Situs Ndalem Pojok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menyunting sumber |
gambar |
||
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Situs Ndalem
'''Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Kediri''' atau dikenal dengan Situs Bung Karno Kediri merupakan tempat bersejarah yang menjadi saksi perjalanan hidup [[Soekarno|Ir. Sukarno]], sejak sebelum lahir hingga menjadi [[Presiden Indonesia|Presiden RI]] yang pertama. Situs ini berupa lahan dengan rumah Jawa tua yang berlokasi di Dusun Krapyak, [[Pojok, Wates, Kediri|Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri]].
== Asal-usul ==
[[Berkas:Situs Ndalem Pojok.jpg|jmpl|320x320px|Foto ruang tamu Ndalem Pojok, Wates. Saksi tempat diskusinya Ir. Sukarno dengan para pejuang bangsa.]]
Kurang lebih 20
== Hubungan dengan Bung Karno ==
Buku ''Trilogi Spiritualitas Bung Karno: Candradimuka'' yang diberi pengantar oleh [[Guruh Soekarnoputra|Guruh Sukarno Putra]] menerangkan bahwa Situs Ndalem Pojok merupakan tempat pemprosesan jati diri dan tempat yang penuh kenangan bagi sosok Bung Karno. Sebelum dilahirkan, tanaman bunga kantil yang tumbuh di halaman Ndalem Pojok merupakan saksi bisu penanda cinta orang tua Bung Karno, yakni Raden [[Soekemi Sosrodihardjo]] dan [[Ida Ayu Nyoman Rai|Ida Ayu Nyoman]] Rai Srimben. Pada tahun 1890-an, Soekemi muda yang keturunan darah biru Jawa memetik bunga kantil tersebut untuk meminang Ida Ayu yang notabene keturunan Raja Bali. Setelah momen tersebut, pohon tersebut dikenang dengan nama "Pohon Kantil Asmara" karena telah memadukan dua insan yang berbeda latar belakang suku dan agama. Kejadian ini juga tercatat dalam buku tulisan peneliti [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia|LIPI]], Prof. Nurinwa.<ref>https://syakal.iainkediri.ac.id/analisis-sejarah-ndalem-pojok-sebagai-rumah-singgah-masa-kecil-bung-karno/</ref>
Hubungan Bung Karno dengan Ndalem Pojok bermula saat masih bernama Koesno. Pada 28 Desember 1901, Raden Soekemi dimutasi oleh pemerintah kolonial menjadi guru di [[Ploso, Jombang]]. Saat itu, Koesno yang masih berusia 6 bulan sering sakit-sakitan karena hidup pada daerah kering dan berkapur di deretan Pegunungan Kabuh. Bahkan, Koesno yang sudah pada masa kritisnya hingga mati suri tersebut membuat kedua orang tuanya kebingungan. Akhirnya, Raden Soekemi membawanya ke seorang yang berkemampuan lebih dan warga menjulukinya sebagai Denmas Mendung. Denmas Mendung sebenarnya adalah RM. Soemosewojo, anak dari RMP. Soemohatmodjo yang telah lama akrab dengan R. Soekemi. Denmas Mendung mensyaratkan jika ditakdirkan sembuh, anak tersebut akan diambil sebagai anak angkatnya dan namanya berganti menjadi Sukarno.
Di Ndalem Pojok yang berada di lereng Gunung Kelud
Meskipun telah dewasa, Sukarno masih sering mengunjungi Ndalem Pojok dan bersilaturahmi dengan ayah angkatnya, RM. Soemosewojo. Sukarno yang dididik oleh [[Oemar Said Tjokroaminoto|HOS. Tjokroaminoto]] ketika indekos di [[Kota Surabaya|Surabaya]] telah berkembang menjadi pemuda
RM Soemosewojo sebagai ayah angkat Bung Karno mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap dirinya. RM Soemosewojo sering mengunjunginya, baik saat tinggal di Jombang, Mojokerto, Indekos Pak Tjokro Surabaya, maupun ketika berkuliah di THS, Bandung (kini [[Institut Teknologi Bandung|ITB]]). Bahkan, RM Seomosewojo
== Penghargaan ==
Sejak dibuka oleh Yayasan Bung Karno pada 28 Oktober 2015, pengurus Ndalem Pojok aktif melakukan kegiatan kebangsaan demi melestarikan sejarah dan meneruskan perjuangan Bung Karno. Berbagai kegiatan tersebut, antara lain upacara peringatan proklamasi 17 Agustus, upacara hari berdirinya negara, upacara sumpah pemuda, upacara hari lahir pancasila, perayaan bulan Bung Karno, dan hari Kartini. Setiap upacara tersebut diselenggarakan dengan meriah dan dihadiri oleh tokoh lintas agama. Uniknya, pasti terdapat penampilan kesenian atau budaya lokal, misalnya wayang, seni tari, dan macapatan. Karena aktif melakukan kegiatan peringatan nasional dan pembinaan wawasan kebangsaan kepada pengunjung, Desa Pojok, desa di mana situs ini berada, dijadikan Kampung Adat Kebangsaan Kabupaten Kediri dan termasuk dalam 10 besar Desa Adat Jawa Timur.
Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno juga pernah mendapatkan penghargaan dari Kapolri atas keberhasilan melaksanakan Binlat Karakter Bangsa yang Dijiwai Jatidiri Bangsa Indonesia untuk putra asli Papua.
<ref>{{Cite web |url=https://rri.co.id/humaniora/wisata/651719/situs-dalem-pojok-kediri-masuk-10-besar-desa-adat-se-jatim |title=Salinan arsip |access-date=2021-09-06 |archive-date=2021-09-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210906142412/https://rri.co.id/humaniora/wisata/651719/situs-dalem-pojok-kediri-masuk-10-besar-desa-adat-se-jatim |dead-url=yes }}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Soekarno]]
|