Prasejarah Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jaya CFJ 99 (bicara | kontrib)
k Peninggalan masa prasejarah: prasasti di lampung
Tag: Dikembalikan VisualEditor-alih
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20240109)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(14 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Sejarah Indonesia}}
'''Nusantara pada periode prasejarah''' mencakup suatu periode yang sangat panjang, kira-kira sejak 1,7 juta tahun yang lalu, berdasarkan temuan-temuan yang ada. Pengetahuan orang terhadap hal ini didukung oleh temuan-temuan [[fosil]] [[hewan]] dan [[manusia]] (hominid), sisa-sisa peralatan dari [[batu]], Situs Batu bersejarah, bagian tubuh hewan, [[logam]] (besi dan perunggu), Senjata pusaka tradisional Payan (tombak), Laduk (pedang), keris, Adat Istiadat budaya dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang hingga saat ini masih di pertahankan, Payun Agung serta [[gerabah]].
 
== Geologi ==
Baris 34:
Walaupun berasal dari masa budaya yang berbeda, fosil-fosil itu menunjukkan ciri-ciri [[Austromelanesoid]], suatu subras dari ras [[Negroid]] yang sekarang dikenal sebagai penduduk asli [[Pulau Papua]], [[Melanesia]], dan [[Benua Australia]]. Teori mengenai asal usul ras ini pertama kali dideskripsikan oleh [[Fritz Sarasin|Fritz]] dan [[Paul Sarasin]], dua sarjana bersaudara (sepupu satu sama lain) asal [[Swiss]] di akhir abad ke-19. Dalam kajiannya, mereka melihat kesamaan ciri antara orang [[Vedda]] yang menghuni [[Sri Lanka]] dengan beberapa penduduk asli berciri sama di [[Asia Tenggara]] kepulauan dan Australia.
 
Pada Agustus 2017, jurnal sains internasional ''[[The Nature (jurnal)|The Nature]]'' melaporkan temuan fosil gigi ''Homo sapiens'' di [[Gua Lida Ajer]], SumatraSumatera Barat yang diyakini berusia antara 73.000–63.000 tahun. Temuan itu berdasarkan kajian tim peneliti internasional yang dipimpin oleh ilmuwan dari [[Universitas Macquarie|Macquarie University]].<ref>{{Cite web|last=Westaway|first=Kira|title=Old teeth from a rediscovered cave show humans were in Indonesia more than 63,000 years ago|url=http://theconversation.com/old-teeth-from-a-rediscovered-cave-show-humans-were-in-indonesia-more-than-63-000-years-ago-82075|website=The Conversation|language=en|access-date=2020-08-31}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Westaway|first=K. E.|last2=Louys|first2=J.|last3=Awe|first3=R. Due|last4=Morwood|first4=M. J.|last5=Price|first5=G. J.|last6=Zhao|first6=J.-x|last7=Aubert|first7=M.|last8=Joannes-Boyau|first8=R.|last9=Smith|first9=T. M.|date=2017-08|title=An early modern human presence in Sumatra 73,000–63,000 years ago|url=https://www.nature.com/articles/nature23452|journal=Nature|language=en|volume=548|issue=7667|pages=322–325|doi=10.1038/nature23452|issn=1476-4687}}</ref> Sebelumnya, penyelidikan terhadap gua-gua di SumatraSumatera Barat pernah dilaukan oleh ahli anatomi berkebangsaan Belanda [[Eugène Dubois]] pada 1880-an, tapi hasilnya ia hanya menemukan tulang-belulang hewan dan manusia subresen.<ref>{{Cite book|last=|first=|date=1982|url=https://books.google.co.id/books?id=QTVIAAAAMAAJ&q=%22penyelidikannya+di+gua+-+gua+Sumatera+Barat+,+tetapi+hanya+tulang+-+tulang+hewan+dan%22&dq=%22penyelidikannya+di+gua+-+gua+Sumatera+Barat+,+tetapi+hanya+tulang+-+tulang+hewan+dan%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiXgq3Q58TrAhUaU30KHT6MALkQ6AEwAXoECAAQAg|title=Sejarah nasional Indonesia|location=|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|isbn=|pages=61|language=id|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Tony Djubiantono|first=|date=1990|url=https://books.google.co.id/books?id=SSWFCgAAQBAJ&pg=PA3&dq=%22Eugene+Dubois%22+%22gua%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiq_Zq958TrAhUPU30KHZqlBZUQ6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=%22Eugene%20Dubois%22%20%22gua%22&f=false|title=Lebih dari satu juta tahun yang lalu... Mereka menemukan pulau Jawa|location=|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|isbn=978-979-8041-13-6|pages=3|language=id|url-status=live}}</ref>
== Periodisasi ==
=== Paleolitik ===
Baris 51:
[[Nusantara]] adalah rumah bagi banyak situs [[megalitik]] bangsa Austronesia pada masa lalu hingga masa kini. Beberapa struktur megalitik telah ditemukan, misalnya [[menhir]], [[dolmen]], meja batu, patung nenek moyang, dan [[piramida berundak]] yang lazim disebut ''Punden Berundak''. Struktur megalitik ini ditemukan di [[Jawa]], [[Sumatra]], [[Sulawesi]], dan [[Kepulauan Sunda Kecil]].
 
Punden berundak dan menhir ditemukan di situs megalitik di Paguyangan, Cisolok dan Gunung Padang, [[Jawa Barat]].<ref>{{Cite journal|last=Sutarman|first=Sutarman|date=November 2016|title=Gunung Padang Cianjur : Pelestarian Situs Megalitikum Terbesar Warisan Dunia|url=http://eprints.ummi.ac.id/20/2/GUNUNG%20PADANG%20CIANJUR%20%20PELESTARIAN%20SITUS%20MEGALITIKUM%20TERBESAR%20WARISAN%20DUNIA%20%20.pdf|journal=Jurnal Surya : Seri Pengabdian kepada Masyarakat|volume=2|issue=1|pages=58|doi=}}</ref> Situs megalitik Cipari yang juga ditemukan di Jawa Barat menunjukkan struktur monolit, teras batu, dan [[sarkofagus]].<ref>[http://www.sunda.org/SundaClippings/Word_Clippings/img026.doc] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160303171034/http://www.sunda.org/SundaClippings/Word_Clippings/img026.doc|date=2016-03-03}}|Cipari archaeological park discloses prehistoric life in West Java.</ref> Punden berundak ini dianggap sebagai strukstur asli Nusantara dan merupakan rancangan dasar bangunan [[candi]] pada zaman kerajaan Hindu-Buddha Nusantara setelah penduduk lokal menerima pengaruh peradaban Hindu-Buddha dari India. Candi [[Borobudur]] dari abad ke-8 dan candi [[Sukuh]] dari abad ke-15 tak ubahnya adalah struktur punden berundak.
 
Di [[Taman Nasional Lore Lindu]], [[Sulawesi Tengah]], ditemukan beberapa relik megalitik yang menampilkan patung nenek moyang. Kebanyakan terletak di lembah Bada, Besoa, dan Napu.<ref>[http://www.toraja-sulawesi.com/lore-lindu.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100223085745/http://www.toraja-sulawesi.com/lore-lindu.html |date=2010-02-23 }}|Lore Lindu National Park, Central Sulawesi.</ref>
 
Tradisi megalitik yang hidup tetap bertahan di [[Nias]], pulau yang terisolasi di lepas pantai barat Sumatra, Kebudayaan [[Batak]] di pedalaman SumatraSumatera Utara, pulau [[Sumba]] di [[Nusa Tenggara Timur]], serta kebudayaan [[Toraja]] di pedalaman Sulawesi Selatan.<ref>{{Cite journal|last=Koestoro|first=Lucas|date=2 Maret 2016|title=Geologi Situs Bawömataluö, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara|url=https://media.neliti.com/media/publications/197081-ID-geologi-situs-bawomataluo-kecamatan-fana.pdf|journal=Berkala Arkeologi Sangkhakala|volume=19|issue=1|pages=54-55|doi=}}</ref> Tradisi megalitik ini tetap bertahan, terisolasi, dan tak terusik hingga akhir abad ke-19.
 
=== Zaman Perunggu ===
Kebudayaan [[Kebudayaan Dongson|Dong Son]] menyebar ke Indonesia membawa teknik peleburan dan pembuatan alat logam perunggu, pertanian padi lahan basah, ritual pengorbanan kerbau, praktik megalitik, dan [[tenun ikat]]. Praktik tradisi ini ditemukan di masyarakat Batak, Toraja serta beberapa pulau di Nusa Tenggara dan Bali.<ref>{{Cite journal|last=Suprapta|first=Blasius|date=2016|title=Prasejarah Indonesia Dalam Konteks Perkembangan Prasejarah Asia Tenggara: Kajian Arkeologi Pos-Prosesual Perspektif Strukturalisme Levi-Strauss|url=http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/download/1520/815|journal=Jurnal Sejarah dan Budaya|volume=10|issue=2|pages=140|doi=10.17977/um020v10i22016p131}}</ref> Artifak peradaban ini berupa kapak perunggu untuk upacara dan gendang perunggu [[Nekara]] yang ditemukan di wilayah nusantara.<ref>{{Cite journal|last=Wijaya|first=Hanny|date=April 2013|title=Nekara: Peninggalan Seni Budaya dari Zaman Perunggu|url=https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/download/3431/2817|journal=HUMANIORA|volume=4|issue=1|pages=220|doi=10.21512/humaniora.v4i1.3431}}</ref>
 
=== Zaman Besi ===
Zaman Besi adalah periode akhir dari tiga zaman yang mengklasifikasikan masa prasejarah manusia. Perkakas pada Zaman Besi seperi Pedang, Tombak dan alat pertanian sebenarnya tidak sama pada Zaman Perunggu. Alih-alih berbasis pada suku-suku, Kerajaan sudah mulai terbentuk pada zaman ini yang disertai dengan berbagai penaklukan. Pada zaman besi pertanian dan perternakan sudah berkembang. Rakyat sudah mulai membudidayakan berbagai macam tanaman sekaligus hewan ternak. Zaman Besi berahir pada abad ke-4 SM di sebagian besar dunia dengan penganut kepercayaan animisme<ref>https://www.amazine.co/25233/apa-itu-zaman-besi-fakta-sejarah-informasi-lainnya/</ref>.
 
== Sistem kepercayaan ==
Warga Indonesia purba adalah penganut [[animisme]] dan [[dinamisme]] yang memuliakan roh alam dan roh nenek moyang. Arwah Leluhur yang telah meninggal dunia dipercaya masih memiliki kekuatan spiritual dan mempengaruhi kehidupan keturunannya. Pemuliaan terhadap arwah nenek moyang menyebar luas di masyarakat kepulauan Nusantara, mulai dari masyarakat Nias, Batak, Dayak, Toraja, dan Papua. Pemuliaan ini misalnya diwujudkan dalam upacara sukuran panen yang memanggil roh dewata pertanian, hingga upacara kematian dan pemakaman yang rumit untuk mempersiapkan dan mengantar arwah orang yang baru meninggal menuju alam nenek moyang. Kuasa spiritual tak kasatmata ini dikenali sebagai [[hyang]] di Jawa dan Bali dan hingga kini masih dimuliakan dalam agama Hindu Dharma Bali.
 
Dalam kepercayaan kuno di Jawa tidak dikenal istilah animisme atau dinamisme. Istilah tentang animisme dan dinamisme ini dikarang oleh Sarjana Belanda yang tidak mengerti soal kepercayaan yang tumbuh di Nusantara, terutama di Jawa. Jika dilihat dalam berbagai litertur tentang kepercayaan kuno masyarakat Jawa adalah percaya kepada Tuhan Y.M.E, mereka menyebutnya Shang Hyang Tunggal. Keterangan ini dapat dilihat dalam beberapa penelitian terakhir tengang kepercayaan Jawa.
 
== Penghidupan ==
Baris 78 ⟶ 79:
 
Beberapa lokasi penemuan sisa-sisa prasejarah Nusantara:
* Situs Gua[[Batu PutriBrak]], Baturaja[[Liwa]], [[Sumatra Selatan]].
* Situs Gua Putri, Baturaja, Sumatera Selatan
* Lembah Sangiran, sekarang menjadi [[Sangiran|Taman Purbakala Sangiran]]
* Situs Purbakala Wajak, Tulungagung
* [[Liang Bua]], Pulau Flores
* Gua Leang-leang, Sulawesi
* [[Situs Gua Perbukitan Sangkulirang]], [[Kutai Timur]]
* [[PrasastiSitus Hujung LangitPasemah]] di Lampung
* [[Situs Cibedug]], [[Banten]]<ref>[http://indocropcircles.wordpress.com/2012/05/31/wah-ada-lagi-situs-megalitikum-ketiga-di-cibedug-banten/ Ada Lagi Situs Megalitikum, Kali Ini di Cibedug Banten]</ref>
* Situs Pangguyangan, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat
Baris 96 ⟶ 98:
* Situs Gua-gua Biak, Papua (40.000-30.000 SM)<ref name="Papua Kaya Situs Arkeologi Kuno">[http://oase.kompas.com/read/xml/2009/04/17/02375458/papua.kaya.situs.arkeologi.kuno Papua Kaya Situs Arkeologi Kuno] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090420074850/http://oase.kompas.com/read/xml/2009/04/17/02375458/papua.kaya.situs.arkeologi.kuno |date=2009-04-20 }}. Kompas daring. Edisi 17-04-2009.</ref>
* Situs Lukisan tepi pantai di Raja Ampat, Papua Barat
* [[Situs Tutari]], Kabupaten Jayapura, (periode Megalitikum)<ref name="Papua Kaya Situs Arkeologi Kuno"/>
* [[Gua Babi]] di Gunung Batu Buli, desa Randu, [[Muara Uya, Tabalong]]
 
Baris 104 ⟶ 106:
== Daftar Pustaka ==
{{refbegin|1}}
* {{cite book|title=A brief history of Indonesia : sultans, spices, and tsunamis : the incredible story of Southeast Asia's largest nation|url=https://archive.org/details/briefhistoryofin0000hann|last=Hannigan|first=Tim|publisher=TUTTLE Publishing|year=2015|isbn=9781462917167|location=Tokyo; Vermont: Singapore|ref={{sfnref|Hannigan|2015}}|url-status=live}}
* {{cite book|title=A Short History of Indonesia: The Unlikely Nation?|url=https://archive.org/details/shorthistoryofin0000brow|last=Brown Colin|first=|publisher=Allen&Unwin|year=2003|isbn=9781865088389|location=Australia|ref={{sfnref|Brown|2003}}|url-status=live}}
 
* {{cite book|title=A Short History of Indonesia: The Unlikely Nation?|last=Brown Colin|first=|publisher=Allen&Unwin|year=2003|isbn=9781865088389|location=Australia|ref={{sfnref|Brown|2003}}|url-status=live}}
 
== Pranala luar ==
Baris 115 ⟶ 116:
 
[[Kategori:Sejarah Nusantara| 01]]
 
 
{{indo-sejarah-stub}}