Suku Kaili: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib) |
Kaidah penulisan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Beralih|Kaili|bahasa yang digunakan suku ini|Bahasa Kaili|pemain sepak bola Jepang|Kaili Shimbo}}
{{noref}}
{{ethnic group|
Baris 6 ⟶ 7:
|poptime= '''566.256''' jiwa <small>''di [[Indonesia]]''</small> (2015)
|popplace=[[Sulawesi Tengah]]: '''566.256'''.
|langs=[[Bahasa Kaili|Kaili]], dan [[Bahasa Indonesia|Indonesia]].
|rels=[[Islam]], [[Kristen Protestan]], [[Animisme]]
|related=Suku Bare'e, Pamona, [[Mori|Suku Mori]]
}}
'''Suku Kaili''' adalah [[suku bangsa]] di [[Indonesia]] yang mendiami sebagian besar dari Provinsi [[Sulawesi Tengah dan sebagian kecil dari provinsi Sulawesi barat]], khususnya wilayah [[Kabupaten Donggala]], [[Kabupaten Sigi]], dan [[Kota Palu]], di seluruh daerah di lembah antara [[Gunung Gawalise]], [[Gunung Nokilalaki]], Kulawi, dan [[Gunung Raranggonau]]. Mereka juga menghuni wilayah pantai timur
Untuk menyatakan "orang Kaili" disebut dalam bahasa Kaili dengan menggunakan awalan "To" yaitu ''To Kaili'', Yang Berarti "Orang kaili" uniknya "rumpun Kaili.
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan etimologi dari kata ''Kaili'', salah satunya menyebutkan bahwa kata yang menjadi nama suku Kaili ini berasal dari nama pohon dan buah Kaili yang umumnya tumbuh di hutan-hutan di kawasan daerah ini, terutama di tepi [[Sungai Palu]] dan [[Teluk Palu]].
Baris 18 ⟶ 19:
Menurut cerita (''tutura''), dahulu kala, di tepi pantai dekat Kampung Bangga tumbuh sebatang pohon kaili yang tumbuh menjulang tinggi. Pohon ini menjadi arah atau panduan bagi pelaut atau nelayan yang memasuki Teluk Palu untuk menuju pelabuhan pada saat itu, Bangga.
Namun ada juga mengatakan bahwa kata Kaili ini sebenarnya adalah nama dari orang tua pertama dari suku mereka ini dan kemudian Kaili mempunyai keturunan yang banyak dan memberikan nama anaknya masing masing menjadi penyebutan kata tidak. Misalnya to Ledo, Rai, Edo, Ado, unde, inde, torai, ta'a, da'a, tado, ija, Moma, bare'e, pamona dan lain-lain. Semua rumpun Kaili Memiliki kesaamaan bahasa seperti "yaku" adalah . Sehingga bisa disimpulkan bahwa rumpun Kaili ini memiliki dialek kesamaan bahasa.
Suku Kalili atau etnik Kaili, merupakan salah satu etnik dengan yang memiliki rumpun etnik sendiri. Untuk penyebutannya, suku Kaili disebut etnik
== Bahasa ==
Suku Kaili mengenal lebih dari dua puluh [[bahasa]] yang masih hidup dan dipergunakan dalam percakapan sehari-hari. Uniknya, di antara kampung yang hanya berjarak 2 km kita bisa menemukan bahasa yang berbeda satu dengan lainnya. Namun, suku Kaili memiliki ''[[lingua franca]]'', yang dikenal sebagai bahasa Ledo. Kata "Ledo" ini berarti "tidak". Bahasa Ledo ini dapat digunakan berkomunikasi dengan bahasa-bahasa Kaili lainnya. Bahasa Ledo yang asli (belum dipengaruhi bahasa para pendatang) masih ditemukan di sekitar Raranggonau dan Tompu. Sementara, bahasa Ledo yang dipakai di daerah kota Palu, Biromaru, dan sekitarnya sudah terasimilasi dan terkontaminasi dengan beberapa bahasa para pendatang terutama [[bahasa Mandar]] dan [[bahasa Melayu]].
Bahasa-bahasa yang masih dipergunakan dalam percakapan sehari-hari, yaitu bahasa Tara (Tondo, vatu tela, Talise, Tanamodindi, Lasoani, Poboya, Kavatuna, Sou love dan Parigi), bahasa Rai (Mamboro, marana, wombo, Taipa, Tawaeli, Labuan, Toaya,
== Kehidupan ==
Mata pencaharian utama masyarakat
Makanan asli suku Kaili pada umumnya adalah nasi, karena sebagian besar tanah dataran di lembah Palu, Parigi sampai ke Poso merupakan daerah persawahan. Kadang pada musim paceklik masyarakat menanam jagung, sehingga sering juga mereka memakan nasi dari beras jagung (campuran beras dan jagung giling).
|