Kepaksian Sekala Brak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah singkat: memperbaiki artikel
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Pranala sama dengan teksnya)
 
(153 revisi perantara oleh 36 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Former Country
{{Untuk |[[Istana Gedung Dalom]] simbol dari Kerajaan Sekala Brak|Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak}}
| conventional_long_name = Kepaksian Pak Sekala Brak
{{Infobox country
| native_name = [[file:Sekalabrak-aksara.png|200px]]
| conventional_long_name = Kepaksian Sekala Brak<br /><small>Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak''<br /> Sekala Brak. Batu Brak </small>
| common_name = LampungKepaksian Sekala Brak
| statusimage_flag = ProtektoratPanji Syahatain Kepaksian Sekala Brak.jpg
| empiresymbol_type = Kepaksian{{unbulleted Inperium (1289-1824)list|Lambang|}}
| status_textimage_coat = Wilayah Protektorat Kepaksian <small>(1289 MasehiEmblem-1824 Masehi)paksi-sekalabrak.png
| religionroyal_anthem = [[Islam]]
| p1image_map = Majapahit[[Berkas:Lokasi Lampung Kabupaten Lampung Barat.svg|250px]]
| flag_p1image_map_caption = Flag of the Majapahit Empire.svg
| s1capital = Hindia[[Liwa]], Belanda[[Lampung Barat]]
| year_startofficial_languages = 1289[[bahasa Lampung|Lampung Saibatin]]
| year_endreligion = [[Islam]] (resmi)
| date_startgovernment_type = [[Monarki]] [[Kesultanan]]
| date_endtitle_leader = [[Sultan]] (Yang Dipertuankan)
| event_startleader1 = Penaklukan[[Edward SekalaSyah BrakPernong|Edward Kuno.syah Pernong]]
| year_leader1 = 1989-sekarang
| image_flag = BENDERA KEPAKSIAN SEKALA BRAK LAMPUNG.jpg
| title_deputy = [[Perdana Menteri]] (Kepaksian)
| flag_type = ''علم اللواء لمملكة سقالة براك أسود ومنقوش عليه اسم ليلى الله محمد رسول الله ثمانية اتجاهات للرياح بخط لامجالا ولامبونج مكتوب بمملكة السقالة براك لامبونج
| deputy1 = [[Ike Edwin]]
eilm alliwa' limamlakat saqalat brak 'aswad wamanqush ealayh aism laylaa allah muhamad rasul allah thamaniat aitijahat lilriyah bikhatin lamjala walambunj maktub bimamlakat alsaqaalat brak lambunj''
| symbol_typeyear_deputy1 = 1989-sekarang
| flag_s1year_start = Flag of the Netherlands.svg1201
| capitalyear_end = [[Batu Brak]], Lampung Barat (sekarang [[Liwa (kota)|Liwa]])
| common_languagescurrency = [[Lampung]], [[Indonesia]]
| government_type = Monarki
| title_leader = Sultan
| leader1 = Umpu Ngegalang Paksi Gelar Sultan Ratu Ngegalang Paksi (Sultan Sekala Brak)
| year_leader1 = M–M
| currency = ''Dolar Morgan 1875,1888'' dan ''Voc 1790, Nederlendsch Indie 1945''
| today = {{flag|Indonesia}}
| footnotes =
| demonymofficial_website =
| area_km2today = [[Kabupaten Lampung Barat]],[[Lampung]]
| area_rank =
| GDP_PPP =
| GDP_PPP_year =
| HDI =
| HDI_year =
}}
[[Kategori:Pages using infobox country or infobox former country with the symbol caption or type parameters|TKepaksian Sekala Brak]]
'''Kepaksian''' (Baca:"شهادة") adalah Empat pemegang pucuk tertinggi didalam Adat. '''Sekala''' (Baca:"مقياس") artinya titisan. '''Brak''' (Baca:"الفرامل") artinya Dewa. Sekala Brak Adalah titisan Dewa (Baca:"تجسد الإله") Kerajaan Sekala Brak (Baca: Kepaksian Sekala Bkhak) adalah sebuah kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai agama [[Islam]]. Kerajaan ini bermula dari unit masyarakat[[Animisme| Suku Tumi]] pada abad ke-3 yang bercorak Hindu dan menganut animisme.
'''Kepaksian Sekala Brak''' adalah kerajaan yang mengalami dua era yaitu [[Animisme]] [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Hindu-Budha]] ([[keratuan]]) dan [[Islam]] ([[Kesultanan]]) bercorak [[Islam]] di wilayah [[Kabupaten Lampung Barat]], [[Lampung]] yang berdiri sekitar abad ke-13.<ref>https://arrahim.id/alvina/jejak-islam-di-tanah-sang-bumi-ruwai-jurai-lampung/</ref><ref>https://metropolis.co.id/2018/08/14/4-umpu-sekala-brak-lampung-anak-raja-pagaruyung-minangkabau/</ref> Kepaksian ini terletak di dataran tinggi Sekala Brak, di kaki Gunung Pesagi, kerajaan ini merupakan cikal bakal suku Lampung. Penelitian menunjukkan bahwa Paksi Pak Sekala Brak merupakan asal-usul etnis Lampung.<ref>{{Cite web|title=Kepaksian Sekala Brak {{!}} Ensiklopedia {{!}} Civitasbook.com|url=https://civitasbook.com/singo.php?cb=non&_i=ensiklopedia&id1=aaaaaaaatamu&id2=&id=41700|website=civitasbook.com|access-date=2024-10-12}}</ref>
 
== Sejarah ==
Karakteristik ini terus bertahan hingga abad ke-12 ketika empat umpu<ref>{{Cite web|last=developer|first=lampost co|date=2018-12-18|title=Sekala Brak Menjawab Sejarah|url=https://m.lampost.co/berita-sekala-brak-menjawab-sejarah.html|website=lampost.co|language=id|access-date=2021-04-11}}</ref> putra-puta dari pada Al-Mujahid dari [[Kesultanan Samudera Pasai|negeri pasai]] Sampainya-n di [[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Pagaruyuang]], kemudian setelah berdirinya salah satu [[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Kerajaan di Pagaruyung]], dari Pagaruyung Empat Umpu dari keturunan anak Raja tersebut beranjak ke [[Kabupaten Mukomuko|Muko-Muko]] menyebarkan agama Islam. Kemudian masuk mengislamkan [[Sekala Brak|Kepaksian sekala brak Kuno]] sehingga kerajaan ini lalu disebut sebagai Kepaksian Sekala Brak yang artinya empat pemegang tertinggi di Kepaksian Sekala Brak.<ref>{{Cite web|last=Raditya|first=Iswara N.|title=Mengenal Kerajaan Sekala Brak sebagai Leluhur Lampung|url=https://tirto.id/mengenal-kerajaan-sekala-brak-sebagai-leluhur-lampung-czon|website=tirto.id|language=id|access-date=2021-04-10}}</ref> Tambo Paksi mencatat diantaranya pada Rajab 688 Hiriyah empat putra Al-Mujahid datang dan mengislamkan Kepaksian Sekala Brak Kuno, pada masa ini terdapat empat titik lokasi Istana Kepaksian<ref>https://metropolis.co.id/2018/08/14/4-umpu-sekala-brak-lampung-anak-raja-pagaruyung-minangkabau/ </ref><ref>https://www.youtube.com/watch?v=XCyhy90atHE&t=301s</ref>.
Sebelumnya wilayah penduduk Lampung semula bercorak [[Hindu]] yang diperkirakan peradaban masyarakat telah ada pada abad ke-3—abad ke 7 yang didirikan oleh [[Suku Tumi]]. Pada tahun 535 M, terjadi ledakan besar Gunung Krakatau purba yang menyebabkan hancurnya kebudayaan Pasemah dan Salakanegara.<ref>Abdurrachman, M., Widiyantoro, S., Priadi, B., dan Ismail, T. (2018). Geochemistry and Structure of Krakatoa Volcano in the Sunda Strait, Indonesia. ''Geosciences'', 8(4), 111.https://www.mdpi.com/2076-3263/8/4/111</ref> Pada saat itu terjadi langit yang gelap, suhu lingkungan menurun dan terbentuknya selat Sunda. Setelah itu peradaban ada kembali sekitar tahun 600 M dengan berdirinya [[Kerajaan Tulang Bawang]] yang telah tercatat pada catatan asing.
 
*Pada abad ke 7, wilayah ini dikuasai oleh [[Sriwijaya]] dibuktikan dengan adanya prasasti Sriwijaya yang ditemukan di Lampung.
Saat terpentuknya Provinsi Lampung telah diakui keberadaan dari pada Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak 4 putra Sultan Ratu yang terdiri dari Umpu Pernong, Umpu Belunguh, Umpu Bejalan di Way dan Umpu Nyerupa pada tanggal 3 September tahun 1971 tertulis dalam [[Anjungan Lampung|Peraturan Daerah Provinsi Lampung]] Nomor 1 tahun 1971 tentang Bentuk Lambang Daerah Provinsi Lampung penjelasan tentang isi dan arti Lambang Daerah Provinsi Lampung, pada saat itu tidak ada intervensi dari siapapun mutlat kesepakatan dari pada Saibatin, Penyimbang serta Tokoh-tokoh Persatuan Lampung, kebenaran ini akan mempersatukan Rakyat (Masyarakat) Lampung, Eksistensi dari pada Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak diakui dan dinyatakan oleh pemerintah Provinsi Lampung Kala itu<ref>https://www.jdih.lampungprov.go.id/product-hukum/provinsi/1/pdf/bentuk-lambang-daerah</ref><ref>https://docplayer.info/39739308-Peraturan-daerah-propinsi-lampung-nomor-1-tahun-1971-tentang-bentuk-lambang-daerah-provinsi-lampung.html</ref>.
 
*Pada abad ke 12, wilayah Ini dikuasai Singosari, dengan adanya [[Ekspedisi Pamalayu]].
== Sejarah singkat ==
 
*Pada abad Ke 13, dikuasai oleh [[Majapahit]], lalu Majapahit mengutus [[Adityawarman]] sebagai pimpinan pulau Sumatra dibawah Komando [[Majapahit]] <ref>{{Cite book|url=http://perpusbalarjogja.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=222&keywords=|title=Kitab Negara Kertagama {{!}} Perpustakaan Balai Arkeologi D.I.Y.}}http://perpusbalarjogja.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=222&keywords=</ref>
 
*Pada abad ke 14, wilayah bekas vasal majapahit di Sumatra, didirikan [[Kerajaan Pagaruyung]].
Kepaksian Sekala Brak adalah sebuah kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam. Dari temuan arkeologi dan antropologi, wilayahnya diperkirakan telah didiami oleh Suku-suku Lappung. [[Suku Lampung]], Suku Bangsa, Suku Saibatin adalah suku-suku (Negeri Sekala Brak) sejak jaman Kepaksian Sekala Brak. Yang berada di lereng tengkuk [[Gunung Pesagi]] (bukit sulang), Gunung Pesagi ini Gunung yang tidak pernah aktif dari dahulu kala serta Gunung tertinggi di lemah Lampung (tanah Lampung).
 
*Pada abad ke-16, kerajaan ini mulai mengadopsi agama Islam yang dibawa oleh empat utusan [[Kerajaan Pagaruyung]].<ref>{{Cite web|date=14 Agustus 2018|title=4 Umpu Sekala Brak Lampung ‘Anak Raja Pagaruyung Minangkabau’|url=https://metropolis.co.id/2018/08/14/4-umpu-sekala-brak-lampung-anak-raja-pagaruyung-minangkabau/|website=Metropolis.co.id|language=id-ID|access-date=2022-08-25}}</ref><ref>{{Cite web|last=developer|first=lampost co|date=2018-12-18|title=Sekala Brak Menjawab Sejarah|url=https://m.lampost.co/berita-sekala-brak-menjawab-sejarah.html|website=lampost.co|language=id|access-date=2021-04-11}}</ref> lalu Mendirikan Kepaksian Sekala Brak, dan akhirnya terbagi menjadi 4 wilayah kepaksian.
Sedangkan pemerintahan monarki yang pernah berkuasa di Negeri Sekala Brak telah memerintah sejak era Kepaksian Sekala Brak. Catatan tertulis paling awal tentang sejarah Kepaksian Sekala Brak ditemukan dari Tambo paksi yang di miliki empat kepaksian serta senjata pusaka, situs peninggalan Negeri Sekala Brak (SM).
 
*Pada abad ke 18, wilayah ini ditaklukkan oleh [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]].
Kepaksian Sekala Beghak telah ada sejak zaman dahulu kala, sebagai sebuah kerajaan, Kepaksian Sekala Bekhak kuno dipimpin oleh seorang laki-laki dengan Raja terakhirnya yang bernama Ratu Sekaghummong yang merupakan anak dari Ratu Sangkan serta cucu dari Ratu Mucah Bawok. Pada dasawarsa ke-2 sampai dengan dasawarsa ke-6 abad ke-14 putra serta keturunan dari pada Ratu Sekaghummong menempati permukiman baru.
 
Kepaksian Sekala Brak masih mewariskan keturunan sampai sekarang yang berusaha melestarikan adat dan budaya Sekala Brak kendati sudah tidak memiliki wewenang secara politik lagi.<ref>{{Cite web|last=Raditya|first=Iswara N.|title=Mengenal Kerajaan Sekala Brak sebagai Leluhur Lampung|url=https://tirto.id/mengenal-kerajaan-sekala-brak-sebagai-leluhur-lampung-czon|website=tirto.id|language=id|access-date=2021-04-10}}</ref>
Kemudian saat empat putra dari Al-Mujahid datang dengan misi menyebarkan ajaran islam pada Rajab 688 Hiriyah, Secara kekuasaan, Kerajaan Sekala Brak kuno yang beragamakan bercorak Hindu dan menganut animisme ini berhasil ditaklukkan, Hal ini ditandai dengan gugur, jatuh nya Ratu Sekaghummong yang menolak ajaran Islam melalui titik awal dari pada Kerajaan Islam. Dengan dibuktikan di Sekala Brak mayoritas beragamakan Islam dan warisan budaya, tradisi, adat istiadat, serta tata cara berkehidupan sosial oleh masyarakat Sekala Brak yang merupakan warisan leluhur secara turun temurun dari generasi ke generasi masih tetap berjalan dan di pertahankan hingga jaman Pra-sejarah kemerdekaan saat ini.
 
=== Etimologi dan Sejarah Etnis Lampung ===
Kepaksian Sekala Brak dikuasai dan dipimpin oleh empat putra dari pada Al-Mujahid yang kemudian membagi daerah kekuasaannya dalam empat titik kebesaran istana gedung, masing-masing memiliki kekuasaan wilayah dan rakyat, Empat tersebut adalah Hanibung, Tanjung Menang, Tampak Siring dan Puncak<ref>https://www.medinaslampungnews.co.id/tatanan-adat-paksi-pak-sekala-bekhak/</ref>.
Bangsa Lampung berasal dari Kerajaan Sekala Brak di dataran Belalau, Lampung Barat. Dari sini, mereka menyebar melalui aliran sungai-sungai besar. Nama "Lampung" berasal dari "Anjak Lambung," yang berarti "berasal dari ketinggian," merujuk pada pemukiman awal di Sekala Brak.
 
=== Teori Etimologi Sekala Brak ===
Di dalam sejarah di dapat dari berbagai sumber bahwasanya Sebutan '''Sekala''' berasal dari tumbuhan sekala<ref>https://www.medinaslampungnews.co.id/kerajaan-paksi-pak-sekala-brak/</ref> yang terdapat di tengkuk Bukit sulang (hematang sulang) di Benekhang, Mandi Agin Way Tippon sampai jaman Pra-sejarah saat ini tumbuh-tumbuhan tersebut masih ada pada tempatnya.
 
# '''Sakala Bhra''': Titisan dewa.
Pada tanggal 4 Juni 2021 beberapa perangkat adat khaja Jukuan melakukan pembuktian keberadaan dari tumbuh-tumbuhan tersebut sehingga ditemukannya tumbuhan sekala dalam jumlah yang banyak dan luas di Benekhang, Mandi Agin Way Tippon Kecamatan [[Batu Brak]], Lampung Barat [[Provinsi Lampung]].
# '''Segara Brak''': Genangan air luas ([[Danau Ranau]]).
# '''Sekala Brak''': Tumbuhan sekala yang banyak terdapat di [[Gunung Pesagi]].<ref>Drs Irfan Anshory adoq Batin Kesuma Ningrat
 
Penyimbang Sukabanjar
Sedangkan '''Batu Brak (Baca-[[Batu Brak]])'''<ref>https://www.lampungbaratkab.go.id/detailpost/pesona-lembah-batu-brak-lampung-barat</ref> berasal dari sebutan sebuah Batu yang lebar bahasa Lampung nya “Batu Bekhak” yang memiliki sejarah, batu tersebut berada di Hanibung Peninggalan ini terletak di tengah perkebunan kopi masyarakat di [[Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat]] Menurut kepercayaan lama di Sekala Brak, batu tersebut sebagai tanda kuburan tua “para dewa” yang khusus turun dari Kayangan ke muka bumi. Batu Brak itu sendiri bermakna sebagai batu mulia Simbol dari orang mulia dalam pengertian para penakluk Al-Mujahid penyebar agama Islam di lemah Sekala Brak.
 
Marga Gunung Alip, ''Keratuan Semaka''
Diceritakan pendahulu di sekala brak bahwasanya lokasi tersebut sekitar tahun 1931 adalah tempat persembunyian dari pada Hindia Belanda, bukti-bukti kejadian ini berada di [[Tropenmuseum]] Amsterdam, Belanda<ref>https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Man_poseert_tussen_megalieten_bij_Batoeberak_TMnr_10025819.jpg#mw-jump-to-license</ref>.
 
''Lampung,'' Lampung</ref>
[[Sekala Brak]] sebagai salah satu tempat asal mula suku-suku di tanah [[Lampung]] dari dataran lemah Sekala Brak inilah sebagian leluhur suku-suku menyebar mendirikan negeri baru untuk menyebarkan [[Islam di Lampung]] melalui Adat dan budaya Jaman itu, di perkirakan dari abad 12 Masehi 29 Rajab 688 Hijriah. Penyebaran dimulai dari hamakha way tippon mengikuti aliran air (sungai) [[Way Semaka]] dari tengkuk gunung pesagi sampai [[Semaka, Tanggamus]], hingga lemah Sumatra dan lemah Jawa<ref>https://onesearch.id/Record/IOS4198.28835</ref>.
[[Berkas:Prasasti Hujung Langit.jpg|jmpl|280|kiri|[[Prasasti Hujung Langit]] terpahat nama raja Punku Aji Yuwarajya Sri Haridewa]]
'''Prasasti Hujung Langit''' Prasasti ini terkait dengan Kerajaan Sekala Brak kuno Raja Punku Sri Haridewa yang masih dikuasai oleh di sebut Buay Tumi. Prof. Dr. Louis-Charles Damais dalam buku “Epigrafi dan Sejarah Nusantara” yang diterbitkan oleh pusat Penelitian Arkeolog Nasional, Jakarta, 1995, halaman 26 – 45, diketahui bahwa nama Raja yang tercantum pada Prasasti Hujung langit pada baris Ke-7 dari 16 baris adalah Baginda Punku Sri Haridewa.
 
=== Pendapat Sejarawan dan Catatan Sejarah ===
Kerajaan Sekala Brak kuno yang masih dikuasai oleh suku Tumi terdapat dalam Prasasti Hujung Langit tulisan tersebut ada 16 bari dan diatas tulisan tersebut terdapat gambar menyerupai Gagang Sarung Semar Raja yang terletak di Bunuk Tenuar Liwa, Lampung Barat dan sampai saat ini keberadaan Prasasti Hujung Langit tetap terjaga dan terawat dengan baik. Batu Prasasti Hujung Langit tersebut diperkirakan sudah ada sebelum abad ke-10 M.
Sejarawan seperti Groenevelt dan L.C. Westenenk sepakat bahwa Sekala Brak adalah asal-usul etnis Lampung. Dalam ''The History of Sumatra'' (1779), William Marsden mencatat bahwa orang Lampung berasal dari dataran tinggi dekat Danau Ranau dan Gunung Pesagi. Catatan Tiongkok kuno menyebut Kerajaan Kendali, yang dikaitkan dengan Sekala Brak, sudah ada sejak abad ke-3.
Dengan demikian.
 
=== Perdagangan dan Hubungan Internasional ===
Pengembangan Suku-suku Indonesia berasal dari Assam yg terletak di India selatan, sebelah Utara Burma. Suku Melayu kuno atau Proto Malayan Tribes dari India Selatan itu dalam pengungsiannya, bergerak menyeberangi laut Andamen untuk kemudian berpencar dalam beberapa kelompok. Demikian teori yang dikemukakan oleh J. R. Logan pada abad Ke-19 M yang melakukan penelitian sejak tahun 1848 hingga 1900.
Sekala Brak menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan Nusantara, India, dan Cina. Dinasti Liang (502-556 M) mencatat Sekala Brak sebagai penghasil barang-barang seperti kain, pinang, kapur barus, dan damar.
 
=== Peninggalan dan Warisan Budaya ===
Kelompok kesatu, bergerak ketimur melalui Jawa dan Kalimantan dan ada yang terus keutara di Philipina, yang kemudian melahirkan Suku bangsa Igorot dan lain lain. Kelompok kedua mencapai ujung utara Sumatra menyusuri pantai barat dan mendarat di Singkel, Barus dan Sibolga, kemudian melahirkan cikal bakalnya Suku Suku Batak Karo, Batak Toba, Dairi dan Alas.
Warisan budaya Sekala Brak ditemukan dalam [[Warahan lampung|warahan]] (cerita lisan), [[tambo]] (catatan kayu), dan situs-situs bersejarah di [[Gunung Pesagi]]. [[Batu Kepampang]] di Kenali digunakan untuk ritual persembahan pada masa Hindu-Buddha.
Kelompok ketiga meneruskan pelayarannya menelusuri Pantai Barat Sumatra terus keselatan yang akhirnya melalui daerah pesisir menuju kedaerah pegunungan, kembali sebagai People bukit barisan.
 
== Berdirinya Kepaksian Sekala Brak ==
Namun demikian, pengalaman nenek moyang mereka yang bergerak mengarunggi samudra luas dalam melakukan pengungsian besar besaran membentuk karakter "dwi muka" sebagai manusia gunung dan tau akan arti laut. Karna itu mereka kemudian menyebar dari Tengkuk bukit sulang bukit barisan melalui sungai-sungai.
Berdirinya Kepaksian Sekala Brak diceritakan dalam Tambo bahwa para pendirinya berasal dari Kerajaan Pagaruyung, mirip dengan beberapa kerajaan lain di Nusantara yang mengalami dua era: era Hindu-Buddha dan era Kesultanan Islam. Para pendiri Kepaksian Sekala Brak adalah empat Umpu yang mendirikan Paksi Pak, yang berarti "Empat Serangkai" atau "Empat Sepakat diantaranya:<ref>{{Cite web|title=Batin Budaya Poerba|url=https://batinbudayapoerba.blogspot.com|website=batinbudayapoerba.blogspot.com|language=id|access-date=2024-10-12}}</ref>
 
1. Umpu Bejalan Di Way
Kajian itu memiliki benang merah berdasar tulisan William Marsden melalui sejarah Sumatra, Menjelaskan, “apabila Suku Lampung ditanya tentang darimana mereka berasal, maka mereka menjawab dari dataran tinggi dan menunjuk kearah gunung yang tertinggi” (Marsden 2008).
 
2. Umpu Belunguh 
Bukit sulang Bukit Barisan adalah Pusat kebesaran pada jaman Suku Tumi. Saat ini, secara geografis wilayah Suku Tumi mencakup wilayah beberapa provinsi di Sumatra. Seorang ahli sejarah Lawrence Palmer Briggs dalam jurnalisnya di abad Ke-19 M, tahun 1950, menyebutkan bahwa, ibukota awal Sriwijaya terletak di daerah pegunungan agak jauh dari Palembang. Tempat itu dipayungi oleh dua gunung dan dilatari sebuah danau. Itulah sebabnya Sailendra dan keluarganya disebut “Family of the King of the Mountains” (Sailendravarmsa). Berdasarkan penelusuran hasil penelitian Binsar D.L. Tobing : 2004, dijelaskan
bahwa Prasasti Hujuŋg Langit diantaranya menyebutkan satu daerah bernama Hujuŋg Langit yang seluruh hutan dan seluruh tanahnya diperuntukkan bagi bangunan suci yang dalam hal ini adalah wihara. Nama Hujuŋg Langit itu sendiri tidak tercantum dalam peta maupun sumber-sumber lain, namun sekitar 13 km (jika ditarik garis lurus dari prasasti Hujung Langit) disebelah Timur Laut ada nama tempat yang bernama Ujung (Damais, 1995:28). Jadi kemungkinan yang dimaksud sebagai Hujung Langit adalah daerah yang bernama Ujung adalah pekon Hujung.
 
3. Umpu Nyerupa  
Haji Yuwa Rajya Punku Sri Haridewa merupakan salah satu tokoh yang disebutkan dalam Prasasti Hujung Langit. Jika dilihat dari gelar yang melekat pada namanya, tersebutlah Punku, mempunyai arti tuanku, dimungkinkan sebagai gelar yang menganggap bahwa Punku Sri Haridewa merupakan orang yang turut melindungi serta memilihara bangunan suci. Pun atau Pu adalah merupakan gelar kehormatan bagi kebangsawanan seseorang sebagaimana banyak keluarga di Kerajaan San-fo-ts'i yang bergelar “Pu”.
 
4. Umpu Pernong
Begitu juga gelar Pu yang bersanding dalam kata [[Dapunta Hyang]] Sri Jayanaga maka gelar dapunta harus diperuntukkan bagi orang yang amat tinggi kedudukannya. Kehormatan yang amat tinggi itu ditunjukkan dengan bubuhan da-, -ta, dan sebutan “Hyang”. Demikian keterangan makna gelar Pu dalam buku Sriwijaya yang ditulis oleh Prof. Dr. Slamet Muljana . Dapunta Hyang Sri Jayanaga adalah maharaja Sriwijaya pertama yang dianggap sebagai pendiri Kedatuan Sriwijaya. Dapunta Hyang Sri Jayanaga tersebut disebut dalam prasasti-prasasti Siddhayatra<ref>https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/28/143000069/bukti-keberadaan-kerajaan-sriwijaya?page=all</ref>.
 
Para Umpu ini juga didampingi oleh seorang wanita bernama Si Bulan, yang kemudian turut membantu dalam pembagian wilayah kekuasaan di Sekala Brak. Kedatangan Umpu Belunguh menandai dimulainya era Islam di Sekala Brak setelah ia berhasil memerangi Sekerumong. Peristiwa ini menyebabkan perubahan besar di wilayah tersebut, dengan sebagian penduduk non-Muslim melarikan diri ke pesisir Krui dan wilayah lain.<ref>Diandra Natakembahang, A''doq Batin Budaya Poerba''
Selanjutnya gelar Haji (Aji) adalah arti yang umum untuk “raja”, dipakai untuk menyebut seseorang dalam hubungannya dengan wilayah kekuasaannya (Ayatrohaedi, 1979: hal 79). Arti kata yang sama juga diberikan oleh Zoetmulder (1995: hal 327) yang menyebutkan bahwa Haji dapat diartikan sebagai raja, keluarga Raja, Pangeran, Seri Baginda, Yang Mulia.
 
''Lamban Bandung'', ''Negeri Ratu Kembahang''
Dan terdapat juga sebutan Yuwa Rajya (Yuwa Raja) untuk baginda Sri Haridewa, sebutan itu pernah tercantum dalam prasasti yang berasal dari Sumatra, yaitu prasasti Telaga Batu yang diperkirakan berasal dari Abad Ke-7 M tahun 686 Masehi. Dalam prasasti ini disebutkan tiga kategori pangeran, yaitu :yuwaraja (Putera Mahkota), pratiyuwaraja (Putera Mahkota ke dua), dan Rajakumara (Putera Mahkota lainnya ) (de Casparis, 1956: hal 17; 1976: hal 69; Kulke, 1991 : hal 9). Biasanya raja muda ini sebelum menjadi raja yang berkuasa penuh diberi kedudukan sebagai raja disuatu daerah atau wilayah ( Soemadio (ed), 1993: hal 410).
 
''Paksi Bejalan Di Way'', Paksi Pak Sekala Brak
Selain nama Baginda Sri Haridewa yang tertulis dalam Prasasti Hujung Langit, terdapat juga para pejabat yang mengiringinya dalam penetapan sima tersebut, seperti Hulun (seseorang Yang Melayani Raja/ Hulun Haji), pejabat tinggi yang hadir diantaranya Samgat Juru Pajak (Pejabat Pajak), Pamgat Juru Ruhanan (Pengawas Para Pejabat), Pramukha Kabayan (Pemuka yang berkaitan dengan bangunan suci), Juru Redap (Pejabat Bagian Informasi), Juru Pajabat (Petugas Menyambut Raja), juru samya (orang yang berkuasa pada derajat yang lebih rendah (desa), wakil pejabat atau kepala, Juru Natalan (Bagian Penulisan / Juru Tulis), Juru Mabwaŋ (Pejabat Menangangi tenaga Kerja), dan pejabat tingkat banwa yang hadir diantaranya adalaha Rama.
 
Lampung</ref>
Dan saat ini, walau prasasti itu usianya telah berabad - abad lamanya, namun sebutan sebutan yang ada didalam prasasti tersebut masih tetap dipertahankan oleh masyarakat setempat, seperti sebutan Pun masih dipertahankan oleh masyarakat di sekitar Prasasti Hujung Langit sebagai panggilan kehormatan bagi anak laki laki tertua dari keturunan Sultan dalam wilayah Kerajaan yang kini mengejawantah menjadi Kerajaan Adat. Selain itu juga Jabatan Juru seperti dalam prasasti masih dipertahankan pula oleh masyarakat Adat Hususnya Kepaksian untuk orang-orang yang memiliki tugas khusus dalam adat, yang kini disebut Jukuan Lamban, Gelar/Adok dari tingkat tertinggi adalah Kepala Jukkuan Gelar Raja istri Batin, Perangkat Adat Gelar Batin Istri Khadin, Perangkat Adat Gelar Raden istri Minak, Perangkat Adat Gelar Minak istri Kimas, Perangkat Adat Gelar Kimas Istri Mas dan lainnya. Pada era saat ini Kepaksian sebutannya menjadi [[Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak]], [[Istana Gedung Dalom]] adalah Istana Sekala Brak yang berada di [[Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat]] [[Provinsi Lampung]]. Lamban gedung kenali, gedung pakuon sukau, lamban dalom kembahang.
 
Sementara itu, wilayah yang awalnya diberikan kepada Si Bulan akhirnya digabungkan ke Paksi Buay Pernong. Pembentukan kepaksian ini merupakan cikal bakal tatanan pemerintahan tradisional yang masih berpengaruh dalam masyarakat Lampung hingga sekarang.
==Kepaksian Sekala Brak Masa prasejarah==
 
== Falsafah dan Pedoman Hidup ==
[[Berkas:Temuan Kolonial Belanda.jpg|jmpl|280|Gambar [[Batu Brak]] tahun 1931]]
''Tandani Ulun Lampung Wat Piil-Pusanggiri Mulia Hina Sehitung Wat Liom Rega Diri Juluk-Adok Ram Pegung, Nemui-Nyimah Muari Nengah-Nyampur Mak Ngungkung, Sakai-Sambayan Gawi.''
Di wilayah Kepaksian Sekala Brak saat ini diperkirakan telah dihuni oleh suku tumi sejak sebelum masehi. Hal ini didukung oleh temuan berupa peralatan dari batu berusia sejak sebelum masehi situs batu berada di sekala brak.
 
Falsafah Hidup Ulun Lampung tersebut diilustrasikan dengan lima bunga penghias Sigor pada lambang Provinsi Lampung. Menurut kitab Kuntara Raja Niti, Ulun Lampung haruslah memiliki Lima Falsafah Hidup:
Pada zaman Neolotikum, suku tumi yang mendiami Kepaksian Sekala Brak Kuno diperkirakan telah mengenal pertanian, cara menyimpan dan mendistribusikan hasil panen.
 
# Piil-Pusanggiri (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri),
Memasuki akhir Neolitikum, lembah Sungai sekala brak mulai berkembang menjadi pusat Adat dan kebudayaan. Sedangkan bukti dari Zaman masuknya Islam di Lampung dapat ditemui di sekala brak diantaranya warisan adat dan budaya, kebiasaan yang dijalankan oleh masyarakat, tradisi, adat istiadat, yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Saat ini Kepaksian Sekala Brak telah menjadi bagian dari pada Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) DK 9+ (Dewan Kerajaan)<ref>https://www.indovoices.com/umum/rapat-terbatas-makn-majelis-adat-kerajaan-nusantara/</ref>.
# Juluk-Adok (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya),
# Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi, selalu mempererat persaudaraan serta ramah menerima tamu),
# Nengah-Nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis),
# Sakai-Sambayan (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya).
 
Tujuh Pedoman Hidup Ulun Lampung:
===Sistem Pemerintahan Adat===
Struktur pemerintahan dari pada ini bisa piramid tertinggi adalah Sultan (Saibatin Raja Adat Dikepaksian) ini memegang kekuasaan menentukan mutlak Bertitah, Bertahta dan Lain Sebagainya semua berpusat kepada Sultan (Saibatin Raja Adat Dikepaksian) semua hak-hak kebesaran ada pada Sultan (Saibatin Raja Adat Dikepaksian) semua yang dipakai Struktur dibawahnya atas perintah atas berkenan, titah dari Sultan, dibawahnya Saibatin adalah pemapah dalom, pemapah dalom ini sepertinya wakil Sultan, pemapah dalom ini ada 2 (dua) yang terdiri dari mempunyai 2 (dua) kaki. Perdana mentri dan perdana utama
 
# Berani menghadapi tantangan: mak nyerai ki mak karai, mak nyedor ki mak bador.
Pemapah dalom mempunyai garis juga kepada kampung batin, garis lurus ke kampung batin ini adalah dari Sultan (Saibatin Raja Adat Dikepaksian) akan tetapi garis koordinasinya kepada pemapah dalom, kalau garis lurusnya dari Saibatin Raja Adat Dikepaksian.
# Teguh pendirian: ratong banjir mak kisir, ratong barak mak kirak.
 
# Tekun dalam meraih cita-cita: asal mak lesa tilah ya pegai, asal mak jera tilah ya kelai.
Didalam Istana Gedung Dalom ada pengapungan batin, pemapah dalom, para puakhi saudara Sultan (Saibatin Raja Adat Dikepaksian) dengan Istilah Sagedung "Isi ni Gedung" isi Gedung (isi Istana) Puakhi ni Saibatin saudara nya Saibatin mereka tidak keluar dari Gedung (Istana Gedung Dalom) masih menyatu terhadap Istana Gedung Dalom Struktur dibawah keluarganya Sultan (Saibatin Raja Adat Dikepaksian) adalah suku-suku balak yang tersebar di sepanjang pesisir Pugung Malaya, Ranau bahkan di wilayah tanggamus ini dinamakan suku-suku balak, ada juga pesumbaian dan Khaja-Khaja baca (raja-raja) Jukuan, dibawah raja Sumbai baru Batin dibawah batin namanya Kebbu di pimpin oleh seorang Radin di bawah radin bulambanan, lamban-lamban sebelum dia berkeluarga dia lamban biasa tapi setelah dia berkeluarga baru mempunyai kedudukan<ref>https://www.academia.edu/34999765/Sistem_Pemerintahan</ref><ref>{{Cite book|last=Dedy|first=Tisna Amijaya|date=2011|title=Mencari Jejak Mata Rantai Sejarah Sekala Brak di Nusantara|location=Bandar Lampung|publisher=Fhesagi Jaya|isbn=9786029933703|pages=549-550|url-status=live}}</ref>. [[Komunitas Hanggum Jejama]] adalah salah satu Lembaga Organisasi badan hukum dari pada Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, kerajaan yang telah di akui eksistensi nya oleh pemerintah Provinsi Lampung sejak dalulu kala serta di sebut dalam peraturan daerah Provinsi Lampung nomor 1 tahun 1971 tentang bentuk dan Lambang Provinsi Lampung. Komunitas tersebut di bawah garis koordinasi dengan kampung batin (Pengapungan Batin).
# Memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama: pak huma pak sapu, pak jelma pak semapu, sepuluh pandai sebelas ngulih-ulih, sepuluh tawai sebelas milih-pilih.
 
# Hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan: wat andah wat padah, repa ulah riya ulih.
===Panji Al-Liwa===
# Mengutamakan persatuan dan kekompakan: dang langkang dang nyapang, mari pekon mak ranggang, dang pungah dang lucah, mari pekon mak belah.
 
# Arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah: wayni dang rubok, iwani dapok.
'''Bendera Sekala Brak''' adalah sebuah panji yang dipakai oleh para putra Umpu Ngegalang Paksi gelar Sultan Ratu Ngegalang Paksi berwarna hitam dan terdapat tulisan Syahadatin, allah dan Muhammad pada tahun 1289. Bendera hitam bertuliskan kalimat syahadatain, allah dan Muhammad digunakan oleh Para Putra Umpu Al-Mujahid, di masa awal berdirinya [[Kepaksian Sekala Brak]].
 
Pada saat tahun 1899 selesai Tuan Guru Pangeran Dalom Merah Dani dari tanah suci sepulangnya beliau menunaikan ibadah haji saat beliau berkunjung ke [[Konstantinopel]] instanbul di tahun 1899 Masehi. Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja menyampaikan kepada Sultan Usmani bahwasanya Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja berasal dari sebuah Kerajaan Islam Sumatra yang nenek moyangnya berasal dari tanah pesisir pantai utara Sumatra kemudian Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja di terima oleh [[Abd-ul-Hamid II]], [[Pangeran Dalom Merah Dani]] Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja Segera dihadiahi sebuah [[Kiswah]].
 
Kiswah adalah kain yang menutupi Ka'bah di Makkah, Saudi Arabia. Kain ini biasanya diganti setiap tahun pada tanggal 9 Dzulhijjah yang bertuliskan lailahaillollah muhammaderasululloh.
 
Panji Al Liwa simbol dari pada pemberian Sultan Usmani [[Abd-ul-Hamid II]] ini menandakan bahwasanya Kepaksian Sekala Brak adalah kerajaan Penyebar Agama Islam Sejak dahulu kala dari tahun 1289 Masehi.
 
Panji ini Sebagai Simbol berjaya, penguasa, perkasa kelompok tertentu untuk memperlihatkan salah satu dari identitas Kebesaran dan Kesejahtraan.
 
Bendera Sekala Brak (Panji Sekala Brak) secara tradisional memiliki warna yang solid. Warna yang dipakai adalah hitam. Namun, warna lainnya juga diadopsi. Selain dengan warna, dimunculkan Lam jalallah 8 (delapan) penjuru angin, seperti tertulis dengan tulisan aksara Lampung Kepaksian Sekala Brak Lampung, atau tulisan tertentu seperti syahadatain. Panji ini sebagai salah satu simbol perang penyebar agana Islam dengan sebutan Bendera Al-Liwa dengan sebutan lainnya Panji Al-Liwa, Bendera Sekala Brak.
 
Kemudian Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja di hadiahi pula 2 (dua) buah pedang instanbul akan tetapi saat ini pedang instanbul tersebut telah rapuh namun Pedang instanbul ini masih tersimpan dengan baik oleh Sultan Sekala Brak di Istana Gedung Dalom walaupun sudah lebih dari seratus tahun pedang instanbul tidak terawat.
 
Sultan Usmani juga memberikan gelar sultan kepada Pangeran Dalom Merah Dani setelah itu pada saat itu juga Sultan Usmani menyampaikan pemberitahuan kepada Pangeran Dalom Merah Dani untun menyampaikan kepada sultan pendahulu di Kepaksian bahwasanya Kepaksian Sekala Brak harus mengirimkan serdadu apa bila ada terjadi sesuatu di turki.
 
Pada tahun 1917 ada peperangan dunia pertama kepaksian Sekala Brak mengirimkan banyak pasukan antara lain yang di pimpin oleh Tuyuk (Pendahulu) dari Sultan Sekala Brak yang bernama H. Hasbulloh berangkat ke turki berangkat membawa misi perang di turki selama peperangan dunia pertama, beberapa tahun kemudia H. Hasbulloh kembali lagi ke Sekala Brak.
 
Sultan Sekala Brak adalah Pemiliki simbol kebesaran dari Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong (Kerajaan Sekala Brak) yaitu sebuah Bendera Al-Liwa Panji Syahadatain berwarna hitam tertulis lailahaillollah muhammaderasululloh Bendera ini tidak boleh ditiru/dicontoh oleh Paksi-Paksi Lain Karna ini seutuhnya milik dari pada Kepaksian Pernong Sekala Brak dan ini adalah khas dari pada Kepaksian Pernong Sekala Brak dan tidak ada di paksi-paksi lain. Panji (Bendera) Al-Liwa ini mutlak milik dari pada Istana Gedung Dalom di Batu Brak. Didalam tulisan dari pada pangeran ringgau tertulis bahwasanya Sebutan Kepaksian di tanah Lampung sebutan tersebut seutuhnya milik dari pada Kepaksian Pernong Sekala Brak termasuk simbol-simbol yang lainnya.
 
Bendera Lama Kepaksian Sekala Brak berwarna hitam dan terdapat tulisan Syahadatin, allah dan Muhammad<ref>https://www.medinaslampungnews.co.id/ini-kisah-persahabatan-pangeran-edward-dan-raja-gowa/</ref><ref>http://fajarsumatera.co.id/kerajaan-usmani-anugerahkan-panji-pada-sekala-brak/</ref><ref>https://skalabraknews.com/2018/06/12/raja-gowa-wafat-sekala-brak-dan-goa-teguh-setia-98615/</ref><ref>http://repositori.kemdikbud.go.id/13412/1/Sejarah%20sosial%20daerah%20lampung%20kotamadya%20bandar%20lampung.PDF</ref><ref>http://repository.radenintan.ac.id/2118/6/Bab_IV.pdf</ref><ref>https://sergapnusantara.com/sejarah-panji-syahadatain-kepaksian-pernong</ref>.
 
===Zaman Hindia Belanda===
Berdiri marga-marga, khususnya saat Abad Ke-19 M tahun 1824 M terjadilah [[London|Traktat London]], tukar guling kekuasaan [[Inggris]] dan [[Belanda]], saat pemerintahan colonial belanda menggantikan Inggris untuk berkuasa di Wilayah Keresidenan [[Bengkulu-Inggris]] termasuk wilayah pesisir krui, maka berdiri marga-marga disepanjang pesisir, saat terjadi traktat London itu tercatat telah ada 8 (delapan) Marga di Pesisir krui dan 2 (dua) marga di wilayah pusat Sekala Brak.
 
Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan lagi 8 (delapan) [[Suku Lampung|marga- marga]] baru di wilayah Pesisir krui begitu juga di wilayah Pusat Kepaksian Sekala Brak ada 3 (tiga) Marga, marga melinting peminggir 5 (lima) marga, marga teluk peminggir 6 (enam) marga, marga pemanggilan peminggir 11 (sebelas) marga, marga abung (federasi abung siwo migo) 10 (sepuluh) marga, marga rebang semendo 3 (tiga) marga, marga jelma doya (federasi buay lima way kanan) 10 (sepuluh) marga, marga melinting 3 (tiga) marga, marga tulang bawang (federasi mego pak tulang bawang) 6 (enam) marga salah satunya sebagai bagian dari politik Devide Ed Imperanya.
 
==Pesanggerahan==
Pesanggrahan adalah tempat peristirahatan. Pesanggrahan memiliki 2 arti. Pesanggrahan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga pesanggrahan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Pesanggrahan berasal dari kata dasar sanggrah<ref>https://lektur.id/arti-pesanggrahan/</ref>.
 
[[Istana Gedung Dalom]] pada awalnya berada di Hanibung titik lokasi kebesaran ibu negeri dari Kepaksian Pernong<ref>https://lampungbaratkab.go.id/detailpost/budaya</ref> serta di dapat dari berbagai sumber di dalam sejarah bahwa perkampungan pada jaman itu berada di dataran daerah mandi angin, humbahuwong dan sebagian lagi berada di sekitaran Gedung dalom di hanibung di perkirakan pada abad ke-12 pada jaman Umpu Pernong Gelar Sultan Ratu Buay Pernong.
 
Sedangkan pada jaman berikutnya dari jaman Umpu Semula Jadi Gelar Sultan Ratu Semula Jadi sampai degan jaman Pangeran Purba Gelar Sultan Pangeran Purba Jaya wilayah perkampungan tersebut menyebar sampai yang tercatat di dalam tambo kulit kayu yang di sebut tambo paksi dengan berbahasa Lampung:
 
===Batas wilayah Umpu Pernong===
'''MULAI JAK BAGINJING WAI NARIMA NGABELAH BALASA KAPAPPANG TURUN DI BAWAN SANGUN NGADAPOKKO HUMARA WAI TUTUNG NUTUK WAI TUTUNG CAKAKDI BUKIT SAWA TERUS NUTUK BUKIT SAWAI DOH HAN NUTUK UWAI MALEBUI NUTUK WAI MALABUI SAPAI DI HUMARANA DI WAI SAMAKA UNGGAK UNGGAK AN NUTUK WAI SAMAKA CAKAK DI HAMA BERUK NGADAPOKKO HULU WAI LIHA TURUN DI HAM SARUKUK NGABELAH HAM KADUPANG TURUN DI WAI SAMAKA TEBONG KARINJING NUTUK WAI SAMAKA UNGGAK UNGGAK AN CUTIK DITEBING SAHUWOK LAJU DISIRING TELA NGABELAH KARATUNG DOH NGADAPO K BAWANG SAKELING TURUN DI TEBA KAMILING TURUN DI WAI SA MAKA UNGGAK UNGGAK CUTIK NUTUK WAI SAMAKA NGADAPOK KO HUMARA WAI SARIMOL LAJU UWAI RAMELAI UNGGAK UNGGAKAN SAPAI DI PACUR PUNGAH TERUS NYAMABUT PANEPON SAKEDI NUTUK PANEPON SAKEDI NGABELAH PANYIN DANGAN RAGOH DI HUMARA WAI KULAK NYAMBERANG WAI RAMELAI JAK TARUGAK CAKAK DI TAMANOH LACAR NGADAPOK KO HUMARA WAI KATUBAN UNGGAK UNGGAK AN NUTUK WAI HILIYAN RUBOK CAK (CAKAK) DI BAGINJING WAI RIMA (NARIMA)'''.
 
Wilayah dari pada Umpu Pernong, Umpu Nyerupa, Umpu Bejalan Di Way, Umpu Belunguh '''"MULAI JAK HEMATANG SULANG NGADAPOKKO ATAKHAN TEBAK KHAGOH TUKHUN DOH HAN TANJUNG CINA NGEBELLAH MUAKHA NGAPUDAPOK TEBBU TEGATTUNG WAI LIMAU"'''.
 
===Mendirikan Liwa===
Pada jaman ini sekitar abad ke-16 [[Istana Gedung Dalom]] (Istana Sekala Brak) yang di batu brak ini sudah pernah didirikan dan di tempati oleh para Sultan di [[Kepaksian Sekala Brak]] kala itu sebelum terjadinya kebakaran pada sekitar tahun 1898.
 
Sedangkan pada jaman Pangeran Alif Jaya sekitar tahun 1746 membangun pesanggerahan besar di Liwa dari era Pangeran Alif Jaya Gelar Sultan Pangeran Alif Jaya sampai jaman Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja pada masa ini para Sultan Kemana-mana membawa nama besar Pesanggerahan tersebut yang berada di [[Liwa]], Sebagai Wadah (Kendaraan) dari pada Sultan-sultan pada masa itu.
 
Pada jaman Colonial Belanda masuk ke liwa Pesanggerahan Besar tersebut dikuasai oleh belanda. Kemudian pada saat Kekalutan di marga Liwa karena sedang Puguh Pesanggerahan Besar tersebut diserahkan kembali oleh Penerintah Colonial Belanda kepada Sultan, pada saat itu kerusuhan masih tetap berlangsung di marga liwa kekacauan antara Pangeran Komala Raja dengan asisten Kidemang, pada saat menentukan jalan kubu pehakhu simpangan ke arah Keresidenan Bengkulen<ref>https://medialampung.co.id/sai-batin-marga-liwa-dukung-gerakan-literasi/</ref>.
 
Pada saat itu Sultan meninggalkan Pesanggerahan dengan membawa Putra dari Indra Patih Cakra Negara, pada jaman itu Keresidenan Bengkulen tidak bisa melengserkan Putra dari Indra Patih Cakra Negara karena adanya Kepaksian Sekala Brak.
 
Keresidenan Bengkulen mengetahui bahwa Struktur keadatan dari Kepaksian Sekala Brak<ref>https://radarlampung.co.id/kepaksian-pernong-gelar-hippun-adat-ini-sebabnya/</ref> tetap membayang-bayangi di belakang kemargaan yang sudah dipecah-pecah di kerdilkan menjadi puluhan marga oleh Colonial Belandan akan tetapi Colonial Belanda masih merasakan denyut dari pada kekuasaan Sultan-Sultan pendahulu di wilayahnya masing-masing.
 
Marga-marga yang terbentuk itupun adalah keluaran dari Kepaksian Sekala Brak walaupun pengaruh dari Colonial Belanda yang sangat kuat serta mencengkram mendokterin mereka untuk mengikuti aturan dari pemerintahan belanda akan tetapi para Sultan-Sultan ini juga tidak mau meninggalkan sebuah tradisi karena bagaimanapun juga kebesaran dari Kepaksian Sekala Brak itu adalah kebesaran pangkal (asal).
 
Kemudian anggaran-anggaran dihentikan pembangunan jambatan, Jalan Raya, Bangunan, Bahkan Beringin, Masjid, Candi di hentikan kala itu.
 
Sehingga akhirnya Putra dari Indra Patih Cakra Negara Membawa putra pertamanya bersama sekitar tiga ratusan orang, meninggalkan Liwa berangkat nyussuk pekon mendirikan negeri baru di Negara batin Semaka, serta putra ketiga nya berangkat menuju sukau, dan putra yang kedua mendirikan [[Liwa]] sehingga menjadi tegak Jukhai (baca-Jurai) di Batu Brak.
 
Pada saat sekitar tahun 1898 Istana Gedung Dalom (Gedung Dalom) terjadi Kebakaran di Batu Brak sehingga Pesanggerahan besar yang berada di Liwa di pindahkan ke Istana Gedung Dalom yang berada di [[Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat]] saat ini, di ceritakan berpindahnya Istana Gedung Dalom itu dari kejauhan sekitar 15 kilometer tidak dicopot atau dibongkar melainkan diangkat ramai-ramai dan dibawa perlahan-pelahan menuju lokasi sekarang Selama 1 (satu) tahun kisaran tahun 1899-1900 Masehi sepulangnya Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja menunaikan ibadah haji bersama 100 rakyat sekala brak. Hingga jaman Pra-sejarah Istana Gedung Dalom (Gedung Dalom) hingga saat ini masih dapat di jumpai di Desa Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat Provinsi [[Lampung]]<ref>file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/9312-17910-1-PB.pdf</ref>. Pesanggerahan dari para sultan ini Jaman pra-sejarah di jadikan wisma penginapan yang dinamakan Sindalapai sedangkan tanah serta bangunannya di kelola oleh pemerintah Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung di Indonesia.
 
==Lambang Kepaksian Sekala Brak==
[[Berkas:Lampang Paksi Pak (Kepaksian Sekala Brak).jpg|jmpl|Cambai Mak Bejunjungan Lambang dari Kepaksian Sekala Brak.]]
CAMBAI MAK BEJUNJUNGAN<ref>https://skalabraknews.com/2018/07/16/tombak-pusaka-petakha-lima-ini-kata-pangeran-edward-syah-pernong-37333/</ref> adalah Lambang Milik Daripada [[Kepaksian Sekala Brak]] saat ini terdapat di 4 (empat) titik lokasi kebesaran Istana, Gedung dan lamban, yaitu [[Sekala Brak]] [[Istana Gedung Dalom]] di [[Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat]], Kepaksian Nyerupa Gedung Pakuon di [[Tapak Siring, Sukau, Lampung Barat]], Paksi Buay Belunguh Lamban Gedung di [[Kenali, Belalau, Lampung Barat]], Paksi Buay Bejalan Diway Lamban Dalom di [[Kembahang, Batu Brak, Lampung Barat]], pemegang tertinggi di [[Kepaksian Sekala Brak]] (Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak), lambang Cambai Mak Bejunjungan [[Kepaksian Sekala Brak]] ini mulai digunakan sejak terbentuknya Paksi 4 Kepaksian Sekala Brak sedangkan sebutan Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak di gunakan sejak Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
===Lambang dan makna Cambai Mak Bejunjungan===
Lambang [[Kepaksian Sekala Brak]] “Cambai Mak Bejunjungan” sebagai Lambang milik daripada [[Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak]] yang mempunyai falsafah bahwa [[Kepaksian Sekala Brak]] dapat berdiri tegak kokoh dan kuat walaupun tidak dibantu oleh unsur-unsur lain, pihak lain ataupun komunitas lain karena karakter nilai dasar dari Kepaksian Sekala Brak.
 
Kelihaian dan Kecerdikan dipegang oleh Umpu Pernong, Kekayaan dipegang oleh keturunan Umpu Belunguh, keberanian dipegang oleh keturunan Ratu Bejalan Diway dan Hamba Rakyat yang banyak yang tersebar menjadi simbol kebesaran Ratu Nyerupa, itulah makna dari pada “Cambai Mak Bejunjungan”.
 
Di dalam sejarah Lambang Cambai Mak Bejunjungan di pakai oleh salah satu Paksi, [[Kepaksian Sekala Brak]] yaitu oleh Paksi Buay Bejalan diway hal tersebut dibenarkan karna memang Paksi Buay Bejalan diway merupakan salah satu dari Paksi Pak Sekala Beghak yang mempunyai kedudukan dan Hak yang sama dengan Paksi lain nya juga berhak untuk memakai Lambang Cambai mak bejunjungan tersebut.
 
Sedangkan Bendera Sekala Brak Al-Liwa mutlak milik dari pada Istana Gedung Dalom [[Sekala Brak]] [[Batu Brak]].
===Cicca Kerajaan Sekala Brak===
'''Tidak bersekutu berpisah tidak bercerai'''
===Cicca dari masing-masing Kepaksian===
Kepaksian Sekala Brak Mereka juga masing-masing menyatakan cicca yaitu harapan tentang karakter dan watak dari rakyat yang mereka pimpin sampai ke keturunan turun temurun dari generasi ke generasinya kelak.
#Cicca Kepaksian Pernong Sekala Brak. Kerajaan Sekala Brak [[Istana Gedung Dalom]] adalah “mucalak mucakhagil, Cerdik dan tangkas lazim dikatakan lihai, kijang melipi tebing” artinya lihai, tangkas dan berani.
#Cicca Paksi Buay Belunguh Lamban Gedung adalah “pakusukhak lom lungup, lamon bakak khebbu bulung” artinya memiliki kekayaan yang berlimpah.
#Cicca Kepaksian Nyerupa Gedung Pakuon adalah “mok bangsa lamon nyawa” artinya memiliki rakyat yang banyak dan tersebar dimana-mana.
#Cicca Paksi Buay Bejalan Diway Lamban Dalom adalah “sai tumbuk sekhatus” artinya satu lawan seratus yang berarti pemberani.<ref>http://nurwan-gawoh.blogspot.com/2013/11/lambang-kerajaan-adat-paksi-pak-skala.html</ref><ref>http://bimanovian.blogspot.com/2014/07/cambai-mak-bejunjungan.html</ref>
 
==Galeri==
{| class="wikitable"
<gallery>
|+
Berkas:Tunggul umpu ratu nggalang paksiT.jpg|Tunggul Ngegalang Paksi adalah senjata tradisional bersejarah.
![[Berkas:Para sultan Paksi Pak Sekala Brak..jpg|pus|bingkai|'''Sultan Kepaksian Sekala Brak dari masing masing Paksi''']]
Berkas:Pohon Sekala .jpg|Tumbuhan Sekala yang terdapat di tengkuk Gunung Pesagi wilayah mandi angin way tippon pada tahun 2021
![[Berkas:BungaIstana dariGedung pohonDalom Sekala Brak.jpg|Tumbuhanpus|jmpl|216x216px|'''Istana SekalaGedung BungaDalom Kepaksian Sekala ('''SEKALAbrak''')]]
!
Berkas:Buah Sekala di sekala brak.jpg|Buah Sekala
![[Berkas:Penobatan Sultan Sekala Brak.jpg|pus|jmpl|266x266px|Penobatan Sultan Sekala Brak]]
Berkas:Batu Brak.jpg|Batu Brak yang berada di Hanibung gambar di ambil pada tanggal 21 Januari 2021 '''Batu Brak''' ('''BRAK''')
![[Berkas:Pedang Kerajaan Sekala Bekhak.jpg|pus|jmpl|243x243px|Pedang Kerajaan Sekala Bekhak, sebelum masa Islam masuk (Kepaksian)]]
Berkas:Simbol Era Pangeran Ringgau.jpg|Mata uang Morgan Dollar tahun 1888 Masehi
|-
Berkas:Hanggum Jejama Kepaksian.jpg|Mata uang Morgan Dollar tahun 1875 Masehi
|
Berkas:Duit tahun 1945.jpg|Mata uang Nederlandsch indie tahyn 1945 Masehi
|
Berkas:Simbol Era Pangeran Alif Jaya.jpg|Mata uang VOC tahun 1790 Masehi
|
Berkas:Way Semaka Pekon Kerang.jpg|Aliran air sungai Way Semaka Kabupaten Lampung Barat mengalir hingga Semaka Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.
|
Berkas:Atas.jpg|Diatas dari pada lembah Sekala Brak adalah Hanibung. '''Istana Gedung Dalom adalah istana Kerajaan''' ('''KEPAKSIAN''')
|
Batu_Kayangan.jpg|Batu Kayangan yang berada di Hanibung.
|}
Bendera Kepaksian Sekala Brak 1289.jpg|Bendera Lama Kepaksian Sekala Brak berwarna hitam dan terdapat tulisan Syahadatin, allah dan Muhammad.
</gallery>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Bacaan lanjutan ==
* {{Cite book|last=Amijaya|first=Dedy Tisna|date=1 Juni 2011|title=Mencari Jejak Mata Rantai Sejarah Sekala Bra di Nusantara|location=Bandar Lampung|publisher=Fhesagi Jaya|isbn=9786029933703|ref={{sfnref|Amijaya|2011}}}}
* {{Cite book|last=Amijaya|first=Dedy Tisna|date=2018|title=Profil Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak|location=Bandar Lampung|publisher=PT Karya Cipta Mandiri|isbn=9786021484173|ref={{sfnref|Amijaya|2018}}}}
* {{Cite book|last=Kurnia|first=Sultan|date=2020|title=Kerajaan Jambulipo|location=Yogyakarta|publisher=Diandra Kreatif}}
* {{Cite book|last=Nurdin|first=Fauzie|date=Juni 2018|title=Orang Abung Cerita Rakyat Sumatra Selatan Dari Waktu Ke Waktu|publisher=Thafa Media|isbn=978-602-1351-67-3}}
* {{Cite book|last=Sujadjarwo|first=|date=2018|title=Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong Menjawab Sejarah|location=Bandar Lampung|publisher=Karya Cipta Mandiri|isbn=9786025270529}}
* [[Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak]]
* [[Istana Gedung Dalom]]
 
== Pranala luar ==
* [{{resmi|https://sekalabrak.com/ Sekalabrak]}}
* {{cite web|title=Mengenal Kerajaan Sekala Brak sebagai Leluhur Lampung|url=https://tirto.id/mengenal-kerajaan-sekala-brak-sebagai-leluhur-lampung-czon|website=Tirto}}
{{Sejarah-stub}}
'''[[Kategori:Kepaksian Sekala Brak]]'''
'''[[Kategori:Sejarah Lampung]]'''
'''[[Kategori:SejarahKerajaan di Lampung]]'''
[[Kategori:Kerajaan di Lampung]]