Pendawa, Lebaksiu, Tegal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Winarno87 (bicara | kontrib)
k Informasi Desa Pendawa Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k fix
 
(89 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{desa
'''Pendawa''' merupakan salah satu [[desa]] yang berada di kecamatan [[Lebaksiu, Tegal|Lebaksiu]], Kabupaten [[Kabupaten Tegal|Tegal]], provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
'''Pendawa''' pernah menjadi salah satu [[desa]] otonomi yang berada di [[Tegal]] Pada masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]], dari 4 (empat) Desa otonomi [[Tegal]].Pada masa itu [[Hindia Belanda]] dibentuk sebagai hasil dari nasionalisasi koloni-koloni [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC).
 
|peta=
|nama=Pendawa
Baris 8 ⟶ 5:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Tegal
|kecamatan=Slawi
|kecamatan=Lebaksiu
|kode pos =52461
Baris 15 ⟶ 13:
}}
 
[[Berkas:Pendopo Desa Pendawa.jpg|al=Kantor Kepala Desa Pendawa|jmpl|Pendopo Balai Desa Pendawa]]'''Pendawa''' merupakan salah satu [[desa]] yang berada di kecamatan [[Lebaksiu, Tegal|Lebaksiu]], Kabupaten [[Kabupaten Tegal|Tegal]], provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]][[Berkas:Pendawa.pemandangan gunun slamet.jpg|al=Pemandangan Alam|jmpl|Foto Gunung slamet dilihat dari sudut desa RW 01 RT04 Pendawa]]
Berikut ini adalah Dari Arsip [[Desa]] Otonomi [[Tegal]] Pada Tahun 1927.Dari '''REGENT TEGAL'''.
 
[[Berkas:Pemandangan Gunung Slamet gezien Pendawa,Tegal Era 1868.jpg|al=Desa pendawa|jmpl|Pemandangan Gunung Slamet,Tegal]]
Penyelidikan otonomi dilakukan dengan berkonsultasi dengan pemerintah daerah
{{Lebaksiu, Tegal}}
Pejabat administrasi diadakan di empat [[desa]] berikut yang berbeda jenis, yang bisa dianggap memberi gambaran lebih atau kurang mengembangkan masyarakat [[desa]] di kabupaten ini.
Pilihan desas untuk itu
penelitian otonomi.
 
{{Authority control}}
I. "''Slawikoelon''", BAGIAN dari ibu kota kadipaten [[Slawi]],pusat populasi penting dengan pasar regional, dalam waktu dekat,dekat dengan [[Pabrik Gula Kemanglen]] dan Doekoehwringin.
Desa ini, pada tahun 1917 dengan lingkungan [[Desas Slawi]] wetan dan Pakembaran bersatu, memiliki kemerdekaan lamanya sendiri pada tahun 1927 dengan membelahnya pulih. Ini menghitung 3367 jiwa dimemiliki 66 sawahs komunal yang dibangun bagian permanen dan pengguna tetap, perbesar 60 membangun taman dan pekarangan
dalam kepemilikan individu secara turun-temurun. Ada sekolah [[desa]], yang juga miliknya ke dua desa tetangga yang disebutkan di atas.
 
== Sejarah ==
ll. "''Tegalsari''", [[desa]] kota (sebagian nelayan, sebagian desa pertanian) di ibu kota [[Tegal]] (dalam kabupaten tersebut
teraad), yang terdiri dari bawahan (desas lama), terutama Pangan-
djaran, Pasengkongan, Todan, Bong dan Keteraberan. [[Desa]] ini berada di '
1917 dengan desas Pendjalan, Mangoendipoeran, Kratonlor dan Asemtiga disatukan menjadi satu desa kota besar, yaitu Redjosari, tetapi pada tahun 1926 dipulihkan dengan membelah kemerdekaan sebelumnya. Ini memiliki 4.545 jiwa dan memiliki 75 pembangunan sawah komunal dengan saham tetap dan penggunaan permanen
ceri selain 51 gedung taman dan pekarangan. Sawah disewa oleh [[Pabrik Gula Pagongan]]. Kecuali lembaga kredit [[desa]] (loembung dan desabank) ada sekolah [[desa]] lain.
 
Dalam Catatan Urutan Kepala [[desa]] dan sejarah [[desa]] [[Pendawa]], [[Wangsa prana]]/[[Wangsa truna]] Adalah seorang pemimpin [[desa]] [[Pendawa]] yang di sebut Bekel,Beliau adalah Putra Dari Raden [[Wirasari]],Salah satu Pasukan [[Kesultanan Mataram]] Pada masa Kepemimpinan ''Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Susuhunan Hamangkurat Agung''. Raden [[Wirasari]] adalah salah satu prajurit yang ikut serta mengamankan perjalanan Rajanya dari Kraton Plered Menuju [[Tegal]] bersama Kakaknya,Raden Wirasari mengabdi kepada Kesultanan Mataram layakanya prajurit lainnya yang patuh pada Petinggi dan Rajanya,Setelah tahta Kekuasaan diberikan kepada putra Mahkota,Raden Wirasari mulai menyiapkan daerah yang selama pengabdian dan perjalan menjadi tempat tinggal dan istirahat dirinya bersama beberapa prajurit lainnya di sekitaran Desa Pendawa.
lll. "''Kedjambon''", sebagian kota [[desa]] dalam batas-batas wilayah
komune dan sebagian lagi dusun (desa lama) Karangdowo-wètan
menyangku t pertanian [[desa]], memiliki nomor 2642 jiwa dan yang dimilikinya
dari 39 konstruksi sawah dalam kepemilikan komunal dengan saham tetap sebagai tambahan 44 membangun kebun dan pekarangan. Sawah disewa oleh gula
Perusahaan Pagongan. Ada sekolah [[desa]], yang juga merupakan bagian dari lingkungan [[desa]] milik. Setelah bersekutu dengan Desas Karang pada tahun 1917
dawawetan, Slerok Langon dan Kemeduran ke kota besar [[desa]] Ka-
moeljan,Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawawètan.
 
Berbeda cerita antara Kakaknya dengan Raden [[Wirasari]],Kakanya diberi Kepercayaan memimpin daerah yg dekat dengan Seorang Raja,Raden [[Wirasari]] memilih menyingkir untuk hidup tenang dan di beri kekuasan wilayah Selatan dan menetap di [[desa]] [[Pendawa]],lalu Raden [[Wirasari]] mejalani kehidupan di [[desa]] [[pendawa]] bersama keluarga dan mempunyai anak salah satunya bernama [[Wangsa Prana]].Didalam catatan The Kartasura Dynasty GENEALO menyebutkan,[[Wangsa prana]]/[[Wangsa Truna|Wangsa truna]] adalah Ayah dari [[Raden Ayu Gedhong]],Istri Kelima dari Sampeyan Dalam Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana II,Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid Ud-Din Panatagama.Raden [[Wangsa prana]] meneruskan cita-cita dari Orang tuanya memimpin [[Desa]] [[Pendawa]] dan pada masa hidupnya mengabdi pada [[Kesultanan Mataram]].
IV. "''Pendawa''", sebuah [[desa]] pertanian di kabupaten [[Slawi]] dekat sarang jalan bagus dari Tegal kPa Banjoemas, sebanyak 2.395 jiwa, dan memil iki 128 jiwa sawahs konstruksi milik bersama dengan bagian tetap dan 63 kebun konstruksibdan mewarisi. Desa ini terdiri dari dusun (desas tua) ''Pendawa''' dan Saimbang. Dia menjalankan pasar dan memiliki sekolah [[desa]], bunga [[desa]]
bung dan desabank.Dalam penyelidikan itu juga ada anggota dewan dan beberapa anggota
Rukun Tetangga hadir,sehingga informasi yang didapat bisa
diverifikasi dan ditambah.
Pada era sebelumnya,Dalam salah satu arsip laporan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] tahun 1857 disebutkan bahwa Pendawa mempunyai Bekel Bernama [[Wangsa prana]]/[[Wangsa Truna]],arsip tersebut menjelaskan tentang laporan perkebunan tebu untuk SF. Doekoehwringin). (Delpher)
 
=== Masa Kolonial ===
[[Berkas:Peta Desa Pendawa Masa Hindia Belanda.jpg|al=Desa Pendawa|jmpl|Desa Pendawa masa Kolonial]]
 
Pada Arsip masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]] Tahun 1887 ''(Sumber Maps Underconstruction)'',[[Pendawa]] Adalah wilayah yang dikelilingi empat Pedukuhan besar,Dukuhwringin,Dukuhsalam,Dukuhlo,dan Dukuh Babakan, ''(Universitaire Bibliotheken Leiden Published 1887)'',Pada era sebelumnya tercatat,Dalam salah satu arsip laporan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] Tahun 1857,[[Pendawa]] adalah wilayah yang mempunyai lahan cukup luas untuk salah satu sumber pertanian tebu mengikuti wilayah distrik [[Dukuhwirngin]].Dan di dalam arsip disebutkan bahwa [[Pendawa]] mempunyai Bekel Bernama [[Wangsa prana]]/[[Wangsa truna]],arsip tersebut menjelaskan tentang laporan perkebunan tebu untuk SF. Doekoehwringin) yang diketahui oleh pemimpin setempat. ''(Sumber Delpher)''
Dalam Catatan Urutan Kepala desa dan sejarah [[Desa]] [[Pendawa]], [[Wang sapra]]/[[Wangsa Truna]] Adalah seorang Bekel yang mempimpin [[Desa]] [[Pendawa]],Beliau adalah Anak Dari [[Raden Wirasari]].
[[Berkas:Daftar Desa dan Nama bekel Tahun 1857.jpg|al=Desa Pendawa.|jmpl|Daftar Nama Desa Beserta Pemimpinnya Tahun 1857.]]
Pada Masa Kolonial Tahun 1927,[[Pendawa]] pernah menjadi salah satu [[desa]] otonomi yang berada di [[Tegal]] Pada masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]], dari 4 (empat) [[Desa]] otonomi [[Tegal]].
 
Penyelidikan otonomi dilakukan dengan berkonsultasi dengan Pemerintah daerah dengan Pejabat administrasi diadakan di empat [[desa]] berikut yang berbeda jenis, yang bisa dianggap memberi gambaran lebih atau kurang untuk mengembangkan masyarakat [[desa]] di kabupaten.
Didalam catatan [[The Kartasura Dynasty]] [[GENEALO]],menyebutkan [[Wangsapra]]/[[Wangsa Truna]] adalah Ayah dari [[Raden Ayu Gedhong]],Istri Kelima dari Sampeyan Dalam Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana IISampeyan Dalam Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana II Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid Ud-Din Panatam.
 
Pilihan [[desa]] untuk penelitian desa otonomi [[desa|REGENTSCHAP TEGAL]]
[[The Kartasura Dynasty]] [[GENEALO]]
 
I. "''Slawikoelon''", Bagian dari ibu kota kadipaten [[Slawi]],pusat populasi penting dengan pasar regional, dalam waktu dekat,dekat dengan [[Pabrik Gula Kemanglen]] dan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] .Desa ini, pada tahun 1917 dengan lingkungan [[desa]] [[Slawi]] wetan dan Pakembaran bersatu, memiliki kemerdekaan lamanya sendiri pada tahun 1927 dengan membelahnya pulih. Ini menghitung 3367 jiwa dimiliki 66 sawah komunal yang dibangun bagian permanen dan pengguna tetap, perbesar 60 membangun taman dan pekarangan dalam kepemilikan individu secara turun-temurun. Ada sekolah [[desa]], yang juga miliknya ke dua [[desa]] tetangga yang disebutkan di atas.
1726-1742 and 1743-1749 H.H. Sampeyan Dalam ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana II Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid ud-din Panatagama [Sunan Ngalavijana], Susuhanan of Mataram. b. at Kraton Kartasura, 8th December 1711, as Radin Mas Gusti Prabhu Suyasa, educ. privately. Appointed as Heir Apparent with the title of Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara Sudivya Rajaputra Narendra Mataram. Succeeded on the death of his father, 20th April 1726. Installed 2nd June 1726. Fled to Panaraga 30th June 1742. Restored with Dutch help after the taking of the Kraton of Kartasura, 24th December 1742. Moved his capital to Surakarta, 9th February 1746. Ceded his kingdom to the VOC, 11th December 1749. m. (first) at Kartasura, 10th June 1726, Radin Ayu Sukiya/Subiya/Kanjeng Ratu Mas/Kanjeng Ratu Kinchana (b. 1712; d. at Kartasura, 14th April 1738, bur. Imagiri), daughter of his uncle, Radin Mas Gusti Sasangka/Pangeran Adipati Purbaya/Gusti Panembaha Purbaya. m. (second) August 1726, Ratu Mas Virasmara (k. for infidelity, 15th January 1728), former wife of his father, H.H. Susuhanan Prabhu Amangku Rat IV, a lady of peranakan stock from Semarang. m. (third) a daughter of his uncle, Radin Mas Papak/Radin Natavira/Radin Dipataruna/Pangeran Arya Adipati Dipa Negara/Panembahan Eru Chakra Senapati Panatagama. m. (fourth) February 1732 (div. 1736) Radin Ayu Tambelek (m. second, 15th October 1736, Pangeran Arya Bumi Nata, who d. 1739, and m. third, November 1739, Pangeran Arya Tepasana), daughter of his uncle, Radin Mas Sudhama/Pangeran Arya Blitar. m. (fifth) Radin Ayu Gedhong, daughter of [[Wangsa Prana]]/[[Wangsa Truna]].
 
ll. "''Tegalsari''", [[desa]] kota (sebagian nelayan, sebagian desa pertanian) di ibu kota [[Tegal]] (dalam kabupaten tersebut teraad), yang terdiri dari bawahan (desas lama),terutama Pangan-djaran, Pasengkongan,Todan, Bong dan Keteraberan. [[desa]] ini berada di 1917 dengan desas Pendjalan, Mangoendipoeran, Kratonlor dan Asemtiga disatukan menjadi satu desa kota besar, yaitu Redjosari, tetapi pada tahun 1926 dipulihkan dengan membelah kemerdekaan sebelumnya. Ini memiliki 4.545 jiwa dan memiliki 75 pembangunan sawah komunal dengan saham tetap dan penggunaan permanen ceri selain 51 gedung taman dan pekarangan. Sawah disewa oleh Pabrik Gula Pagongan. Kecuali lembaga kredit [[desa]] (loembung dan [[desa]] bank) ada sekolah [[desa]] lain.
 
lll. "''Kedjambon''", sebagian kota [[desa]] dalam batas-batas wilayah komune dan sebagian lagi dusun (desa lama) Karangdowo-wètan
menyangkut pertanian desa,Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawa wètan.menyangkut pertanian [[desa]],memiliki nomor 2642 jiwa dan yang dimilikinya,dari 39 konstruksi sawah dalam kepemilikan komunal dengan saham tetap sebagai tambahan 44 membangun kebun dan pekarangan. Sawah disewa oleh gula Perusahaan Pagongan. Ada sekolah [[desa]],yang juga merupakan bagian dari lingkungan [[desa]] milik sendiri. Setelah bersekutu dengan desa Karangdawawetan pada tahun 1917,Slerok Langon dan Kemeduran ke kota besar [[desa]] Ka-moeljan, Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawawètan.
 
IV. "''Pendawa''", sebuah [[desa]] pertanian di distrik [[Slawi]] dekat jalan utama bagus dari [[Tegal]] ke Banjoemas, memiliki sebanyak 2.395 jiwa, dan memiliki 128 sawah konstruksi bersama dengan bagian tetap dan 63 kebun konstruksi dan mewarisi. [[Desa]] ini terdiri dari dusun (desa tua) ''Pendawa''' dan Saimbang. Desa ini menjalankan pasar dan memiliki sekolah [[desa]], bunga [[desa]] dan desa bank.Dalam penyelidikan itu juga ada anggota dewan dan beberapa anggota Rukun Tetangga hadir,sehingga informasi yang didapat bisa diverifikasi dan ditambah.
{{Authority control}}
 
Di dalam Dokumentasi arsip Desa Otonomi,Desa Pendawa mendapatkan prestasi menjadi suatu Desa dengan peningkatan ekonomi dan mampu menjadikan kas desa paling cepat dan tinggi perkembangannya,Di samping pengelolahan tata usaha dan pertanian yang bagus,Desa Pendawa juga tercatat bisa mengembangkan sisi pendidikan yang meningkat terbukti dengan dijalankanya Sekolah Desa,pengelola an Bank desa,Desa Pasar secara berkesinambungan menjadi siklus ekonomi yang meningkat di kelola oleh pemerintah desa
 
[[Berkas:Gerobak pengangkut tebu.jpg|al=Desa Pendawa.|jmpl|Alat pengankut tebu]]
"''Dari desa-desa yang diperiksa, hanya Pendawa yang memiliki desa pasar, yang pemanfaatannya selama tahun 1926 hingga 1928 telah menghasilkan laba usaha. dari 102. 9. Retribusi Adat.Retribusi adat tidak sama di semua desa di kabupaten.''" '''(Desa Otonomi Hal.274 )'''
 
Sumber:DESA-AUTONOMIE ONDERZOEK
REGENTSCHAPSVERSLAGEN 1927.
 
== Nama-Nama Pemimpin ==
 
{| class="wikitable"
 
!No
 
!Kepala Desa
 
!Masa Jabatan
 
!Keterangan
 
|-
 
|1
 
|[[Raden Wirasari]]
 
|1687 - 1721
 
|Prajurit [[Kesultanan mataram]].
 
|-
 
|2
 
|Raden [[Wangsa prana]]/[[Wangsa Truna]].
 
|1731 - 1859
 
|Bekel
 
|-
! colspan="4" |Masa Pemerintahan Indonesia
|-
|3
 
|Sujrat/Ranyu
 
|1859 - 1950
 
|Bekel
 
|
|-
 
|4
 
|Bajuri
 
|1950 - 1956
 
|Bekel
 
|-
 
|5
 
|Saryat
 
|1956 - 1962
 
|Bekel
 
|-
 
|6
 
|Siryad
 
|1963 - 1974
 
|Bekel
 
|
|-
 
|7
 
|Suwardjo
 
|1975 - 1989
 
|Lurah.
 
|
|-
 
|8
 
|Sartono
 
|1999 - 2007
 
|Lurah.
 
|-
 
|9
 
|Suwarmo
 
|1956 - 1962
 
|Lurah
 
|-
 
|10
 
|Sartono
 
|2097 - 2011
 
|Lurah
 
|
|-
 
|11
 
|Darto
 
|12012 - 2018
 
|Lurah
 
|
|-
 
|12
 
|Suwito
 
|2019 - 2025
 
|Lurah
|
|-
|}
 
== Tradisi,Seni dan Budaya ==
 
Jika berkunjung ke Desa Pendawa tak jarang yang bertanya tentang suatu tempat yang terlihat masih asri lokasinya,banyak pepohonan dan ada salah satu pohon yang rindang menjadi ikon wilayah tersebut. Kenapa??? Karena Pohon besar dan penginggalan leluhur yang ada di wilayah tersebut masih benar benar di jaga dan masyarakat menyebutnya Candi Watu Lumpang.
[[Berkas:Lingga yoni Megalitikum.jpg|al=candi witulumpang|jmpl|Situs Watu Lumpang,Lingga Yoni Megalitikum]]
Situs Watu Lumpang letaknya berada di bawah pohon besar yang menjadi ikon lokasi Candi Watu Lumpang,Lokasi Candi Watu lumpang sangat mudah dicari berada di ujung sebelah barat desa [[Pendawa]] Rt 01 Rw 02 Samping sungai.Berdasarkan ciri dan [[Berkas:Suasana Lokasi Candi Watu Lumpang.jpg|al=Sejarah Desa Pendawa|jmpl|Pohon Rindah di Area Candi Watu Lumpang yang menjadi Ikon dan lokasi candi terlihat masih asri]]bentuk situs Watu Lumpang Desa Pendawa,masuk dalam kategori hasil peneliti/atau Ilmuan yang sudah melakukan observasi dan meneliti secara Ilmiah tentang ciri-ciri sebuah peninggalan benda terdahulu dalam bentuk Lingga Yoni,Situs Watu Lumpang Desa Pendawa mempunyai kesamaan ciri bentuk fisik dan letak lokasi suatu benda di temukan mayoritas Lingga Yoni sisa-sisa dari Zaman Megalitik,dan Situs Candi Watu Lumpang dapat dikategorikan peninggalan pra sejarah dari zaman Batu Besar Megalitikum yang masih ada di Pulau Jawa yang biasanya berada di pinggir sungai.
 
Sebuah benda peninggalan purbakala yang sangat menarik untuk dikunjungi berupa Situs Watu Lumpang yang diperkirakan atau ditaksir kurang lebih berumur 3.931 tahun berdasarkan jenis batuanya.termasuk zaman Megalitikum.
 
=== Kebudayaan Zaman Megalitikum ===
Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang berarti batu, sehingga dapat diartikan sebagai batu besar (Soejono, 2010).Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke ndonesia melalui 2 gelombang yaitu :
 
1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.
 
2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.Manusia pada zaman batu besar ini sudah dapat membuat dan menghasilkan kebudayaan yang terbuat dari batu besar, berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu, dan kepercayaan utamanya adalah animisme. Dinamisme dan Toternisme.
 
Pengaruh kepercayaan animisme,Dinamisme,Toterniime ini juga masih banyak di anut oleh masyarakat yang hidup pada zaman modern ini, mungkin ini adalah salah satu pengaruh yang disebarkan oleh masyarakat pada zaman megalitikum.
 
=== Tradisi Sedekah Bumi ===
{{Kelurahan-stub}}
[[Berkas:Sedekah Bumi Desa Pendawa.jpg|al=sedekah bumi|jmpl|Sedekah Bumi,Adalah salah satu Kegiatan yang ada di lokasi candi Watu Lumpang Desa Pendawa.]]
Menjadi sebuah keyakinan turun temurun,bahwasanya rasa syukur kepada sang pencipta adalah hal yang seharusnya dilakukan setiap manusia,Tradisi Malam Syuro adalah tradisi syukuran kepada Sang pencipta di lakukukan masyarakat setempat di area Candi Watu Lumpang dengan Tradisi Sedekah Bumi dan Do'a bersama.