Tashoora: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) k Membatalkan 1 suntingan by Pafibandung (bicara): Spam pranala(✨) Tag: Pembatalan |
||
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Tashoora''' adalah sebuah grup musik asal Yogyakarta, Indonesia, yang terbentuk pada September 2016. Grup musik ini terdiri dari
== Sejarah ==
=== Mei 2016: ''Awal Pembentukan - Grup Instrumental'' ===
Januari 2016, Danu baru saja kembali dari Bandung setelah mengundurkan diri dari perusahaan tempat dia bekerja. Pada bulan yang sama, dia juga terlibat sebagai ''additional player'' di penampilan terakhir Tik! Tok!, sebuah grup musik Folk-Pop yang terdiri dari
=== Juni 2016 - Juli 2016: ''Formasi Pertama - "Tribute To ERK"'' ===
Setelah menyelesaikan rekaman ''[[:en:Libertango|Libertango]]'',
=== Agustus 2016 - April 2017: ''Formasi Kedua - Lokakarya'' ===
Paska perilisan album kompilasi "Tribute to ERK", Tashoora kembali masuk ke dalam studio, kali ini dengan formasi:
=== Mei 2017 - September 2018: ''Formasi Ketiga - Panggung Pertama'' ===
Formasi final Tashoora dilengkapi oleh Mahesa Santoso (drum) pada bulan Mei 2017. Masuknya drum ke dalam komposisi Tashoora membuat warna musik Tashoora bergeser menjadi lebih megah. Proses eksplorasi baru ini turut melibatkan Gilang Rizki sebagai ''additional guitar'' dan Afriza Animawan sebagai ''additional keyboard''. Dengan total enam pemain tetap dan dua ''additional player'', Tashoora mencicipi panggung pertamanya di Island In The Sun, sebuah acara yang digelar oleh DIG Project pada bulan Agustus 2017. Formasi delapan pemain ini terus dibawa dari panggung ke panggung, termasuk [[Ngayogjazz]] 2017,<ref>http://jogja.tribunnews.com/2017/11/18/rubah-di-selatan-remi-panossian-trio-dan-tashoora-sukses-memukau-penonton-ngayogjazz</ref> Soundsations 2017, [[Jakarta International Java Jazz Festival|Java Jazz]] 2018<ref>https://muda.kompas.id/2018/03/04/tashoora-band-indie-asal-kota-gudeg-bersinar-di-java-jazz/</ref><ref>https://jakartaglobe.id/music/rising-alterna-pop-stars-tashoora-perform-2018-java-jazz-festival/</ref> dan [[Art Jog|ArtJog]] 2018. Sampai pada akhir Agustus 2018, Tashoora memutuskan untuk berjalan hanya dengan enam pemain tetap. Selama paruh pertama 2018, Tashoora kerap melakukan workshop terkait sound. Proses eksplorasi ini dibantu oleh iLINE Audio System.<ref>https://www.medcom.id/hiburan/musik/JKREAA7k-tashoora-bicara-tentang-isu-sosial-di-mini-album-perdana-ruang</ref>
Baris 16 ⟶ 17:
== Penulisan Lagu ==
Semua lagu-lagu Tashoora ditulis oleh
“Terang” terinspirasi dari peristiwa persekusi Ahok ([[Basuki Tjahaja Purnama|Basuki Tjahja Purnama]]) pada tahun 2017.<ref>https://tirto.id/kronologi-kasus-dugaan-penistaan-agama-b457</ref> Peristiwa di mana manusia tergila-gila terhadap agama seolah kita berhenti pada sila pertama dalam Pancasila dan lupa akan keempat sila lainnya. Agama yang dibela dengan cara-cara brutal membuat Tashoora menggarisbawahi peristiwa tersebut dengan penggalan lirik “surgamu yang mana?”. Masih dari rentetan peristiwa serupa, pada bulan Maret 2017 di Jakarta, jenazah Ibu Hindun<ref>https://tirto.id/sengkarut-pilkada-dki-pada-jenazah-nenek-hindun-ckBb</ref> dan Ibu Rohbaniah<ref>https://tirto.id/rohbaniah-tak-ikut-nyoblos-tapi-jenazahnya-ditolak-disalati-ckBk</ref> ditolak untuk disolatkan di masjid setempat. Alasan di baliknya adalah pilihan politik yang membuat keduanya disebut sebagai pendukung kafir atau pembela penista agama. Peristiwa tersebut yang menjadi cerita di balik lagu “Nista”. Konflik SARA ini berpusat di Jakarta namun efeknya menyebar hingga ke daerah-daerah lain di Indonesia.<ref>https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39992156</ref><ref>https://www.brilio.net/serius/kenapa-isu-sara-mudah-jadi-alat-politik-dan-bisnis-di-indonesia-170828e.html</ref>
“Sabda”, lagu ini merupakan potret peristiwa yang terjadi di kota kelahiran Tashoora, [[Yogyakarta]]. Pemerintah Daerah provinsi [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] masih memberlakukan kebijakan yang menyebutkan bahwa non-pribumi tidak boleh memiliki tanah di Yogyakarta.<ref>https://tirto.id/mengapa-nonpribumi-tak-boleh-punya-tanah-di-yogya-bQZl</ref> Kebijakan yang sudah ada sejak 1975 ini dibuat “untuk melindungi ekonomi masyarakat lokal”.<ref>https://regional.kompas.com/read/2018/03/01/11395741/mengapa-warga-nonpribumi-tidak-boleh-punya-tanah-di-jogja?page=all</ref> Meskipun Komnas HAM sudah menegur pemerintah Yogyakarta karena kebijakan ini dinilai diskriminatif, teguran tersebut tidak ditindaklanjuti dengan positif.<ref>https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/10/161005_majalah_tanah_yogyakarta</ref> Dua peristiwa yang menjadi pijakan lagu “Sabda” adalah tuntutan Siput Lokasari - seorang warga keturunan Tionghoa - terhadap Sultan karena merasa ada diskriminasi dalam kebijakan kepemilikan tanah tersebut <ref>https://tirto.id/hikayat-siput-melawan-sultan-bRac</ref> dan tuntutan Eka Aryawan kepada lima pedangang kaki lima sebesar Rp 1,2 miliar karena menggunakan sebagian tanah tempat usahanya.<ref>{{Cite web |url=http://jateng.metrotvnews.com/read/2016/01/21/472868/sengketa-lahan-pkl-eka-aryawan-disebut-ingkari-perdamaian |title=Salinan arsip |access-date=2018-12-27 |archive-date=2018-12-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181227230313/http://jateng.metrotvnews.com/read/2016/01/21/472868/sengketa-lahan-pkl-eka-aryawan-disebut-ingkari-perdamaian |dead-url=yes }}</ref> Adanya diskriminasi, masalah dari masa lalu yang masih dianggap relevan, sampai inkonsistensi pemeritah dalam menerapkan kebijakan memunculkan banyak tanda tanya yang akhirnya ditumpahkan lewat lagu “Sabda”.
Baris 25 ⟶ 26:
=== Anggota Utama ===
*
* Dita Permatas - akordeon, kibor, vokal (Juni 2016 - sekarang)
* Sasi Kirono - gitar, vokal (Juni 2016 - sekarang)
Baris 58 ⟶ 59:
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:
|