Muhammad Al Fatih 1453: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tasya Gita (bicara | kontrib)
k parafrasa Kontroversi
k fix
 
(11 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{orphan|Oktober 2022}}
{{italic title}}
'''Muhammad Al Fatih 1453''' merupakan salah satu buku karya [[Felix Siauw|Felix Y. Siauw]] yang disunting oleh  Salman Iskandar dan diterbitkan pertama kali di tahun 2013 oleh [[Alfatih Express]]. Buku ini bergenre nonfiksi sejarah religi. Felix Siauw juga menceritakan sosok [[Mehmed II|Muhammad Al Fatih]] dalam bentuk cerita bergambar yang diterbitkan sebagai buku [[komik]] dengan judul Al Fatih 1453. DenganBerbeda dengan versi novelnya, komik ini memiliki genre Fiksi Sejarah yang telah diilustrasikan oleh Myoudauz dan diterbitkan oleh [[Alfatih Studios]].
 
== Deskripsi ==
Buku ini memiliki sampul depan yang judulnya ditulis dengan cetakan timbul dan di sisi dalam sampul terdapat sebuah pembatas halaman yang bertuliskan tentang salah satu Hadist [[Muhammad|Rasulullah SAW]] yang menjadi dasar dari cerita buku ini.
 
Di halaman pertama buku ini, Felix Siauw menuliskan sebuah kutipan dari Muhammad Al Fatih, yaitu ‘''InDi themasa oldlalu timesBarat themenyerang Westke attackedTimur totetapi thehari Eastini butdunia thesetelah daysberubah thejadi worldsaya hasakan changedmenyerang soBarat Idari willTimur invadeuntuk themembentuk Westsatu fromkerajaan, thesatu Eastagama todan formsatu aaturan singleatas empire a single religion and a single rule over the WorldDunia''’.
 
Pada pembatas halaman di bagian belakang terdapat sinopsis dari komik Alfatih 1453 yang juga merupakan buku komik karya dari Felix Siauw, sedangkan pada bagian sampul belakang terdapat sinopsis dari buku ini.
 
== Sinopsis ==
Buku setebal 320 halaman ini, bercerita tentang perjuangan Muhammad Al Fatih dan pasukannya dalam melakukan penaklukan kota [[Konstantinopel]] yang pada saat itu berada dalam kekuasaan [[Kekaisaran Romawi Timur|Kekaisaran Bizantium]]. Pada masa itu, Kota Konstantinopel terkenal dengan semua teknologi perangnya dan pertahanannya yang kokoh. BerkatMaka, berkat keberhasilannya dalam melakukan [[Kejatuhan Konstantinopel|penaklukan Kota Konstantinopel]] itu, Muhammad Al Fatih dianugrahi dengan julukan ‘Panglima Terbaik’.
 
Felix Siauw juga menceritakan tentang sosok lain Muhammad Al Fatih sebagai pemimpin dan sebagai individu. Dalam buku ini, Felix Siauw juga melengkapinya dengan beberapa ilustrasi guna memperjelas cerita yang ia tuliskan.<ref>{{Cite web|title=Muhammad Al-Fatih 1453|url=https://www.goodreads.com/work/17593405-muhammad-al-fatih-1453|website=Goodreads|access-date=2021-09-04}}</ref>
 
== Kontroversi ==
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung|Bangka Belitung]] mendapatkan kritik dari berbagai pihak. Akibat dari keputusannya yang menjadikan buku ini buku bacaan wajib bagi siswa SMA sederajat.
 
[[Ahmad Basarah]], salah satu yang mengkritik keputusan itu. Wakil Ketua [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR]] yang juga menjabat sebagai ketua DPP [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI-P]] ini merasa bahwa masih ada banyak biografi dari tokoh-tokoh nasional yang layak menjadi baku bacaan wajib siswa dibandingkandan memiliki nilai-nilai [[budi pekerti]] yang tidak kalah bagusnya dengan nilai-nilai dalam buku ini.
 
Keresahan Basarah disebabkan oleh latar belakang Felix Siauw yang merupakan salah satu mantan tokoh organisasi [[Hizbut Tahrir|Hizbut Tahrir Indonesia]] (HTI). Sebuah organisasi yang kini telah dilarang di Indonesia. Karena memiliki paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=PDIP Miris Buku Felix Siauw Sempat Diwajibkan di SMA Babel|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201003162556-32-554015/pdip-miris-buku-felix-siauw-sempat-diwajibkan-di-sma-babel|website=nasional|language=id-ID|access-date=2021-09-04}}</ref>
 
Basarah juga sempat menyinggung tentang UU No. 5 tahun 2014 tentang [[Aparatur Sipil Negara]] (ASN) yang harus patuh dengan ideologi [[Pancasila]]. Basarah juga menambahkan bahwa internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan masihlah belum kuat. Karena tidak diatur secara eksplisit dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=PDIP Miris Buku Felix Siauw Sempat Diwajibkan di SMA Babel|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201003162556-32-554015/pdip-miris-buku-felix-siauw-sempat-diwajibkan-di-sma-babel|website=nasional|language=id-ID|access-date=2021-09-04}}</ref>
 
Kritik keras juga hadir dari Lembaga Pendidikan Ma’arif [[Nahdlatul Ulama]] Bangka Belitung. Menurut KH Jaafar Siddiq, ketua PW Nahdlatul Ulama PWNU Bangka Belitung, dalam buku tersebut, adanya penggiringan paham khilafah dan bukan sejarah asli. Di mana pembangkitan khilafah Islamiah atau khilafah ala HTI.
Baris 27 ⟶ 26:
Beberapa poin juga menjadi sorotan dari Jaafar, yaitu Harapan Felix Siauw di halaman 314. Felix Siauw berharap agar generasi Islam di masa mendatang dapat menggantikan ide-ide kufur dengan ide-ide Islam yang orisinil dan meninggikan kalimatullah. Selain itu, Felix Siauw berharap generasi Islam mendatang dapat membangkitkan kembali kaum Islam dalam penerapan syariat Islam dalam bentuk khilafah Islam.
 
Jaafar juga menambahkan untuk meminta gubernurkepada Gubernur Bangka Belitung menindaklanjuti kewajibankeputusan yang kepalatelah Kepala Dinas Pendidikan Bangka Belitung keluarkan ini.
 
Lantas dengan semua kritik yang diterimaditerimanya, kewajibankeputusan untuk mewajibkan siswa membaca dan merangkum buku Muhamamad Al Fatih 1453 karya Felix Siauw ini, kemudian, dicabut oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung serta meminta maaf atas kelalaiannya.<ref>{{Cite web|last=Wahyono|first=Deni|title=Viral Siswa Diwajibkan Baca Buku Felix Siauw, Disdik Babel Minta Maaf|url=https://news.detik.com/berita/d-5197753/viral-siswa-diwajibkan-baca-buku-felix-siauw-disdik-babel-minta-maaf|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2021-09-04}}</ref>
 
== Daftar Referensi ==