Serang, Petarukan, Pemalang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Referensi: + Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|kecamatan =Petarukan
|kode pos =52362
|luas =3,69 km²
|
|kepadatan =2.285 jiwa/km²<ref>{{Cite web|URL=https://pemalangkab.bps.go.id/publication/2023/09/26/add0554f8a203559df0ee235/kecamatan-petarukan-dalam-angka-2023.html |title=Kecamatan Petarukan Dalam Angka 2023 |publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang|year=2023 |language=id |access-date= 3 Desember 2023}}</ref>
|
|RW =6
|KK =2.732
}}
'''Serang''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Petarukan, Pemalang|Petarukan]], [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
Baris 16 ⟶ 18:
== Sejarah ==
Serang adalah nama seorang leluhur desa, dengan nama asli Raden Ayu Samar Sereb Silo Serang dari Dukuh Njimat Kesesirejo ([[Bodeh, Pemalang|Bodeh]]). Beliau adalah saudara perempuan dari Mbah Joko Ripo, Mbah Bahurekso dan Mbah Suro. Cucu dari Mbah Cempaluk dan keponakan dari [[Sunan Kalijaga]].
Ketika [[Belanda]] mulai masuk ke [[Jawa]] Mbah Bahurekso, Mbah Samar, dan Mbah Suro pergi ke [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Keraton Surakarta]] untuk menemui Mbah Joko. Akan tetapi sesampainya di sana ternyata keraton sudah dikuasai Belanda, "Samar..Suro kalian kembalilah ke Padukuhan Njimat Kesesirejo menemui Mbah Cempaluk dan Sunan Kalijaga untuk mengabarkan ini,saya dan Mbah Joko menetap di sini untuk sementara waktu." kata Mbah Bahurekso.
Sesampainya mereka di Padukuhan Njimat,Mbah Cempaluk dan Sunan Kalijaga memberi wasiat kepada Mbah Samar dan Mbah Suro. "Samar..Suro kalian harus mencari tanah merdeka,Samar kamu pergilah ke Padukuhan Sigrumung Petarukan dan mengganti namamu menjadi Raden Ayu Samar Sereb Silo SERANG, kamu Suro pergilah kamu ke Padukuhan Bonagung Tegal Arum dan ganti namamu menjadi Mbah Suro Bonagung".
Sejak saat itu Mbah Serang menetap dan mempertahankan daerah tersebut dari gangguan bangsa kulit putih,yang sekarang dikenal dengan nama Desa Serang.
Mbah Serang juga mempunyai pusaka yg terkenal yaitu Kenthongan,dimana setiap kenthongan tersebut berbunyi artinya akan datang sebuah musibah. Kenthongan itu sendiri merupakan pemberian dari Mbah Bahurekso yang terbuat dari pucuk Pohon Jatisari, kayu sisa dari pembuatan Perahu Kolodito,selain kenthongan ia juga punya pusaka peninggalan orang tuanya yaitu seekor Burung Perkutut, Bende,Poci, dan Patean.
Keberadaanan makam mbah serang sendiri tidak diketahui,namun sebuah makam di TPU Dusun Mranti dipercaya sebagai petilasan Mbah Serang.
Baris 49 ⟶ 51:
* 4 sekolah dasar (SDN 01;02;03;04 Serang)
* 2 taman kanak-kanak (TK Pertiwi 01 & 02),1 polindes
* 4 Tempat pemakaman umum (TPU Mbah Damen-dsn.Kedokan Jati,TPU Mbah Serang-dsn.Mranti,TPU Ngrupak-dsn.Gayang & TPU dsn.Situmpeng) dan sebuah lapangan olahraga.
Disini juga terdapat [[Stasiun Petarukan]] (PT.KAI Daops IV Semarang) yang sudah tidak melayani penumpang.
== Kependudukan ==
Mayoritas penduduknya adalah orang [[Suku Jawa|jawa]], bahasa yang digunakan sehari-hari adalah dialek Bahasa Jawa Ngapak khas Pemalang kecuali Dusun Kedokanjati yg berdialek Bahasa Jawa wétanan karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Petarukan. Mata pencaharian penduduknya adalah petani, pengrajin ATBM, peternak, pedagang dll.
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [https://pemalangkab.bps.go.id/ BPS Kabupaten Pemalang]
* {{id}} [https://www.pemalangkab.go.id/ Situs resmi Kabupaten Pemalang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211026155959/https://www.pemalangkab.go.id/ |date=2021-10-26 }}
{{Petarukan, Pemalang}}
{{Authority control}}
{{Desa-stub}}
|