n818 795]–807|publisher = Springer Science+Business Media|location = New York|year = 2005|isbn = 978-0-387-29904-4|lastauthoramp = yes|ref = harv }}
* {{cite journal|last = Terpstra|first = H.|editor = M. G. De Boer|work = Tijdschrift Voor Geschiedenis|title = Rev. of Th. Vermeulen, ''De Chinezenmoord van 1740''|url = http://www.historici.nl/retroboeken/tvg/#source=54&page=-1&accessor=toc&view=html|accessdate = 2 December 2011|language = Belanda|year = 1939|publisher = P. Noordhoff|location = Groningen|isbn = |oclc = |doi = |pages = 245–247|quote = |ref = harv|archive-date = 2012-10-20|archive-url = https://web.archive.org/web/20121020102421/http://www.historici.nl/retroboeken/tvg#source=54&page=-1&accessor=toc&view=html|dead-url = no}}
* {{cite book|last1 = Vanvugt|first1 = Ewald|title = Wettig opium : 350 jaar Nederlandse opiumhandel in de Indische archipel|year = 1985|publisher = In de Knipscheer|language = Belanda|trans-title = Candu Legal: 350 Tahun Perdagangan Candu Belanda di Nusantara Indonesia|location = Haarlem|isbn = 978-90-6265-197-9|ref = harv }}
* {{cite journal | url = http://books.google.com/books?id=AhUgAQAAMAAJ | last = von Wachtel | first = August | title = Development of the Sugar Industry | date = May 1911 | volume = 13 | journal = The American Sugar Industry and Beet Sugar Gazette | pages = 200–203 | publisher = Beet Sugar Gazette Co | location = Chicago | ref = harv | access-date = 2018-05-06 | archive-date = 2023-07-29 | archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201815/https://books.google.com/books?id=AhUgAQAAMAAJ&hl=en | dead-url = no }}
* {{cite book|title = Networks of Empire : Forced Migration in the Dutch East India Company|last1 = Ward|first1 = Katy|year = 2009|publisher = Cambridge University Press|location = New York|trans-title = Jaringan Kekaisaran: Migrasi Paksa dalam Kompeni Hindia Belanda|language = Inggris|isbn = 978-0-521-88586-7|url = http://books.google.co.id/books?id=YNBmIu5m6hAC|accessdate = |ref = harv|archive-date = 2023-07-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20230729201815/https://books.google.co.id/books?id=YNBmIu5m6hAC&hl=id|dead-url = no}}
* {{cite book|first=James T.|last=Collins|title=Bahasa Melayu, Bahasa Dunia - Sejarah Singkat|language=Indonesia|year=2005|publisher=[[KITLV]] bekerjasama dengan [[Pusat Bahasa]] dan [[Yayasan Obor Indonesia]]|location=[[Jakarta]]|isbn=979-461-537-4|ref=harv}}
{{refend}}
Baris 141 ⟶ 136:
;Referensi internet
{{refbegin}}
* {{cite web|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/283434/Gustaaf-Willem-baron-van-Imhoff|title
{{refend}}
Baris 148 ⟶ 143:
{{Portal|Indonesia}}
{{coord|6|7|50.97|S|106|47|56.85|E|type:event_region:ID_dim:5km|display=title}}
{{Lembaran hitam Nusantara}}
{{Tionghoa Indonesia}}
{{featured article}}
{{Authority control}}
Baris 158 ⟶ 153:
[[Kategori:Anti-Tionghoa]]
[[Kategori:Pembantaian]]
[[Kategori:Diaspora Tionghoa di Indonesia]]
|