Bahasa Jawa Malang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Serigala Sumatera (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(46 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{bahasa
| name = Jawa Malang-Pasuruan
| nativename= = {{plainlist|
* {{jav|ꦧꦱꦗꦮꦩꦭꦁ}}<br/>''Basa Jawa Malang''
| familycolor= Austronesian
* {{jav|ꦄꦱꦧ꧀ꦏꦶꦮꦭꦤ꧀}}<br/>''Asab Kiwalan''
| states= [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
}}
| region=
| states = [[Indonesia]]
| date=
| ancestorregion = [[BahasaMalang Raya]] ([[Jawa KunaTimur]])
| ethnicity = [[Suku Jawa|Jawa]]
| familycolor = Austronesian
| fank=
| fam2 = [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu|-Polinesia]]
| fam3 = [[Rumpun bahasa Melayu-PolinesiaJawa IntiKuno|MPJawa IntiKuno]]
| fam4 = [[Bahasabahasa Jawa|Jawa Pertengahan]]
| fam5 = [[Rumpun dialek Arekan|Jawa Arekan]]
| nation=
| fampos = Jawa
| script= [[Aksara Jawa]] <br> [[alfabet Latin]]
| script = [[Aksara Jawa]]<br/>[[Abjad Pegon]]<br/>[[Alfabet Latin]]
| agency=
| agency = Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur
| iso1=
| iso1 =
| iso2=
| glotto=iso2 mala1493 =
| glottorefname = Dialek Malang
}}[[Berkas:Spanduk dengan bahasa walikan Malang.jpg|jmpl|283x283px|Spanduk dengan bahasa walikan di Malang]]
| glotto = mala1493
'''Bahasa Jawa Malang''' atau biasa disebut '''''dialek Malangan''''', '''''dialek Ngalaman''', ''dan '''''Boso Walikan (Osob Kiwalan)''''' adalah sebuah dialek [[bahasa Jawa]] yang dituturkan di [[Kota Malang|Malang]]. Dialek ini hanya membalikkan posisi huruf pada kosakata bahasa Jawa ataupun bahasa Indonesia pada umumnya, kecuali pada konsonan rangkap, [[afiks]], dan gabungan suku kata yang tidak memungkinkan bisa dibalik.<ref>{{Cite journal|last=Hanggoro|first=Wahyu Puji|date=2016-01-01|title=Bahasa Walikan Sebagai Identitas Arek Malang|url=http://jurnal.fib.uns.ac.id/index.php/etnografi/article/view/218|journal=Etnografi|language=id|volume=16|issue=1|pages=23–30|issn=1411-7258|access-date=2018-04-14|archive-date=2018-10-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20181026200718/http://jurnal.fib.uns.ac.id/index.php/etnografi/article/view/218|dead-url=yes}}</ref>
| linglist = jav-mal
| contoh_teks =
| image = Boso Walikan Malang.jpg
| imagecaption = Sebuah imbauan resmi dari Pemerintah Kota Malang saat pandemi yang ditulis dalam Boso Walikan.
|sk = NA
|extvideo=Boso Ngalam (Bahasa Malang)
|extlink=KagAeog-Jfs
|contoh_ref=https://1001indonesia.net/osob-kiwalan-atau-bahasa-walikan/
|contoh_teks_judul =[[file: Spanduk dengan bahasa walikan Malang.jpg|center|270px]]
Spanduk dengan bahasa walikan di Malang dengan "Soto sehat" yang dibalik suku katanya menjadi "''Otos tahes''"
----
Contoh percakapan dalam bahasa Walikan
|contoh_teks = Wah lek ngene, ayas kadit unyap ojir. Lha adapes-adapes rotom iku padha kadit rayab blas lek parkir nang kene.
|contoh_romanisasi = Wah lek ngene, saya tidak punya ojir(kata lain uang). Lha sepeda-sepeda motor iku padha tidak bayar blas lek parkir nang kene.{{cn/bahasa|ya}}
|contoh_terjemahan = Wah, kalau begini, aku tidak punya uang. Lha sepeda-sepeda motor itu kalau parkir di sini tidak ada yang bayar.
|contoh_suara= Osob Kiwalan text sample.ogg
}}
'''Bahasa Jawa Malang''' atau '''Dialek Malang''' ({{lang-jv|ꦧꦱꦗꦮꦩꦭꦁ|Basa Jawa Malang}}) disebut juga sebagai '''''Osob Kiwalan''''' atau '''''Boso Walikan''''' adalah sebuah dialek [[bahasa Jawa]] yang dituturkan di kawasan [[Malang Raya]]. Dialek ini memiliki ciri khas berupa membalikkan posisi huruf pada kosakata bahasa Jawa ataupun bahasa Indonesia pada umumnya, kecuali pada konsonan rangkap, [[afiks]] dan gabungan suku kata yang tidak memungkinkan bisa dibalik.<ref>{{Cite journal|last=Hanggoro|first=Wahyu Puji|date=2016-01-01|title=Bahasa Walikan Sebagai Identitas Arek Malang|url=http://jurnal.fib.uns.ac.id/index.php/etnografi/article/view/218|journal=Etnografi|language=id|volume=16|issue=1|pages=23–30|issn=1411-7258|access-date=2018-04-14|archive-date=2018-10-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20181026200718/http://jurnal.fib.uns.ac.id/index.php/etnografi/article/view/218|dead-url=yes}}</ref>
 
Dialek Malang banyak digunakan dan dipopulerkan oleh kalangan pemuda, baik dari dalam maupun luar Malang. Dalam percakapan sehari-sehari dialek ini telah menjadi salah satu ciri khas orang Malang. Selain itu, kelompok pendukung klub sepak bola asal Malang, [[Aremania]], juga turut andil dalam mempopulerkan dialek Malang, melalui penggunaannya dalam berbagai bentuk dukungan kepada klub ataupun dalam percakapan sehari-hari.<ref>{{Cite journal|last=Rachmawaty|first=Iin|date=2012|title=Lawikan Kera Ngalam di Tengah Arus Globalisasi|url=https://e-journal.unair.ac.id/LAKON/article/view/1922|journal=Jurnal Lakon|volume=1|issue=1|pages=98-104|doi=10.20473/lakon.v1i1.1922}}</ref>
 
== Sejarah ==
Sejarah ''Boso WalikanNgalam'' berasal dari pemikiran para pejuang tempo doeloe yaitu kelompok [[Gerilya Rakyat Kota]] (GRK). Bahasa khusus ini dianggap perlu untuk menjamin kerahasiaan, efektivitas komunikasi sesama pejuang selain juga sebagai pengenal identitas kawan atau lawan. Metode pengenalan ini sangat penting karena pada masa Clash II perang kemerdekaan sekitar akhir Maret 1949 Belanda banyak menyusupkan mata-mata di dalam kelompok pejuang Malang. Mata-mata ini banyak yang mampu berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan tujuan menyerap informasi dari kalangan pejuang GRK. penyusupan ini terutama untuk memburu sisa laskar Mayor Hamid Rusdi yang gugur pada 8 Maret 1949 dalam pertempuran dukuh Sekarputih (sekarang [[Wonokoyo, Kedungkandang, Malang|Wonokoyo]]).
 
Seorang tokoh pejuang Malang pada saat itu yaitu Suyudi Raharno mempunyai gagasan untuk menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuang sehingga dapat menjadi suatu identitas tersendiri sekaligus menjaga keamanan informasi. Bahasa tersebut haruslah lebih kaya dari kode dan sandi serta tidak terikat pada aturan tata bahasa baik itu bahasa nasional, bahasa daerah (Jawa, Madura, Arab, Cina) maupun mengikuti istilah yang umum dan baku. Bahasa campuran tersebut hanya mengenal satu cara baik pengucapan maupun penulisan yaitu secara terbalik dari belakang dibaca kedepan.
Baris 28 ⟶ 48:
Pada saat itu, banyak sekali mata-mata Belanda yang berasal dari orang pribumi sendiri. Otomatis, komunikasi dalam Bahasa Jawa menjadi hal yang riskan karena para mata-mata itu juga pasti akan paham lantas akan membocorkannya pada pihak Belanda. Karena itu para pejuang menggunakan'' boso walikan'' untuk mengelabui para mata-mata sekaligus untuk meminimalisir bocornya strategi perjuangan para gerilyawan.
 
Karena keakraban dan pergaulan sehari-hari maka para pejuang dalam waktu singkat dapat fasih menguasai 'bahasa' baru ini. Sedangkan lawan dan para penyusup yang tidak setiap hari bergaul dengan sendirinya akan kebingungan dan selalu ketinggalan istilah-istilah baru. Maka siapapun yang tidak fasih mempergunakan osob AREMAwalikan ini pasti bukan dari golongan pejuang dan pendukungnya, sehingga kehadiran para penyusup dapat diketahui dengan cepat serta rahasia komunikasi tetap terjaga.
 
Karena bahasa ini sangat bebas dan longgar aturannya maka kemungkinan pengembangannya sangat luas untuk itu perlu disepakati beberapa istilah penting dikalangan pejuang. Kesepakatan istilah ini diperlukan juga karena banyak kata penting sulit untuk dibaca terbalik sehingga harus dicari istilah dan padanan yang sesuai namun mudah diingat oleh para pelakunya. Contohnya kata 'Belanda' dalam bahasa Jawa disebut 'Londho' yang cukup sulit dibaca terbalik, maka dicari istilah padanannya yaitu 'Nolo'. Demikian juga dengan 'Polisi' bukan menjadi 'Isilop' namun cukup 'Silop'. Kemudian untuk 'mata-mata' bila dibaca terbalik menjadi 'atam'. Namun untuk menentukan bahwa yang dimaksud dalam istilah tersebut adalah antek Belanda maka ditambahi kata 'keat' dari asal kata 'taek' yang dalam bahasa jawa berarti kotoran. 'Keat Atam' atau kotoran mata dalam bahasa jawa disebut 'ketek' adalah sebutan yang pas untuk para penyusup ini.
Baris 36 ⟶ 56:
Sedangkan untuk menyebutkan sesuatu yang baik / bagus digunakan istilah 'nez' dari asal kata bahasa arab 'zen'. Begitu pula dalam menyebut orang tua laki-laki (ayah, Bapak) orang arab biasa menyebut dengan 'abah' atau 'sebeh' yang kemudian menjadi 'ebes'. Istilah 'ebes' kemudian menjadi populer ditujukan sebagai gelar kehormatan tidak resmi kepada para komandan, pemimpin atau pembesar dan pemuka masyarakat yang dituakan oleh segenap masyarakat Malang sampai sekarang.
 
Namun, ''boso walikanngalam'' bukanlah bahasa sandi karena tetap menggunakan bahasa yang lazim digunakan, hanya cara membacanya yang diubah. Kata yang lazimnya dibaca dari kiri ke kanan dalam boso walikan dibaca dari kanan ke kiri. Bahasa yang bisa dibalik juga bisa berasal dari Bahasa Jawa maupun Bahasa Indonesia. Karena itu pula, ''boso walikan'' selalu berkembang karena pasti banyak kata-kata yang bisa dibalik. Namun, tentu tidak semua kata bisa seenaknya dibalik karena hanya kata-kata yang umum saja yang biasanya dibaca secara terbalik. Sebagai contoh, kata "komputer" tidak pernah diucapkan sebagai ''retupmok'' karena akan sulit pengucapannya dan tidak lazim digunakan.
 
Suyudi Raharno pada September 1949 gugur disergap Belanda di suatu pagi buta di pinggiran wilayah dukuh Genukwatu (sekarang [[Purwantoro, Blimbing, Malang|Purwantoro]]) walaupun keadaan pada saat itu sedang gencatan senjata. Seminggu sebelumnya, salah seorang kawan akrabnya yang turut mencetuskan 'osob kera ngalam' yaitu Wasito juga gugur dalam pertempuran di Gandongan ([[Pandanwangi, Blimbing, Malang|Pandanwangi]]) sekarang. Saat ini keduanya telah disemayamkan di [[Taman Makam Pahlawan Suropati]]
 
Sayangnya, sekarang ini semakinmakin sedikit kaum muda Ngalam yang mempraktikkan penggunaan ''boso walikan'' sehari-hari. Bagaimanapun, boso walikan merupakan ciri khas budaya Malang yang perlu dilestarikan.<ref>http://halomalang.com/serba-serbi/ngalamers-harus-tahu-sejarah-boso-walikan. ''Diakses [[19 April]] [[2014]]''</ref>
 
== Kosakata ==
'''Nama Daerah:'''
* Ngalam = [[Malang]]
* [[Malang Raya|Ngalam = Malang]]
* Arudam/Arodam = [[Madura]]
* Oyonid = [[Dinoyo, Lowokwaru, Malang|Dinoyo]], nama kelurahan di Kota Malang
* Ayabarus/Oyoborus = [[Surabaya]]
* Nahelop = [[Polehan, Blimbing, Malang|Polehan]], nama kelurahan di Kota Malang
* Ngarames = [[Semarang]]
* Onosogrem = [[Mergosono, Kedungkandang, Malang|Mergosono]], nama kelurahan di kota Malang
* Rajajowas = [[Sawojajar, Kedungkandang, Malang|Sawojajar]], nama kelurahan di Kota Malang
* Nukus = [[Sukun, Sukun, Malang|Sukun]], nama kelurahan di Kota Malang
* Otrahum = Muharto, nama wilayah di kota Malang
* Ajasikap = [[Pakisaji, Malang|Pakisaji]], nama wilayah di Kabupatan Malang
* Nenjap = Panjen/[[Kepanjen, Malang|Kepanjen]], nama wilayah di Kabupatan Malang
* Sikap = Pakis, nama wilayah di Kabupatan Malang
* Utab = [[Kota Batu|Batu/]]Kota Wisata Batu
* Naurusap = [[Pasuruan]]
* Ongisiras = [[Singosari, Malang|Singosari]]
* Ayabarus = [[Surabaya]]
* Olos = [[Solo]]
* Ngarames = [[Semarang]]
* Ngundab = [[Bandung]]
* AtrakajArudam = [[JakartaMadura]]
* Nukus = Sukun, nama kelurahan di Kota Malang
* Onosogrem = [[Mergosono, Kedungkandang, Malang|Mergosono]], nama kelurahan di kota Malang
* Otrahum = Muharto, nama jalan utama di kota Malang
* Nahelop = [[Polehan, Blimbing, Malang|Polehan]], nama kelurahan di kota Malang
* Onet = [[Bangsa Cina|Cina]]
* genaro = orang
* Nolo = [[Belanda]]
* Onet/onic = [[Bangsa Cina|Cina]]
* silup = polisi
'''Kata Umum:'''
* nolab = balon/pelacur
* samadapes = massepeda
** adapes rotom = sepeda motor
* nendes kombet = senden tembok (bersandar di dinding)
** libom = mobil
* nganal = lanang (Indonesia: laki-laki/pria)
* anamid = dimana
* kodew = wedok (Jawa standar: wadon, Indonesia: perempuan/wanita)
** aranjep = penjara
* ngonceb = bencong (Indonesia: waria)
** nakamdisjam = makanmasjid
** hamur = rumah
** halokes = sekolah
** hasardam = madrasah
** hailuk = kuliah
** rasap = pasar
* aranet = tentara
** silup/silop/isilup/isilop = polisi
** ngonceb = bencong (Indonesia: waria)
** nolab = balon/pelacur
** ledom = model
* asaib = biasa
* asrob = minum
** oskab[[Kopi|ipok]] = [[baksokopi]]
** usus = susu
* kunam = manuk (ngurub = [[burung]])
* lecepnakam = [[pecel]]makan
** [[Bakwan|ciwe = weci]]
** rayabetas = bayar[[sate]]
** dirayabi[[Soto|otos = dibayarisoto]]
** [[Bakso Malang|oskab = bakso]]
* ebes = bapak, panggilan hormat tidak formal
** [[Tahu|uhat = tahu]]
* memes= ibu, panggilan hormat tidak formal
** [[Pecel|lecep = pecel]]
** [[Rawon|nowar = rawon]]
** oges = sego (Indonesia: [[nasi]])
** oker = rokok
* ayahab = bahaya
* ayas = saya
** umak = kamu
** okir = riko/rika (Indonesia: kamu)
* genaro = orang
** kera = arek (Jawa standar: bocah)
** kera licek = arek cilik (Indonesia bocah kecil/anak kecil)
** nganal = lanang (Indonesia: laki-laki/pria)
** kodew = wedok (Jawa standar: wadon, Indonesia: perempuan/wanita)
** ebes = bapak, panggilan hormat tidak formal
** memes/emes = ibu, panggilan hormat tidak formal
** sam = mas, paggilan untuk laki-laki  
* hamur = rumah
* ibar = rabi (Indonesia: menikah/kawin)
** ojob = bojo (Indonesia: suami/istri/pacar)
** ngojob = pacaran
** oromawut = morotuo (Indonesia: mertua)
* idrek = kerdi (singkatan dari KERja roDI) *saat ini dimaknai umum sebagai kerja
* kadit = tidak
** kadit itreng = tidak tahu
* komes = semok (Indonesia: seksi)
** sinam = manis (cantik)
* kunam = manuk (Indonesia: [[burung]])
* ladub = budal (Indonesia: berangkat)
** ogeshelom = segomoleh (Indonesia: [[nasi]]pulang)
** ngalup = pulang (Indonesia: pulang)
** oket = teko (Indonesia: datang)
** kelab = balek (Indoneia: kembali)
** kelab henam = balek maneh (Indonesia: kembali lagi)
* lokop/lukup = pukul
* nayamul = lumayan
* nendes kombet = senden tembok (Indonesia: bersandar di dinding)
* nganem = menang
** halak = kalah
* ngarambes = sembarang (Indonesia : terserah)
* nuwus = suwun (Indonesia: terimakasih)
* ojir = uang
* [[Singa|ongis = singo (Indonesia: Singa)]]
** ongis nade : singo edan
* osob = boso (Indonesia: bahasa)
** osob kiwalan = boso walikan
** kowal kawil = wolak walik
* ayas = saya
* umak = kamu
* nganem = menang
* kera = arek (Jawa standar: bocah)
* hamur = rumah
* oyi/ojrit = iyo (Indonesia: ya)
* rayab = bayar
* woles = slow (Indonesia: pelan-pelan/santai)
* utapesdirayabi = sepatudibayari
* libom = mobil
* adapes = sepeda
** adapes rotom = sepeda motor
* oker = rokok
* ojir = uang
* uklam = mlaku (Indonesia: berjalan)
** uklam-uklam = mlaku-mlaku (Indonesia: jalan-jalan)
* ublem = mlebu (Indonesia: masuk)
* utem = metu (Indonesia: keluar)
* idrek = kerja
* kirangan = tidak tahu
* tahes = sehat
* komesublem = semokmlebu (Indonesia: seksimasuk)
** sinamutem = manismetu (cantikIndonesia: keluar)
* uklam-uklam = mlaku-mlaku (Indonesia: jalan-jalan)
* ojob = bojo (suami/istri)
** ngojobuklam tahes = pacaranjalan sehat
* ulales = selalu
* oket = teko (Indonesia: datang)
* utapes = sepatu
* ibar = rabi (Indonesia: menikah/kawin)
* woles = selow/slow (Indonesia: pelan-pelan/santai)
* nayamul = lumayan
* Itreng = ngerti
* Kadit = tidak
* Halokes = sekolah
* Ngarambes = Sembarang/terserah
 
== Referensi ==
Baris 122 ⟶ 181:
[[Kategori:Bahasa Jawa]]
[[Kategori:Kota Malang]]
[[Kategori:Malang Raya]]
[[Kategori:Bahasa di Jawa]]
 
 
{{Bahasa-stub}}