Pantun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahayu Utami (bicara | kontrib)
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(31 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 16:
| Note =
|Countries=[[Indonesia]], [[Malaysia]]}}
'''Pantun''' adalah, salah satu jenis [[puisi]] lama yang sangat luas dikenal di [[Nusantara]]. Kata "Pantun" berasal dari kata ''patuntun'' dalam [[Bahasa Minangkabau]] yang memiliki arti "penuntun".<ref> {{cite web|title= Pantun Sebagai Teks Nyanyian di Minangkabau|url=https://www.yumpu.com/id/document/read/42621845/pantun-sebagai-teks-nyanyian-di-minangkabau-kiriman-wardizal}} </ref> Pantun memiliki nama lain dalam bahasa-bahasa daerah, dalam [[bahasa Jawa]], pantun dikenal dengan ''[[parikan]]'', dalam [[bahasa Sunda]] pantun disebut ''[[paparikan]]'' dan dalam [[bahasa Batak]], pantun dikenal dengan sebutan ''[[umpasa]]''.<ref> {{citeCite webnews|title= Pantun: Definisi, Ciri, Jenis dan Contohnya|author= Arum Sutrisni Putri|accessdate= 4 Desember 2020|url= https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/19/170000469/pantun-definisi-ciri-jenis-dan-contohnya?page=all|first= Arum Sutrisni|last= Putri|work= [[Kompas.com]]}} </ref> Lazimnya, pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), tiap larik terdiri atas 8-12 suku kata, ber[[sajak]] akhir dengan pola a-b-a-b ataupun a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a).<ref>{{cite book|last1=Shadily|first1=Hassan|date=1984|title=Ensiklopedi Indonesia|publisher=Ictiar Baru - Van Hoeve & Elsevier Publishing Projects|location=Jakarta|pages=2546-2547}}</ref> Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama.<ref> {{cite journal|title= Menelusuri Nilai-Nilai Karakter Dalam Pantun||author= Abdul Hasim|journal= Pedagogia|volume= 14|number= 3|year= 2016|issn= 1693-5276|page= 401|url= https://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia/article/view/5897}} </ref> Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, tapi sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak memberi nama penggubahnya (anonim). Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
 
==Tradisi==
[[Indonesia]] memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beranekaragam. Sebuah tradisi yang umumnya tidak tertulis berupa ucapan yang ekspresif, dan sering kali memiliki isi jenaka yang disebut "pantun" adalah seni tradisi yang dapat dijumpai secara umum di sebagian besar daerah [[Suku Melayu|Melayu]] di seluruh kepulauan [[Indonesia]]. Beberapa pertunjukan "pantun" bersifat narasi; Misalnya, tradisi "[[kentrung]]" di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]], menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang. Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional [[Indonesia]] membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "[[randai]]" dari [[Minangkabau]] wilayah [[Sumatera Barat|SumatraSumatera Barat]], yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.<ref>{{cite web |url=https://www.britannica.com/art/pantun |title=Pantun |author=<!--Not stated--> |website=Brittanica.com |publisher=Encyclopædia Britannica |access-date=19 December 2020 }}</ref>
 
== Peran pantun ==
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.<ref> {{cite journal|title= Keanekaragaman Pantun di Indonesia|author= Dinni Eka Maulina|journal= Semantik|voulume= 1|number= 1|issn= 2252-4657|page= 110|url= http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/semantik/article/view/103}} </ref>
 
Kedekatan nilai sosial dan pantun bahkan bermula dari [[Filsafat|filosofi]] pantun itu sendiri. [[Adat]] berpantun, pantang melantun adalah filosofi yang melekat pada pantun. Peribahasa tersebut mengisyaratkan bahwa pantun lekat dengan nilai-nilai sosial dan bukan semata imajinasi.<ref> {{cite web|author= Noriah Taslim|title= Pantun dan Psikodinamika Kelisanan|url= http://www.usm.my/pantun/makalah1-1.asp|access-date= 2018-02-08|archive-date= 2007-05-07|archive-url= https://web.archive.org/web/20070507065200/http://www.usm.my/pantun/makalah1-1.asp|dead-url= unfit}} </ref> Semangat hakikat pantun menjadi penuntun pada pantun. Penjelasan tersebut meneguhkan fungsi pantun sebagai penjaga dan media kebudayaan untuk memperkenalkan dan menjaga nilai-nilai masyarakat.<ref>Effendy,T. (2005). ''Pantun Nasehat. Penerbit: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu Bekerjasamsa.'' Yogyakarta: Penerbit Adicita Karya Nusa.</ref>
 
Sementara itu, dalam [[Budaya Minangkabau|kebudayaan Minangkabau]], pantun digunakan dalam berbagai acara adat. Misalnya dalam acara ''manjapuik marapulai'' (menjemput mempelai pria), ''batagak gala'' (upacara penobatan gelar), ''[[Batagak pangulu|batagak penghulu]]'' (upacara penobatan penghulu), atau dalam pidato upacara adat lainnya.<ref>{{Cite journal|last=Fandi|first=Leo|last2=Agustina|first2=Agustina|last3=Nurizzati|first3=Nurizzati|date=2012|title=Struktur dan Fungsi Pantun Minangkabau dalam Masyarakat Pasa Lamo, Pulau Punjung, Dharmasraya|url=http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/318|journal=Pendidikan Bahasa Indonesia|language=en|volume=1|issue=1|pages=278–286|doi=10.24036/318-019883|issn=2302-3503}}</ref>
 
== Struktur pantun ==
Pantun memiliki struktur yang terdiri atas sampiran atau pembayang dan isi. Sampiran atau pembayang berfungsi menyiapkan rima dan irama yang dapat membantu pendengar memahami isi pantun. Pada umumnya sampiran tidak memiliki hubungan dengan isi, tetapi terkadang sampiran dapat memberi bayangan terhadap isi pantun. Isi merupakan bagian inti pantun yang berisi maksud atau pikiran yang akan disampaikan si pembuat pantun.<ref> {{cite journal|title= Korelasi Kemampuan Memahami Ciri Pantun dan Kemampuan Menentukan Jenis Pantun dengan Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Pagaralam|author= Chairil Amar|journal= Pembahsi|volume= 6|number= 1|year= 2016|page= 42|url= http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/790172}}{{Pranala mati|date=Januari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Menurut [[Sutan Takdir Alisjahbana]], fungsi sampiran adalah menyiapkan rima dan irama agar pendengar dapat memahami isi pantun dengan mudah<sup>&#91;''[[Wikipedia:Citation needed|citation needed]]''&#93;</sup>. Ini dapat dipahami karena pada dasarnya, pantun merupakan sastra [[Bahasa lisan|lisan]]. Pola rima dan irama pada pantun secara eksplisit menegaskan sifat kelisanan pantun pada budaya Melayu dulu.
Baris 118:
* [[Gurindam]]
 
== Pranala luar ==
{{Wiktionary}}
* {{en}} [https://www.youtube.com/watch?v=eEIyJFX3m8k&ab_channel=UNESCO Pantun] - UNESCO: Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity - 2020
 
{{Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia di Indonesia}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Sastra]]
[[Kategori:Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]