Soekarni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Mengembalikan suntingan oleh 182.1.235.92 (bicara) ke revisi terakhir oleh Wagino Bot Tag: Pengembalian |
||
(22 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox person
|
▲|image = Sukarni Kartodiwirjo Konstituante Murba.jpg
|office = Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok▼
|predecessor = [[Sukarjo Wiryopranoto]]
|successor = [[Djawoto]]
|birth_date = {{birth date|1916|7|14}}
|birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Blitar]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
Baris 32 ⟶ 24:
|occupation = Aktivis kemerdekaan, [[politisi]], kemudian [[diplomat]]
|profession =
}}
[[Berkas:Bust of Sukarni.jpg|150px|jmpl|ka|Patung Sukarni di Museum Joeang 45, Menteng.]]
Baris 38 ⟶ 29:
== Kelahiran dan masa kecil ==
Sukarni lahir hari [[Kamis]] Wage di desa [[Sumberdiran, Garum, Blitar|Sumberdiran]], [[Kecamatan]] [[Garum, Blitar|Garum]], [[Kabupaten]] [[Kabupaten Blitar|Blitar]], [[Jawa Timur]]. Namanya jika dijabarkan berarti "Su" artinya ''lebih'' sedangkan "Karni" artinya banyak ''memperhatikan'' dengan tujuan oleh orangtuanya agar Sukarni lebih memperhatikan nasib bangsanya yang kala itu masih dijajah [[Belanda]]. Sukarni merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara.
=== Urutan saudara ===
Baris 55 ⟶ 45:
Ayahnya adalah Dimoen Kartodiwirjo, keturunan dari Eyang Onggo, juru masak [[Pangeran Diponegoro]]. Ibunya bernama Pidjah, gadis asal [[Kediri]]. Keluarga Sukarni bisa dikatakan berkecukupan jika dibanding penduduk yang lain. Ayahnya membuka toko [[daging]] di pasar Garum dan usahanya sangat laris.
== Pendidikan dan masa kecil ==
Sukarni masuk [[sekolah]] di [[Mardisiswo]] di [[Blitar]] (semacam [[Taman Siswa]] yang dibuat oleh [[Ki Hajar Dewantara]]). Di sekolah ini Sukarni belajar mengenai [[nasionalisme]] melalui [[Moh. Anwar]] yang berasal dari [[Banyumas]], pendiri Mardidiswo sekaligus tokoh pergerakan Indonesia. Pada pendidikan inilah jiwa nasionalisme Sukarni tumbuh, ditambah pemikiran orang di sekitarnya seperti dari seorang guru bernama Mohammad Anwar yang memiliki sikap antikolonialisme Belanda. Setelah menyelesaikan studi dari Mardisiswo, Sukarni melanjutkan sekolah ke HIS ''(Hollandsch-Inlandsche School)'' di Blitar. Kemudian Sukarni meneruskan pendidikan ke MULO ''(Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)'' masih di kota yang sama, memiliki minat di bidang pendidikan maka ia melanjutkan ke ''Kweekschool'' atau Sekolah Guru dan Volks Universiteit atau Universitas Rakyat.
Sebagai anak muda, Sukarni terkenal
== Menjadi Aktivis Pergerakan ==
Baris 71 ⟶ 62:
Tidak lama sebelum [[Jepang]] masuk, Sukarni tertangkap di [[Balikpapan]] dan kemudian dibawa ke [[Samarinda]]. Namun, setelah Jepang masuk, Sukarni berserta beberapa tokoh pergerakan lain seperti [[Adam Malik]] dan Wikana malah dibebaskan oleh Jepang. Awal-awal pendudukan Jepang, Sukarni sempat bekerja di kantor berita [[Antara]] yang didirikan oleh Adam Malik (yang kemudian berubah jadi [[Domei]]). Pada masa Jepang ini, Sukarni juga bertemu dengan [[Tan Malaka]]. Tan Malaka-lah yang menjadi otak pembentukan partai [[Murba]] dan dia jugalah yang menyarankan kepada anggota Murba lainnya agar Sukarni yang menjadi Ketua Umum.
Tahun [[1943]], bersama [[Chairul Saleh]], dia memimpin [[Asrama
== Peristiwa Rengasdengklok ==
Baris 82 ⟶ 73:
== Menjadi Ketua Partai Murba ==
[[Berkas:Sukarni
Semenjak partai [[Murba]] terbentuk pada bulan [[November]] [[1948]] sampai wafatnya, Sukarni menjabat sebagai ketua umum. Dia juga duduk sebagai anggota Badan pekerja [[KNI]] Pusat. Dalam pemilihan Umum yang pertama ([[1955]]) Sukarni terpilih sebagai anggota [[Konstituante]].<ref>{{Cite web|title=Sukarni Kartodiwirjo - Murba Pembela Proklamasi - Profil Anggota|url=https://www.konstituante.net/id/profile/MURBA_sukarni_kartodiwirjo|website=Konstituante.Net|access-date=2021-10-24}}</ref>▼
Sejak tahun [[1961]] Sukarni ditunjuk sebagai [[Duta Besar]] Indonesia di [[Peking]], ibu kota RRT ([[Republik Rakyat Tiongkok]]) dan kembali ke [[tanah air]] pada bulan [[Maret]] [[1964
▲Semenjak partai [[Murba]] terbentuk pada bulan [[November]] [[1948]] sampai wafatnya, Sukarni menjabat sebagai ketua umum. Dia juga duduk sebagai anggota Badan pekerja [[KNI]] Pusat. Dalam pemilihan Umum yang pertama ([[1955]]) Sukarni terpilih sebagai anggota [[Konstituante]].
Pada masa [[Orde Baru]], Sukarni dibebaskan dan larangan Murba dicabut (direhabilitasikan [[17 Oktober]] [[1966]]). Kemudian Sukarni ditunjuk sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA, [[1967]]) yang merupakan jabatan resmi terakhir
▲Sejak tahun [[1961]] Sukarni ditunjuk sebagai [[Duta Besar]] Indonesia di [[Peking]], ibu kota RRT ([[Republik Rakyat Tiongkok]]) dan kembali ke [[tanah air]] pada bulan [[Maret]] [[1964]]. Konon dalam pertemuan di [[Istana Bogor]] [[Desember]] [[1964]], Sukarni sempat memperingatkan Bung Karno atas sepak terjang [[PKI]]. Tapi berlawanan dengan harapan, partai Murba malah dibekukan tahun [[1965]] dan Sukarni beserta pemimpin Murba lainnya di penjara.
== Pengabdian terakhir ==
▲Pada masa [[Orde Baru]], Sukarni dibebaskan dan larangan Murba dicabut (direhabilitasikan [[17 Oktober]] [[1966]]). Kemudian Sukarni ditunjuk sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA, [[1967]]) yang merupakan jabatan resmi terakhir. Tokoh yang mendapat [[Bintang Mahaputra]] [[Bintang Mahaputra Pratama|kelas empat]] ini wafat pada tanggal [[7 Mei]] [[1971]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]] dengan upacara kenegaraan.
Tokoh yang mendapat [[Bintang Mahaputera]] kelas dua dan empat ini wafat pada tanggal [[7 Mei]] [[1971]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]] dengan upacara kenegaraan.
== Penghargaan ==
*[[Berkas:Bintang Mahaputera Pratama rib.svg|55px]] [[Bintang Mahaputera Pratama]] (17 Agustus 1961)<ref name="mahaputera"/>
* [[Berkas:Bintang Mahaputera Adipradana rib.svg|55px]] [[Bintang Mahaputera Adipradana]] (6 November 1973; [[Anumerta]])<ref name="mahaputera">{{Cite web|title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|website=Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2021-12-16}}</ref>
== Sumber ==
Baris 115 ⟶ 108:
{{DEFAULTSORT:Kartodiwirjo, Soekarni}}
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]▼
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh dari Blitar]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Politikus Partai Murba]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Pratama]]
|