Kesombongan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Membatalkan 1 suntingan by Hanin Al Wafa (bicara) (A Járőröknek!)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(12 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Soberbia IV Pride IV They want a piece of me (3056990217).jpg|jmpl|''Pride'': "''They want a piece of me''", fotografi karya Gabriel Delgado]]
'''Kesombongan''', berasal dari kata '''sombong''' ({{lang-en|pride}}; {{lang-la|superbia}}; {{lang-ar|فخر}}, ''fakhar''), juga '''angkuh''', '''takabur''', '''arogan''', '''congkak''', '''tinggi hati''', '''jumawa''', dan '''besar kepala''' merupakan suatu perasaan atau [[emosi]] dalam hati yang dapat mengacu pada dua makna umum. Dalam [[konotasi]] negatif biasanya mengacu pada perasaan meningkatnya [[status]] atau [[prestasi]] seseorang, sering kali disebut "keangkuhan". Sementara dalam konotasi positif mengacu pada satu [[perasaan]] puas diri seseorang terhadap tindakan atau pilihannya sendiri, atau terhadap pihak lain, atau juga terhadap suatu [[kelompok sosial]]; dapat dikatakan sebagai satu produk turunan dari [[pujian]], [[introspeksi|refleksi diri]], atau rasa memiliki yang terpenuhi. Para [[filsuf]] dan [[psikolog]] sosial telah mengamati bahwa kesombongan adalah suatu [[emosi]] sekunder yang kompleks, yang memerlukan pengembangan dari satu perasaan pribadi dan penguasaan perbedaan konseptual yang relevan (misalnya membedakan kesombongan dari [[kebahagiaan]] dan [[sukacita]]) melalui [[interaksi]] secara [[lisan]] dengan orang lain.<ref name="Sullivan">{{en}} Sullivan, GB (2007). Wittgenstein and the grammar of pride: The relevance of philosophy to studies of self-evaluative emotions. New Ideas in Psychology. 25(3). 233–252 http://dx.doi.org/10.1016/j.newideapsych.2007.03.003</ref> Beberapa psikolog sosial juga mengidentifikasinya terkait dengan suatu sinyal dari [[status sosial]] yang tinggi.<ref name="Shariff">{{en}} Shariff AF, Tracy JL. (2009). Knowing who's boss: implicit perceptions of status from the nonverbal expression of pride. Emotion. 9(5):631–9. PMID 19803585</ref>
 
== Dalam Psikologi ==
Baris 66:
 
=== Islam ===
Menurut Islam, sombong kepada Allah adalah dosa paling parah, dengan menolak berserah diri dan menyembahnya.
 
Sombong juga merupakan dosa besar dalam Islam. Nabi Muhammad pernah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, yaitu:
Baris 76:
Tidak hanya itu saja, kesombongan akan menyebabkan orang tidak merasa puas dan selalu mengejar kekuasaan dan jabatan. Kesombongan juga akan menjauhkan orang dari agama Allah. [[Allah]] bahkan mengutuk orang-orang yang sombong dan menyombongkan diri.
 
Allah berfirman dalam Alquran tentang kesombongan sebagai dosa terbesar. <blockquote>''(Kepada mereka) akan dikatakan, Masuklah ke gerbang Neraka untuk tinggal selamanya di dalamnya, dan itulah tempat seburuk-seburuknya bagi orang-orang yang menyombongkan diri''.(QS Az- Zumar -72) 31</blockquote>
 
Menurut [[Al-Qur'an|Alquran]], kesombongan adalah dosa yang akan mendapat hukuman berat dari Allah. Nabi Muhammad SAW juga bersabda, bahwa kesombongan adalah penyakit yang merupakan dosa terbesar di sisi Allah. Beliau mengatakan, bahwa orang yang memiliki kesombongan dalam hatinya tidak akan masuk surga<ref>{{Cite web|date=2020-09-23|title=Alasan Sombong Tergolong Dosa Besar dalam Islam?|url=https://republika.co.id/share/qh2ddw366|website=Republika Online|language=id|access-date=2021-08-10}}</ref>
 
Allah telah berfirman pula dalam Alquran bahwa manusia yang menyombongkan diri terhadap kebenaran, yaitu Alquran menjadi salah satu penyebab kekekalan manusia dalam neraka.
<Blockquote>''Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat'' — Al A'raf - 40<ref>{{Cite news|title=Al-Qur'an Surat Al-Araf Ayat ke-40|url=https://m.merdeka.com/quran/al-araf/ayat-40|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2022-07-04}}</ref>.</blockquote>Sedangkan siksa untuk mereka yang menyombongkan diri terhadap Alquran Dan kebenaran juga tertera di ayat selanjutnya.
<Blockquote>'' Bagi mereka tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim'' — Al A'raf - 41<ref>{{Cite news|title=Al-Qur'an Surat Al-A'raf Ayat ke-41|url=https://www.liputan6.com/quran/al-araf/41|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2022-07-04}}</ref></blockquote>
== Lihat pula ==
* [[Egoisme]]
Baris 86 ⟶ 89:
* [[Berulah]], Verba (kata kerja) bertingkah laku, bertindak, bersikap (menyalahi norma, kaidah, adat)
* [[Kurang ajar]]
* [[Efek Dunning–Kruger]]
* [[Narsisisme]]
 
== Referensi ==
Baris 94 ⟶ 99:
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Akhlak tercela]]
[[Kategori:Emosi]]
[[Kategori:Psikologi]]