Terminal Giri Adipura: Perbedaan antara revisi

|owned= [[Berkas:KabupatenSeal of Wonogiri Regency.pngsvg|15px]] [[Wonogiri|Pemerintah Kabupaten Wonogiri]]

'''Terminal Giri Adipura''' atau lebih dikenal dengan '''Terminal Krisak''' merupakan terminal penumpang tipe A dan merupakan terminal induk terbesar di [[Kabupaten Wonogiri]]. Terminal ini terletak di Jalan Wonogiri - Sukoharjo, [[Singodutan, Selogiri, Wonogiri|Desa Singodutan]], [[Selogiri, Wonogiri|Kecamatan Selogiri]], [[Kabupaten Wonogiri]]. Terminal dengan luas 50.800 m² ini dibangun sejak tahun 2010 dan mulai resmi dioperasikan pada tanggal 16 Oktober 2014. Terminal ini dioperasikan untuk menggantikan fungsi Terminal Klampisan (1,5&nbsp;km di arah timur terminal baru) yang sudah tidak representatif. Terminal ini melayani moda transportasi umum berupa angkutan kota, angkutan pedesaan, angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP). Moda transportasi umum bus merupakan moda transportasi utama yang paling banyak digunakan masyarakat Wonogiri untuk pergi ke luar kota seperti [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]], Sumatera dan kota lainnya. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat Wonogiri yang pergi ke luar kota merantau ke kota- kota tersebut, sehingga banyak perusahaan otobus (PO) yang membuka trayek dengan asal dan tujuan Wonogiri dan sekitarnya.<ref>{{Cite web|url=http://jdih.dephub.go.id/index.php/produk_hukum/timeline/Keputusan%20Tk%20Eselon%20I|title=JDIH {{!}} Kementerian Perhubungan|website=jdih.dephub.go.id|access-date=2020-05-10}}</ref><ref>[http://www.timlo.net/baca/68719596751/besok-terminal-klampisan-resmi-ditutup/ "Besok, Terminal Klampisan Resmi Ditutup"], Timlo.net, diakses 9 Juli 2016</ref><ref>[http://www.solopos.com/2016/02/28/wisata-wonogiri-bekas-terminal-klampisan-disulap-jadi-taman-lampion-695808 "Bekas Terminal Klampisan Disulap Jadi Taman Lampion"], Solopos, diakses 9 Juli 2016

</ref><ref>{{Cite web|url=http://hubdat.dephub.go.id/berita/1434-terminal-penumpang-giri-adipura-wonogiri-diresmikan|title=TERMINAL PENUMPANG GIRI ADIPURA, WONOGIRI DIRESMIKAN|website=hubdat.dephub.go.id|access-date=2020-07-13|archive-date=2020-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200713224443/http://hubdat.dephub.go.id/berita/1434-terminal-penumpang-giri-adipura-wonogiri-diresmikan|dead-url=yes}}</ref><ref name=":0">[http://www.jatengprov.go.id/id/newsroom/terminal-induk-baru-tipe-diresmikan "Terminal Induk Baru Tipe A Diresmikan"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160817092649/http://www.jatengprov.go.id/id/newsroom/terminal-induk-baru-tipe-diresmikan |date=2016-08-17 }}, Jatengprov.go.id, diakses 9 Juli 2016</ref><ref>{{Cite web|url=https://core.ac.uk/download/pdf/11715545.pdf|title=Pengaruh Lokasi Terhadap Aktivitas Terminal (Studi Kasus: Terminal Giri Adipura dan Sub Terminal Krisak Kota Wonogiri)|last=|first=|date=|website=|access-date=}}</ref>

[[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]] merupakan daerah yang terkenal dengan tingginya jumlah '''kaum boro'''. Istilah ''boro'' berasal dari [[bahasa Jawa]] yang berarti perantau. Kaum boro merupakan sebutan untuk kaum perantau asal [[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]] yang melakukan migrasi menuju berbagai daerah di [[Indonesia]] untuk bekerja. Berdasarkan data Disnakertrans Wonogiri tahun 2006, setidaknya 10% dari jumlah total  seluruh penduduk Wonogiri melakukan migrasi. Saat ini data jumlah kaum boro sudah tidak tercantum dalam data Wonogiri dalam angka. Namun berdasar informasi instansi terkait, jumlah kaum boro per tahun cenderung naik sekitar 5%. <ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Profil Wilayah Kabupaten Wonogiri|url=https://www.wonogirikab.go.id/v1/web/kontent/68/profil_wilayah|website=Wonogirikab|access-date=2021-01-22|archive-date=2021-01-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210128173228/https://www.wonogirikab.go.id/v1/web/kontent/68/profil_wilayah|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|title=RENSTRA 2016-2021 DISNAKERTRANS.pdf – Disnaker Wonogiri|url=https://disnakerwonogiri.id/sample-page/renstra-2016-2021/renstra-2016-2021-disnakertrans-pdf/|language=id-ID|access-date=2021-01-22}}</ref>

Budaya migrasi kaum boro merupakan fenomena yang telah terjadi secara turun temurun dan berlangsung pada beberapa generasi. Selain itu, pola migrasi cenderung bersifat sirkuler, yaitu mereka lebih suka tidak menetap secara permanen dan cenderung bolak-balik dalam jangka waktu satu tahun. Hal tersebut menjadikan bus antarkota menjadi salah satu moda transportasi umum yang sangat diminati di daerah ini. Banyak perusahaan otobus berlomba-lomba membuka dan menyediakan layanan bus antarkota dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Umumnya, banyak  perusahaan otobus membuka layanan angkutan antarkota menuju kota-kota besar di [[Jawa|pulau Jawa]] seperti [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]], [[Merak]], [[Kota Surabaya|Surabaya]], dll. Bahkan beberapa perusahaan otobus berani membuka layanan angkutan antarkota menuju kota-kota di luar [[Jawa|pulau Jawa]] seperti [[Bali]] dan [[Sumatra|Sumatera]]. Terhubungnya akses [[Jalan Tol Trans-Jawa|jalan tol Transjawa]] pada akhir tahun 2018 membuat perusahaan otobus berlomba-lomba melakukan berbagai inovasi, seperti membuka jadwal keberangkatan bus antarkota via [[Jalan Tol Trans-Jawa|Tol Transjawa]] yang notabene mempunyai waktu tempuh yang lebih cepat. Selain itu, beberapa perusahaan otobus mulai membuka jadwal keberangkatan pagi dari [[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]], yang membuat penumpang sampai di tujuan akhir sebelum malam hari. <ref>{{Cite web|last=Huba|date=2020-01-17|title=Kaum Boro, Antara Peluang dan Tantangan|url=https://www.pasundanekspres.co/opini/kaum-boro-antara-peluang-dan-tantangan/|website=Pasundan Ekspres|language=id-ID|access-date=2021-01-22}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Purnomo|first=Didit|date=2009-06|title=FENOMENA MIGRASI TENAGA KERJA DAN PERANNYA BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ASAL: STUDI EMPIRIS DI KABUPATEN WONOGIRI|url=http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/95|language=en|issn=1411-6081}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Purnomo|first=Didit|last2=Hasmarini|first2=Maulidyah Indira|date=2016-02-13|title=Bentuk Partisipatif Komunitas Boro terhadap Pembangunan di Daerah Asal|url=http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/6715|language=id|issn=2407-9189}}</ref>

== Rute Lintasan AngkutaAngkutan ==

* [[Berkas:Kode_Trayek_Angkot_01_Wonogiri.png|pra=https://wiki-indonesia.club/wiki/Istimewa:Lokasi_berkas/Kode_Trayek_Angkot_01_Wonogiri.png|nirbing|25x25px{{pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}]] Terminal Angkuta - Wonokarto - Giriwono - Terminal Induk Giri Adipura - Depan Kecamatan Selogiri

# Solo - Purwantoro/Ponorogo: PO Daya Palapa, PO Gunung Mulia, PO Purwo Putro, PO Purwo Widodo, PO Timbul Jaya & PO Tunggal Dara Putra.

# Solo - Wonogiri - Baturetno - Pacitan: PO Aneka Jaya & PO Muncul.

# Wonogiri - Solo - Ngawi - Surabaya: PO Sugeng Rahayu.

4647 perusahaan otobus (2020)

# Wonogiri - Bandung: PO Bandung Express, PO Budiman, PO Harum Prima, PO Haryanto, PO Hiba Putra, PO KramatBhinneka DjatiSangkuriang, PO Rajawali, PO Suka & PO Tunggal Daya.

# Wonogiri - Jakarta - Bogor/Tangerang: PO Agramas, PO Aneka Jaya, PO Bhaladika, PO Cah Angon Bejo (CAB), PO Gajah Mulia Sejahtera (GMS), PO Gajah Mungkur, PO Gunung HartaMulia, PO GunungGM MuliaRoyal, PO Handoyo, PO Haryanto, PO Jaya, PO Laju Prima, PO Langsung Jaya, PO Madu Kismo, PO Mulyo Indah, PO Murni Jaya, PO Pahala Kencana, PO Putera Mulya, PO Raya, PO Rosalia Indah, PO Safari, PO Sari Giri, PO Sedya Mulya, PO Sinar Jaya, PO Sindoro Satriamas, PO Sudiro Tungga Jaya (STJ), PO Sumba Putra, PO Teguh Jaya, PO Tunas Merapi,  PO Tunggal Dara, PO Tunggal Dara Putra, PO TunggalBimasatya, PO Agung DayaSejati & PO Zentrum.Mahardhika