Oemar Said Tjokroaminoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dubaya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan
 
(57 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| image = HOS Tjokroaminoto, 20 Mei Pelopor 17 Agustus, p43.jpg
| caption = Hadji Oemar Said Tjokroaminoto
| birth_date = {{birth date|18821883|8|16}}
| birth_place = [[Tegalsari, Jetis, Ponorogo]],<!--untuk [[Jawakeresidenan Madiun Timur]]tidak wajib untuk ditulis, cukup Ponorogo saja sudah mewakili keresidenan Madiun--> [[Hindia Belanda]] {{flagicon image|Flag of the Netherlands.svg}}
| death_date = {{death date and age|1934|12|17|18821883|8|16}}
| death_place = [[Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]] {{flagicon image|Flag of the Netherlands.svg}}
| party = {{Parpolicon|PSII}}
| alma_mater = [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren]]
| occupation = Pendiri sekaligus ketua pertama organisasi [[Sarekat Islam]], guru [[Soekarno]], [[Semaoen]], [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]], [[Alimin]], [[Musso]], dan [[Tan Malaka]]
| religion = [[Islam]]
| children = [[Siti Oetari]]<br />[[Anwar Tjokroaminoto|Oetarjo Anwar Tjokroaminoto]]<br />[[Harsono Tjokroaminoto]]<br />[[Siti Islamiyah]]<br />[[Ahmad Suyud]]
| spouse = Suharsikin
| relations = [[Soekarno]] (muridMurid dan mantan menantu)<br />[[R.M. Tjokroamiseno]] (ayahAyah)<br />[[Warok R.M. Adipati Tjokronegoro]] (kakekKakek)<br />[[R.M Mangoensoemo ]] (Mertua)<br />[[Abikoesno Tjokrosoejoso]] (adikAdik)<br />[[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] (muridMurid)<br />[[Musso]] (muridMurid)<br />[[Semaoen]] (muridMurid)<br />[[Aulia Tahkim]]<br />[[Maia Estianty]] (cicitCicit)<br /> [[Kyai Ageng Kasan Besari II]] (Buyut)<br />[[Pakubuwono III ]] (buyutWareng)<br />[[Raden Mas Oemar Djaman Tjokroprawiro]], [[Raden Ayu Tjokrodisoerjo]], [[Raden Mas Poerwadi Tjokrosoedirjo]], [[Raden Mas Oemar Sabib Tjokrosoeprodjo]], [[Raden Ajeng Adiati]], [[Raden Ayu Mamowinoto]], [[Raden Mas AbikoesnoTjokrosoejoso]], [[Raden Ajeng Istingatin]], [[Raden Mas Poewoto]], [[Raden Adjeng Istidja Tjokrosoedarmo]], [[Raden Aju Istirah Mohammad Soebari]] (Saudara)<ref>Amelz, HOS Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya Jilid I (Jakarta: Bulan Bintang, 1952)</ref>
}}
[[Raden Mas]] [[Haji (gelar)|Haji]] '''Oemar Said Tjokroaminoto''' (Ponorogo, {{lahirmati||16|8|1882||17|12|1934}}),<ref name="PranadipaMahawira"/> lebih dikenal di Indonesia sebagai '''H.O.S. Tjokroaminoto''', adalah seorang [[nasionalis]] Indonesia. Ia menjadi salah satu pemimpin [[Sarekat Dagang Islam]], yang didirikan oleh [[Samanhudi]], yang menjadi Sarekat Islam, yang mereka dirikan bersama.<ref name="Tarling1999"/><ref name="KeatGinOoiTarling2004"/>
'''Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto''' ({{lahirmati|[[Tegalsari, Jetis, Ponorogo]], [[Jawa Timur]]|16|8|1882|[[Yogyakarta]], [[Indonesia]]|17|12|1934}}<ref>Drs. M. Mayuhur Amin, ''HOS. Tjokroaminoto; Rekonstruksi Pemikiran Dan Perjuangannya'': Cokroaminoto University Press, Yogyakarta. Bab. II.1995. (CB-D13/1995-15)
 
== Kehidupan pribadi ==
''"Tahun 1883, di Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur, lahir, Tjokroaminoto, putera dari Raden Mas Tjokroamiseno, Wedana Kleco, Madiun; sedangkan kakeknya, R.M Tjokronegoro adalah Bupati Ponorogo"''</ref><ref>Tim Museum Kebangkitan Nasional dkk, HOS Tjokroaminoto (Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal KebudayaanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015)</ref><ref>{{Cite web|last=enam|first=liputan|date=14 Agu 2019|title=Menilik Rumah HOS Tjokroaminoto, Kawah Candradimuka Para Pahlawan Indonesia|url=https://surabaya.liputan6.com/read/4036506/menilik-rumah-hos-tjokroaminoto-kawah-candradimuka-para-pahlawan-indonesia#:~:text=HOS%20Tjokroaminoto%20yang%20lahir%20di,memiliki%20nuansa%20khas%20bangunan%20Jawa.|website=lipuan6|access-date=18/08/2021}}</ref><ref>Hadji Oemar Said Cokroaminoto Pendiri Dan Pembangunan Kebangkitan Umat Islam Indonesia,Agus Salim, Penerbit: Nuansa Cendekia, ISBN: 9786023503414, Terbit: Februari 2016
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat wedana Kleco, [[Kabupaten Magetan|Magetan]] pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati [[Ponorogo]], menantuMertuanya dariadalah R.M. Mangoensoemo yang merupakan wakil bupati [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]. Beliau adalah keturunan langsung dari Kiai Ageng Hasan Besari dari Pondok [[Pesantren Tegalsari]] [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]][https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/142628879/oemar-said-tjokroaminoto-kehidupan-peran-dan-gerakan-islam?page=all#:~:text=Tjokroaminoto%20lahir%20di%20Ponorogo%2C%2016,.%20Tjokronegoro%20(Bupati%20Ponorogo).]
 
Setelah lulus dari sekolah rendah, ia melanjutkan pendidikannya di sekolah pamong praja [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|''Opleiding School voor Inlandsche Ambtrnaren'']] (OSVIA) di [[Kota Magelang|Magelang]]. Setelah lulus, ia bekerja sebagai juru tulis patih di [[Ngawi, Ngawi|Ngawi]]. Tiga tahun kemudian, ia berhenti. Tjokromaninoto pindah dan menetap di [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada 1906. Di [[Kota Surabaya|Surabaya]], ia bekerja sebagai juru tulis di firma Inggris Kooy & Co dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kejuruan ''Burgerlijk Avondschool'', jurusan Teknik Mesin.<ref>{{Cite journal|last=Achdian|first=Andi|date=2017-08-28|title=Sarekat Islam sebagai Kelanjutan Boedi Oetomo|url=http://jurnal.masyarakatsejarawan.or.id/index.php/js/article/view/51|journal=Jurnal Sejarah|language=id|volume=1|issue=1|pages=30–51|doi=10.26639/js.v1i1.51|issn=2581-2394|access-date=2020-01-20|archive-date=2019-12-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20191222150023/http://jurnal.masyarakatsejarawan.or.id/index.php/js/article/view/51|dead-url=yes}}</ref>
''Ikhtisar : Hadji Oemar Said Cokroaminoto atau Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (Lahir, Ponorogo, 6 Agustus 1882-wafat, 17 Desember 1934) merupakan pemimpin organisasi Sarekat Islam.'' </ref> (dalam Buku Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, karangan Drs. Mansur, MA. Penerbit Pustaka Pelajar, 2004; halaman 13)), lebih dikenal dengan nama '''H.O.S Cokroaminoto''', merupakan salah satu pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam (SI).<ref>[http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/667-raja-jawa-tanpa-mahkota Tokoh Indonesia: Tjokroaminoto], diakses 17 April 2015</ref><ref>[http://profil.merdeka.com/indonesia/r/raden-hadji-oemar-said-tjokroaminoto/ Merdeka: Profil Tjokroaminoto], diakses 17 April 2015</ref><ref>[http://www.tuanguru.com/2012/11/biografi-singkat-H.O.S-Cokroaminoto.html Tunarungu: Tentang Tjokroaminoto], diakses 17 April 2015</ref>
 
Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah ''Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat''. Ini menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang pejuang kemerdekaan. Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai adalah [[Soekarno]] hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni [[Siti Oetari]], istri pertama [[Soekarno]]. Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah "Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti [[wartawan]] dan bicaralah seperti [[orator]]". Perkataan ini membius murid-muridnya hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat kawannya, [[Muso]], [[Alimin]], [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo|S.M. Kartosuwiryo]], [[Darsono]], dan yang lainnya terbangun dan tertawa menyaksikannya.<ref>{{Cite web|date=2022-11-28|title=HOS Tjokroaminoto, Guru Bangsa bergelar Raja Jawa Tanpa Mahkota yang Lahir di Ponorogo dan Cucu Bupati Ponorogo {{!}} Pemerintah Kabupaten Ponorogo|url=https://ponorogo.go.id/2022/11/28/hos-tjokroaminoto-guru-bangsa-bergelar-raja-jawa-tanpa-mahkota-yang-lahir-di-ponorogo-dan-cucu-bupati-ponorogo/|website=ponorogo.go.id|language=en-US|access-date=2023-10-17}}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat wedana Kleco, [[Kabupaten Magetan|Magetan]] pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati [[Ponorogo]] menantu dari R.M. Mangoensoemo yang merupakan wakil bupati Ponorogo.[https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/142628879/oemar-said-tjokroaminoto-kehidupan-peran-dan-gerakan-islam?page=all#:~:text=Tjokroaminoto%20lahir%20di%20Ponorogo%2C%2016,.%20Tjokronegoro%20(Bupati%20Ponorogo).]
 
== Pembentukan serikat Islam ==
Setelah lulus dari sekolah rendah, ia melanjutkan pendidikannya di sekolah pamong praja di [[Kota Magelang|Magelang]]. Setelah lulus, ia bekerja sebagai juru tulis patih di Ngawi. Tiga tahun kemudian, ia berhenti. Tjokromaninoto pindah dan menetap di Surabaya pada 1906. Di Surabaya, ia bekerja sebagai juru tulis di firma Inggris Kooy & Co dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kejuruan ''Burgerlijk Avondschool'', jurusan Teknik Mesin.<ref>{{Cite journal|last=Achdian|first=Andi|date=2017-08-28|title=Sarekat Islam sebagai Kelanjutan Boedi Oetomo|url=http://jurnal.masyarakatsejarawan.or.id/index.php/js/article/view/51|journal=Jurnal Sejarah|language=id|volume=1|issue=1|pages=30–51|doi=10.26639/js.v1i1.51|issn=2581-2394}}</ref>
 
=== Sarekat Dagang Islam ===
Bergelar ''De Ongekroonde van Java'' atau "Raja Jawa Tanpa Mahkota" oleh Belanda, Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di [[indonesia]] dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di [[Indonesia]]. Berangkat dari pemikirannya pula yang melahirkan berbagai macam [[ideologi]] bangsa Indonesia pada saat itu. Rumahnya sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar untuk menimbah ilmu padanya, yaitu [[Semaoen]], [[Alimin]], [[Muso]], [[Soekarno]], [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]], bahkan [[Tan Malaka]] pernah berguru padanya. Ia adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk pada [[Belanda]]. Setelah ia meninggal pada tahun 17 Desember 1934 , lahirlah warna-warni pergerakan Indonesia yang dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaum [[sosialis]]/[[komunis]] yang dianut oleh [[Semaoen]], [[Muso]], [[Alimin]]. [[Soekarno]] yang [[nasionalis]], dan [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] yang [[Islam]] merangkap sebagai sekretaris pribadi. Namun, ketiga muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-masing. Pengaruh kekuatan [[politik]] pada saat itu memungkinkan para pemimpin yang sekawanan itu saling berhadap-hadapan hingga terjadi [[Peristiwa Madiun 1948|Pemberontakan Madiun 1948]] yang dilakukan [[Partai Komunis Indonesia]] karena memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin [[Muso]]. Dengan terpaksa Presiden Soekarno mengirimkan pasukan elite [[TNI]] yakni [[Divisi Siliwangi]] yang mengakibatkan "abang", sapaan akrab Soekarno kepada Muso, pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati pada 31 Oktober 1948. dilanjutkan oleh [[Negara Islam Indonesia]](NII) yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo dan akhirnya hukuman mati yang dijatuhkan oleh Soekarno kepada kawannya [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] pada 12 September 1962. Pada bulan Mei [[1912]], HOS Tjokroaminoto mendirikan [[organisasi]] [[Sarekat Islam]] yang sebelumnya dikenal [[Serikat Dagang Islam]] dan terpilih menjadi ketua.
Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) atau Serikat Buruh Islam, pada akhir tahun 1905, di Surakarta. Tjokroaminoto diminta menyiapkan peraturan yang diperlukan organisasi dan menangani kepengurusannya. Akta tersebut dibuat dan disahkan di Notaris di Surabaya pada tanggal 10 September 1906.
 
=== Sarekat Islam ===
Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah ''Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat''. Ini menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang pejuang kemerdekaan. Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai adalah [[Soekarno]] hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni [[Siti Oetari]], istri pertama [[Soekarno]]. Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah "Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti [[wartawan]] dan bicaralah seperti [[orator]]". Perkataan ini membius murid-muridnya hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat kawannya, [[Muso]], [[Alimin]], [[S.M Kartosuwiryo]], [[Darsono]], dan yang lainnya terbangun dan tertawa menyaksikannya.
Atas saran Tjokroaminoto, kata perdagangan dalam nama organisasi tersebut dihapus dan SDI menjadi [[Sarekat Islam]] (SI) atau Persatuan Islam. Ketuanya adalah H. Samanhudi, sedangkan Tjokroaminoto menjadi ketuanya. Beberapa hari kemudian, undang-undangnya dikirim ke Gubernur Jenderal untuk disahkan menjadi lembaga hukum.
 
Sebuah komite pusat dibentuk dengan Samanhudi sebagai ketua dan Tjokroaminoto sebagai wakil ketua. Dalam menjelaskan tujuan organisasinya, Tjokroaminoto menyatakan SI tidak akan menentang pemerintah Hindia Belanda. Demi kepentingan organisasi, ia dan pengurus lainnya menemui Gubernur Jenderal saat itu [[Alexander Willem Frederik Idenburg]] pada tanggal 29 Maret 1913. Idenburg menyatakan bahwa demi kepentingan umum ([[Bahasa Belanda|Belanda]]: ''algemeen belang''), pengesahan SI tidak dapat diberikan, namun serikat Islam setempat dapat diberikan status badan hukum.
Tjokro meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, [[Yogyakarta]], setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di [[Banjarmasin]].
 
Keanggotaan SI meningkat pesat, menjadi sekitar dua setengah juta.
 
=== Sarekat Islam Pusat ===
Karena pesatnya perkembangan serikat Islam lokal, maka perlu dibentuk serikat Islam pusat yang mengkoordinasikannya. Pada tahun 1915, Sarekat Islam Pusat atau Centraal Sarekat Islam (CSI) didirikan dengan Tjokroaminoto sebagai ketuanya, [[Abdoel Moeis]] sebagai wakil ketuanya, dan [[Samanhudi|Samanhoedi]] sebagai ketua kehormatan. Sejak itu, Tjokroaminoto terus menjadi ketua atau anggota pengurus SI hingga kematiannya.
 
Kongres nasional CSI yang pertama sekaligus kongres SI yang ketiga pada masa kepemimpinannya diadakan di Bandung pada bulan Juni 1916. Penggunaan kata nasional menandakan persoalan yang disuarakan Tjokroaminoto, yaitu perlunya persatuan seluruh rakyat Indonesia. SI memperoleh pengakuan atas kekuasaannya dengan dilantiknya Tjokroaminoto dan Abdoel Moeis sebagai anggota [[Volksraad]] yang baru dibuka pada tahun 1918.
 
SI di bawah Tjokroaminoto berkembang, namun muncul pertentangan dari dalam, sementara kepercayaan pemerintah kolonial menurun. Tantangan terberat datang dari faksi [[Marxisme|Marxis]]/[[Leninisme|Leninis]] pimpinan [[Semaoen|Semaun]] yang berhadapan dengan Tjokroaminoto. Akhirnya faksi Marxis–Leninis pecah dan membentuk SI-Merah (“SI-Merah”), yang kemudian bergabung dengan [[Partai Komunis Indonesia]].
 
Pada tahun 1921, Tjokroaminoto ditangkap atas tuduhan pembunuhan oleh SI-afd. B di Cimareme, [[Kabupaten Garut|Garut]], [[Jawa Barat]]. Dia dibebaskan sekitar 9 bulan kemudian tanpa pengadilan pada bulan Agustus 1922.
 
=== Partai Sarekat Islam ===
CSI menjadi lemah, dan namanya diubah menjadi Partai Sarekat Islam (PSI) pada bulan Februari 1923. Tjokroaminoto melakukan upaya untuk mempersatukan kelompok luar Jawa. Setelah serangan propaganda dilancarkan, pemberontakan terjadi dimana-mana, hingga ia dan Abdoel Moeis dilarang mengunjungi beberapa daerah. Pada saat itu, Pan-Islamisme dilancarkan. Tjokroaminoto dan [[Mas Mansoer]] menunaikan ibadah haji.
 
Usulan politik hijrah atau “migrasi” dengan sikap tidak kooperatif terhadap pemerintah kolonial akhirnya diterima Kongres, yang menyebabkan penolakan Tjokroaminoto ketika ia akan terpilih menjadi anggota Volksraad pada tahun 1927. Sebuah Komite Ulama juga didirikan untuk membahas tafsir Al-Quran kontroversial Tjokroaminoto pada tahun 1928.
 
=== Partai Syarikat Islam Indonesia ===
Kemudian PSI diubah menjadi Partai Persatuan Islam Indonesia atau [[Partai Syarikat Islam Indonesia]] (PSII) pada awal tahun 1929. Terjadi konfrontasi antara [[Soekiman Wirjosandjojo|Soekiman]] yang nasionalis dan Tjokroaminoto yang religius yang menyebabkan keluarnya Soekiman untuk membentuk partai baru, Partai Islam Indonesia.
 
== Wafat ==
Tjokro meninggal di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, [[Yogyakarta]], setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di [[BanjarmasinBanjarnegara]]. Jabatannya di PSII digantikan oleh saudaranya [[Abikoesno Tjokrosoejoso|Abikusno Tjokrosujoso]].
 
== Gelar "Raja Jawa Tanpa Mahkota" ==
BergelarOleh orang Belanda, beliau dijuluki sebagai ''De Ongekroonde Koning van Java'' atau "Raja Jawa Tanpa Mahkota" oleh Belanda, Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di [[indonesiaIndonesia]] dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di [[Indonesia]]. Berangkat dari pemikirannya pula yang melahirkan berbagai macam [[ideologi]] bangsa Indonesia pada saat itu. Rumahnya sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar untuk menimbah ilmu padanya, yaitu [[Semaoen]], [[Alimin]], [[Muso]], [[Soekarno]]Ananda Hirdan, [[SekarmadjiImran Maridjan Kartosoewirjo]]Halomoan, bahkan [[TanFajri Malaka]]Hamonangan pernah berguru padanya. Ia adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk pada [[Belanda]]. Setelah ia meninggal pada tahun 17 Desember 1934 , lahirlah warna-warni pergerakan Indonesia yang dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaum [[sosialis]]/[[komunis]] yang dianut oleh [[Semaoen]], [[Muso]], [[Alimin]]. [[Soekarno]] yang [[nasionalis]], dan [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] yang [[Islam]] merangkap sebagai sekretaris pribadi. Namun, ketiga muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-masing. Pengaruh kekuatan [[politik]] pada saat itu memungkinkan para pemimpin yang sekawanan itu saling berhadap-hadapan hingga terjadi [[Peristiwa Madiun 1948|Pemberontakan Madiun 1948]] yang dilakukan [[Partai Komunis Indonesia]] karena memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin [[Muso]]. Dengan terpaksa Presiden Soekarno mengirimkan pasukan elite [[TNI]] yakni [[Divisi Siliwangi]] yang mengakibatkan "abang", sapaan akrab Soekarno kepada Muso, pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati pada 31 Oktober 1948. dilanjutkan oleh [[Negara Islam Indonesia]](NII) yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo dan akhirnya hukuman mati yang dijatuhkan oleh Soekarno kepada kawannya [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] pada 12 September 1962. Pada bulan Mei [[1912]], HOS Tjokroaminoto mendirikan [[organisasi]] [[Sarekat Islam]] yang sebelumnya dikenal [[Serikat Dagang Islam]] dan terpilih menjadi ketua.
 
Namun, ketiga muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-masing. Pengaruh kekuatan [[politik]] pada saat itu memungkinkan para pemimpin yang sekawanan itu saling berhadap-hadapan hingga terjadi [[Peristiwa Madiun 1948|Pemberontakan Madiun 1948]] yang dilakukan [[Partai Komunis Indonesia]] karena memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin [[Muso]]. Dengan terpaksa Presiden Soekarno mengirimkan pasukan [[TNI]] yakni [[Divisi Siliwangi]] yang mengakibatkan "abang", sapaan akrab [[Soekarno]] kepada [[Musso|Muso]], pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati pada 31 Oktober 1948.
 
Pemberontakan kemudian dilakukan oleh [[Negara Islam Indonesia]] (NII) yang dipimpin oleh [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo|S.M. Kartosuwiryo]] dan akhirnya hukuman mati yang dijatuhkan oleh [[Soekarno]] kepada kawannya [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] pada 12 September 1962.
 
== Lihat pula ==
* [[Tokoh Indonesia]]
 
== BudayaDalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Soekarno (film)|Soekarno]]'' (2013), Tjokroaminoto diperankan oleh [[Rukman Rosadi]].
Sebuah film dengan judul ''[[Guru Bangsa: Tjokroaminoto]]'' telah dibuat dengan mengangkat sebagian kisah Oemar Said Tjokroaminoto. Film yang diproduksi pada tahun 2015, ini disutradarai oleh [[Garin Nugroho]], dengan pemeran utama [[Reza Rahardian]].<ref>Tjokro Movie: [http://www.tjokromovie.com/coming-soon-guru-bangsa-tjokroaminoto/ Guru Bangsa: Tjokroaminoto] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170421080531/http://www.tjokromovie.com/coming-soon-guru-bangsa-tjokroaminoto/ |date=2017-04-21 }} diakses 19 April 2015</ref>
* Dalam film ''[[Tjokroaminoto: Guru Bangsa]]'' (2015), Tjokroaminoto diperankan oleh [[Reza Rahadian]].
* Dalam film ''[[Tjokroaminoto: Guru Bangsa]]'' (2015), Tjokroaminoto (kecil) diperankan oleh [[Christoffer Nelwan]].
* Dalam film ''[[Buya Hamka (film)|Buya Hamka]]'' (2023), Tjokroaminoto diperankan oleh [[Reza Rahadian]].
 
== Polemik tempatTempat kelahiranKelahiran ==
Tempat kelahiran Tjokroaminoto menuai Polemik karena terdapat dua versi, yakni di Ponorogo dan Madiun. Bila di Ponorogo Tjokroaminoto lahir di [[Tegalsari, Jetis, Ponorogo|Tegalsari]] sedangkan di [[Kota Madiun|Madiun]] sendiri terdapat dua tempat yakni Bakur dan Bukur. Namun tempat lahir Tjokroaminoto yang diakui adalah yang di Ponorogo setelah melalui penelitian dan berbagai literasi buku sejarah seperti Buku Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, HOS. Tjokroaminoto: Rekonstruksi Pemikiran Dan Perjuangannya, Hadji Oemar Said Cokroaminoto: Pendiri Dan Pembangunan Kebangkitan Umat Islam Indonesia., SK Kepresidenan Pahlawan Nasional.[https://rri.co.id/madiun/daerah/692597/alasan-sejarah-pemkab-ponorogo-resmi-ubah-nama-jalan-protokol-soekarno-hatta-menjadi-h-o-s-cokroaminoto] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210818072107/https://rri.co.id/madiun/daerah/692597/alasan-sejarah-pemkab-ponorogo-resmi-ubah-nama-jalan-protokol-soekarno-hatta-menjadi-h-o-s-cokroaminoto |date=2021-08-18 }}
 
Selain itu telah disahkannya sebuah Jalan HOS Cokroaminoto di Ponorogo yang diajukan Bupati Ponorogo, [[Ipong Muchlissoni|Ipong Muchlisoni]] kepada Pemerintah Pusat kerenakarena nama jalan merupakan putra daerah Ponorogo, kemudian dilanjutka oleh Bupati Ponorogo selanjutnya Giri Sancoko membuat monumen HOS Tjokroaminoto di sepanjang jalan tersebut.[https://ponorogo.go.id/2019/07/11/nama-jalan-dirubah-dengan-nama-pahlawan-bupati-ipong-ini-penghargaan-kepada-mereka/][https://suaraindonesia.co.id/news/pemerintahan/611a0280178f6/semangat-gotong-royong-bupati-ponorogo-resmikan-prasasti-hos-cokroaminoto]
 
Sedangkan nama Cokroaminoto di Kota Madiun dijadikan nama jalan yang legendaris . Terdapat juga sebuah lembaga pendidikan di Kota Madiun yang terkenal memakai namanya. Serta oleh-oleh khas dan favorit, Bluder Cokro.
HOS Tjokroaminoto telah mendapatakan SK kepahlawanan dari Presiden Indonesia Soekarno pada 11 November 1961, dengan biodata :
 
Tjokroaminoto diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh Presiden Indonesia [[Soekarno]] pada tahun 1961 berdasarkan Nomer Surat Keputusan SK/590/Tahun/1961 pada tanggal 09 November 1961, dengan biodata sebagai berikut ini sebagaimana tercatat dalam Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial, Kementrian Sosial Republik Indonesia<ref>Album 97 Pahlawan Indonesia, Jakarta Departemen pendidikan dan Budaya, 30 Nopember 1987
Nama : Haji Umar Said Cokroaminoto
 
Nomer Surat Keputusan Presiden terkait pahlawan nasional SK/590/Tahun/1961 pada tanggal 09 November 1961
Lahir : Ponorogo, 1883
 
No. 27
Wafat : Yogyakarta, 17 Desember 1934
 
Nama : HOS Tjokroaminoto
 
Lahir : Ponorogo, 16 Agustus 1883
 
Wafat : 17 Desember 1934</ref>
 
Nama : Haji UmarOemar Said Cokroaminoto
 
Lahir: Ponorogo, 16 Agustus 1883
 
Wafat : Yogyakarta, 17 Desember 1934
 
== Referensi ==
{Amelz, HOS Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya Jilid II (Jakarta: Bulan Bintang, 1952)}
{{reflist}}
 
== Bacaan lebih lanjut ==
 
* Mirnawat. ''Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap''. Cerdas Interaktif, 2012.
{{Pahlawan Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Tjokroaminoto, Oemar}}
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Meninggal usia 52]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Ideolog Indonesia]]
[[Kategori:Pendiri partai politik]]
[[Kategori:Politikus Hindia Belanda]]
[[Kategori:Tokoh pejuang yang dibuang]]
[[Kategori:Tokoh dariHindia PonorogoBelanda]]
[[Kategori:Tokoh JawaIslam TimurIndonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:PengusahaWirausahawan Jawa]]
[[Kategori:MeninggalTokoh usia 52Ponorogo]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Ponorogo]]
[[Kategori:Keluarga Tjokroaminoto]]
[[Kategori:Syarikat Islam Indonesia]]