Surah Al-Ma’idah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(37 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Sura
| name = Al-Mā’idah
| name = al-Mai'dah {{br}}<big>المآئدة </big>
| image = Maghribi script sura 5.jpg
| arti = Hidangan
| caption = Ayat 12-13 Surah al-Ma'idah
| arti = '' Hidangan''
| nama_lain = ''al-'Uqud'' (Perjanjian-Perjanjian) {{br}} ''al-Munqiz'' (Yang Menyelamatkan)<ref name="Al-Jumunatul 'Ali">Departemen Agama RI.2007.''Al-Qur'an dan Terjemahannya Al-Jumanatul 'Ali Seuntai Mutiara Yang Maha Luhur''.Bandung:J-Art</ref>
| klasifikasi = [[Madaniyah]] {{br}} Sebagian ayat diturunkan di [[Mina]]
| surah_ke = 5
| nomor_juz = [[Juz 6]] (ayat 1-82) {{br}} [[Juz 7]] (ayat 83-120)
| waktu_pewahyuan =
| jumlah_ruku =16
| jumlah_ayat = 120 ayat
| jumlah_kata =
| jumlah_huruf =
| ayat_sajdah =
|name-ar=المآئدة|Classification=[[Madaniyah]]|prev_sura=[[an-Nisa']]|next_sura=[[al-An'am]]|hizb=11-13}}
| Harf-e-Mukatta'at =
}}
 
'''Surah Al-Ma'idah''' ({{lang-ar|سورة المائدة|translit=sūrah al-mā’idah|lit=jamuan hidangan}}) adalah [[surah]] ke-5 dalam [[Al-Qur'an]]. Surah ini terdiri dari 120 ayat dan termasuk golongan surah [[Madaniyah]]. Sekalipun ada ayat-ayatnya yang turun di [[Mekkah]], tetapi ayat ini diturunkan sesudah Nabi [[Muhammad]] [[hijrah]] ke [[Madinah]], yakni sewaktu peristiwa [[Haji Wada']]. Surah ini dinamakan ''Al-Ma'idah'' (hidangan) karena memuat kisah para pengikut setia nabi Isa meminta kepada nabi Isa agar [[Allah]] menurunkan untuk mereka ''Al-Ma'idah'' (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Selain itu, Surah Al-Ma'idah juga disebut ''Al-Uqud'' (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, di mana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap Allah maupun perjanjian-perjanjian yang mereka buat terhadap sesamanya. Dinamakan juga ''Al-Munqidz'' (yang menyelamatkan), sebab pada bagian akhir surah ini memuat kesaksian [[Nabi Isa|Isa Al-Masih]] terhadap kaum pengikutnya.
 
Surah ini dinamakan ''Al-Ma'idah'' (hidangan) karena memuat kisah para pengikut setia nabi Isa meminta kepada nabi Isa agar [[Allah]] menurunkan untuk mereka ''Al-Ma'idah'' (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Selain itu, Surah Al-Ma'idah juga disebut ''Al-Uqud'' (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, yang memuat Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap Allah maupun perjanjian-perjanjian yang mereka buat terhadap sesamanya. Dinamakan juga ''Al-Munqidz'' (yang menyelamatkan), sebab pada bagian akhir surah ini memuat kesaksian [[Nabi Isa|Isa Al-Masih]] terhadap kaum pengikutnya.
 
== Isi ==
'''Ringkasan pokok-pokok surat'''
{{col|2}}
; Janji prasetia kepada Allah dan penyempurnaan agama Islam (1–5)
; [[Wudu]], [[mandi wajib]], dan tayamum (6–7)
; Kewajiban berlaku jujur dan adil (8–11)
; Pengingkaran janji prasetia oleh orang [[Yahudi]] dan [[Nasrani]] (12–19)
; Keengganan bangsa Yahudi menaati perintah [[Musa]] memasuki Palestina dan akibatnya (20–26)
; Kisah [[Qabil dan Habil|Pembunuhan Pertama]] dan besarnya malapetaka akibat pembunuhan (27–32)
; Hukum terhadap perusuh dan pengacau keamanan (33–40)
; Pengingkaran orang-orang Yahudi terhadap [[Hukum Taurat]] dan keharusan memutuskan perkara menurut hukum yang diturunkan Allah (41–50)
; Dilarang berteman akrab dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani dan akibat melanggarnya (51–63)
; Kutukan Allah kepada orang Yahudi (64–66)
; Kewajiban [[Muhammad]] dalam menyampaikan agama (67–71)
; Pernyataan Allah terkait [[kafir]]nya setiap orang yang menganggap [[Isa]] itu Tuhan (72–77)
; Sebab-sebab kutukan Allah terhadap orang Yahudi (78–81)
; Orang-orang Yahudi dan Nasrani serta hubungan mereka terhadap orang-orang mukmin (82–86)
; Peringatan kepada kaum muslimin terhadap adat istiadat [[Arab pra-Islam|jahiliah]] yang terlarang
* Larangan mengharamkan makanan yang halal (87–88)
* Sumpah dan kafaratnya (89)
* Larangan meminum ''[[Alkohol dalam Islam|khamar]]'', [[judi]], berkorban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah (90–93)
* Menghormati [[Ka'bah]] sebagai sokoguru kehidupan manusia (94–100)
* Larangan bertanya tentang hal yang menyebabkan kemudaratan (101–105)
; Anjuran berwasiat dengan persaksian (106–108)
; Salah satu peristiwa di hari kiamat (109)
; Beberapa kisah tentang Isa (110–120){{EndDiv}}
 
== Ayat-ayat penting ==
'''Janji Prasetya Kepada Allah Dan Penyempurnaan Agama Allah (1-5)'''
 
=== 1–3 Hukum makanan halal/haram, bulan haram, dan Tanah Haram ===
'''AYAT 1 :
Hewan-hewan yang [[Halal|dihalalkan]] dan [[Haram|diharamkan]] dalam Islam dibahas dalam ayat 1 hingga 3 Surah Al-Ma’idah. Hewan-hewan yang dihalalkan adalah seluruh hewan ternak, kecuali yang disebutkan dalam ayat ketiga surah tersebut. Hewan yang haram dalam ayat 3 surah tersebut terdiri atas [[bangkai]], [[darah]], [[daging babi]], hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, hewan yang tercekik, terpukul, terjatuh, ditanduk, atau diterkam hewan buas kecuali yang sempat disembelih dengan menyebut nama Allah.<ref>{{Cite book|last=Jajuli|first=S.|date=2018|title=Ekonomi dalam Al-Qur'an|location=Yogyakarta|publisher=Deepublish|isbn=9786024536923|pages=94|url-status=live}}</ref>
 
Ayat ini juga membahas larangan melanggar kesucian bulan haram ([[Muharram]], [[Rajab]], [[Zulkaidah]], dan [[Zulhijah]]), mengganggu hewan-hewan ''hadyu'' (hewan-hewan yang [[Kurban|dikurbankan]] selama [[haji]]) dan ''qalaid'' (''hadyu'' yang diberi tanda), serta mengganggu jamaah haji. Akan tetapi, berburu dibolehkan setelah haji selesai (''[[tahallul]]'').<ref>{{Cite book|last=Hamka|year=2020|title=Tafsir Al-Azhar Jilid 2: Diperkaya dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf, Ilmu Kalam, Sastra, dan Psikologi|publisher=Prestasi|pages=588-589|author-link=Hamka|url-status=live}}</ref>
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
 
=== 3 Kesempurnaan agama Islam ===
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَوْفُوْا بِا لْعُقُوْدِ ۗ اُحِلَّتْ لَـكُمْ بَهِيْمَةُ الْاَ نْعَا مِ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى الصَّيْدِ وَاَ نْـتُمْ حُرُمٌ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيْدُ
Ayat ini memuat kalimat sebagai berikut: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu."{{cite quran|5|3}} Ayat ini diturunkan di Arafah berdasarkan hadis ''shahih'' berikut:
{{quote|Diriwayatkan dari '[[Umar bin Khattab]]: Seorang Yahudi telah berkata, "Wahai pemimpin orang beriman! Sungguh engkau membaca suatu ayat yang andaikata diturunkan kepada kami pasti kami jadikan hari tersebut sebagai hari raya." Umar bertanya, "Ayat yang mana?" Orang Yahudi menjawab, "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu (5:3)." 'Umar menjawab,"Sungguh aku tahu di mana ayat ini turun, yaitu pada hari Jumat saat Nabi {{saw}} wukuf di Arafah."|Hadis riwayat [[Imam Bukhari|Bukhari]]}}
 
=== 27–31 Qabil dan Habil ===
"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki."
{{Main|Qabil dan Habil}}
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 1)
Kisah ini muncul dalam ayat 27–31:<ref>{{cite web|author=Abel|title=Abel - Ontology of Quranic Concepts from the Quranic Arabic Corpus|url=http://corpus.quran.com/concept.jsp?id=abel|publisher=Corpus.quran.com|access-date=2015-12-17}}</ref>
[[Berkas:Cain_and_abel_islamic_manuscript.jpg|jmpl|Gambar penguburan Habil oleh Qabil dalam manuskrip teriluminasi dari [[Qisas al-Anbiya']]]]
{{quote|Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, "Sungguh, aku pasti membunuhmu!" Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa. Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam. Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zalim."|{{cite quran|5|27-31|style=inline}}|title=|source=}}
 
=== 33 Hirabah ===
* Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com'''
Ayat 33 membahas ayat ''[[Hirabah]]'',<ref>{{Cite encyclopedia|author=El Fadl, Khaled Abou|year=2006|title=Rebellion|volume=4|encyclopedia=Encyclopaedia of the Qurʾān|editor=Jane Dammen McAuliffe|publisher=Brill|page=364|quote=Q 5:33 [...] The verse (known as āyat al-hirāba)}}</ref> yang menjelaskan hukuman kepada "setiap orang yang menyatakan perang melawan Allah dan Rasul-Nya serta berbuat kerusakan di muka Bumi":<ref name="jav">[[Javed Ahmad Ghamidi]], [[Mizan]], ''[http://www.renaissance.com.pk/septfeart2y2.html The Penal Law of Islam]'', [[Al-Mawrid]] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070127184245/http://www.renaissance.com.pk/septfeart2y2.html|date=2007-01-27}}</ref> Bentuk nomina verbalnya (''ḥirabah'') digunakan dalam kitab fikih klasik dan kontemporer, tetapi kata ''ḥirabah'' atau akar katanya, ''ḥaraba'' tidak ada dalam Al-Qur'an.<ref name="Amin-133">{{cite book|last1=Amin|first1=ElSayed|date=2014|url=https://books.google.com/books?id=CTUrBgAAQBAJ&q=Hirabah&pg=PA133|title=Reclaiming Jihad: A Qur'anic Critique of Terrorism|publisher=Kube Publishing|isbn=9780860375982|page=133|quote=Neither the word hirabah nor the [[triliteral root]] verb haraba occurs in the Quran, although the verbal noun form (i.e. hirabah) is frequently used in classical and modern books of Islamic jurisprudence.|access-date=9 November 2015}}</ref> (''Yuḥāribūna'' adalah bentuk yang dipakai dalam ayat 33-4.)
 
Menurut sumber Islam awal, ayat tersebut diturunkan setelah sejumlah penduduk Urainah pura-pura masuk Islam untuk mencuri harta milik umat Muslim dan membunuh seorang penggembala muda yang diutus untuk mengajari mereka tentang iman. Mengingat bahasa ayat yang luas dan kuat, bagaimanapun, berbagai perwakilan negara mulai dari Bani Umayyah telah menegaskan bahwa itu berlaku untuk pemberontak pada umumnya.<ref>{{Cite encyclopedia|author=El Fadl, Khaled Abou|year=2006|title=Rebellion|volume=4|encyclopedia=Encyclopaedia of the Qurʾān|editor=Jane Dammen McAuliffe|publisher=Brill|page=364}}</ref>
* Janji kepada Allah dan penyempurnaan agama Allah (1-5).
 
Akar kata triliteralnya, ''ḥ-r-b,'' bermakna "merampas kekayaan atau harta benda seseorang," serta "memerangi" atau "melakukan perbuatan dosa". [[Quran|Al-Quran]] "memaknainya sebagai kedua-duanya" pada ayat [[Surah Al-Baqarah|2]]:279 dan 5:33-34.<ref name="Amin-132">{{cite book|last1=Amin|first1=ElSayed|date=2014|url=https://books.google.com/books?id=CTUrBgAAQBAJ&q=Hirabah&pg=PA133|title=Reclaiming Jihad: A Qur'anic Critique of Terrorism|publisher=Kube Publishing|isbn=9780860375982|pages=132–3|access-date=9 November 2015}}</ref>
'''Wudhu, Mandi dan Tayamun (6-7)'''
 
=== 51 Jangan menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin/teman setia ===
* Wudhu, mandi dan tayamun (6-7).
{{Utama|Kasus surah Al-Ma’idah 51}}Sejumlah Muslim garis keras menggunakan ayat ini untuk memutus persaudaraan terhadap kelompok nonmuslim{{Citation needed|date=June 2020}} serta melarang nonmuslim untuk menjadi pemimpin di negara Muslim.<ref>{{cite news|author=McBeth, John|date=8 November 2016|title=Blasphemy probe rocks Indonesia's secular foundations|url=http://www.thenational.ae/world/southeast-asia/blasphemy-probe-rocks-indonesias-secular-foundations#full|work=The National|archive-url=https://web.archive.org/web/20170510131341/http://www.thenational.ae/world/southeast-asia/blasphemy-probe-rocks-indonesias-secular-foundations|archive-date=10 May 2017|access-date=18 November 2016|url-status=dead}}</ref> Akan tetapi, sejumlah ulama seperti [[Muhammad Shafi Deobandi]] hanya melarang "persahabatan yang sangat akrab" yang dapat merusak "ciri khas Islam", sementara semua hubungan lainnya diperbolehkan.<ref>{{Cite book|last=Shafi|first=Muhammad|url=http://www.islamicstudies.info/quran/maarif/maarif.php?sura=5&verse=51|title=Ma'ariful Qur'an|pages=187|quote=Muslims can deal with non-Muslims in the spirit of tolerance, sympathy, goodwill, equity, justice, favour and kindness, almost every-thing within that line of conduct. In fact, they should do that for they have been taught to do that. But, what is not permitted is the kind of fast friendship and indiscriminating intimacy which may garble the distinctive hallmarks of Islam. This is the issue known as the ''<nowiki>'</nowiki>Tark al-Muwālāt<nowiki>'</nowiki>'' to refrain from deep (friendship) in Islamic terminology.|author-link=Muhammad Shafi Deobandi}}</ref> [[Javed Ahmad Ghamidi|Ghamidi]] dalam tafsir ''[[Itmam al-Hujjah]]'', membatasi target hanya kepada Yahudi dan Nasrani pada masa kenabian Muhammad.<ref>{{Cite book|last=Ghamidi|first=Javed Ahmed|url=https://www.javedahmedghamidi.org/#!/quran?chapter=5&paragraph=26&type=Ghamidi|title=Al-Bayan|author-link=Javed Ahmad Ghamidi}}</ref> Lainnya beranggapan bahwa ayat ini merujuk kepada nonmuslim yang berperang dengan Muslim.<ref>{{Cite web|date=2017-01-23|title=Surah 5:51, 3:28, 4:144 Explained|url=https://discover-the-truth.com/2017/01/23/surah-551-328-4144-explained/|website=Discover The Truth|access-date=2020-06-05}}</ref> Ayat 51 terlestarikan pada lapisan bawah [[manuskrip Sana'a]].<ref name="bible-quran.com">Behnam Sadeghi & Mohsen Goudarzi, "[https://bible-quran.com/wp-content/uploads/2013/01/Sadeghi-Goudarzi-sana-Origins-of-the-Quran.pdf Sana'a and the Origins of the Qu'ran]", ''Der Islam'', '''87''' (2012), 37.</ref>
 
Terkait dengan penerjemahan ''auliya''', terdapat dua versi terjemahan yang ada, yakni terjemahan lama tahun 1967 (sampai sekarang masih dicetak oleh [[Kompleks Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd]]), serta terjemahan baru [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Departemen Agama Republik Indonesia]] tahun 2002. Keduanya memiliki makna yang berbeda, dengan rincian sebagai berikut:<ref>{{Cite web|date=2016-10-10|title=Terjemahan Surat Al Maidah 51 Menurut Tafsir Jalalain dan Departemen Agama|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/16/10/24/oet4q1-terjemahan-surat-al-maidah-51-menurut-tafsir-jalalain-dan-departemen-agama|website=Republika Online|language=id|access-date=2023-02-06}}</ref>
'''Kewajiban Berlaku Adil dan Jujur (8-11).'''
 
'''Terjemahan 2002'''<ref name=":0">{{Cite web|title=Benarkah Beredar Al-Quran Palsu, Arti Surat Al-Maidah 51 Diubah?|url=https://medan.tribunnews.com/2016/10/24/benarkah-beredar-al-quran-palsu-arti-surat-al-maidah-51-diubah|website=Tribun-medan.com|language=id-ID|access-date=2023-02-06}}</ref>
* Kewajiban berlaku adil dan jujur (8-11).
{{quote|Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai '''teman setia(mu)'''; mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang zalim.|{{cite quran|5|51|style=inline}}|title=|source=}}
'''Terjemahan 1967'''
{{quote|Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi '''pemimpin-pemimpin (mu)'''; sebagian mereka adalah pemimpin yang bagi sebagian mereka yang lan. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.|{{cite quran|5|51|style=inline}}|title=|source=}}
Penerjemahan kata ''auliya''<nowiki/>' sebagai pemimpin pernah disorot oleh [[Basuki Tjahaja Purnama]] (Ahok), pada tahun 2016 saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ahok menyatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak boleh dibohongi oleh orang yang memakai [[surah Al-Ma'idah]] ayat 51 untuk tidak memilih non-Muslim sebagai pemimpin.<ref>{{cite news|author=[[Mark Durie|Durie, Mark]]|date=November 2016|title=Violent Protests in Indonesia Blow an Ill Will for Religious Tolerance|url=http://www.newenglishreview.org/custpage.cfm/frm/184618/sec_id/184618|dead-url=yes|work=New English Review|archive-url=https://web.archive.org/web/20191016213926/https://www.newenglishreview.org/custpage.cfm/frm/184618/sec_id/184618|archive-date=2019-10-16|accessdate=18 November 2016}}</ref><ref>{{cite news|author=McBeth, John|date=8 November 2016|title=Blasphemy probe rocks Indonesia’s secular foundations|url=http://www.thenational.ae/world/southeast-asia/blasphemy-probe-rocks-indonesias-secular-foundations#full|work=The National|accessdate=18 November 2016}}</ref> Pernyataan kontroversial tersebut menjadi sebab terjadinya protes massa besar-besaran pada [[Aksi 4 November|4 November]] dan [[Aksi 2 Desember|2 Desember]] 2016 untuk menuntut penahanannya atas tuduhan [[Penistaan agama|menista]] dan menghujat [[al-Qur'an]].<ref>https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170607190758-20-220158/penjara-ahok-dan-aliran-sampai-jauh-pemburu-penista-agama</ref>
 
Perbedaan terjemahan ini juga pernah memantik [[berita bohong]] yang tersebar di banyak grup [[WhatsApp]] pada tahun 2016, karena terjemahan Al-Qur'an versi baru ini dianggap sebagai "Al-Qur'an palsu" atau "telah di-''edit''". Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) mengatakan bahwa edisi revisi 2002 tersebut sudah memiliki tanda tashih dari LPMQ. [[Menteri Agama Indonesia]] saat itu, [[Lukman Hakim Saifuddin]], juga mengatakan bahwa Kemenag tidak pernah "menyunting" Al-Qur'an, seraya mengatakan melalui akun [[Twitter]], "Tak benar kabar y(an)g nyatakan telah terjadi pengeditan terjemahan Al-Quran, apalagi atas instruksi Kemenag."<ref name=":0" />
'''Pengingkaran Janji Prasetia oleh Orang-Orang Yahudi dan Nasrani (12-19).'''
 
=== 54–55 Orang yang dicinta, Wali Allah ===
* Pengingkaran janji prasetia oleh orang-orang Yhudi dan Nasrani (12-19).
Ayat 54 juga berkaitan dengan apa yang dimaksud "sosok yang dicinta"; sejumlah hadis menyebutkan [[Abu Musa Al-Asy'ari|Abu Musa al-Asy'ari]].<ref>{{Cite web |url=http://www.sunnah.org/aqida/alashaira7.htm |title=Ahadith In Praise Of The Ash`Aris |access-date=2023-02-06 |archive-date=2013-03-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130306014556/http://www.sunnah.org/aqida/alashaira7.htm |dead-url=yes }}</ref>{{cite quran|5|54}} Ayat 54 ini terlestarikan pada lapisan bawah Manuskrip Sanaa.<ref name="bible-quran.com"/>
{{quote|Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.|{{cite quran|5|54|style=inline}}|title=|source=}}
 
==== Menurut Syiah ====
'''Keengganan Bangsa Yahudi Menaati Perintah Nabi Musa Memasuki Palestina Dan Akibatnya (20-26)'''
Menurut tafsir [[Syiah]], Allah menggunakan bentuk tunggal ''waliyyukum'' yang menyiratkan ''wilayah'' (wali orang beriman) atau "wali Allah". Dengan demikian, kata ''wali'' dalam konteks ayat ini tidak bisa berarti "teman setia" karena tidak ada satu ayat pun dalam Al-Qur'an yang menyatakan Rasul Allah adalah "teman setia" atau "penolong". Andaikan ayat tersebut mengimplikasikan ''wilayah'' dalam arti "teman setia" atau "penolong", maka bentuk tunggal ''waliyyukum'' tidak akan digunakan tetapi bentuk jamak ''auliya'ukum'' akan tepat karena "kesetiaan" Allah itu khas.{{Citation needed|date=June 2014}}
 
[[Tahir ul Qadri]] menulis terkait hadis ini:<ref>The Ghadir Declaration, By Dr. Tahir al-Qadiri, Page 48 & 49 [http://www.answering-ansar.org/fiqh/kalima_adhan/the_ghadir_p48-49.jpg] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061020080905/http://www.answering-ansar.org/fiqh/kalima_adhan/the_ghadir_p48-49.jpg|date=2006-10-20}} [http://www.azadarnews.com/Islamic-Articles/81.html]</ref>
* Keengganan bangsa Yahudi menaati perintah Nabi Musa memasuki Palestina dan akibatnya (20-26)
{{Quote|Ketika seorang peminta-minta datang kepada [[Ali bin Abi Thalib]] yang pada waktu itu sedang [[salat sunnah]], beliau tinggalkan cincinnya dan diserahkannya kepada si peminta-minta. Maka turunlah ayat ini (Al-Maidah ayat 55) yang mengemukakan beberapa ciri pemimpin yang wajib ditaati.|Hadis riwayat [[Ath-Thabrani]] dalam [[Kitab Al-Ausath]] dari jalur perawi tidak dikenal yang bersumber dari [[Ammar bin Yasir]]}}
[[Sunni]] memandang berbeda-beda terkait hadis ini, sedangkan [[Syiah]] menganggap hadis ini ''shahih''.{{Butuh rujukan}}
 
=== Ayat 72–73 ===
'''Kisah Pembunuhan Pertama dan Besarnya Malapetaka Akibat Pembunuhan (27-32).'''
{{Main|Pandangan Islam tentang Tritunggal}}
Pada ''The Quran: An Encyclopedia'' tertulis, "Al-Qur'an memandang orang-orang Nasrani adalah pelaku [[syirik]], karena menyembah Isa, Maryam, dan orang-orang saleh serta menyekutukan dan merendahkan Allah. Juga dianggap kafir bagi siapa saja yang meyakini [[Tritunggal|Allah salah satu dari yang tiga]], karena Isa sama sekali tidak pernah mengajarkan konsep ketuhanan seperti itu."<ref name="IslamEncyclopedia">{{cite book|date=2006|url=https://ahmadladhani.files.wordpress.com/2009/10/21470616-the-qur-an-an-encyclopedia.pdf|title=The Qur'an: an Encyclopedia|work=[[Routledge]]|isbn=0-415-32639-7|editor=Leaman, Oliver|pages=144–145|access-date=22 November 2014}}</ref>
 
{{Quote|Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah itulah Al-Masih putra Maryam." padahal Al-Masih (sendiri) berkata, "Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu. Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.|{{cite quran|5|72-73}}}}
* Kisah pembunuhan pertama dan besarnya malapetaka akibat pembunuhan (27-32).
 
=== Ayat 90 ===
'''Hukuman Terhadap Perusuh dan Pengacau Keamanan (33-40)'''
Ayat ini memuat haramnya [[Perjudian|berjudi]], ''[[Alkohol dalam Islam|khamr]]'', berkorban atas nama selain Allah, dan mengundi nasib dengan anak panah.
 
·       Hukuman terhadap perusuh dan pengacau keamanan (33-40).
 
'''Pengingkaran Orang-Orang Yahudi Terhadap Hukum-Hukum Taurat dan Memutuskan Perkara Menurut Hukum yang Diturunkan Allah (41-50)'''
 
·       Pengingkaran orang-orang Yahudi terhadap hukum-hukum Taurat dan memutuskan perkara menurut hukum yang diturunkan Allah (41-50).
 
'''Dilarang Berteman Akrab Dengan Orang-Orang Yahudi dan Nasrani dan Akibat Pelanggaranya (51-63).'''
 
·       Dilarang berteman akrab dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani dan akibat pelanggaranya (51-63).
 
'''Kutukan Allah Terhadap Orang-Orang Yahudi (64-66).'''
 
·       Kutukan Allah terhadap orang-orang Yahudi (64-66).
 
'''Kewajiban Rasullullah Menyampaikan Agama (67-71)'''
 
·       Kewajiban Rasullullah menyampaikan agama (67-71).
 
'''Pernyataan Allah Tentang Kekafiran Orang Yang Meyakini Isa Sebagai Sesembahan (72-77).'''
 
·       Pernyataan Allah tentang kekafiran orang yang meyakini Isa sebagai sesembahan (72-77).
 
'''Sebab-Sebab Kutukan Allah Terhadap Orang-Orang Yahudi (78-81).'''
 
·       Sebab-sebab kutukan Allah terhadap orang-orang Yahudi (78-81).
 
'''Orang Yahudi Dan Orang Nasrani Serta Hubunganya Dengan Orang-Orang Mukmin (82).'''
 
·       Orang Yahudi dan orang Nasrani serta hubunganya dengan orang-orang mukmin (82).
 
 
Sayangnya, ayat 51 surat Al-Ma'idah sering digunakan kaum penjual agama untuk mengampanyekan ketidaksukaan kepada lawan politik yang beragama non Islam. Hal tersebut sangatlah disayangkan karena justru mengurangi kesakralan Al-Qur'an itu srndiri, bahkan hal tersebut adalah penistaan sesungguhnya terhadap Al-Qur'an.
 
== Referensi ==
Baris 100 ⟶ 110:
 
{{Sura|5|[[Surah An-Nisa']]|[[Surah Al-An'am]]}}
 
{{Qur'an}}
{{authority control}}
 
[[Kategori:Madaniyah|M]]
[[Kategori:Surah|Maidah]]
[[Kategori:Isa]]
[[Kategori:Surah Al-Ma'idah| ]]
[[Kategori:Kain dan Habel]]