John Allen Chau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wadaihangit (bicara | kontrib)
melengkapi halaman dengan foto #WPWP
 
(17 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox person
| name = John Allen Chau
| image = J.A.Chau.jpg
| birth_date = {{birth date|1991|12|18|mf=y}}<ref>{{cite web |title=Christian Martyr: John Allen Chau |url=https://www.covenantjourney.org/details/john-allen-chau |publisher=Covenant Journey |date=November 21, 2018|access-date=2020-04-24}}</ref>
| birth_place = [[Scottsboro, Alabama]], AS
| death_date = {{death date and age|2018|11|17|1991|12|08|mf=y}}
| death_place = [[Pulau Sentinel Utara]], [[Kepulauan Andaman dan Nicobar]], India
| education = Universitas Oral Roberts<ref>{{cite web |last1=Gettleman |first1=Jeffrey |author-link1=Jeffrey Gettleman|last2=Kumar|first2=Hari |last3=Schultz|first3=Kai |title=A Man's Last Letter Before Being Killed on a Forbidden Island |url=https://www.nytimes.com/2018/11/23/world/asia/andaman-missionary-john-chau.html |work=The New York Times |date=November 23, 2018|access-date=2020-04-24}}</ref>
| occupation = [[Misionarismisionaris Kristen]]
}}
 
Baris 13:
 
== Kehidupan awal ==
Chau lahir pada 18 Desember 1991, di negara bagian [[Alabama]], AS, sebagai anak ketiga dan bungsu dari Lynda Adams-Chau, seorang penyelenggara untuk Chi Alpha, dan Patrick Chau, seorang [[psikiater]] keturunan Tionghoa-Amerika yang meninggalkan Tiongkok selama [[Revolusi Kebudayaan]].<ref name="Perry">{{Cite web|last=Perry|first=Alex|date=July 24, 2019|title=The Last Days of John Allen Chau|url=https://www.outsideonline.com/2400030/john-allen-chau-life-death-north-sentinel|access-date=2020-03-24|website=[4[Outside (majalah)|Outside]]}}</ref>
 
Sepanjang masa kecilnya, ia suka berkemah, hiking dan melancong, dan unggul di berbagai klub, amal, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Ia mengagumi banyak penjelajah dan misionaris termasuk [[David Livingstone]] dan [[Bruce Olson]]. Ia kemudian kuliah di Universitas Oral Roberts di [[Oklahoma]]. Sebelum perjalanan terakhirnya ke Pulau Sentinel Utara yang berakhir dengan ajal, Chau berpartisipasi dalam perjalanan misionaris ke [[Meksiko]], [[Kurdistan Irak]], dan [[Afrika Selatan]]. Ia pertama kali melakukan perjalanan ke [[Kepulauan Andaman]] pada tahun 2015 dan 2016 sebagai bagian dari perjalanan misionarisnya, tetapi tidak mengunjungi Pulau Sentinel Utara.[5]<ref name="Conroy">{{Cite web|last=Conroy|first=J. Oliver|url=https://www.theguardian.com/world/2019/feb/03/john-chau-christian-missionary-death-sentinelese|title=The life and death of John Chau, the man who tried to convert his killers|work=The Guardian|date=February 3, 2019|access-date=2020-07-01}}</ref>
 
== Kontak dengan orang Sentinel dan kematian ==
Pada tahun 2017, ketika Chau berpartisipasi dalam pelatihan misionaris oleh organisasi evangelis yang berbasis di [[Kansas City, Missouri|Kansas City]], All Nations,[6]<ref name="NewsComAu" /> Chau dilaporkan menyatakan minatnya untuk berkhotbahmengabar kepada suku Sentinel. Chau kemudian melakukan perjalanan ke [[Port Blair]] dan mendirikan kediamannya di [[Port Blair]]sana pada Oktober 2018, di mana ia menyiapkan kit kontak awal termasuk kartu bergambar untuk komunikasi, hadiah untuk orang Sentinel, peralatan medis, dan kebutuhan lainnya.[5]<ref name="Conroy" />
 
Pada bulan November, Chau memulai ekspedisi ke Pulau Sentinel Utara, yang ia anggap sebagai "kubu terakhir [[Setan]] di Bumi",<ref>{{Cite web|last=Gjelten|first=Tom|title=Killing Of American Missionary Ignites Debate Over How To Evangelize|url=https://www.npr.org/2018/11/27/671285330/killing-of-american-missionary-ignites-debate-over-how-to-evangelize|access-date=2020-07-16|website=NPR.org|language=en}}</ref> dengan tujuan untuk menghubungi dan hidup di antara orang-orang Sentinel.<ref name="NewsComAu">{{Cite web|url=https://www.news.com.au/travel/travel-updates/incidents/police-faceoff-with-sentinelese-tribe-as-they-struggle-to-recover-slain-missionarys-body/news-story/a88d3780059939a5e11ebcfb556327ac|title=Police face off with Sentinelese tribe as they struggle to recover slain missionary's body|date=November 26, 2018|website=News.com.au|access-date=2020-03-24}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://wonderingeagle.wordpress.com/2018/12/08/john-allen-chau-is-no-jim-elliot-the-story-of-john-chau-illustrates-the-dangers-of-indoctrination-in-evangelical-culture-and-being-naive/|title=John Allen Chau is No Jim Elliot. The Story of John Chau Illustrates the Dangers of Indoctrination in Evangelical Culture and Being Naïve|last=Bonner|first=David |date=December 8, 2018|website=Wondering Eagle|access-date=2020-03-24|via=WordPress}}</ref> Ia menyatakan keinginan yang kuat untuk menyebarkan agama Kristen kepada suku tersebut.<ref name="Stetzer">{{Cite web|url=https://www.washingtonpost.com/religion/2018/11/28/slain-missionary-john-chau-prepared-much-more-than-we-thought-his-case-is-still-quandary-us-missionaries/|title=Slain missionary John Chau prepared much more than we thought, but are missionaries still fools?|last=Stetzer|first=Ed|author-link=Ed Stetzer|website=The Washington Post|date=November 28, 2018|access-date=2020-03-24}}</ref> Dalam persiapan perjalanan, Chau divaksinasi dan dikarantina,<ref>{{Cite web|url=https://www.christianitytoday.com/ct/2018/november-web-only/all-nations-john-allen-chau-north-sentinel-island.html|title=What John Allen Chau's Missions Agency Wants You to Know|website=Christianity Today|date=November 28, 2018|access-date=2020-03-24}}</ref> dan juga menjalani pelatihan medis dan bahasa.<ref name="Stetzer" /> Namun, ia tidak meminta izin dari pihak berwenang India sebelum berangkat, membuat perjalanannya ilegal menurut hukum India,<ref>{{Cite web|url=https://abcnews.go.com/International/john-allen-chau-detailed-efforts-convert-islanders-christianity/story?id=59401238|title=John Allen Chau detailed efforts to convert islanders to Christianity in final diary entries: 'You guys might think I'm crazy'|last1=Osborne|first1=Mark |last2=Joglekar|first2=Rahul |publisher=ABC News|date=November 26, 2018|access-date=2020-03-24}}</ref> karena warga negara asing harus mendapatkan izin untuk mengunjungi [[Kepulauan Andaman dan Nicobar]], tanpa seorang pun diizinkan di Pulau Sentinel Utara.<ref>{{Cite web|last1=Chatterjee|first1=Tanmay |last2=Lama|first2=Prawesh |url=https://www.hindustantimes.com/india-news/american-national-john-allen-chau-violated-every-rule-in-the-book-to-meet-the-sentinelese/story-AuB0stXyIR7AY1c2XCNkfN.html|title=American national John Allen Chau violated every rule in the book to meet the Sentinelese|date=November 23, 2018|website=Hindustan Times|access-date=2020-03-24}}</ref> Sebagai gantinya, Chau membayar dua orang nelayan 25.000 [[rupee India]] (sekitar [[Rupiah|Rp]] 4,5 juta) untuk membawanya ke dekat pulau tersebut.<ref>{{Cite web|last=Banerjie|first=Monideepa |url=https://www.ndtv.com/india-news/us-tourist-john-chau-paid-fishermen-rs-25-000-for-fatal-trip-to-sentinelese-island-1951387|title=American Paid Fishermen Rs. 25,000 For Fatal Trip To Andamans|publisher=NDTV|date=November 22, 2018|access-date=2020-03-24}}</ref> Para nelayan itu kemudian ditangkap.<ref>{{Cite web|url=https://nypost.com/2018/11/23/cops-arrest-suspects-believed-to-help-us-missionary-on-fatal-trip/|title=Cops arrest suspects believed to help US missionary on fatal trip|last=Eustachewich|first=Lia|date=November 23, 2018|website=New York Post|access-date=2020-03-24}}</ref>
Pada bulan November, Chau memulai ekspedisi ke Pulau Sentinel Utara, yang dia anggap sebagai "kubu terakhir [[Setan]] di Bumi", [7] dengan tujuan untuk menghubungi dan tinggal di antara orang-orang Sentinel.[8][6] Dia menyatakan keinginan yang kuat untuk menyebarkan agama Kristen kepada suku tersebut.[9] Dalam persiapan perjalanan, Chau divaksinasi dan dikarantina,[10] dan juga menjalani pelatihan medis dan bahasa.[9] Namun, ia tidak meminta izin dari pihak berwenang India sebelum berangkat, membuat perjalanannya ilegal menurut hukum India,[11] karena warga negara asing harus mendapatkan izin untuk mengunjungi [[Kepulauan Andaman dan Nicobar]], tanpa seorang pun diizinkan di Pulau Sentinel Utara.[12] Sebagai gantinya, Chau membayar dua orang nelayan 25.000 [[rupee India]] untuk membawanya ke dekat pulau tersebut.[13] Para nelayan itu kemudian ditangkap.[14]
 
Chau mendayung kayak dari perahu ke pulau dan berusaha untuk berkomunikasi dengan orang-orang Sentinel pada kontak pertama mereka, tetapi meninggalkan hadiah dan mundur ketika penduduk desa mulai merangkai busur mereka. Dia kemudian mendayung kembali ke pulau itu dan berjalan ke pantai kali ini ketika mencoba untuk berkomunikasi dengan para penduduk asli. Chau meninggalkan kayak dan berenang kembali ke perahu dengan panik ketika salah satu penduduk desa menembakkan panah ke arahnya dan menusuk Alkitab yang dipegangnya. Pada tanggal 16 November, tanggal ketika Chau terakhir terlihat hidup untuk yang terakhir kali, dia meminta para nelayan untuk menurunkannya sendirian di pulau itu setelah berpikir bahwa orang Sentinel mungkin merasa lebih nyaman jika mereka tidak melihat perahu nelayan asing di dekatnya. Sebelum ditinggalkan di pulau itu sendirian, Chau mengakui dalam buku hariannya bahwa dia takut, tetapi "layak untuk [[penginjilan|menyampaikan kabar gembira dari Tuhan Yesus]] kepada orang-orang ini."[5]<ref name="Conroy" /> Chau kemudian dibunuh oleh orang-orang Sentinel. Para nelayan yang mengangkutnya kemudian mengamati orang suku Sentinel menyeret mayat di sepanjang pantai dan menguburnya.[15]<ref>{{Cite news|date=2018-11-26|title=John Allen Chau: 'Incredibly dangerous' to retrieve body from North Sentinel|language=en-GB|work=BBC News|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-india-46345231|access-date=2020-12-26}}</ref>
 
== Akibat ==
Meskipun ada upaya oleh otoritas India, yang melibatkan pertemuan tegang dengan suku tersebut, tubuh Chau tidak ditemukan.<ref name="NewsComAu" /> Pejabat India melakukan beberapa upaya untuk memulihkan tubuh Chau tetapi akhirnya membatalkan upaya tersebut. Seorang antropolog yang terlibat dalam kasus ini mengatakan kepada ''[[The Guardian]]'' bahwa risiko bentrokan berbahaya antara penyelidik dan penduduk pulau terlalu besar untuk membenarkan upaya lebih lanjut.<ref>{{cite news|url=https://www.theguardian.com/world/2018/nov/28/india-body-john-allen-chau-missionary-killed-by-sentinelese-tribe|title=India has no plans to recover body of US missionary killed by tribe|last1=Safi|first1=Michael |last2=Giles |first2=Denis |work=[16[The Guardian]]|date=November 28, 2018|access-date=2020-04-24}}</ref> Sebuah kasus pembunuhan dibuka setelah kematiannya.<ref>{{cite news|url=https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-india-46345231|title=John Allen Chau: 'Incredibly dangerous' to retrieve body from North Sentinel|work=[17[BBC News]]|date=November 26, 2018|access-date=2020-06-15}}</ref>
 
Chau dikritik oleh [[Survival International]] antara lain karena mengunjungi pulau itu meskipun kemungkinan menyebarkan [[patogen]] ke penduduk asli Pulau Sentinel, yang bisa mematikan karena kemungkinan penduduk asli sebelumnya tidak terkena penyakit dari luar pulau tersebut.[18]<ref [4][19][20]name="Perry"/><ref>{{cite web|url=https://www.washingtonpost.com/opinions/john-allen-chau-was-brave-he-was-also-reckless/2018/11/27/ddb9200c-f1b0-11e8-99c2-cfca6fcf610c_story.html|title=John Allen Chau was brave. He was also reckless.|newspaper=The Washington Post|last1=Elonai|first1=Maisha|date=November 28, 2018|access-date=March 28, 2020}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.survivalinternational.org/news/12031|title=Survival International statement on killing of American man John Allen Chau by Sentinelese tribe, Andaman Islands|publisher=Survival International|date=November 21, 2018|access-date=March 28, 2020}}</ref><ref>{{cite web |title=Missionary claims that John Chau did not pose a threat to the Sentinelese - Survival responds |url=https://www.survivalinternational.org/news/12042 |website=www.survivalinternational.org |publisher=Survival International |access-date=5 May 2020 |language=en}}</ref> All Nations, organisasi evangelispenginjilan yang melatih Chau, dikritik di media sosial karena menggambarkan Chau sebagai seorang martir sambil menyatakan belasungkawa atas kematian Chau. Ayah Chau juga menyalahkan kematian putranya pada komunitas misionaris itu karena menanamkan visi Kristen yang ekstrem di dalam Chau.[5]<ref name="Conroy" /> Menurut sebuah laporan oleh ''[[The New York Times]]'', pelatihan misionaris oleh All Nations termasuk menavigasi desa asli tiruan yang dihuni oleh anggota staf misionaris yang berpura-pura menjadi penduduk asli yang bermusuhan, menggunakan tombak palsu.<ref name="Gettleman">{{Cite web|last=Gettleman|first=Jeffrey |url=https://www.nytimes.com/2018/11/30/world/asia/john-chau-andaman-missionary.html|title=John Chau Aced Missionary Boot Camp. Reality Proved a Harsher Test.|work=The New York Times|date=November 30, 2018|access-date=2020-06-30}}</ref>
 
Menanggapi kematian Chau, M. Sasikumar dari Institut Studi Asia Maulana Abul Kalam Azad, mempertanyakan tuntutan hukum pembunuhan dan apa yang dia anggap sebagai versi romantis dari insiden tersebut di media. Dia menulis bahwa insiden tersebut seharusnya menjadi peringatan bahwa kebijakan "mata-mata" berkaitan dengan suku Sentinel perlu ditegakkan lebih ketat, dan mengikutsertakan nelayan lokal untuk mencegah pengulangan.[22]<ref>{{cite journal | last=Sasikumar| first=M. | year=2019| title=The Sentinelese of North Sentinel Island: A Reappraisal of Tribal Scenario in an Andaman Island in the Context of Killing of an American Preacher| journal=Journal of the Anthropological Survey of India| volume=68| issue=1| pages=56–69| DOI=10.1177/2277436X19844882| doi-access=free}}</ref>
 
Michael Schönhuth, Profesor Antropologi Budaya di Universitas Trier, Jerman, menemukan tanggapan media terhadap pembunuhan kepentingan budaya oleh Chau. Dia menulis bahwa narasi yang muncul adalah bagian dari diskusi yang lebih besar mengenai hubungan yang tepat antara dunia modern dan masyarakat adat yang terisolasi yang tersisa. Schönhuth menulis bahwa kehadiran online komunitas misionaris Injili yang telah berkembang selama dua puluh tahun sebelumnya, dan di mana Chau adalah peserta aktif, menyajikan sebuah narasi di mana mereka membawa peradaban kepada orang-orang primitif, dan bahwa kemungkinan misionaris menjadi terbunuh bukanlah pencegah, tetapi penegasan tentang perlunya "orangsuku-orang yang tidaksuku dihubungiterpencil" untuk diselamatkan dari keberadaan yang biadab. Schönhuth menyalahkan media karena memainkan narasi ini, mengabaikan sejarah eksploitasi orang-orang di wilayah tersebut, yang menghadirkan narasi alternatif di mana pembunuhan Chau adalah untuk membela diri. Schönhuth menyarankan bahwa promosi media harus ditafsirkan ulang agar alternatif-alternatif semacam itu dapat dipahami.[23]<ref>{{cite journal| last=Schönhuth| first=M.| year=2019| title=Dead missionaries, wild Sentinelese: An anthropological review of a global media event| journal=Anthropology Today| volume=35| issue=4| pages=3-6| DOI=10.1111/1467-8322.12514| doi-access=free}}</ref>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Chau, John Allen}}
[[Kategori:Kelahiran 1991]]
[[Kategori:Tanggal kelahiran 18 Desember]]
[[Kategori:Kematian 2018]]
[[Kategori:Tanggal kematian 17 November]]
[[Kategori:Meninggal usia 26]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]
[[Kategori:Tionghoa-Amerika]]
[[Kategori:Misionaris Protestan]]
[[Kategori:Tokoh dari Alabama]]