Tegalsari, Jetis, Ponorogo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
||
(28 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
{{Desa
|peta =
Baris 13:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Tegalsari''' adalah sebuah [[Desa di Indonesia|desa]] di wilayah Kecamatan [[Jetis, Ponorogo|Jetis]], Kabupaten [[Ponorogo]], [[Jawa Timur]].
Pada era [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]], Tegalsari merupakan tanah perdikan atau merdeka yaitu desa istimewa yang bebas dari segala kewajiban membayar pajak kepada
== Sejarah ==
=== Pendirian ===
Pendirian desa Tegalsari berawal dari seorang [[ulama]] bernama Kiai Ageng Muhammad Besari—dikenal juga dengan nama Kiai Ageng Tegalsari I—yang membangun [[pertapaan]] di hutan lebat yang membentang dari kaki [[Gunung Wilis|Pegunungan Wilis]] sampai ke wilayah dataran [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]. Ia hidup menyendiri dan sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan. Tak lama kemudian banyak rekan seimannya datang untuk berguru kepadanya. Kiai Ageng mengajari mereka ilmu [[Al-Qur'an]] serta pelaksanaan Ilahi dan [[Muhammad|Nabi Muhammad]]. Jumlah pengikutnya berangsur-angsur bertambah dan dengan segera berkembang. Daerah pertapaan itu kemudian menjadi [[desa]] yang berkembang pesat dan diberi nama "Tegalsari".{{Sfn|Reinhart|2021|p=334–335}}
Nama "Tegalsari" berasal dari kata ''tegal'' yang berarti "ladang", hal ini merujuk pada kondisi desa yang awal mulanya berupa [[ladang]]. Sementara kata ''sari'' berarti "bunga", merujuk pada kondisi desa yang berkembang setelahnya.{{Sfn|Reinhart|2021|p=335}}
=== Desa perdikan ===
Sekitar tahun 1742, Tegalsari diangkat menjadi desa perdikan—desa yang dibebaskan dari [[pajak]], pengiriman [[upeti]], dan kewajiban pelayanan kepada kerajaan—oleh [[Pakubuwana II|Pakubuwono II]] sebagai balasan atas bantuan pemimpin desa, yakni Kiai Ageng Muhammad Besari selama masa pelarian sang raja.{{Sfn|Reinhart|2021|p=336–337}}
Sebelum 1830, Ponorogo termasuk mancanegara timur—daerah-daerah terluar atau provinsi-provinsi terjauh milik [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]] atau [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]]. Pada tahun tersebut, pemerintah [[Hindia Belanda]] mengambil alih mancanegara timur, baik milik Yogyakarta maupun Surakarta. Hal itu berarti bahwa Desa Tegalsari berada di bawah administrasi pemerintah kolonial. Haluan pemerintah kolonial menetapkan bahwa lembaga keagamaan akan dibiarkan seperti pada mulanya ditentukan oleh raja-raja Jawa. Dengan demikian, desa-desa perdikan juga mempertahankan statusnya.{{Sfn|Reinhart|2021|p=339}}
Pada 1870-an, seperti kebanyakan desa perdikan, penduduk Tegalsari mewarisi tingkat kemakmuran materi yang berkecukupan. Rumah-rumah mereka pun tampak bersih. Tegalsari adalah salah satu desa terbesar di [[Kabupaten Ponorogo]] pada masa tersebut. Jumlah penduduknya mencapai 1.679 jiwa. Selain itu, sawahnya membentang seluas sekitar 208 [[Bahu (agraria)|bau]] (1 bau sama dengan 7.096 [[meter persegi]]; 208 bau sama dengan 147,6 [[hektare]]). Di Tegalsari, terdapat pula Pasar Wagé yang cukup besar menumbuhkan aktivitas ekonomi penduduk dan membuat desa menjadi makmur.{{Sfn|Reinhart|2021|p=341}}
== Administrasi ==
Secara administratif, Tegalsari terletak di [[Jetis, Ponorogo|Kecamatan Jetis]], [[Kabupaten Ponorogo]], [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]]. Posisinya dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga, sebagai berikut:<ref name=":0">{{Cite web|title=Tentang Desa Tegalsari Ponorogo|url=https://www.desategalsariponorogo.com/tentang-desa-tegalsari-ponorogo/|website=Pemerintah Desa Tegalsari|language=id-ID|access-date=27 Juni 2022}}{{Pranala mati|date=Mei 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Utara: [[Jabung, Mlarak, Ponorogo|Desa Jabung]] dan [[Gandu, Mlarak, Ponorogo|Gandu]] di [[Mlarak, Ponorogo|Kecamatan Mlarak]].
* Timur: [[Mojorejo, Jetis, Ponorogo|Desa Mojorejo]] dan [[Karanggebang, Jetis, Ponorogo|Karanggebang]] di Kecamatan Jetis.
* Selatan: [[Jetis, Jetis, Ponorogo|Desa Jetis]] dan [[Wonoketro, Jetis, Ponorogo|Wonoketro]] di Kecamatan Jetis.
* Barat: Desa Wonoketro di Kecamatan Jetis.
Desa Tegalsari terdiri dari 3 [[Pedukuhan|dukuh]], yaitu: Setono, Jinontro, dan Gendol. Masing-masing dukuh dipimpin oleh seorang [[kamituwo]] atau kepala dusun''.'' Dari 3 dukuh tersebut terbagi menjadi 6 [[Rukun warga|Rukun Warga]] (RW) dan 16 [[Rukun tetangga|Rukun Tetangga]] (RT).<ref name=":0" />
Berdasarkan data BPS Ponorogo, jumlah penduduk Tegalsari pada 2019 adalah 1.681 jiwa, yang terdiri dari 830 laki-laki dan 851 perempuan.<ref name=":1" />
== Geografi ==
Secara geografis, Tegalsari terletak pada posisi 7°93′25″ [[Lintang selatan|Lintang Selatan]] dan 111°78′65″ [[Bujur Timur]]. [[Topografi]] ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 105 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]].<ref name=":0" /> Berdasarkan data BPS Ponorogo tahun 2019, luas daerah Tegalsari adalah 203 [[Kilometer persegi|km²]].<ref name=":1">{{Cite web|title=BPS Ponorogo|url=https://ponorogokab.bps.go.id/publication/2020/09/28/820ead5a1165852aa2347a2a/kecamatan-jetis-dalam-angka-2020.html|website=ponorogokab.bps.go.id|access-date=27 Juni 2022}}</ref> Sementara [[curah hujan]] di Desa Tegalsari selama tahun 2016 rata-rata mencapai 1.500 [[Milimeter|mm]]/tahun dan suhu udara rata-rata 27°[[Celsius|C]].<ref name=":0" />
== Pariwisata ==
Di Tegalsari terdapat sebuah masjid kuno yaitu [[Masjid Tegalsari]]. Masjid ini merupakan peninggalan Kiai Ageng Muhammad Besari yang dibangun pada abad ke-18.<ref name=":2" /><ref name=":3">{{Cite web|last=Iksan|first=Ashadi|date=26 Oktober 2021|title=Kiai Ageng Muhammad Besari, Mahaguru Raja Jawa Bisa Bangun Masjid Hanya 2 Jam|url=https://daerah.sindonews.com/read/579498/29/kiai-ageng-muhammad-besari-mahaguru-raja-jawa-bisa-bangun-masjid-hanya-2-jam-1635174628|website=Sindo News|language=id-ID|access-date=30 Juni 2022}}</ref> Masjid Tegalsari menjadi salah satu tempat wisata religi di [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]; di samping [[Bathara Katong|Makam Bathara Katong]], Sendang Tirto Waluyojati, dan Makam Astana Srandil.<ref name=":2">{{Cite web|last=Jalil|first=Abdul|date=7 Mei 2016|title=WISATA PONOROGO : Inilah Tempat Wisata Religi yang Patut Dikunjungi di Ponorogo|url=https://www.solopos.com/wisata-ponorogo-inilah-tempat-wisata-religi-yang-patut-dikunjungi-di-ponorogo-716942|website=[[Solopos]]|language=id|access-date=28 Juni 2022}}</ref> Di depan masjid ini, terdapat makam sang kiai yang ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai kota di Indonesia.<ref name=":3" />
== Lihat pula ==
* [[Pesantren Tegalsari]]
* [[Masjid Tegalsari]]
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|40em}}
* {{cite book
|url=https://www.google.co.id/books/edition/Antara_Lawu_dan_Wilis/EKpNEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0
|title=Antara Lawu dan Wilis
|language=Indonesia
|editor-last=Reinhart
|editor-first=Christopher
|authorlink=
|location=
|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]
|year=2021
|isbn=978-602-481-644-5
|ref=harv}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* [https://www.desategalsariponorogo.com/ Situs Pemerintah Desa Tegalsari]
{{Jetis, Ponorogo}}
{{Authority control}}
{{Kelurahan-stub}}
|