Arsitektur Jepara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Candi_Bentar_di_Mantingan_Jepara.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Infrogmation; alasan: per del req.. Tag: |
Cha Sunwoo (bicara | kontrib) |
||
(11 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Arsitektur Jepara''' adalah [[arsitektur]] yang digunakan oleh masyarakat [[Jepara]]. Arsitek Jepara telah ada dan berlangsung sejak [[Kerajaan Kalingga]]. Arsitektur Jepara yang terkenal pada tahun 700 masehi.
Baris 13 ⟶ 10:
Bangunan ini lazim disebut '''"gerbang terbelah"''', karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura tipe ini terutama banyak dijumpai di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit. Di kawasan bekas Kesultanan Mataram, di Jawa Tengah dan Yogyakarta, gerbang semacam ini juga disebut dengan "supit urang" ("capit udang"), seperti yang terdapat pada kompleks Keraton Solo, Keraton Yogyakarta, [[Keraton Kasepuhan]] dan Pemakaman raja-raja Imogiri. Meskipun makna supit urang biasanya mengacu kepada gerbang dengan jalan bercabang dua, biasanya jalan dan gerbang yang mengapit kiri dan kanan bangunan pagelaran keraton.
=== Paduraksa ===
[[Paduraksa]] adalah bangunan gapura berbentuk '''"gerbang yang memiliki atap penutup"''', yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di [[Jawa]] dan [[Bali]]. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus.
== Masjid ==
[[Masjid]] adalah rumah tempat ibadah umat [[Muslim]]. Masjid artinya tempat sujud, dan masjid berukuran kecil juga disebut [[musholla]], [[langgar]] atau [[surau]]. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid.
=== Relief Ukir ===
Baris 52 ⟶ 31:
=== Mustaka ===
Mustaka merupakan kubah versi khas [[Suku Jawa|Jawa]] yang biasanya terdapat di masjid berarsitektur khas [[Suku Jawa|Jawa]], seperti [[Masjid Mantingan|Masjid Astana Mantingan]], Masjid Al-Makmur Kriyan, dan-lain-lain. Mustoko<ref>http://www.kidungsuwungart.blogspot.co.id/2014/02/mustoko-masjd-atau-mushola.html</ref> pada awalnya Mustaka terbuat dari tanah liat seperti halnya genteng, tetapi seiring perkembangan zaman, kini bahan untuk membuat Mustoko bermacam-macam mulai dari berbahan stainless steel, Enamel Steel Teflon, Enamel Galvalum, dan bahan lainnya.
=== Atap Tumpang ===
Atap masjid tradisional di Jepara beratap tumpang tiga seperti [[Masjid Mantingan]], hingga beratap tumpang lima seperti [[Masjid Agung Baitul Makmur Jepara|Masjid Agung Jepara]] pada tahun 1660 M.
== Joglo Jepara ==
Baris 84 ⟶ 53:
* Tiga wuwungan atap tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes.
=== Gebyok ===
Gebyok yang sudah berkembang pada masa pemerintahan [[Ratu Kalinyamat]]<ref>{{Cite web |url=https://www.indonesian-furnitures.com/2009/11/05/gebyok-is-not-only-craft-but-also-art/ |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-11 |archive-date=2016-08-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160823002644/https://indonesian-furnitures.com/2009/11/05/gebyok-is-not-only-craft-but-also-art/ |dead-url=yes }}</ref> ini adalah rumah kayu yang dipenuhi oleh kerajinan ukir pada kayunya. Gebyok diciptakan untuk meraih tujan praktis, etis, dan estetik. Sebagai kebutuhan praktis, gebyok adalah sebagai rumah yang layak. Walaupun penuh ukiran, tetapi tidak meninggalkan kekuatan sebagai penyangga rumah juga. Dan rumah ini bukan rumah biasa. Melainkan rumah yang terhormat. Betapa tidak, untuk menciptakan gebyok diperlukan kayu pilihan serta tenaga ahli yang cukup serta waktu yang cukup. Gebyok juga punya nilai etis. Gebyok memberi pesan spiritual bagi penghuninya. Gebyok menceritakan tujuan hidup manusia keharmonisan, kesejahteraan dan kedamaian. Keharmonisan desain gebyok memperlihatkan pentingnya keharmonisan hidup dengan alam. Gebyok juga tanda tentang jalan ke sorga, naik turunnya roh nenek moyang. Swastika adalah simbol harmoni dan keseimbangan hidup. Bung bambu adalah simbol regenerasi, kesuburan, dan keberlanjutan hidup. Kala makara adalah simbol cinta antara ibu dan anak. Gebyok merupakan salah satu furniture khas Jepara berupa partisi penyekat ruangan khas Jawa yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu jati. Biasanya dipergunakan untuk menyekat antara ruang seperti ruang tamu atau ruang keluarga dengan kamar-kamar di rumah adat. Gebyok pun bisa dipasang sebagai pemanis pendopo di salah satu sisinya untuk menuju ke rumah adat.
Baris 107 ⟶ 66:
=== Macan Kurung ===
Ornamen lentera taman yang berbentuk menyerupai [[Macan Kurung]] tapi bukan terbuat dari kayu melainkan terbuat dari batu ataupun semen.
=== Genteng ===
Baris 132 ⟶ 83:
=== Impes ===
Impes merupakan lentera tradisional khas dari Kabupaten Jepara. Lampu taman yang menggantung dari tiang dan lampu tersebut berbentuk menyerupai Impes baik dari bahan sesungguhnya yaitu kertas, ataupun terbuat dari kain, kaca, akrilik, ataupun plastik.
=== Gazebo ===
Gazebo merupakan suatu bangunan yang ada di taman, biasanya tiap sisinya terbuka karena sesuai dengan tujuan utamanya, gazebo merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati taman. Dengan sisi yang terbuka, Anda yang sedang berada di dalamnya dapat menikmati pemandangan taman dengan lebih bebas juga dapat menikmati udara yang bertiup tanpa terhalang penutup pada tiap sisi.
=== Dwarapala ===
|