Iskandar Alisjahbana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Jtannady (bicara | kontrib)
k Ganti link
 
(76 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{rapikan}}
[[Berkas:Iskandar_Alisjahbana.jpg|right|200px|thumbname = {{nowrap|Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana]]}}
|image = Prof Dr Ing Iskandar Alisjahbana.jpg
|caption = Rektor ITB 1976-1978
|office = Rektor Institut Teknologi Bandung
|order = ke-6
|term_start = 7 Desember 1976
|term_end = 14 Februari 1978
|predecessor = {{nowrap|Prof. Dr. [[Doddy A. Tisna Amidjaja]]}}
|successor = Rektorium:<br />Dr. [[Soedjana Sapi'ie]]<br />Prof. Dr. [[Moedomo]]<br />{{nowrap|Prof. Ir. [[Wiranto Arismunandar]], MSME}}<br />Ir. [[Djuanda Suraatmadja]]
|birth_name = Iskandar Alisjahbana
|birth_date = {{Birth date|1931|10|20}}
|birth_place = [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|2008|12|16|1931|10|20}}
|death_place = [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|alma_mater = Sarjana Muda - [[ITB|FT UI Bandung]]<ref name="peri"/><br />
Dipl. Ing./[[S2]] - [[:en:Technical University Munich|TH Muenchen]]<br />
[[Dr.]] Ing. - [[:en:Technische Universität Darmstadt|TH Darmstadt]]
|relatives = [[Armida Alisjahbana]] (menantu)
}}
 
'''Iskanda[[Profesor|Prof.]] [[w:de:Doktoringenieur|Dr.-Ing.]] Iskandar AlisjabanaAlisjahbana''', ({{lahirmati|[[JakartaBatavia]]|20|10|1931|[[Kota Bandung|Bandung]]|16|12|2008}}), meraihadalah gelarguru Sarjanabesar MudaTeknik dariElektro [[Institut Teknologi Bandung]] pada([[ITB]]), 1954Rektor dan[[ITB]] gelar([[7 DoktorDesember]] pada[[1976]] 1960- dari[[14 SekolahFebruari]] Tinggi[[1978]]), Teknikpakar Damstadtelektronik, didan JermanBapak [[Satelit Palapa|sistem komunikasi satelit domestik palapa]].
 
== Riwayat hidup ==
Bapak sistem komunikasi satelit domestik palapa<ref>http://www.tempointeraktif.com/hg/profil/2008/12/17/brk,20081217-151438,id.html</ref> itu pernah menjadi rektor dan memimpin [[Institut Teknologi Bandung]] pada 1977-1978, jabatan yang dicabut darinya karena aksi demonstrasi mahasiswa pada masa itu. Ketika itu beliau "berdiri" di belakang mahasiswa melancarkan protes terhadap pemerintah saat itu yang kemudian karena pilihan beliau itu, jabatan Rektor ITB, sebuah jabatan sangat prestisius, harus rela beliau serahkan. Sungguh sosok yang patut diteladani.<ref>http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/18/Opini/krn.20081218.151290.id.html</ref>
 
Putra sulung [[Sutan Takdir Alisjahbana|Prof. Dr. Mr. Sutan Takdir Alisjahbana]] yang dikenal egaliter dan berintegritas tinggi ini telah kehilangan ibu (Raden Ajeng Rohani Daha) ketika berusia 4 tahun. Ayahnya, Sutan Takdir Alisjahbana, kemudian menikah lagi, dan total ia punya sembilan saudara. Seorang adiknya dari ibu yang sama, [[Sofyan Alisjahbana]], merupakan pimpinan dari Femina Group.<ref>[http://www.engineeringtown.com/teenagers/index.php/profil-insinyur/542-iskandar-alisjahbana.html engineeringtown]</ref>
Beliau adalah pakar elektronik penggagas tele blackboard sebuah teknologi yang bisa merekam tulisan tangan di atas papan elektronik, yang bisa dikirim ke lokasi yang jauh menggunakan gelombang radio atau televisi, sebuah teknologi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan dan telekomunikasi.
 
Iskandar Alisjahbana meraih gelar Sarjana Muda Teknik Elektro [[ITB|FT UI Bandung]]<ref name="peri">Periode 1950-1959 sebelum ITB diresmikan, kampus Jl. Ganesha Bandung merupakan lokasi Fakultas Teknik dan FIPIA (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam) Universitas Indonesia. Tanggal 2 Maret 1959 kedua fakultas tersebut beserta seluruh sumber dayanya baik berupa prasarana fisik, staf pengajar, staf administrasi, dan mahasiswanya dipisahkan dari [[Universitas Indonesia]] dan diresmikan sebagai Institut Teknologi di Kota Bandung. Beberapa tahun kemudian [[Universitas Indonesia]] mendirikan Fakultas Teknik dan FIPIA yang baru (1960-1963) di Jakarta.</ref> pada tahun 1954, gelar Dipl. Ing dari [[Universitas Teknik München|Sekolah Tinggi Teknik Muenchen]] Jerman Barat pada tahun 1956 dan gelar Doktor pada 1960 dari [[Universitas Teknik Darmstadt|Sekolah Tinggi Teknik Darmstadt]] Jerman Barat. Semasa di Jerman, Prof Iskandar sempat bekerja di Laboratorium Pusat Siemens & Halske, Muenchen, Jerman Barat (1956-1960).
Mantan Rektor Institut Teknologi Bandung, Prof. Dr-Ing. Iskandar Alisjahbana meninggal dunia pada Selasa malam, 16 Desember 2008 di Bandung dalam usia 77 tahun. Putra sulung Prof Dr Mr Sutan Takdir Alisjahbana itu meninggal dunia di Rumah Sakit Boromeus pada pukul 23:08.
 
Pada tahun 1961-1963 Iskandar menjabat sebagai Sekretaris Departemen Teknik Elektro ITB.<ref name="sak">Sakri, A. (1979:45).</ref> Selanjutnya pada tahun 1966-1968 ia menjabat sebagai Ketua Departemen Teknik Elektro ITB<ref name="sak"/> dan kemudian menjabat Dekan Fakultas Teknologi Industri ITB (1972-1974) dan Wakil Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (1974- 1976).
Prof Iskandar dimakamkan pada hari Rabu 17 Desember 2008 di samping makam ayahnya Prof Sutan Takdir Alisjahbana di Tugu, Jawa Barat. Prof Iskandar meninggalkan seorang istri, Prof Anna Alisjahbana, tiga orang putra, dan enam orang cucu.
 
Bapak [[Satelit Palapa|sistem komunikasi satelit domestik palapa]]<ref>{{Cite web |url=http://www.tempointeraktif.com/hg/profil/2008/12/17/brk,20081217-151438,id.html |title=Salinan arsip |access-date=2008-12-18 |archive-date=2008-12-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20081219000917/http://www.tempointeraktif.com/hg/profil/2008/12/17/brk,20081217-151438,id.html |dead-url=yes }}</ref><ref>http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2008/12/17/brk,20081217-151490,id.html{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> itu pernah menjadi rektor dan memimpin [[Institut Teknologi Bandung]] pada 1977-1978,<ref>{{Cite web |url=http://tokohindonesia.com/ensiklopedi/i/iskandar-alisjahbana/index.shtml |title=Salinan arsip |access-date=2008-12-18 |archive-date=2008-12-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20081222234429/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/i/iskandar-alisjahbana/index.shtml |dead-url=yes }}</ref> jabatan yang dicabut darinya karena aksi demonstrasi mahasiswa pada masa itu. Ketika itu dia "berdiri" di belakang mahasiswa melancarkan protes terhadap pemerintah saat. Akibatnya dia harus menyerahkan jabatan Rektor ITB.<ref>{{Cite web |url=http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/18/Opini/krn.20081218.151290.id.html |title=Salinan arsip |access-date=2008-12-18 |archive-date=2009-11-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20091102051639/http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/18/Opini/krn.20081218.151290.id.html |dead-url=yes }}</ref>
==Kesan-Kesan dari Anak Didik==
 
Masa jabatan sebagai Rektor ITB diembannya dalam periode 7 Desember 1976 - 14 Februari 1978 menggantikan [[Doddy A. Tisna Amidjaja|Prof. Dr. Doddy A. Tisna Amidjaja]] yang menjabat rektor sejak periode 1969 - 7 Desember 1976.<ref name="sak"/><ref>''"Selesai pelantikan rektor ITB yang baru, '''7 Desember''' kemarin ... puji Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana yang baru beberapa hari saja jadi rektor ITB yang baru."'' dikutip dari Majalah Tempo edisi 25 Desember 1976 [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1976/12/25/PDK/mbm.19761225.PDK70738.id.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304193145/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1976/12/25/PDK/mbm.19761225.PDK70738.id.html|date=2016-03-04}}</ref> Dengan demikian, maka nama Iskandar Alisjahbana tercatat dalam lintasan sejarah kepemimpinan [[ITB]] sebagai '''rektor keenam''' [[ITB]] atau [[Daftar Rektor Institut Teknologi Bandung|'''rektor ke dua puluh dua''']] Kampus Ganesha sejak [[TH Bandung]] didirikan.<ref>{{Cite web |url=http://rektorkita.itb.ac.id/sejarah |title=Sejarah Rektor TH Bandung - ITB |access-date=2012-05-19 |archive-date=2017-07-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170713195932/http://rektorkita.itb.ac.id/sejarah |dead-url=yes }}</ref>
Kesan saya yang tidak terlupakan kepada Profesor Iskandar adalah saat saya diwisuda pada tahun 1974. Sebagai dekan Departemen Elektroteknik, beliau berdiri bersama rektor ITB, Prof Dr. Dodi Tisna Amidjaya, menyalami seluruh wisudawan dari lulusan elektroteknik. Beliau menjabat tangan para wisudawan dengan erat sambil bertanya "Mau kerja dimana? Mau gaji berapa?"
Iskandar Alisyahbana dibebastugaskan dari jabatannya sebagai Rektor ITB oleh Menteri P & K hari Selasa, 14 Februari 1978. Untuk itu Iskandar telah menyerahterimakan jabatannya kepada suatu Rektorium yang diketuai Dr. [[Soedjana Sapi'ie]] pada hari Kamis, 16 Februari 1978.<ref name="sak"/><ref>{{Cite web |url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1978/02/25/NAS/mbm.19780225.NAS71123.id.html |title=dikutip dari Majalah Tempo edisi 25 Pebruari 1978 |access-date=2012-05-19 |archive-date=2016-03-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304130720/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1978/02/25/NAS/mbm.19780225.NAS71123.id.html |dead-url=yes }}</ref>
 
Dia adalah pakar elektronik penggagas tele blackboard sebuah teknologi yang bisa merekam tulisan tangan di atas papan elektronik, yang bisa dikirim ke lokasi yang jauh menggunakan gelombang radio atau televisi, sebuah teknologi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan dan telekomunikasi.
Memang pada era awal tahun 70 an beliau adalah salah seorang penggagas enterpreneurship yang sangat aktif. Pada setiap kesempatan bertemu baik ceramah, tatap muka maupun kuliah beliau selalu memompakan semangat enterpeneurship kepada para mahasiswanya. Beliau selalu tampil dengan ide-ide serta pemikirannya yang baru, tidak ingin terikat dengan pola pikir yang umum dianut oleh orang-orang di sekitar beliau. Beliau tidak konservatif dan selalu terbuka untuk menerima hal-hal yang baru. Beliau seolah-olah terkesan revolusioner dan dekat dengan generasi muda.
 
Mantan Rektor [[Institut Teknologi Bandung]], Prof. Dr-Ing. Iskandar Alisjahbana meninggal dunia pada Selasa malam, 16 Desember 2008 di Bandung dalam usia 77 tahun. Putra sulung dari [[Sutan Takdir Alisjahbana|Prof. Dr. Mr. Sutan Takdir Alisjahbana]] dan ibu Raden Ajeng Rohani Daha itu meninggal dunia di Rumah Sakit Boromeus pada pukul 23:08.
Pada tahun-tahun sebelumnya lulusan ITB sebagian besar bekerja di pemerintah sebagai pegawai negri. Beliau mendorong para insinyur yang baru lulus untuk berwiraswasta, berfikir bebas, membuka usaha baru. Mungkin dengan latar belakang inilah beliau merasa tidak cocok untuk tetap menjadi rektor yang pada saat itu ditutup untuk me-"netralisir" kampus dari kegiatan politik.
 
Prof Iskandar dimakamkan pada hari Rabu 17 Desember 2008 di samping makam ayahnya di Tugu, Jawa Barat. Prof Iskandar meninggalkan seorang istri, Prof Anna Alisjahbana, tiga anak, Andi Alisjahbana, Rian Alisjahbana, dan Bachti Alisjahbana, serta enam orang cucu. Iskandar Alisjahbana adalah mertua dari [[Armida Alisjahbana]], [[Daftar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional|Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional]].
=== Onno W. Purbo ===
"Om Is", begitulah sebutan panggilan Iskandar Alisjahbana, oleh salah seorang anak didiknya, [[Onno W Purbo]]
 
{{cquote|<big>'''''Waarom hebben jullie mijn huis beschoten?'''''</big>}}
==Pranala Terkait ==
{{Quote box
|quote =Bandung belum beranjak siang di awal Januari 1978. Lelaki setengah baya berbadan tinggi, dengan langkah tergopoh-gopoh, masuk ke ruangan Panglima Kodam Siliwangi di Jalan Aceh di pusat Kota Bandung. Tamu tak diundang itu langsung berkacak pinggang di depan Panglima Siliwangi, ''"Waarom hebben jullie mijn huis beschoten?"'' - Mengapa kalian menembaki rumah saya?
 
Mayor Jenderal [[Himawan Soetanto]] kaget mendapat berondongan pertanyaan seperti itu. Apalagi pagi itu belum ada laporan dari stafnya perihal penembakan di rumah dinas Rektor ITB. Jenderal Himawan pun menjawab dengan ''Holland spreken'' pula, "Kalau ada yang menembaki rumah, itu bukan cara saya dan pasti bukan kerjaan anak buah saya."
* [http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/17/brk,20081217-151387,id.html Berita meninggalnya Iskandar Alisjahbana di Tempo Interaktif]
 
* [http://www.itb.ac.id/news/2283.xhtml Berita Obituari di Situs ITB]
Lelaki tinggi itu tak lain adalah Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana, Rektor ITB. Kala itu ia dan keluarganya nyaris terserempet pelor dari aksi penembak gelap yang memberondong rumah dinasnya. Tak puas mendapat jawaban itu, Prof. Iskandar kembali bertanya, ''"Wie dan?"'' (Lalu siapa?) Jenderal Himawan tetap menggelengkan kepala.
* [http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/18/Opini/krn.20081218.151290.id.html Keberanian Iskandar Alisjahbana untuk "Berdiri" di belakang perjuangan Mahasiswa tahun 1978 dari KORAN TEMPO]
 
* [http://www.tempointeraktif.com/hg/profil/2008/12/17/brk,20081217-151438,id.html Sang Peroboh Menara Gading Telah Berpulang di Tempo Interaktif]
Pertanyaan Prof. Is - panggilan akrab Iskandar Alisjahbana - sampai kini belum terjawab tuntas, padahal sudah 30 tahun berlalu setelah peristiwa pendudukan kampus ITB oleh tentara pada 20 Januari 1978. Pemerintah pun "menghadiahi" sikap ''gentleman'' Prof. Is dengan mencopot jabatannya sebagai Rektor ITB pada 14 Februari 1978. Alasannya, seperti disampaikan oleh Menteri Pendidikan [[Syarief Thayeb]], saat itu Prof Iskandar Alisjahbana dianggap tak mampu memulihkan kampus ITB yang dalam kacamata pemerintah telah menjadi "sarang pemberontak".
 
{{DEFAULTSORT:Alisjahbana, Iskandar}}
Pemerintah menilai Prof. Is terlalu membela [[Heri Akhmadi]], [[Rizal Ramli]], [[Al Hilal Hamdi]], [[Jusman Syafii Djamal]], Ramles Manapang, dan para pemimpin Dewan Mahasiswa (DM) Indonesia lainnya. Saat itu para pemimpin mahasiswa memang mengkritik keras kebijakan pemerintah Orde Baru. Bahkan, dalam satu butir Ikrar Mahasiswa yang dibacakan di depan 8.000 mahasiswa di lapangan basket ITB, pimpinan DM se-Indonesia menuntut dilangsungkannya Sidang Istimewa MPR meminta pertanggungjawaban Presiden [[Soeharto]].
[[Kategori:Pendidik Indonesia]]
 
Alih-alih membubarkan aksi "nekat" para mahasiswa itu, Prof. Is malah ikut berbaur di antara kerumunan demonstrasi mahasiswa. Bahkan rektor yang mempunyai hobi fotografi ini malah sibuk dengan tustelnya, jeprat-jepret mendokumentasikan aksi ''happening art'' para aktivis mahasiswa dalam acara yang disebut Gelora Kebangkitan 28 Oktober 1977.
 
Delapan tahun lalu, dalam diskusi peluncuran buku Menentang Tirani Aksi Mahasiswa 77-78 di Aula ITB Bandung, Prof. Is, yang membaca cerita soal penembakan di kediamannya, sempat menanyakan siapa sebenarnya pelaku yang menembaki rumahnya. Kala itu penulis yang masih terikat "janji" pun tak memberitahukan perihal siapa penembak gelap itu. Dalam buku Menentang Tirani, penulis menyebutkan bahwa pelaku penembakan rumah Rektor ITB adalah seorang perwira pertama Angkatan Darat yang memiliki kedekatan dengan Jenderal [[Benny Moerdani]], yang saat itu menjabat Asisten G-1 (Intel) Hankam. Selain menembak dengan senapan tua eks Perang Dunia II, sang kapten yang veteran pejuang ini dengan gamblang membeberkan operasi pendudukan Ganesha.
 
Operasi pendudukan kampus ITB atas perintah Kepala Staf Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kaskopkamtib) Laksamana [[Soedomo]]. Sebagai komandan pelaksana operasi adalah Benny Moerdani. Lantaran operasi intelijen, pelaksana berada di bawah komando Satgas Kopkamtib dan pelaksana lapangan oleh Asisten 1 (Intelijen) Kodam Siliwangi, Kolonel Samalo. Jalur inilah yang melampaui Himawan Soetanto, sebagai Pangdam. Pembeberan operasi ini dibuka dengan sebuah janji nama sang kapten tetap dirahasiakan. Namun, janji ini bisa dilanggar dan nama sang kapten bisa dibuka jika Benny Moerdani yang mantan atasannya sudah meninggal. Prof. Is, lewat anak menantunya, Mas Bambang Harymurti, dalam beberapa kali perjumpaan menanyakan kepada saya siapa penembak rumah Prof Is.
 
Waktu itu saya menjawab Benny Moerdani belum meninggal, sehingga saya belum bisa membuka identitas sang kapten tersebut. Kini Prof. Is telah berpulang dan Benny Moerdani pun sudah lama tiada. Lewat tulisan inilah penulis ingin menyampaikan jawaban yang sudah 30 tahun tak terbalaskan. Sang Kapten memang bukan perwira karier lulusan akademi militer. Dia, secara tak sengaja, penulis temui saat mewawancarai pelaku-pelaku sejarah Indonesia dalam rubrik wawancara di majalah Tempo. Dalam kesaksiannya, sang kapten menyebut tembakan ke rumah Prof Iskandar hanya untuk menakut-nakuti. Arah tembakan ke genting rumah sehingga tak berbahaya. Namun, tetap saja namanya tembakan senjata, si pemilik rumah sudah tentu dibuat berang jadinya.
 
Selain kepada penulis, Sang Kapten mengaku sudah menceritakan aksi operasi "koboinya" kepada mantan Pangdam Siliwangi Himawan Soetanto. Sebagai pengungkapan sejarah, seperti juga disampaikan oleh para pelaku, kini saatnya jati diri Sang Kapten dibuka. Sang Kapten, yang masih kerabat pejuang Pembela Tanah Air [[Supriyadi]], tak lain adalah Ki Oetomo Darmadi. Walaupun agak terlambat, pengungkapan ini semoga menjawab pertanyaan Prof Iskandar Alisjahbana (almarhum) yang lama tak terjawab. Selamat jalan, Prof Is, pendidik humanis yang keberaniannya banyak menginspirasi para mahasiswanya dan juga Indonesia.
|source = - dikutip dari "Mengenang Iskandar Alisjahbana" oleh Edy Budiyarso<ref>[http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Mengenang_Iskandar_Alisjahbana_oleh_Edy_Budiyarso Mengenang Iskandar Alisjahbana]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
|width = 90%
|align = center
}}
 
== Catatan ==
{{reflist|2}}
 
== Rujukan ==
 
* Sakri, A. (1979). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979''. Bandung: Penerbit ITB.
 
== Pranala luar ==
 
* [http://www.itb.ac.id/ Situs resmi ITB.]
* [http://www.itb.ac.id/about-itb/timeline Timeline TH Bandung - ITB.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120511153846/http://www.itb.ac.id/about-itb/timeline |date=2012-05-11 }}
* [http://rektorkita.itb.ac.id/sejarah Sejarah Rektor TH Bandung - ITB.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170713195932/http://rektorkita.itb.ac.id/sejarah |date=2017-07-13 }}
* [http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=10240654 Babad Tanah Ganesha.]
* [http://km.itb.ac.id/site/?p=102 Sejarah Keluarga Mahasiswa ITB.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120626200027/http://km.itb.ac.id/site/?p=102 |date=2012-06-26 }}
* [http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/17/brk,20081217-151387,id.html Berita meninggal di Tempo Interaktif] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081217085715/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/17/brk,20081217-151387,id.html |date=2008-12-17 }}
* [http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/18/01020753/teknopreneur.iskandar.alisjahbana.berpulang Berita obituari di KOMPAS 18 Desember 2008] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081218202118/http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/18/01020753/teknopreneur.iskandar.alisjahbana.berpulang |date=2008-12-18 }}
* [http://www.itb.ac.id/news/2283.xhtml Berita obituari di situs ITB]
* [http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/18/Opini/krn.20081218.151290.id.html Keberanian Iskandar Alisjahbana untuk "Berdiri" di belakang perjuangan Mahasiswa tahun 1978 dari KORAN TEMPO] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091102051639/http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/18/Opini/krn.20081218.151290.id.html |date=2009-11-02 }}
* [http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2008/12/17/brk,20081217-151490,id.html Mengenang Iskandar Alisjahbana, Teringat Satelit Palapa]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://tokohindonesia.com/ensiklopedi/i/iskandar-alisjahbana/index.shtml Profil di situs Tokoh Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081222234429/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/i/iskandar-alisjahbana/index.shtml |date=2008-12-22 }}
* [http://www.tempointeraktif.com/hg/profil/2008/12/17/brk,20081217-151438,id.html Sang Peroboh Menara Gading Telah Berpulang di Tempo Interaktif] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081219000917/http://www.tempointeraktif.com/hg/profil/2008/12/17/brk,20081217-151438,id.html |date=2008-12-19 }}
 
{{S-start}}
{{s-aca}}
{{kotak suksesi
|jabatan=[[Daftar Rektor Institut Teknologi Bandung|Rektor ke-6 Institut Teknologi Bandung]]
|tahun=1976–1978
|pendahulu=Prof. Dr. [[Doddy Achdiat Tisna Amidjaja]]
|pengganti={{nowrap|Ketua Rektorium: Dr. [[Soedjana Sapi'ie]]}}<br />
Anggota: Prof. Dr. [[Moedomo Soedigdomarto]]<br />
Prof. Ir. [[Wiranto Arismunandar]], MSME<br />
Ir. [[Djuanda Suraatmadja]]
}}
{{S-end}}
 
{{lifetime|1931|2008|Alisjahbana, Iskandar}}
 
{{Authority control}}
[[Kategori:Insinyur Indonesia]]
[[Kategori:Insinyur listrik Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Guru besar Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Rektor Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Alumni Universitas Teknik Darmstadt]]
[[Kategori:Alumni Universitas Teknik Munchen]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Alisjahbana]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]