Pala: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(34 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Untuk|Bekas negara di Asia|Pala (Anatolia)}}
{{Speciesbox
'''Pala''' (''Myristica fragrans'') merupakan tumbuhan berupa [[pohon]] yang berasal dari kepulauan [[Banda]], [[Maluku]]. Akibat nilainya yang tinggi sebagai [[rempah-rempah]], [[buah]] dan [[biji]] pala telah menjadi komoditas perdagangan yang penting sejak masa [[Romawi]]. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya [[Plinius]] "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti [[Mauritius]] dan [[Karibia]] ([[Grenada]]). Istilah '''pala''' juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.▼
| name = Pala
| image = Myristica_fragrans_-_Köhler–s_Medizinal-Pflanzen-097.jpg
| image_caption = ''Pala''
|
| color={{tc2|tumbuhan}}
| image_width=250px
▲| species = M. fragrans
▲| binomial = ''Myristica fragrans''
}}
▲'''Pala''' (''Myristica fragrans'') merupakan tumbuhan berupa [[pohon]] yang berasal dari kepulauan [[Banda]], [[Maluku]]. Akibat nilainya yang tinggi sebagai [[rempah-rempah]], [[buah]] dan [[biji]] pala telah menjadi komoditas perdagangan yang penting sejak masa [[Romawi]]. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya [[Plinius]] "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti [[Mauritius]] dan [[Karibia]] ([[Grenada]]). Istilah '''pala''' juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
Tumbuhan ini berumah dua (''dioecious'') sehingga dikenal pohon jantan dan betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti [[lemon]], berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung [[minyak atsiri]] pada daging buahnya. Bila
Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.<!-- Sumber:
Baris 34 ⟶ 31:
daun tunggal,bentuk lonjong,ujung dan pangkal runcing,warna hijau mengkilat.
Bunga:
perbungaan bentuk malai,keluar dari ketiak daun.
Buah:
bulat berkulit kuning jika sudah tua,berdagang putih yang merupakan bahan manisan yang dikenal khas di Bogor.
Baris 61 ⟶ 58:
-->
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, [[puding]], saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti [[eggnog]]). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Selain itu, tanaman ini juga kaya akan manfaat, diantaranya buah pala yang terdiri dari kulitnya dapat dijadikan bahan tambahan obat pengusir nyamuk; dagingnya yang mengandung banyak nutrisi dapat dijadikan bahan dasar pembuatan berbagai jenis makanan dan minuman seperti manisan, sirup, dan permen; biji dan fulinya sering dijadikan sebagai bahan utama pembuatan minyak atsiri; begitu juga dengan daunnya, namun pada daging buahnya pun sering dijadikan bahan baku minyak atsiri.<ref name="Chapman2007">{{cite book|author=Pat Chapman|title=India Food and Cooking: The Ultimate Book on Indian Cuisine|url=https://books.google.com/books?id=orHWFRMKf4EC|year=2007|publisher=New Holland Publishers|isbn=978-1-84537-619-2|page=16}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{cite book |url=https://books.google.co.id/books?isbn=9797583457 |title=Terampil Berkreasi |page=120 |author= |publisher=Grafindo Media Pratama |year=}}</ref>
== Kondisi optimal untuk tumbuh dan pembibitan ==
Baris 69 ⟶ 66:
== Penyebaran ==
Tanaman pala tersebar pada wilayah atau negara yang memiliki iklim tropis termasuk diantaranya [[Guangdong]] dan [[Yunan]] di Cina, [[Taiwan]], Malaysia, Grenada di Kepulauan Karibia, Kerala di India, [[Sri Lanka]], dan [[Afrika Selatan]], terutama juga di negara asalnya yaitu Indonesia. Pada negara Indonesia, penghasil utama pala ada pada Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, dan Papua. Umur tanaman pala pun cukup panjang bahkan bisa mencapai 100 tahun.<ref>Jaiswal P, Kumar P, Singh VK, Singh DK. (2009). Biological effects of ''Myristica fragrans''. ''Annu Rev Biomed Sci''. 11:21–29.</ref><ref>Nurfitriana, Siti. (2013). ''Pala: si Kecil Kaya Manfaat'' (online). <nowiki>https://www.kompasiana.com/sitinurfitriana/551b96d8813311263d9de176/pala-si-kecil-kaya-manfaat</nowiki> diakses pada 4 April 2019 pukul 22.01 WIB.</ref>
== Pala di Indonesia ==
Indonesia memasok sekitar 60% dari total kebutuhan pasar pala dunia setiap tahunnya. Jawa Barat merupakan salah satu daerah sentra produksi pala pada tahun 2008 saja tercatat luas areal tanaman pala sekitar 4049 hektar dengan produksi 778 ton dan rata-rata produktivitas tanaman 359 kg/hektar dimana angka tersebut lebih tinggi dibanding produktivitas tanaman pala nasional. Kabupaten Sukabumi dan Bogor merupakan wilayah dengan produksi pala terbesar di Jawa Barat. Selain itu, di Jawa Barat pula telah banyak industri pengolahan pala yang lebih berkembang pesat dibanding daerah lainnya, diantaranya adalah minyak atsiri dan [[Manisan buah|manisan pala]] <ref>Bustaman, S. (2008). Prospek Pengembangan Minyak Pala Banda Sebagai Komoditas Ekspor Maluku. ''Jurnal Litbang Pertanian'', 27(3): 93 – 98.</ref><ref>Sudjarmoko, B. (2010).
== Minyak Atsiri Pala dan Analisis Kandungannya ==
[[Berkas:Nutmeg fruit with mace.jpg|jmpl|Buah Pala]]
Produk utama dari tanaman pala adalah minyak atsiri yang dapat dihasilkan melalui penyulingan dari bahan baku berupa daging buah, biji, dan fuli pala. Pada minyak atsiri mengandung berbagai senyawa, yang paling banyak dan menjadi ciri khas adalah ''myristicin''<ref name=":2">Mancha A., & Fuentes J., 2008. Evaluation of the health beneficial properties of the aromatic ether Myristicin, a volatile oil derived from various plants sources. The University of Texas-Pan American 1201 W. University Drive Edinburg, Texas 78539. www.agonline.tamu.edu/Myristicin_Nov9_330PM.ppt - Amerika Serikat, diakses pada 27 Februari 2009.</ref>''.'' Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 06-2388-2006) syarat kadar ''myristicin''
Pada SNI 06-2388-2006 pun didapati adanya syarat lain yang harus dimiliki oleh minyak atsiri pala, diantaranya adalah nilai rata-rata indeks bias pada suhu 20<sup>o</sup>C harus berkisar pada rentang 1,475-1,485. Minyak atsiri pala harus memiliki bau khas pala dengan memiliki warna dari tidak berwarna hingga kuning muda dengan berat jenis 20<sup>o</sup>C/20<sup>o</sup>C pada rentang 0,885-0,907. Minyak atsiri pala pun harus larut dengan sempurna dan tetap jernih pada etanol 90% dengan rentang 1:1-1:3. Kelarutan minyak atsiri pada etanol 90% sangat berkaitan dengan jenis komponen kimia yang terkandung didalamnya. Kandungan senyawa terpen teroksigenisasi seperti α-terpineol dam terpinen-4-ol banyak terkandung
Telah dilakukan beberapa analisis kandungan senyawa dalam minyak atsiri pala salah satunya dengan pendekatan metabolomik. Analisis dilakukan pada minyak atsiri pala yang berasal dari daging buah menggunakan instrumen ''Gas chromatography–mass spectrometry'' (GC-MS) oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011. Didapati adanya 21 senyawa yang teridentifikasi diantaranya sebagai berikut.<ref>{{Cite journal|last=Sipahelut|first=Sophia G.|last2=Telussa|first2=Ivonne|date=2011-08-01|title=KARAKTERISTIK MINYAK ATSIRI DARI DAGING BUAH PALA MELALUI BEBERAPA TEKNOLOGI PROSES|url=https://jurnal.uns.ac.id/ilmupangan/article/view/13582|journal=Jurnal Teknologi Hasil Pertanian|language=en-US|volume=4|issue=2|issn=2614-7920}}</ref>
# α-thujene
Baris 92 ⟶ 90:
# Myristicin
Mutu dan rendemen minyak atsiri dapat ditentukan distilasi atau penyulingannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ''[[myristicin]]'' merupakan senyawa
▲Mutu dan rendemen minyak atsiri dapat ditentukan distilasi atau penyulingannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ''[[myristicin]]'' merupakan senyawa ciri khas dan menjadi karakteristik utama dalam minyak atsiri pala dengan titik didih paling tinggi diantara senyawa lainnya yaitu 276,5<sup>o</sup>C. Peningkatan mutu minyak atsiri dapat memanfaatkan pendekatan [[metabolomik]], contohnya dengan membandingkan kadar ''myristicin'' juga senyawa lainnya pada berbagai metode distilasi, contohnya distilasi air dan air-uap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011, metode penyulingan minyak atsiri pala dengan distilasi air menghasilkan lebih banyak ''myristicin'' yang terekstraksi karena bahan dasar kontak langsung dengan air mendidih sehingga senyawa lebih mudah keluar dari jaringan bahan. Maka dari itu, mutu minyak atsiri pala dapat dimaksimalkan salah satunya dengan peningkatan kadar ''myristicin'' terkekstraksi menggunakan distilasi air.<ref name=":3" />
== Referensi ==
Baris 117 ⟶ 113:
{{Hasil hutan non-kayu}}
{{Taxonbar|from=Q83165}}
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Myristicaceae]]▼
[[Kategori:Hasil hutan non-kayu]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[it:Myristica fragrans#Seme]]
|